title
stringlengths 3
13k
| url
stringlengths 26
465
| content
stringlengths 61
81.8k
| summary_content
stringlengths 49
7.5k
|
---|---|---|---|
Kekuatan Ikhlas dan Potret Ulama Salaf dalam Keikhlasan | https://muslim.or.id/78151-kekuatan-ikhlas-dan-potret-ulama-salaf-dalam-keikhlasan.html | Daftar Isi Allah berfirman, Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan amal (ketaatan) kepada-Nya dalam menjalani agama yang lurus, mendirikan salat, menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah: 5) Allah juga berfirman, ࣰ Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al-Kitab dengan benar. Maka, sembahlah Allah dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya. (QS. Az-Zumar: 2) Allah pun berfirman memerintahkan kepada Nabi-Nya, ࣰ Katakanlah, Sesungguhnya Aku diperintahkan untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya semata. (QS. Az-Zumar: 11) Dari Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung pada niat. Maka, barangsiapa yang berhijrah dalam rangka memenuhi seruan Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya benar-benar akan mendapatkan balasan berhijrah menuju Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan dunia atau wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu hanya akan memperoleh apa yang dia niatkan saja. (HR. Bukhari dan Muslim) Baca Juga: Fatwa Ulama: Fawaid Seputar Surat Al Ikhlash Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Sesungguhnya orang yang pertama kali akan diadili pada hari kiamat kelak adalah seorang yang berperang untuk mencari mati syahid di jalan Allah. Kemudian dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya (di dunia) , maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, Apa yang sudah kamu kerjakan dengan nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, Aku telah berperang di jalan-Mu hingga aku mati syahid. Allah menjawab, Kamu dusta! Sebenarnya kamu berperang karena ingin mendapatkan pujian sebagai seorang yang pemberani, dan hal itu telah kamu dapatkan. Lantas Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup dan dia pun dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya, seorang lelaki yang telah diberikan kelapangan rezeki dan dikaruniai beragam harta benda. Dia juga dihadirkan, dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya. Dia pun mengakuinya. Allah pun bertanya kepadanya, Apa yang sudah kamu kerjakan dengannya? Dia menjawab, Tidak ada satu jalan pun yang harus kusedekahkan hartaku, kecuali telah aku infakkan harta itu di jalan-Mu, ikhlas karena-Mu. Maka, Allah menjawab, Kamu dusta! Sebenarnya kamu lakukan hal itu agar kamu dijuluki sebagai orang yang dermawan. Dan pujian itu telah kamu dapatkan. Lantas Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup dan dia pun dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya, seorang lelaki yang mempelajari ilmu (agama) dan mengajarkannya serta membaca Al-Quran. Dia pun dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya. Dia pun mengakui itu semua. Allah bertanya, Apa yang sudah kamu perbuat dengan itu semua? Maka dia menjawab, Aku menuntut ilmu, mengajarkannya, dan membaca Al-Quran di jalan-Mu. Allah menjawab, Kamu dusta! Sesungguhnya kamu menuntut ilmu agar disebut sebagai orang alim, kamu membaca Al-Quran agar disebut sebagai qari. Lantas Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup dan dia pun dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Muslim) Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu mengatakan, Ada tiga buah tanda orang yang suka riya (beramal tidak ikhlas): [1] apabila sendirian, maka dia menjadi pemalas, [2] dan hanya bersemangat apabila berada bersama orang-orang, [3] dia akan meningkatkan amalnya jika dipuji dan akan mengurangi amalnya jika dicela orang karena melakukannya. (Al-Kabaair, hal. 156) Dzun Nun Al-Mishri mengatakan, Tidaklah aku melihat ada sesuatu yang lebih dapat membangkitkan keikhlasan daripada khalwah (menyendiri). (Risalah Qusyairiyah, 1: 50. Asy-Syamilah) Syaikh As-Sadi rahimahullah mengatakan, Ketahuilah, sesungguhnya mengikhlaskan amal karena Allah merupakan pondasi agama, ruh tauhid, dan ibadah. Hakikat ikhlas itu adalah hamba beribadah hanya bermaksud untuk mendapatkan pahala melihat wajah-Nya, menginginkan balasan, dan keutamaan dari-Nya. (Al-Qaul As-Sadid, hal. 107). Baca Juga: Buah Manis Keikhlasan Seorang ulama yang mulia dan sangat wara (berhati-hati) Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata, Tidaklah aku menyembuhkan sesuatu yang lebih sulit daripada niatku. (Tadzkiratus Sami wal Mutakallim dinukil dari Maalim fii Thariq Thalabil Ilmi, hal. 19) Yusuf bin Al Husain Ar-Razi rahimahullah mengatakan, Sesuatu yang paling sulit di dunia ini adalah ikhlas. Betapa sering aku berusaha mengenyahkan riya dari dalam hatiku, namun sepertinya ia kembali muncul dengan warna yang lain. (Jamiul Ulum, hal. 25). Ad-Daruquthni rahimahullah mengatakan, Pada awalnya kami menuntut ilmu bukan semata-mata karena Allah. Akan tetapi, ternyata ilmu itu enggan sehingga dia menyeret kami untuk ikhlas dalam belajar karena Allah. (Tadzkiratus Sami wal Mutakallim, dinukil dari Maalim, hal. 20) Asy-Syathibi rahimahullah mengatakan, Penyakit hati yang paling terakhir menghinggapi hati orang-orang saleh adalah suka mendapat kekuasaan dan gemar menonjolkan diri. (Al-Itisham, dinukil dari Maalim, hal. 20) Di dalam biografi Ayyub As-Sikhtiyani disebutkan oleh Syubah bahwa Ayyub mengatakan, Aku sering disebut orang, namun aku tidak senang disebut-sebut. (Siyar Alamin Nubala, dinukil dari Maalim, hal. 22) Pada suatu ketika, sampailah berita kepada Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah bahwa orang-orang mendoakan kebaikan untuknya, maka beliau berkata, Semoga saja, ini bukanlah bentuk istidraj (yang membuatku lupa diri). (Siyar Alamin Nubala, dinukil dari Maalim, hal. 22) Begitu pula ketika ada salah seorang muridnya yang mengabarkan pujian orang-orang kepada beliau, Imam Ahmad mengatakan kepada si murid, Wahai Abu Bakar! Apabila seseorang telah mengenali hakikat dirinya sendiri, maka ucapan orang tidak akan berguna baginya. (Siyar Alamin Nubala, dinukil dari Maalim, hal. 22) Diriwayatkan dari Mutharrif bin Abdullah rahimahullah bahwa dia mengatakan, Baiknya hati adalah dengan baiknya amalan. Sedangkan baiknya amalan adalah dengan baiknya niat. (Jamiul Ulum, hal. 17) Dari Ibnul Mubarak rahimahullah, dia mengatakan, Betapa banyak amal yang kecil menjadi besar gara-gara niat. Dan betapa banyak amal yang besar menjadi kecil gara-gara niat. (Jamiul Ulum, hal. 17). Sahl bin Abdullah rahimahullah mengatakan, Tidak ada sesuatu yang lebih berat bagi jiwa daripada keikhlasan, karena di dalamnya hawa nafsu tidak ambil bagian sama sekali. (Jamiul Ulum, hal. 25) Baca Juga: *** Penulis: Ari Wahyudi, S.Si. Artikel: www.muslim.or.id | Daftar Isi Allah berfirman, Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan amal ketaatan kepadaNya dalam menjalani agama yang lurus, mendirikan salat, menunaikan zakat. AlBayyinah 5 Allah juga berfirman, Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu AlKitab dengan benar. AzZumar 2 Allah pun berfirman memerintahkan kepada NabiNya, Katakanlah, Sesungguhnya Aku diperintahkan untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama kepadaNya semata. Maka, barangsiapa yang berhijrah dalam rangka memenuhi seruan Allah dan rasulNya, maka hijrahnya benarbenar akan mendapatkan balasan berhijrah menuju Allah dan rasulNya. Allah bertanya, Apa yang sudah kamu kerjakan dengan nikmatnikmat itu Dia menjawab, Aku telah berperang di jalanMu hingga aku mati syahid. Lantas Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup dan dia pun dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya, seorang lelaki yang telah diberikan kelapangan rezeki dan dikaruniai beragam harta benda. Allah pun bertanya kepadanya, Apa yang sudah kamu kerjakan dengannya Dia menjawab, Tidak ada satu jalan pun yang harus kusedekahkan hartaku, kecuali telah aku infakkan harta itu di jalanMu, ikhlas karenaMu. Berikutnya, seorang lelaki yang mempelajari ilmu agama dan mengajarkannya serta membaca AlQuran. Dia pun dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmatnikmat yang telah diberikan kepadanya. Allah menjawab, Kamu dusta Sesungguhnya kamu menuntut ilmu agar disebut sebagai orang alim, kamu membaca AlQuran agar disebut sebagai qari. Muslim Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu mengatakan, Ada tiga buah tanda orang yang suka riya beramal tidak ikhlas 1 apabila sendirian, maka dia menjadi pemalas, 2 dan hanya bersemangat apabila berada bersama orangorang, 3 dia akan meningkatkan amalnya jika dipuji dan akan mengurangi amalnya jika dicela orang karena melakukannya. 156 Dzun Nun AlMishri mengatakan, Tidaklah aku melihat ada sesuatu yang lebih dapat membangkitkan keikhlasan daripada khalwah menyendiri. AsySyamilah Syaikh AsSadi rahimahullah mengatakan, Ketahuilah, sesungguhnya mengikhlaskan amal karena Allah merupakan pondasi agama, ruh tauhid, dan ibadah. Tadzkiratus Sami wal Mutakallim dinukil dari Maalim fii Thariq Thalabil Ilmi, hal. 19 Yusuf bin Al Husain ArRazi rahimahullah mengatakan, Sesuatu yang paling sulit di dunia ini adalah ikhlas. Betapa sering aku berusaha mengenyahkan riya dari dalam hatiku, namun sepertinya ia kembali muncul dengan warna yang lain. Akan tetapi, ternyata ilmu itu enggan sehingga dia menyeret kami untuk ikhlas dalam belajar karena Allah. 20 AsySyathibi rahimahullah mengatakan, Penyakit hati yang paling terakhir menghinggapi hati orangorang saleh adalah suka mendapat kekuasaan dan gemar menonjolkan diri. 20 Di dalam biografi Ayyub AsSikhtiyani disebutkan oleh Syubah bahwa Ayyub mengatakan, Aku sering disebut orang, namun aku tidak senang disebutsebut. Siyar Alamin Nubala, dinukil dari Maalim, hal. 22 Pada suatu ketika, sampailah berita kepada Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah bahwa orangorang mendoakan kebaikan untuknya, maka beliau berkata, Semoga saja, ini bukanlah bentuk istidraj yang membuatku lupa diri. 22 Begitu pula ketika ada salah seorang muridnya yang mengabarkan pujian orangorang kepada beliau, Imam Ahmad mengatakan kepada si murid, Wahai Abu Bakar Apabila seseorang telah mengenali hakikat dirinya sendiri, maka ucapan orang tidak akan berguna baginya. Sedangkan baiknya amalan adalah dengan baiknya niat. 17 Dari Ibnul Mubarak rahimahullah, dia mengatakan, Betapa banyak amal yang kecil menjadi besar garagara niat. Sahl bin Abdullah rahimahullah mengatakan, Tidak ada sesuatu yang lebih berat bagi jiwa daripada keikhlasan, karena di dalamnya hawa nafsu tidak ambil bagian sama sekali. |
Shalat ‘Idain dan Dasar Hukum Pelaksanaannya | https://fatwatarjih.or.id/shalat-idain-dan-dasar-hukum-pelaksanaannya/ | 1. Hukum salat ‘Idain (Idulfitri dan Iduladha) adalah sunah muakad (sunnah mu’akkadah) karena salat wajib itu adalah salat lima waktu sebagaimana ditegaskan dalam hadis-hadis sahih di bawah ini dan tidak ada dalil khusus yang menegaskan wajibnya salat ‘Idain serta tidak ada sanksi bagi orang yang meninggalkannya. Hadis-hadis dimaksud adalah, [ ]. Dari Ṭalḥah Ibn ‘Ubaidillāh (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw lalu serta merta bertanya kepada beliau tentang Islam. Lalu Rasulullah saw menjawab: Lima salat diwajibkan sehari semalam. Ia bertanya lagi: apakah ada kewajiban (salat) lainnya? Rasulullah saw menjawab: Tidak, kecuali salat-salat tatawuk (sunah). Rasulullah saw kemudian meneruskan: Juga diwajibkan puasa Ramadan. Lalu ia bertanya lagi: apa ada kewajiban (puasa) lainnya? Rasulullah menjawab: Tidak, kecuali puasa tatawuk (sunah). (Abū Ṭalḥah melanjutkan): Lalu Rasulullah menyebutkan kewajiban (membayar) zakat. Orang itu bertanya lagi: apa ada kewajiban (pembayaran) lainnya? Rasulullah saw menjawab: Tidak, kecuali (infak) tatawuk (sunah). Lalu laki-laki itu pergi sambil berkata: Demi Allah saya tidak akan tambahi dan kurangi ini. Kemudian Rasulullah saw berkata: Orang itu beruntung, jika dia benar [HR al-Bukhārī, Muslim, Mālik Abū Dāwūd, dan an-Nasā’ī]. … [ ]. ‘Ubādah berkata: … Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Lima salat diwajibkan oleh Allah atas hambanya. Barangsiapa melaksanakannya tanpa melalaikan sedikit punkarena memandang enteng kewajiban salat itu, maka dia mendapat janji dari Allah akan dimasukkan ke dalam surga; dan barangsiapa tidak mengerjakannya, maka dia tidak mendapat janji untuk dimasukkan ke dalam surga. Jika Allah menghendaki, Dia mengazabnya, tetapi jika Allah menghendaki, Dia (karena ia diampuni-Nya) memasukkannya ke dalam surga [HR Abū Dāwūd, an-Nasā’ī, dan Aḥmad]. Rasulullah saw tidak pernah meninggalkannya selama sembilan kali Syawal dan Zulhijah setelah disyariatkannya, tetapi juga tidak adanya sanksi hukum atas tidak mengerjakannya. Oleh karena itu, dari sini disimpulkan hukumnya sunah muakad. 2. Dasar hukum salat ‘Idain dikerjakan di lapangan dua rakaat, sebelum khutbah, tanpa azan dan tanpa iqamat, serta tidak ada salat sunah sebelum maupun sesudahnya, adalah hadis-hadis berikut ini, a. Hadis Abū Saʻīd, [ ]. Dari Abū Saʻīd al-Khudrī r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw keluar ke lapangan tempat salat (muṣallā) pada hari Idulfitri dan Iduladha, lalu hal pertama yang dilakukannya adalah salat, kemudian ia berangkat dan berdiri menghadap jamaah, sementara jamaah tetap duduk pada saf masing-masing, lalu Rasulullah menyampaikan wejangan, pesan, dan beberapa perintah … [HR al-Bukhārī]. b. Hadis Aḥmad dan an-Nasā’ī, [ ]. Dari Jābir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya mengikuti salat bersama Rasulullah di suatu hari Id. Beliau memulai salat sebelum khutbah, tanpa azan dan tanpa iqamat [Hadis sahih, riwayat Aḥmad dan an-Nasā’ī]. c. Hadis Ibn ‘Abbās, [ ]. Dari Ibn ‘Abbās (diriwayatkan bahwa) Nabi saw salat Id pada hari Id dua rakaat tanpa melakukan salat lain sebelum dan sesudahnya [HR tujuh ahli hadis, dan lafal di atas adalah lafal al-Bukhārī]. Sumber: Edaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 04/EDR/I.0/E/2020 Tentang Tuntunan Salat Idulfitri Dalam Kondisi Darurat Pandemi Covid-19 EDARAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG SHALAT IDUL FITRI PADA MASA DARURAT COVID-19 1 file(s) 606.42 KB Download | Hukum salat Idain Idulfitri dan Iduladha adalah sunah muakad sunnah muakkadah karena salat wajib itu adalah salat lima waktu sebagaimana ditegaskan dalam hadishadis sahih di bawah ini dan tidak ada dalil khusus yang menegaskan wajibnya salat Idain serta tidak ada sanksi bagi orang yang meninggalkannya. Dari Ṭalḥah Ibn Ubaidillāh diriwayatkan bahwa ia berkata Seorang lakilaki datang kepada Rasulullah saw lalu serta merta bertanya kepada beliau tentang Islam. Lalu Rasulullah saw menjawab Lima salat diwajibkan sehari semalam. Rasulullah saw kemudian meneruskan Juga diwajibkan puasa Ramadan. Lalu ia bertanya lagi apa ada kewajiban puasa lainnya Rasulullah menjawab Tidak, kecuali puasa tatawuk sunah. Abū Ṭalḥah melanjutkan Lalu Rasulullah menyebutkan kewajiban membayar zakat. Lalu lakilaki itu pergi sambil berkata Demi Allah saya tidak akan tambahi dan kurangi ini. Kemudian Rasulullah saw berkata Orang itu beruntung, jika dia benar HR alBukhārī, Muslim, Mālik Abū Dāwūd, dan anNasāī. . Barangsiapa melaksanakannya tanpa melalaikan sedikit punkarena memandang enteng kewajiban salat itu, maka dia mendapat janji dari Allah akan dimasukkan ke dalam surga dan barangsiapa tidak mengerjakannya, maka dia tidak mendapat janji untuk dimasukkan ke dalam surga. Jika Allah menghendaki, Dia mengazabnya, tetapi jika Allah menghendaki, Dia karena ia diampuniNya memasukkannya ke dalam surga HR Abū Dāwūd, anNasāī, dan Aḥmad. Rasulullah saw tidak pernah meninggalkannya selama sembilan kali Syawal dan Zulhijah setelah disyariatkannya, tetapi juga tidak adanya sanksi hukum atas tidak mengerjakannya. Oleh karena itu, dari sini disimpulkan hukumnya sunah muakad. Dasar hukum salat Idain dikerjakan di lapangan dua rakaat, sebelum khutbah, tanpa azan dan tanpa iqamat, serta tidak ada salat sunah sebelum maupun sesudahnya, adalah hadishadis berikut ini, a. Hadis Abū Saʻīd, . diriwayatkan bahwa ia berkata Rasulullah saw keluar ke lapangan tempat salat muṣallā pada hari Idulfitri dan Iduladha, lalu hal pertama yang dilakukannya adalah salat, kemudian ia berangkat dan berdiri menghadap jamaah, sementara jamaah tetap duduk pada saf masingmasing, lalu Rasulullah menyampaikan wejangan, pesan, dan beberapa perintah HR alBukhārī. Dari Jābir diriwayatkan bahwa ia berkata Saya mengikuti salat bersama Rasulullah di suatu hari Id. Beliau memulai salat sebelum khutbah, tanpa azan dan tanpa iqamat Hadis sahih, riwayat Aḥmad dan anNasāī. Sumber Edaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 04EDRI.0E2020 Tentang Tuntunan Salat Idulfitri Dalam Kondisi Darurat Pandemi Covid19 EDARAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG SHALAT IDUL FITRI PADA MASA DARURAT COVID19 1 files 606.42 KB Download |
1256. MACAM-MACAM MURTAD | https://www.piss-ktb.com/2012/03/1256-macam-macam-murtad.html | PERTANYAAN : Assalamu'alaina. Punten, saya mau nanya : sebab-sebab dan akibat orang yang murtad itu apa-apa dan darimana ? Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih. [Kikie Love JuhryTirtadaya]. JAWABAN : Wa`alaikum salam. Macam-macam murtad sebagaimana di tulis dalam Kitab Sulam Taufiq sebagai berikut : 1.Murtad Fily (perbuatan) : Yaitu segala aktivitas yang bisa menyebabkan kita keluar dari ajaran Islam, aktivitas tersebut apakah dilakukan dengan sungguh-sungguh atau hanya sekedar bercanda atau juga bohong- bohongan semuanya sama saja termasuk murtad perbuatan, Contoh : Bersujud kepada Berhala, bersujud kepada Matahari. 2.Murtad I`tiqod. meyaqini adanya Tuhan selain Alloh. 3.Murtad Qauly (ucapan) : yaitu murtad yang disebabkan lidah atau ucapan, murtad jenis ini banyak sekali dan terkadang kita tidak sadar kalau hal itu termasuk murtad ucapan. Contoh: Mencemoohkan ayat suci Al Quran ,memanggil orang muslim dengan HAI KAFIR dll. [Mbah Jenggot II ]. Link Diskusi : www.fb.com/groups/piss.ktb/366687476687400/ | PERTANYAAN Assalamualaina. Punten, saya mau nanya sebabsebab dan akibat orang yang murtad itu apaapa dan darimana Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih. Kikie Love JuhryTirtadaya. JAWABAN Waalaikum salam. Macammacam murtad sebagaimana di tulis dalam Kitab Sulam Taufiq sebagai berikut 1.Murtad Fily perbuatan Yaitu segala aktivitas yang bisa menyebabkan kita keluar dari ajaran Islam, aktivitas tersebut apakah dilakukan dengan sungguhsungguh atau hanya sekedar bercanda atau juga bohong bohongan semuanya sama saja termasuk murtad perbuatan, Contoh Bersujud kepada Berhala, bersujud kepada Matahari. 2.Murtad Itiqod. meyaqini adanya Tuhan selain Alloh. 3.Murtad Qauly ucapan yaitu murtad yang disebabkan lidah atau ucapan, murtad jenis ini banyak sekali dan terkadang kita tidak sadar kalau hal itu termasuk murtad ucapan. Contoh Mencemoohkan ayat suci Al Quran ,memanggil orang muslim dengan HAI KAFIR dll. Mbah Jenggot II . Link Diskusi www.fb.comgroupspiss.ktb366687476687400 |
Hadirnya wanita di masjid dan keutamaan shalat Wanita di rumahnya | https://belajarislam.com/2017/04/hadirnya-wanita-di-masjid-dan-keutamaan-shalat-wanita-di-rumahnya/ | Para wanita boleh pergi ke masjid dan ikut melaksanakan shalat berjama’ah dengan syarat menghindarkan diri dari hal-hal yang membangkitkan syahwat dan menimbulkan fitnah, seperti mengenakan perhiasan dan menggunakan wangi-wangian. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: ﻮ ﻮﺑ ﺪﻤﺣ ﺎﻣﻹ ﻩ) ﻼ ﻔ ﺗ ﻦ ﺟ ﺮ ﺨ ﻴ ﻟ ﷲ ﺪ ﺟ ﺎ ﺴ ﻣ ﷲ ﺎ ﻣ ﻮﻌﻨﻤﺗ ﻻ “Janganlah kalian melarang para wanita (pergi) ke masjid dan hendaklah mereka keluar dengan tidak memakai wangi-wangian.” (HR. Ahmad dan Abu Daud, hadits shahih) Dan beliau juga bersabda: “Perempuan yang mana saja yang memakai wangi- wangian, maka janganlah dia ikut shalat Isya’ berjama’ah bersama kami.” (HR. Muslim) Pada kesempatan lain, beliau juga bersabda: “Perempuan yang mana saja yang memakai wangi-wangian, kemudian dia pergi ke masjid, maka shalatnya tidak diterima sehingga dia mandi.” (HR. Ibnu Majah, hadits shahih) Beliau juga bersabda: ﻮ ﻢﺎﺤﻟ ﻮﺑ ﺪﻤﺣ ﻩ) ﱠﻦ ﻬ ﻟ ﺮ ﻴ ﺧ ﱠﻦ ﻬ ﺗ ﻮ ﻴ ﺑ ﺪ ﺟ ﺎ ﺴ ﻤ ﻟ ﻢ ﺎ ﺴ ﻧ ﻮﻌﻨﻤﺗ ﻻ (ﺢﻴﺤﺻ “Jangan kamu melarang istri-istrimu (shalat) di masjid, namun rumah mereka sebenarnya lebih baik untuk mereka.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih) Dalam sabdanya yang lain: (ﻢﺎﺤﻟ ﻮﺑ ﻩ) ﺎﻬﺘﻴﺑ ﻰﻓ ﺎﻬﺗﻼﺻ ﻦ ﻣ ﻞ ﻀ ﻓ ﺎﻬﻋﺪﺨﻣ ﻰﻓ ﺎﻬﺗﻼﺻ “Shalat seorang wanita di salah satu ruangan rumahnya lebih utama daripada di bagian tengah rumahnya dan shalatnya di kamar (pribadi)-nya lebih utama daripada (ruangan lain) di rumahnya.” (HR. Abu Daud dan Al-akim) Beliau bersabda pula: (ﺢﻴﺤﺻ ﻮ ﻲﻘﻬﻴﺒﻟ ﺪﻤﺣ ﻩ) ﻦ ﻬ ﺗ ﻮ ﻴ ﺑ ﺮ ﻌ ﻗ ﺎ ﺴ ﻨ ﻟ ﺪ ﺟ ﺎ ﺴ ﻣ ﺮ ﻴ ﺧ “Sebaik-baik tempat shalat bagi kaum wanita adalah bagian paling dalam (tersembunyi) dari rumahnya.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih) | Para wanita boleh pergi ke masjid dan ikut melaksanakan shalat berjamaah dengan syarat menghindarkan diri dari halhal yang membangkitkan syahwat dan menimbulkan fitnah, seperti mengenakan perhiasan dan menggunakan wangiwangian. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda ﻮ ﻮﺑ ﺪﻤﺣ ﺎﻣﻹ ﻩ ﻼ ﻔ ﺗ ﻦ ﺟ ﺮ ﺨ ﻴ ﻟ ﷲ ﺪ ﺟ ﺎ ﺴ ﻣ ﷲ ﺎ ﻣ ﻮﻌﻨﻤﺗ ﻻ Janganlah kalian melarang para wanita pergi ke masjid dan hendaklah mereka keluar dengan tidak memakai wangiwangian. HR. Ahmad dan Abu Daud, hadits shahih Dan beliau juga bersabda Perempuan yang mana saja yang memakai wangi wangian, maka janganlah dia ikut shalat Isya berjamaah bersama kami. HR. Muslim Pada kesempatan lain, beliau juga bersabda Perempuan yang mana saja yang memakai wangiwangian, kemudian dia pergi ke masjid, maka shalatnya tidak diterima sehingga dia mandi. HR. Ibnu Majah, hadits shahih Beliau juga bersabda ﻮ ﻢﺎﺤﻟ ﻮﺑ ﺪﻤﺣ ﻩ ﱠﻦ ﻬ ﻟ ﺮ ﻴ ﺧ ﱠﻦ ﻬ ﺗ ﻮ ﻴ ﺑ ﺪ ﺟ ﺎ ﺴ ﻤ ﻟ ﻢ ﺎ ﺴ ﻧ ﻮﻌﻨﻤﺗ ﻻ ﺢﻴﺤﺻ Jangan kamu melarang istriistrimu shalat di masjid, namun rumah mereka sebenarnya lebih baik untuk mereka. HR. Ahmad, Abu Daud dan AlHakim, hadits shahih Dalam sabdanya yang lain ﻢﺎﺤﻟ ﻮﺑ ﻩ ﺎﻬﺘﻴﺑ ﻰﻓ ﺎﻬﺗﻼﺻ ﻦ ﻣ ﻞ ﻀ ﻓ ﺎﻬﻋﺪﺨﻣ ﻰﻓ ﺎﻬﺗﻼﺻ Shalat seorang wanita di salah satu ruangan rumahnya lebih utama daripada di bagian tengah rumahnya dan shalatnya di kamar pribadinya lebih utama daripada ruangan lain di rumahnya. HR. Abu Daud dan Alakim Beliau bersabda pula ﺢﻴﺤﺻ ﻮ ﻲﻘﻬﻴﺒﻟ ﺪﻤﺣ ﻩ ﻦ ﻬ ﺗ ﻮ ﻴ ﺑ ﺮ ﻌ ﻗ ﺎ ﺴ ﻨ ﻟ ﺪ ﺟ ﺎ ﺴ ﻣ ﺮ ﻴ ﺧ Sebaikbaik tempat shalat bagi kaum wanita adalah bagian paling dalam tersembunyi dari rumahnya. HR. Ahmad dan AlBaihaqi, hadits shahih |
Menyusukan anak | https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Menyusukan-anak | QS.Surat Al-Baqarah[2]:233 () 233. Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. | QS.Surat AlBaqarah2233 233. Para ibu hendaklah menyusukan anakanaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih sebelum dua tahun dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. |
Bacaan Shalawat Ketika Ziarah Kubur | https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/bacaan-shalawat-ketika-ziarah-kubur/ | Di antara tujuan utama kita melakukan ziarah kubur ke makam orang tua kita, guru kita, dan lainnya, adalah mendoakan mereka agar dosa mereka diampuni, selamat dari siksa kubur dan neraka, dan mereka dimasukkan ke dalam surga. Berdoa untuk keselamatan mereka termasuk perkara yang sangat dianjurkan, termasuk membaca shalawat ketika ziarah kubur. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Nawawi dalam kitab Al-Majmu berikut; : Ulama kami (ulama Syafiiyah) berkata; Disunnahkan bagi peziarah untuk mengucapkan salam pada ahli kubur, mendoakan mayit yang hendak diziarahi dan juga semua ahli kubur. Yang paling utama adalah salam dan doa yang sudah ada dalam hadis Nabi Saw. Dan disunnahkan membaca Al-Quran dan setelah itu berdoa. Ini ditegaskan oleh Imam Syafii dan disepakati ulama Syafiiyah. Menurut sebagian ulama, di antara amalan yang bisa menyelamatkan ahli kubur dari siksa kubur dan neraka adalah membaca shalawat atas Nabi Saw. Shalawat dimaksud adalah sebagai berikut; Allohumma sholli wa sallim wa baarik wa karrim alaa sayyidinaa muhammadinil kaamili wa alaa aalih, sholaatan laa nihaayata lahaa kamaa laa nihaayata likamaalika wa adada kamaalih. Ya Allah, limpahkanlah rahmat, keselamatan dan keberkahan, dan kemuliaan atas junjungan kami Nabi Muhammad yang semupurna, juga atas keluarganya, dengan rahmat yang tiada batas akhirnya, sebagaimana tiada batas akhir bagi kesempurnaan-Mu, sebagai hitungan kesempurnaannya. Ini sebagaimana disebutkan oleh Habib Abdullah bin Muhammad Al-Haddar dalam kitab Al-Masyrab Al-Shafi Al-Hani berikut; : : : Faidah; Di antara perkataan Habib Ali bin Abdurrahman; Bentuk shalawat ini jika dibacakan pada mayit, maka dia keluar dari neraka meskipun berada di dasar neraka jahannam; Allohumma sholli wa sallim wa baarik wa karrim alaa sayyidinaa muhammadinil kaamili wa alaa aalih, sholaatan laa nihaayata lahaa kamaa laa nihaayata likamaalika wa adada kamaalih. | Di antara tujuan utama kita melakukan ziarah kubur ke makam orang tua kita, guru kita, dan lainnya, adalah mendoakan mereka agar dosa mereka diampuni, selamat dari siksa kubur dan neraka, dan mereka dimasukkan ke dalam surga. Berdoa untuk keselamatan mereka termasuk perkara yang sangat dianjurkan, termasuk membaca shalawat ketika ziarah kubur. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam AlNawawi dalam kitab AlMajmu berikut Ulama kami ulama Syafiiyah berkata Disunnahkan bagi peziarah untuk mengucapkan salam pada ahli kubur, mendoakan mayit yang hendak diziarahi dan juga semua ahli kubur. Yang paling utama adalah salam dan doa yang sudah ada dalam hadis Nabi Saw. Dan disunnahkan membaca AlQuran dan setelah itu berdoa. Ini ditegaskan oleh Imam Syafii dan disepakati ulama Syafiiyah. Menurut sebagian ulama, di antara amalan yang bisa menyelamatkan ahli kubur dari siksa kubur dan neraka adalah membaca shalawat atas Nabi Saw. Shalawat dimaksud adalah sebagai berikut Allohumma sholli wa sallim wa baarik wa karrim alaa sayyidinaa muhammadinil kaamili wa alaa aalih, sholaatan laa nihaayata lahaa kamaa laa nihaayata likamaalika wa adada kamaalih. Ya Allah, limpahkanlah rahmat, keselamatan dan keberkahan, dan kemuliaan atas junjungan kami Nabi Muhammad yang semupurna, juga atas keluarganya, dengan rahmat yang tiada batas akhirnya, sebagaimana tiada batas akhir bagi kesempurnaanMu, sebagai hitungan kesempurnaannya. Ini sebagaimana disebutkan oleh Habib Abdullah bin Muhammad AlHaddar dalam kitab AlMasyrab AlShafi AlHani berikut Faidah Di antara perkataan Habib Ali bin Abdurrahman Bentuk shalawat ini jika dibacakan pada mayit, maka dia keluar dari neraka meskipun berada di dasar neraka jahannam Allohumma sholli wa sallim wa baarik wa karrim alaa sayyidinaa muhammadinil kaamili wa alaa aalih, sholaatan laa nihaayata lahaa kamaa laa nihaayata likamaalika wa adada kamaalih. |
Doa Mengusir Rasa Malas | https://www.laduni.id/post/read/68670/doa-mengusir-rasa-malas.html | Laduni.ID, Jakarta - Setiap orang mengalami fase upan masing-masing. Semangat hidup seringkali naik turun. Terkadang menjalani aktivitas keseharian dengan penuh semangat, tapi dalam kesempatan yang lain semangat itu menurun atau bahkan malah dikuasai rasa malas. Banyak faktor yang menyebabkan orang terjangkit penyakit malas. Bisa jadi karena memang keadaan yang tidak mendukung bersemangat, atau mungkin justru diri sendiri yang memang pemalas. Sehingga produktivitas menurun drastis. Tetapi, sebagai muslim yang baik, tentu sifat malas ini disadari sebagai laku yang tidak baik, bahkan cenderung merugikan. Baik di dalam aktivitas kerja sehari-sehari, maupun dalam beribadah kepada Allah SWT. Pada dasarnya tidak ada alasan untuk bermalas-malasan. Anugerah Allah SWT berupa nikmat sehat dan waktu luang seringkali terlalaikan oleh diri sendiri. Karenanya, perlu ada tekad yang kuat yang diiringi dengan doa dalam menjalani segala aktivitas kebaikan sehari-hari. Tidak jarang orang baru menyadari betapa berharganya waktu yang terlewatkan tanpa kebaikan dan betapa berharganya nikmat sehat tersiakan, ketika dalam keadaan terhimpit dan sempit. Karena itu, perlu kiranya merenungkan dan kemudian mengantisipasi keadaan ini terjadi. Rasulullah SAW mengajarkan satu doa kepada para Sahabatnya, agar terhindar dari rasa malas itu. Hadis ini dari Abi Waqqash, menceritakan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan dan menganjurkan membaca doa berikut ini: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, dan aku berlindung kepada-Mu dari pikun, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir.” (HR. Imam Bukhari) Doa ini bisa diamalkan secara rutin setiap hari agar terhindar dari rasa malas. Sebab, bagaimanapun setiap hari umur kita terus berkurang, anugerah waktu dan nikmat sehat yang ada harus dikelola dan digunakan dengan sebaik-baiknya agar hidup ini lebih berarti. Semangat dan produktif dalam menjalani segala aktivitas kebaikan sehari-hari. [] Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 01 Februari 2023. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa. ___________ Editor: Hakim | Laduni.ID, Jakarta Setiap orang mengalami fase upan masingmasing. Semangat hidup seringkali naik turun. Terkadang menjalani aktivitas keseharian dengan penuh semangat, tapi dalam kesempatan yang lain semangat itu menurun atau bahkan malah dikuasai rasa malas. Banyak faktor yang menyebabkan orang terjangkit penyakit malas. Bisa jadi karena memang keadaan yang tidak mendukung bersemangat, atau mungkin justru diri sendiri yang memang pemalas. Sehingga produktivitas menurun drastis. Tetapi, sebagai muslim yang baik, tentu sifat malas ini disadari sebagai laku yang tidak baik, bahkan cenderung merugikan. Baik di dalam aktivitas kerja seharisehari, maupun dalam beribadah kepada Allah SWT. Pada dasarnya tidak ada alasan untuk bermalasmalasan. Anugerah Allah SWT berupa nikmat sehat dan waktu luang seringkali terlalaikan oleh diri sendiri. Karenanya, perlu ada tekad yang kuat yang diiringi dengan doa dalam menjalani segala aktivitas kebaikan seharihari. Tidak jarang orang baru menyadari betapa berharganya waktu yang terlewatkan tanpa kebaikan dan betapa berharganya nikmat sehat tersiakan, ketika dalam keadaan terhimpit dan sempit. Karena itu, perlu kiranya merenungkan dan kemudian mengantisipasi keadaan ini terjadi. Rasulullah SAW mengajarkan satu doa kepada para Sahabatnya, agar terhindar dari rasa malas itu. Hadis ini dari Abi Waqqash, menceritakan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan dan menganjurkan membaca doa berikut ini Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari rasa malas, dan aku berlindung kepadaMu dari sikap pengecut, dan aku berlindung kepadaMu dari pikun, dan aku berlindung kepadaMu dari sifat kikir. HR. Imam Bukhari Doa ini bisa diamalkan secara rutin setiap hari agar terhindar dari rasa malas. Sebab, bagaimanapun setiap hari umur kita terus berkurang, anugerah waktu dan nikmat sehat yang ada harus dikelola dan digunakan dengan sebaikbaiknya agar hidup ini lebih berarti. Semangat dan produktif dalam menjalani segala aktivitas kebaikan seharihari. Catatan Tulisan ini telah terbit pada tanggal 01 Februari 2023. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa. ___________ Editor Hakim |
Khutbah Jumat: Selingkuh itu Mudah | https://rumaysho.com/16606-khutbah-jumat-selingkuh-itu-mudah.html | Selingkuh itu mudah dilakukan karena ada nafsu untuk mendorongnya. Amma badu:Para jamaah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah …Kita diperintahkan untuk senantiasa bersyukur pada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepada kita sekalian. Syukur inilah yang kita buktikan dengan takwa sebagaimana yang Allah perintahkan, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran: 102)Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi akhir zaman, yang telah mendapatkan mukjizat paling besar dan menjadi pembuka pintu surga, yaitu nabi besar kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, kepada keluarga, sahabat dan setiap orang yang mengikuti salaf tersebut dengan baik hingga akhir zaman.Allah Taala berfirman, Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. (QS. Yusuf: 53)Syaikh As-Sadi rahimahullah menerangkan, Nafsu akan terus mengajak manusia pada kejelekan dan perbuatan keji serta perbuatan dosa lainnya. Nafsu jelek ini jadi tunggangan setan untuk menyesatka manusia dan dari jalan nafsu inilah setan akan masuk kecuali bagi siapa saja yang dirahmati oleh Allah.Di antara bentuk nafsu yang diperintahkan untuk dijaga adalah menjaga kemaluan, yaitu menjaganya dari perbuatan zina dan perselingkuhan.Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan, (29) (30) Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Maarij: 29-31).Maksud menjaga kemaluan adalah menjaganya dari zina, onani, liwath (homoseks), menyetubuhi pada dubur, juga tidak menyentuh kemaluan lainnya (selain yang halal). Demikian diterangkan oleh Syaikh Musthafa Al-Adawi dalam tafsir surat Al-Maarij.Bukti bahwa manusia akan didorong untuk berzina adalah setiap anggota badannya punya peluang untuk berzina.Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian. (HR. Muslim, no. 6925) Hal di atas menunjukkan bahwa kita punya kesempatan untuk berzina, dan berselingkuh, itu mudah dilakukan. Itulah yang kita pikirkan saat ini bagaimana nafsu jelek bisa dikendalikan. Terlebih dahulu kita pelajari sebab terjadinya perselingkuhan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian. (HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; Ahmad, 2: 344. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami 3545).Demikian khutbah pertama ini. Moga Allah memberi taufik dan hidayah. Jamaah Shalat Jumat yang moga senantiasa diberkahi oleh Allah Taala …Satu lagi peringatan agar kita tidak menuruti hawa nafsu dengan selingkuh ada hadits yang jadi renungan sebagai berikut.Sahabat Abu Umamah radhiyallahu anhu mengisahkan, Ada seorang pemuda yang datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu ia berkata, Wahai Rasulullah! Izinkanlah aku untuk berzina.Spontan seluruh sahabat yang hadir menoleh kepadanya dan menghardiknya, sambil berkata kepadanya: Apa-apaan ini!Adapun Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda kepada pemuda itu, Mendekatlah.Pemuda itu segera mendekat ke sebelah beliau, lalu ia duduk. Selanjutnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam besabda kepadanya, Apakah engkau suka bila perbuatan zina menimpa ibumu?Pemuda itu menjawab, Tidak, sungguh demi Allah.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Demikian juga orang lain tidak suka bila itu menimpa ibu-ibu mereka.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kembali bertanya, Apakah engkau suka bila perbuatan zina menimpa anak gadismu?Pemuda itu menjawab, Tidak, sungguh demi Allah.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menimpali jawabannya, Demikian juga orang lain tidak suka bila itu menimpa anak gadis mereka.Selanjutnya beliau bertanya, Apakah engkau suka bila perbuatan zina menimpa saudarimu?Pemuda itu menjawab, Tidak, sungguh demi Allah.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menimpalinya, Demikian juga orang lain tidak suka bila itu menimpa saudari mereka.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kembali bertanya, Apakah engkau suka bila perbuatan zina menimpa saudari ayahmu (bibikmu)?Pemuda itu menjawab, Tidak, sungguh demi Allah.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menimpali jawabannnya, Demikian juga orang lain tidak suka bila itu menimpa saudari ayah mereka.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kembali bertanya, Apakah engkau suka bila perbuatan zina menimpa saudari ibumu (bibikmu)?Pemuda itu menjawab, Tidak, sungguh demi Allah.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menimpali jawabannya, Demikian juga orang lain tidak suka bila itu menimpa saudari ibu mereka.Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut, dan berdoa, Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan lindungilah kemaluannya.Semenjak hari itu, pemuda tersebut tidak pernah menoleh ke sesuatu hal (tidak pernah memiliki keinginan untuk berbuat serong atau zina). (HR. Ahmad, 5:256. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih, perawinya tsiqah termasuk dalam jajaran perawi shahih)Semoga dengan memperhatikan hadits di atas, kita tidak lagi punya niatan untuk berzina karena kita tentu tidak senang orang-orang dekat kita dizinai, begitu pula dengan orang lain.Jamaah Shalat Jumat yang moga senantiasa dirahmati oleh Allah Taala …Di hari Jumat yang penuh berkah ini, kami ingatkan untuk memperbanyak shalawat pada Nabi kita Muhammad. Siapa yang bershalawat pada Nabi sekali, maka Allah akan membalas shalawatnya sebanyak sepuluh kali. Juga tak lupa nantinya kita berdoa pada Allah di hari penuh berkah ini, moga doa-doa kita diperkenankan oleh Allah Taala. . . —Selesai disusun @ Perpus Rumaysho, saat Jumat siang, Jumat Legi, 23 Muharram 1439 HOleh: Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.Com | Selingkuh itu mudah dilakukan karena ada nafsu untuk mendorongnya. Syukur inilah yang kita buktikan dengan takwa sebagaimana yang Allah perintahkan, Hai orangorang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenarbenar takwa kepadaNya dan janganlah sekalikali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Yusuf 53Syaikh AsSadi rahimahullah menerangkan, Nafsu akan terus mengajak manusia pada kejelekan dan perbuatan keji serta perbuatan dosa lainnya. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orangorang yang melampaui batas. AlMaarij 2931.Maksud menjaga kemaluan adalah menjaganya dari zina, onani, liwath homoseks, menyetubuhi pada dubur, juga tidak menyentuh kemaluan lainnya selain yang halal. Demikian diterangkan oleh Syaikh Musthafa AlAdawi dalam tafsir surat AlMaarij. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina tangan adalah dengan meraba menyentuh. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian. 6925 Hal di atas menunjukkan bahwa kita punya kesempatan untuk berzina, dan berselingkuh, itu mudah dilakukan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami 3545.Demikian khutbah pertama ini. Sahabat Abu Umamah radhiyallahu anhu mengisahkan, Ada seorang pemuda yang datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu ia berkata, Wahai Rasulullah Izinkanlah aku untuk berzina. Spontan seluruh sahabat yang hadir menoleh kepadanya dan menghardiknya, sambil berkata kepadanya Apaapaan iniAdapun Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda kepada pemuda itu, Mendekatlah. Pemuda itu segera mendekat ke sebelah beliau, lalu ia duduk. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menimpalinya, Demikian juga orang lain tidak suka bila itu menimpa saudari mereka. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kembali bertanya, Apakah engkau suka bila perbuatan zina menimpa saudari ayahmu bibikmuPemuda itu menjawab, Tidak, sungguh demi Allah. Jamaah Shalat Jumat yang moga senantiasa dirahmati oleh Allah Taala Di hari Jumat yang penuh berkah ini, kami ingatkan untuk memperbanyak shalawat pada Nabi kita Muhammad. Juga tak lupa nantinya kita berdoa pada Allah di hari penuh berkah ini, moga doadoa kita diperkenankan oleh Allah Taala. . . Selesai disusun Perpus Rumaysho, saat Jumat siang, Jumat Legi, 23 Muharram 1439 HOleh Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho. |
Ibnu Taimiyah, Ulama Besar yang Kritis ke Penguasa | https://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/ibnu-taimiyah-ulama-besar-yang-kritis-ke-penguasa/ | Eramuslim.com – SELAMA ini kita mengenal Syaikul Islam Ibnu Taimiyah sebagai seorang sosok ulama pejuang dan pemikir pembaharuan. Beliau telah mengukir sejarah indah dengan perjuangan dan pengorbanannya untuk mempertahankan kemurniaan Islam dan keselamatan umatnya. Ternyata Ibnu Taimiyah juga berperan sebagai sosok guru kharismatik yang luar biasa. Karena kemampuan ilmu dan kesungguhannya dalam usaha pendidikan, banyak orang yang belajar pada dirinya. Di antara muridnya yang cemerlang yang kemudian juga menjadi ulama besar dan guru teladan pada masanya adalah Ibnu Qayyim dan Ibnu Katsir. Kedua muridnya inilah yang melanjutkan tradisi keilmuaan Ibnu Taimiyah hingga sampai saat ini. Gagasan pemikiran dan guratan hati gurunya (Ibnu Taimiyah) masih hidup di hati dan pikiran ulama pejuang dalam menjaga keorisinilan dakwah Islamiyah. Keluarga Orang yang Berilmu Ibnu Taimiyah dilahirkan pada hari Senin, tanggal 10 Rabiul Awwal tahun 661 H atau 22 Januari tahun 1263M di desa Harran, sebuah desa yang terletak di antara Syam (mencakup Palestina, Suriah, Jordania, dan Lebanon) dan Irak, sebelah Tenggara Turki sekarang. Nama lengkap Ibnu Taimiyah adalah Taqiyuddin Ahmad bin Abd al-Halim bin Taimiyah. Ayahnya bernama Syihab ad-Din Abd as-Salam lahir tahun 627 H dan wafat tahun 972 H). Ayah Ibnu Taimiyah adalah seorang ulama besar yang mempunyai kedudukan tinggi di Masjid Agung Damaskus. Kakek Ibnu Taimiyah bernama Saikh Majd ad-Din al Barakat Abd al Salam ibn Abdullah, dikenal sebagai seorang muffasir (ahli tafsir), muhaddits (ahli hadits) dan faqih (ahli figh). Paman Imam Taimiyah bernama Al-Khatib Fakhruddin adalah seorang cendekiawan muslim popular dan pengarang produktif pada masanya. Sedangkan adiknya ternyata juga dikenal sebagai seorang sebagai ilmuan muslim yang bernama Syarafuddin Abdullah ibnu Abdul Halim. Nah, dengan demikian Imam Taimiyah hidup dan berasal dari keluarga ulama dan pemikir Islam yang telah memberi konstribusi besar untuk membangun khazanah Islam dan peradaban umat yang cemerlang. Itu sebabnya Ibnu Taimiyah memiliki keutamaan dan kelebihan yang luar biasa di bidang ilmu dan hikmah hingga banyak orang yang belajar padanya. Sejak kecil, Ibnu Taimiyah, sudah menampakkan kesungguhan dan kegigihannya dalam belajar. Beliau memiliki kekuatan hafalan dan kecerdasan pikiran yang dahsyat hingga pelajaran yang dibaca atau disampaikan gurunya sekali saja cepat didapat, baik lafazh maupun maknanya. Gurunya Al-Imam Abu Thahir As-Sarmari mengakui kekuatan hafalan (hifzh) di Ibnu Taimiyah yang luar biasa dan sangat mengagumkan. Ibnu Taimiyah sangat mudah menguasai pelajaran bahkan beliau mampu mengungkapkan kembali secara sempurna. Hari-hari Ibnu Taimiyah sarat aktivitas belajar. Beliau belajar dari satu guru ke guru yang lain dalam rangka menambah wawasan dan mengasah kecerdasan. Tidak sampai di situ beliau juga berani menanyakan sesuatu pada gurunya sampai mengerti dengan ilmu tersebut. Makanya sederet ulama besar pada waktu itu merupakan gurunya yang sangat dicintainya, di antaranya, Abdud Daim, Al-Qasim Al-Irbili, Al-Muslim bin Allan, Zainuddin Ibnul Munja, Al-Majd Ibnu Asakir, dan Ibnu Abi Umar. Dr. Aidh Al-Qarni dalam bukunya Di Wajah Mereka ada Cahaya mengungkapkan kejadian yang luar biasa yang dilakukan Ibnu Taimiyah, Sejak umurnya menginjak delapan tahun, ia (Ibnu Timiyyah) sudah mengguling-ngulingkan wajahnya di tanah saat fajar sambil berkata, Wahai yang mengajari Ibrahim, ajarilah aku. Wahai yang memberikan pemahaman pada Sulaiman, pahamkanlah aku. Maka Pengajar Ibrahim telah mengajarinya dan Yang Memahamkan Sulaiman telah memahamkannya dan memberinya ilmu tidak seperti ilmu-ilmu lainnya, serta memberi kepahaman tidak seperti kepahaman lainnya. Ketika Ibnu Taimiyah berumur 17 tahun, beliau telah diberi peluang oleh gurunya (Imam Syamsudin Al-Maqdisi) untuk memberikan fatwa karena beliau merupakan seorang murid yang dikurniai Allah, kekuatan hafalan yang tinggi dan kemampuan nalar yang luar biasa. Hal ini menjadikan posisi Ibnu Taimiyah sangat terhormat di sisi gurunya dan teman belajarnya. Peran Ibnu Taimiyah sebagai seorang guru Kemampuan beliau dalam berbagai bidang Ilmu Islam, menjadikan Ibnu Taymiyah sebagai seorang guru penting di zamannya. Banyak orang belajar pada Ibnu Taimiyah dari berbagai daerah bahkan ulama besar pada eranya juga bertanya dan berdiskusi dalam memecah persoalan umat. Dari usahanya yang maksimal dalam dunia pendidikan dan pengajaran, banyak kemudian hari lahir ulama besar yang juga harum namanya dan besar jasanya seperti Ibnu Qayyim dan Ibnu Katsir yang setia belajar dan melanjutkan perjuangan dan pemikirannya. Di samping Ibnu Taimiyah sibuk berdakwah dan mendidik umat, beliau juga aktif menulis buku (kitab) yang menghiasi lembaran serjarah. Kekuatan aqidah dan kejelasan fikrah (pemikiran) Ibnu Taimiyah menjadikan bukunya sangat berbeda dari buku-buku yang ditulis oleh ulama lainnya pada masa itu. Kekuatan pikirannya dan Ketajaman penanya memberikan sesuatu yang berharga dalam mengingatkan penguasa dan umat dari bencana dan azab Allah SWT yang amat dahsyat. Karya Ibnu Taimiyah telah mencapai lebih kurang 4 ribu naskhah dengan 300 jilid. Kitab beliau yang popular dan termasyhur sampai saat ini adalah Ar-Radd Alal Manthiqiyyin (menolak pendapat ahli Mantiq). Kandungan kitab ini telah menolak pemikiran ahli falsafah Yunani yang mempengaruhi pemikiran manusia melalui teori Logika Matematik. Ibnu Taimiyah dengan bahasa yang tajam dan gaya tulisan yang menarik mengkritisi beberapa ulama atau pemikir yang banyak mengunakan filsafat Yunani sebagai sandaran dalam pemikirannya. Ketajaman Pena Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah terkenal dengan sebutan ulama atau guru yang konsisten dengan kebenaran Islam. Beliau juga sangat kritis terhadap pemerintah yang berkuasa pada masanya, apalagi berkaitan dengan kebijakan negara yang berseberangan dengan kepentingan Islam. Karena memang pada masa itu, pemerintahan dikuasai dan dipimpin oleh orang yang tidak benar dan berambisi memenuhi birahi semata. Fatwa-fatwa yang beliau kemukakan membuat pemerintah geram dan menuduh Imam Taimiyah sebagai pembuat kekacauan dan penghasut umat. Karena kekritisan itulah yang menyebabkan Ibnu Taimiyah dipenjarakan sebanyak 4 kali. Setelah dibebaskan dari pada tahanan yang pertama, bukanya beliau berhenti bersikap kritis, namun justru tetap vokal dan mengingatkan penguasa dengan gagah berani. Akibatnya beliau dipenjarakan lagi oleh Sultan Baibar Al-Jaishankir dan diasingkan di Alexendria. Tetapi ketika penguasa Mesir berganti, beliau dibebaskan, bahkan diangkat menjadi penasihat Sultan Nasir Muhammad Bin Qaawun, penguasa pada waktu itu. Walaupun Ibnu Taimiyah bertindak sebagai penasehat Sultan, bukan berarti beliau bungkam menyaksikan kemungkaran dan tetap mengeluarkan fatwa-fatwa keras untuk menyelamatkan umat. Akibatnya, Pada tahun 1318 M, Sultan Nasir mengirim sepucuk surat untuk Ibnu Taimiyah agar beliau jangan lagi berfatwa dengan fatwa yang bertentangan dengan Mazhab Hambali dan menentang kebijakan negara. Permintaan Sultan ditolaknya dan dia tetap mengeluarkan fatwa sebagai tanggung jawabnya pada umat. Makanya, Sultan marah dan memenjarakan Ibnu Taimiyah lagi di benteng Damaskus selama 5 bulan 18 hari. Akhir Hayat Ibnu Taimiyah Begitulah, perjalanan hidup Ibnu Taimiyah yang penuh dengan prahara. Penjara bagi dirinya bukan sesuatu yang berbahaya tetapi justru saat saat yang indah baginya untuk lebih dekat lagi dengan Khaliknya. Di penjara beliau tekun beribadah dan aktif menulis, mengungkapkan pikiran dan hatinya dalam bentuk tulisan. Banyak buku yang di karang oleh Ibnu Taimiyah justru ketika, berada dalam penjara. Badannya saja yang terkurung, namun hati dan pikirannya melalang buana ke angkasa untuk mendapatkan hidayah yang berharga yang kemudian tertuang dengan bahasa yang indah dalam setiap risalah (buku) nya. Ibnu Taimiyah meninggal dunia di Damaskus pada tahun 728 hijrah. Semoga Allah Swt, merahmati beliau atas jasa-jasanya yang berharga dalam memperjuangkan Islam dan mendidik umat menjadi umat yang mempunyai harga diri. Dalam perjalanan hidupnya yang penuh tantangan dan rintangan justru menjadikan beliau sebagai seorang pejuang sejati yang tetap konsisten dalam menjaga prinsif kebenarannya.. Beliau adalah seorang guru kharismatik yang telah berjaya di hati dan diri umat Islam. Sampai hari ini pemikiran dan perjuangannya masih menginspirasi umat Islam dapat menggapai kebangkitan Islam yang hakiki. (Inilah) | Eramuslim.com SELAMA ini kita mengenal Syaikul Islam Ibnu Taimiyah sebagai seorang sosok ulama pejuang dan pemikir pembaharuan. Ternyata Ibnu Taimiyah juga berperan sebagai sosok guru kharismatik yang luar biasa. Karena kemampuan ilmu dan kesungguhannya dalam usaha pendidikan, banyak orang yang belajar pada dirinya. Ayahnya bernama Syihab adDin Abd asSalam lahir tahun 627 H dan wafat tahun 972 H. Ayah Ibnu Taimiyah adalah seorang ulama besar yang mempunyai kedudukan tinggi di Masjid Agung Damaskus. Paman Imam Taimiyah bernama AlKhatib Fakhruddin adalah seorang cendekiawan muslim popular dan pengarang produktif pada masanya. Itu sebabnya Ibnu Taimiyah memiliki keutamaan dan kelebihan yang luar biasa di bidang ilmu dan hikmah hingga banyak orang yang belajar padanya. Beliau memiliki kekuatan hafalan dan kecerdasan pikiran yang dahsyat hingga pelajaran yang dibaca atau disampaikan gurunya sekali saja cepat didapat, baik lafazh maupun maknanya. Wahai yang memberikan pemahaman pada Sulaiman, pahamkanlah aku. Maka Pengajar Ibrahim telah mengajarinya dan Yang Memahamkan Sulaiman telah memahamkannya dan memberinya ilmu tidak seperti ilmuilmu lainnya, serta memberi kepahaman tidak seperti kepahaman lainnya. Dari usahanya yang maksimal dalam dunia pendidikan dan pengajaran, banyak kemudian hari lahir ulama besar yang juga harum namanya dan besar jasanya seperti Ibnu Qayyim dan Ibnu Katsir yang setia belajar dan melanjutkan perjuangan dan pemikirannya. Kekuatan pikirannya dan Ketajaman penanya memberikan sesuatu yang berharga dalam mengingatkan penguasa dan umat dari bencana dan azab Allah SWT yang amat dahsyat. Kitab beliau yang popular dan termasyhur sampai saat ini adalah ArRadd Alal Manthiqiyyin menolak pendapat ahli Mantiq. Kandungan kitab ini telah menolak pemikiran ahli falsafah Yunani yang mempengaruhi pemikiran manusia melalui teori Logika Matematik. Ibnu Taimiyah dengan bahasa yang tajam dan gaya tulisan yang menarik mengkritisi beberapa ulama atau pemikir yang banyak mengunakan filsafat Yunani sebagai sandaran dalam pemikirannya. Karena memang pada masa itu, pemerintahan dikuasai dan dipimpin oleh orang yang tidak benar dan berambisi memenuhi birahi semata. Fatwafatwa yang beliau kemukakan membuat pemerintah geram dan menuduh Imam Taimiyah sebagai pembuat kekacauan dan penghasut umat. Setelah dibebaskan dari pada tahanan yang pertama, bukanya beliau berhenti bersikap kritis, namun justru tetap vokal dan mengingatkan penguasa dengan gagah berani. Akibatnya beliau dipenjarakan lagi oleh Sultan Baibar AlJaishankir dan diasingkan di Alexendria. Permintaan Sultan ditolaknya dan dia tetap mengeluarkan fatwa sebagai tanggung jawabnya pada umat. Makanya, Sultan marah dan memenjarakan Ibnu Taimiyah lagi di benteng Damaskus selama 5 bulan 18 hari. Akhir Hayat Ibnu Taimiyah Begitulah, perjalanan hidup Ibnu Taimiyah yang penuh dengan prahara. Penjara bagi dirinya bukan sesuatu yang berbahaya tetapi justru saat saat yang indah baginya untuk lebih dekat lagi dengan Khaliknya. Di penjara beliau tekun beribadah dan aktif menulis, mengungkapkan pikiran dan hatinya dalam bentuk tulisan. Banyak buku yang di karang oleh Ibnu Taimiyah justru ketika, berada dalam penjara. Badannya saja yang terkurung, namun hati dan pikirannya melalang buana ke angkasa untuk mendapatkan hidayah yang berharga yang kemudian tertuang dengan bahasa yang indah dalam setiap risalah buku nya. Semoga Allah Swt, merahmati beliau atas jasajasanya yang berharga dalam memperjuangkan Islam dan mendidik umat menjadi umat yang mempunyai harga diri. |
Syirik, Penghapus Amalan-Amalan Shalih | https://muslim.or.id/22043-syirik-penghapus-amalan-amalan-shalih.html | Bismillah. Segala puji hanya bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad beserta keluarganya dan para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti jalannya dengan ihsan. Allah Taala berfirman dalam Al Quran yang mulia: Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi (Qs. Az Zumar: 65). Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan sebab turunnya ayat ini: para salaf menyebutkan sebab turunnya ayat ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan lainnya, dari Ibnu Abbas radhiallahuanhu: bahwasanya kaum Musyrikin dengan kejahilan mereka, mengajak Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam untuk beribadah kepada sesembahan mereka bersama mereka (Tafsir Ibnu Katsir, 7/113). Kesyirikan adalah penghapus amalan shalih. Hal ini berlaku sejak dahulu, yaitu para Nabi dan Rasul terdahulu. As Sadi rahimahullah menjelaskan : Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang yang sebelummu maksudnya seluruh para Nabi terdahulu. Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu amaluka di sini merupakan mufrad mudhaf, sehingga maksudnya mencakup semua amalan dan seluruh para Nabi. Yaitu bahwa perbuatan syirik itu menghapus semua amalan. Sebagaimana firman Allah Taala: Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan (QS. An Anam: 88) dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi maksudnya rugi dunia dan akhirat. Maka, dengan kesyirikan, terhapuslah semua amalan. Dan pelakunya berhak mendapatkan hukuman dan adzab (Taisir Karimirrahman, 729). Imam Ath Thabari rahimahullah menafsirkan: maksudnya, jika engkau berbuat syirik terhadap Allah wahai Muhammad, maka akan terhapus amalanmu. Dan engkau tidak akan mendapatkan pahala, juga tidak mendapatkan balasan, kecuali balasan yang pantas bagi orang yang berbuat syirik kepada Allah (Tafsir Ath Thabari, 21/322). Ayat ini menjadi menarik karena yang teks ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad Shallallahualaihi Wasallam. Sehingga banyak sekali pelajaran penting yang bisa kita petik. Muhammad Ali Ash Shabuni rahimahullah menjelaskan: ini merupakan bentuk pengasumsian dan perumpamaan. Karena Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam itu telah dijamin maksum oleh Allah. Tidak mungkin beliau berbuat kesyirikan terhadap Allah. Dan ayat ini juga datang untuk menegakkan penguatan iman dan tauhid. Abu Masud berkata: ayat ini dipaparkan dalam gaya bahasa asumsi untuk mengancam dan membuat takut para Rasul terhadap perbuatan kekufuran. Serta membawa pembaca untuk menyadari betapa fatalnya dan buruknya kesyirikan itu' (Shafwatut Tafasir, 3/80). Inilah faidah yang berharga untuk kita. Jika Rasulullah dan para Nabi saja diancam dari perbuatan syirik, maka kita lebih lagi terancam dan hendaknya lebih takut darinya. Jika amalan Rasulullah dan para Nabi terdahulu yang tidak terbayangkan besarnya, dalam mendakwahkan Islam, dalam bersabar mengadapi perlawanan dari orang-orang Musyrik, dalam menghadapi cobaan-cobaan dari Allah, tetap akan terhapus semua amalan itu jika mereka berbuat syirik. Apalagi kita? Yang sedikit amalannya, bahkan banyak berbuat dosa!?! Oleh karena itu saudaraku, jauhi… jauhi… jauhi… perbuatan syirik terhadap Allah. Terhapusnya amalan-amalan shalih yang mungkin dikerjakan dengan lelah, banyak pengorbanan dan waktu yang lama adalah sebuah kerugian yang sangat besar. Dan solusi agar terhindar dari ini adalah ayat selanjutnya: Maka beribadahlah hanya kepada Allah semata, dan jadilah orang yang bersyukur (QS. Az Zumar: 66) Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan: maksudnya, ikhlaskanlah ibadah hanya kepada Allah semata, jangan berbuat syirik kepada-Nya. Ini berlaku untukmu (Muhammad) dan orang-orang yang bersamamu. Untukmu (Muhammad) dan orang-orang yang mengikuti jalanmu dan membenarkanmu (Tafsir Ibnu Katsir, 7/113). Wabillahi At Taufiq Was Sadaad *** Penulis: Yulian Purnama Artikel Muslim.Or.Id | Segala puji hanya bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad beserta keluarganya dan para sahabatnya, serta orangorang yang mengikuti jalannya dengan ihsan. Allah Taala berfirman dalam Al Quran yang mulia Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabinabi yang sebelummu Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orangorang yang merugi Qs. Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan sebab turunnya ayat ini para salaf menyebutkan sebab turunnya ayat ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan lainnya, dari Ibnu Abbas radhiallahuanhu bahwasanya kaum Musyrikin dengan kejahilan mereka, mengajak Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam untuk beribadah kepada sesembahan mereka bersama mereka Tafsir Ibnu Katsir, 7113. As Sadi rahimahullah menjelaskan Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada orangorang yang sebelummu maksudnya seluruh para Nabi terdahulu. Yaitu bahwa perbuatan syirik itu menghapus semua amalan. Sebagaimana firman Allah Taala Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hambahambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan QS. Dan pelakunya berhak mendapatkan hukuman dan adzab Taisir Karimirrahman, 729. Imam Ath Thabari rahimahullah menafsirkan maksudnya, jika engkau berbuat syirik terhadap Allah wahai Muhammad, maka akan terhapus amalanmu. Ayat ini menjadi menarik karena yang teks ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad Shallallahualaihi Wasallam. Sehingga banyak sekali pelajaran penting yang bisa kita petik. Muhammad Ali Ash Shabuni rahimahullah menjelaskan ini merupakan bentuk pengasumsian dan perumpamaan. Karena Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam itu telah dijamin maksum oleh Allah. Dan ayat ini juga datang untuk menegakkan penguatan iman dan tauhid. Abu Masud berkata ayat ini dipaparkan dalam gaya bahasa asumsi untuk mengancam dan membuat takut para Rasul terhadap perbuatan kekufuran. Serta membawa pembaca untuk menyadari betapa fatalnya dan buruknya kesyirikan itu Shafwatut Tafasir, 380. Jika Rasulullah dan para Nabi saja diancam dari perbuatan syirik, maka kita lebih lagi terancam dan hendaknya lebih takut darinya. Terhapusnya amalanamalan shalih yang mungkin dikerjakan dengan lelah, banyak pengorbanan dan waktu yang lama adalah sebuah kerugian yang sangat besar. Dan solusi agar terhindar dari ini adalah ayat selanjutnya Maka beribadahlah hanya kepada Allah semata, dan jadilah orang yang bersyukur QS. Ini berlaku untukmu Muhammad dan orangorang yang bersamamu. Wabillahi At Taufiq Was Sadaad Penulis Yulian Purnama Artikel Muslim. |
Lafadh Yang Harus Ada Dalam Niat Shalat Wajib | https://pecihitam.org/lafadh-yang-harus-ada-dalam-niat-shalat-wajib/ | PeciHitam.org – Niat shalat wajib merupakan hal yang menentukan keabsahan suatu ibadah shalat di samping sebagai salah satu rukun yang menentukan kualitas suatu ibadah shalat, niat juga menjadi penentu apakah sebuah perbuatan khususnya shalat yang dilakukan oleh seorang dianggap sebagai ibadah atau tidak. Ulama fikih berpendapat fungsi niat ialah untuk membedakan antara ibadah dengan kebiasaan atau adat seperti membedakan orang yang beri’tikaf di masjid dengan orang yang beristirah di masjid dan untuk membedakan antara suatu ibadah dengan ibadah lainnya seperti membedakan antara shalat Maghrib dan shalat Isya. Hukum melafalkan niat shalat wajib ketika menjelang shalat menurut kesepakatan para pengikut mazhab Syafi’iyah dan Hanabilah ialah sunnah karena melafalkan niat shalat wajib dapat membantu untuk mengingatkan hati seseorang sehingga membuat lebih khusyu’ dalam melaksanakan ibadah shalat. Ketika keliru melafalkan niat sehingga tidak sesuai dengan lafal niat awal seperti niat shalat dzuhur tetapi niat yang diucap shalat ashar maka yang dianggap ialah niatnya bukan lafal niatnya, sebab apa yang diucapkan bukanlah niat sesungguhnya dan hanya membantu mengingatkan hati, jadi keliru dalam mengucapkan tidak mempengaruhi niat dalam hati seseorang sepanjang niat dalam hati masih benar. Menurut pengikut mazhab Malikiyah dan Hanafiyah bahwa melafalkan niat shalat wajib sebelum shalat tidak disyariatkan kecuali bagi orang yang terkena penyakit was-was atau ragu terhadap niatnya sendiri. Mazhab Malikiyah berpendapat bahwa melafalkan niat shalat wajib sebelum takbir menyalahi keutamaan tetapi bagi orang yang terkena penyakit was-was hukum melafalkan niat sebelum shalat ialah Sunnah, bahkan penjelasan Hanafiyah menyatakan bahwa melafalkan niat shalat wajib sebelum takbir merupakan bid’ah namun istihsan atau dianggap baik bagi orang yang terkena penyakit was-was. Tentang melafalkan niat dalam suatu ibadah wajib sebenarnya pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW saat melaksanakan ibadah haji:’ Artinya: “Dari Anas ra, berkata: Saya mendengar Rasullah SAW mengucapkan, Labbaika aku sengaja mengerjakan umrah dan haji.” (HR. Muslim). Imam Ramli menegaskan bahwa: Artinya: “Disunnahkan melafalkan niat menjelang takbir (shalat) agar mulut dapat membantu (kekhusyu’an) hati, agar terhindar dari gangguan hati dan karena menghindar dari perbedaan pendapat yang mewajibkan melafalkan niat”. (Lihat: Nihayatul Muhtaj, juz.1) Meskipun Rasulullah SAW melafalkan niat tersebut dalam menjalankan ibadah haji dan bukan shalat, wudlu’ ataupun puasa namun bukan berarti selain haji tidak bisa diqiyaskan sama sekali untuk melakukan hal tersebut karena melafalkan niat sebelum beribadah wajib pernah dilakukan Rasulullah SAW maka hukum melafalkan niat merupakan sunnah. Imam Nawawi Banten dalam kitab Kasyifatus Saja menjelaskan bahwa niat shalat wajib atau shalat fardlu harus mencakup tiga unsur yakni qashdul fi’li, ta’yin dan fardliyah. Maksudnya bahwa yang dimaksud dengan qashdul fi’li ialah berniat melakukan shalat dimana dalam kalimat niat berkata “usholli” yang berarti saya berniat shalat dan yang dimaksud ta’yin ialah menentukan shalat wajibnya seperti dzuhur, ashar dan seterusnya, sedangkan fardliyah ialah menyebutkan kata “fardla” pada saat berniat. Maka contoh lafal niat untuk shalat fardlu seperti shalat maghrib adalah: Latin: “Ushalli fardlal maghribi” Artinya: “Saya berniat shalat fardlu maghrib” Kalimat niat di atas sudah mencukupi tanpa harus ada tambahan kata mustaqbilal qiblati, ada’an, lillahi ta’ala atau penyebutan jumlah bilangan rakaat seperti rak’ataini, tsalatsa raka’atin atau arba’a raka’atin karena tambahan tersebut berstatus hukum sunnah. Bila yang berniat menyebutkan bilangan rakaat namun salah dan tidak sesuai dengan bilangan yang seharusnya maka menjadikan shalatnya tidak sah seperti hendak melaksanakan shalat maghrib tapi dalam niatnya menyebutkan empat rakaat. Jika orang melaksanakan shalat secara berjamaah dan berstatus sebagai makmum maka pada niatnya ditambahi kata ma’muman. Demikianlah penjelasannya jadi fungsi dari melafalkan niat shalat wajib untuk mengingatkan hati agar lebih siap dalam melaksanakan ibadah shalat sehingga dapat memicu kekhusyu’an seseorang dan karena melafalkan niat sebelum shalat wajib dihukumi sunnah sebagaimana Rasulullah SAW melafalkan niat sebelum ibadah wajib maka jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. | PeciHitam.org Niat shalat wajib merupakan hal yang menentukan keabsahan suatu ibadah shalat di samping sebagai salah satu rukun yang menentukan kualitas suatu ibadah shalat, niat juga menjadi penentu apakah sebuah perbuatan khususnya shalat yang dilakukan oleh seorang dianggap sebagai ibadah atau tidak. Ulama fikih berpendapat fungsi niat ialah untuk membedakan antara ibadah dengan kebiasaan atau adat seperti membedakan orang yang beritikaf di masjid dengan orang yang beristirah di masjid dan untuk membedakan antara suatu ibadah dengan ibadah lainnya seperti membedakan antara shalat Maghrib dan shalat Isya. Hukum melafalkan niat shalat wajib ketika menjelang shalat menurut kesepakatan para pengikut mazhab Syafiiyah dan Hanabilah ialah sunnah karena melafalkan niat shalat wajib dapat membantu untuk mengingatkan hati seseorang sehingga membuat lebih khusyu dalam melaksanakan ibadah shalat. Ketika keliru melafalkan niat sehingga tidak sesuai dengan lafal niat awal seperti niat shalat dzuhur tetapi niat yang diucap shalat ashar maka yang dianggap ialah niatnya bukan lafal niatnya, sebab apa yang diucapkan bukanlah niat sesungguhnya dan hanya membantu mengingatkan hati, jadi keliru dalam mengucapkan tidak mempengaruhi niat dalam hati seseorang sepanjang niat dalam hati masih benar. Tentang melafalkan niat dalam suatu ibadah wajib sebenarnya pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW saat melaksanakan ibadah haji Artinya Dari Anas ra, berkata Saya mendengar Rasullah SAW mengucapkan, Labbaika aku sengaja mengerjakan umrah dan haji. Imam Ramli menegaskan bahwa Artinya Disunnahkan melafalkan niat menjelang takbir shalat agar mulut dapat membantu kekhusyuan hati, agar terhindar dari gangguan hati dan karena menghindar dari perbedaan pendapat yang mewajibkan melafalkan niat. Imam Nawawi Banten dalam kitab Kasyifatus Saja menjelaskan bahwa niat shalat wajib atau shalat fardlu harus mencakup tiga unsur yakni qashdul fili, tayin dan fardliyah. Maka contoh lafal niat untuk shalat fardlu seperti shalat maghrib adalah Latin Ushalli fardlal maghribi Artinya Saya berniat shalat fardlu maghrib Kalimat niat di atas sudah mencukupi tanpa harus ada tambahan kata mustaqbilal qiblati, adaan, lillahi taala atau penyebutan jumlah bilangan rakaat seperti rakataini, tsalatsa rakaatin atau arbaa rakaatin karena tambahan tersebut berstatus hukum sunnah. Bila yang berniat menyebutkan bilangan rakaat namun salah dan tidak sesuai dengan bilangan yang seharusnya maka menjadikan shalatnya tidak sah seperti hendak melaksanakan shalat maghrib tapi dalam niatnya menyebutkan empat rakaat. Jika orang melaksanakan shalat secara berjamaah dan berstatus sebagai makmum maka pada niatnya ditambahi kata mamuman. |
Niat Mandi Idul Adha dan Tata Caranya | https://bersamadakwah.net/niat-mandi-idul-adha/ | ilustrasi (huffingtonpost) Salah satu sunnah ketika idul adha adalah mandi. Namun, bukan mandi biasa. Bagaimana tata cara dan niat mandi idul adha? Kapan waktu melaksanakannya? Baik yang beridul adha Rabu, 28 Juni 2023, maupun yang beridul adha Kamis, 29 Juni 2023, mandinya tetap sunnah. Tentu saja sesuai dengan kapan ia beridul adha, yakni 10 Dzulhijjah. Baiklah, langsung saja kita masuk ke pembahasan. Kita mulai dari pengertian dan hukumnya. Lalu kita lanjutkan dengan niat, tata cara, serta waktu pelaksanaannya. Daftar Isi Pengertian Mandi Idul AdhaHukum Mandi Idul AdhaNiat Mandi Idul AdhaTata Cara Mandi Idul Adha1. Niat2. Bersihkan telapak tangan3. Berwudhu4. Basuh rambut, sela pangkal kepala5. Siram anggota tubuhWaktu Pelaksanaan Mandi () adalah meratakan air ke seluruh tubuh dengan cara tertentu. Mandi Idul Adha adalah meratakan air ke seluruh tubuh dengan niat dan cara tertentu sebelum berangkat Sholat Idul Adha. Mandi sebelum Sholat Idul Adha ini hukumnya sunnah. Bagi orang yang mengerjakannya, ia akan mendapatkan pahala. Sedangkan bagi orang yang tidak mengerjakannya, ia tidak berdosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meneladankan, beliau mandi sebelum berangkat sholat Idul Adha. Demikian pula para sahabat biasa menjalankan sunnah ini. - - Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mandi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. (HR. Ibnu Majah) Di dalam hadits, tidak ada lafal niat mandi idul adha. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mengerjakan ibadah dengan niat tanpa melafalkannya. Demikian pula para shahabat radhiyallahu ‘anhum. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam kitab Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan bahwa semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Melafalkan niat bukanlah syarat, tetapi menurut jumhur ulama hukumnya sunnah karena membantu hati dalam menghadirkan niat. Sedangkan menurut mazhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak bersumber dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Nah, berikut ini lafadz niat mandi idul adha: (Nawaitul ghusla li iidil adha sunnatan lillaahi ta’aalaa) Artinya:“Aku niat mandi Idul Adha sebagai sunnah karena Allah Taála.” Tata cara mandi idul adha sama dengan mandi junub alias mandi wajib. Yang membedakan adalah niatnya. Rukun mandi ada dua yaitu niat dan membasuh seluruh anggota tubuh, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 6. Sehingga, orang yang telah berniat mandi idul adha dan kemudian membasuh seluruh tubuhnya dengan air, mandinya sudah sah. Namun, Rasulullah mencontohkan tata cara mandi yang di dalamnya terdapat banyak sunnah sebagai berikut: Mulailah dengan niat mandi idul adha yang merupakan sunnah. Niat ini yang membedakannya dengan mandi wajib dan mandi biasa. Niatkan karena Allah karena ikhlas adalah syarat diterimanya amal. Basuh dan bersihkan kedua telapak tangan. Ulangi tiga kali. Dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya tiga kali… (HR. Muslim) Ambillah wudhu sebagaimana ketika hendak shalat. Masukkan telapak tangan ke air atau ambillah air dengan kedua telapak tangan (jika memakai shower), lalu gosokkan ke kulit kepala, lantas siramlah kepala tiga kali. Pastikan seluruh anggota tubuh tersiram air dan dibersihkan, termasuk lipatan atau bagian-bagian yang tersembunyi seperti ketiak dan sela jari kaki. Langkah ke-3 hingga ke-5, dalilnya adalah hadits-hadits berikut: Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mandi karena junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat, lalu memasukkan jari-jarinya ke dalam air dan menggosokkannya ke kulit kepala. Setelah itu beliau menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya. (HR. Bukhari) Waktu mandi Idul Adha adalah sebelum sholat Idul Adha. Menurut Imam Ghazali, waktunya bisa sebelum Subuh atau sesudahnya. Sedangkan menurut Syekh Al-Bajuri, waktu mandi ini terbentang mulai dari tengah malam hingga menjelang berangkat sholat id. Demikian tata cara dan niat mandi Idul Adha. Semoga kita bisa mengamalkannya dan mendapatkan kesunnahan pada Idul Adha yang membuat Allah ridha kepada kita. [Muchlisin BK/BersamaDakwah] | ilustrasi huffingtonpost Salah satu sunnah ketika idul adha adalah mandi. Tentu saja sesuai dengan kapan ia beridul adha, yakni 10 Dzulhijjah. Baiklah, langsung saja kita masuk ke pembahasan. Lalu kita lanjutkan dengan niat, tata cara, serta waktu pelaksanaannya. Siram anggota tubuhWaktu Pelaksanaan Mandi adalah meratakan air ke seluruh tubuh dengan cara tertentu. Mandi Idul Adha adalah meratakan air ke seluruh tubuh dengan niat dan cara tertentu sebelum berangkat Sholat Idul Adha. Mandi sebelum Sholat Idul Adha ini hukumnya sunnah. Bagi orang yang mengerjakannya, ia akan mendapatkan pahala. Sedangkan bagi orang yang tidak mengerjakannya, ia tidak berdosa. Demikian pula para sahabat biasa menjalankan sunnah ini. Ibnu Majah Di dalam hadits, tidak ada lafal niat mandi idul adha. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa mengerjakan ibadah dengan niat tanpa melafalkannya. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam kitab Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan bahwa semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Melafalkan niat bukanlah syarat, tetapi menurut jumhur ulama hukumnya sunnah karena membantu hati dalam menghadirkan niat. Tata cara mandi idul adha sama dengan mandi junub alias mandi wajib. Rukun mandi ada dua yaitu niat dan membasuh seluruh anggota tubuh, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 6. Niat ini yang membedakannya dengan mandi wajib dan mandi biasa. Niatkan karena Allah karena ikhlas adalah syarat diterimanya amal. Basuh dan bersihkan kedua telapak tangan. Dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya tiga kali HR. Muslim Ambillah wudhu sebagaimana ketika hendak shalat. Masukkan telapak tangan ke air atau ambillah air dengan kedua telapak tangan jika memakai shower, lalu gosokkan ke kulit kepala, lantas siramlah kepala tiga kali. Pastikan seluruh anggota tubuh tersiram air dan dibersihkan, termasuk lipatan atau bagianbagian yang tersembunyi seperti ketiak dan sela jari kaki. Menurut Imam Ghazali, waktunya bisa sebelum Subuh atau sesudahnya. Semoga kita bisa mengamalkannya dan mendapatkan kesunnahan pada Idul Adha yang membuat Allah ridha kepada kita. |
5 Kaidah Emas Menghafal Al Quran | https://fimadani.com/5-kaidah-emas-menghafal-al-quran/ | Karena keutamaan hafiz (orang yang menghapal Al Quran) Al Quran itu begitu besar, saya sangat berhasrat untuk menyajikan di hadapan sidang pembaca dan pengunjung (portal Fimadani) ini, sebagian kaidah-kaidah umum yang bisa membantu untuk menghapal Al Quran dan mendapatkan kedudukan yang agung tersebut, atau setidaknya sebagian darinya. Sesuatu yang tidak bisa didapatkan secara keseluruhannya, maka tidaklah mengapa jika didapatkan sebagiannya atau sebagian besar darinya. Sesungguhnya kekuatan itu akan datang berdasarkan kadar kesungguhnya orang yang mempunyai kemauan. 1. Wajib bagi seseorang yang hendak menghapal Al Quran untuk membatasi hapalannya dalam setiap harinya. Misalnya, hanya beberapa ayat saja, satu halaman atau dua halaman dari Al Quran, ataupun seperdelapan juz dan seterusnya. Lalu setelah membatasi hapalan dan membenarkan bacaan, mulailah dengan melakukan pengulangan (muraja’ah). Dalam muraja’ah ini, wajib bagi hafiz untuk melagukan (baca: membaguskan sesuai kaidah) bacaan. Tujuannya ialah untuk mencegah kebosanan dan untuk memantapkan hapalan. Sebab, melagukan bacaan bisa menyenangkan pendengaran, hingga pada akhirnya dapat membantuk dalam menghapal. Selain itu, lisan juga akan terbiasa dengan suatu senandung tertentu serta akan diketahui secara langsung adanya kesalahan ketika terjadi kerancuan pada wazan bacaan dan senandung bacaan yang biasa dipakai untuk membaca ayat Al Quran. Pembaca akan merasakan bahwa lisannya tidak sesuai dengan bacaan ketika terjadi kesalahan, atau senandung bacaannya rancu sehingga akhirnya ia ingat kembali. Lebih dari itu, sesungguhnya melagukan (membaguskan) bacaan dalam membaca Al Quran itu adalah sebuah kewajiban yang tidak boleh dilanggar. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw: “Tidak termasuk golongan kami siapa saja yang tidak memperbagus (bacaan) Al Quran.”(HR Bukhari) 2. Jangan menghapal melebihi batasan harian sampai Anda dapat menghapalnya secara sempurna. Bagi hafiz Al Quran, tidak boleh beralih ke batasan hapalan, kecuali jika ia telah menyempurnakan dengan baik batasan hapalan sebelumnya. Hal itu supaya apa yang telah ia hapal benar-benar terpatri ke dalam otak. Tak diragukan lagi, faktor yang dapat membantu menghapal ayat-ayat yang telah ditentukan adalah, hendaknya seorang hafiz Al Quran menjadikan hapalan sebagai kesibukannya sepanjang siang dan malam. Caranya dengan membacanya dalam shalat yang bacaannya sirriyyah (pelan) jika ia menjadi imam, ataupun dalam shalat-shalat yang bacaannyajahriyyah (keras). Begitu pula sata shalat-shalat sunnah, pada saat menunggu shalat, dan selesai shalat. Insya Allah, dengan cara seperti ini akan sangat mempermudah hapalan dan bisa dipraktikkan semua orang meskipun kesibukannya banyak sekali. Sebab, ia tidak perlu duduk pada waktu khusus untuk menghapal ayat-ayat Al Quran tetapi cukup membenarkan bacaannya dengan cara memperdengarkannya kepada seorang guru yang fasih. Kemudian, ia mempraktikan hapalannya pada waktu-waktu shalat lima waktu, serta pada waktu membaca surat Al Quran dalam shalat sunnah maupun shalat fardhu. Dengan demikian ayat-ayat yang batasan hapalannya telah ditentukan sudah terpatri secara sempurna dalam otak. Jika mempunyai kesibukan pada hari itu, hendaknya bagi Anda –hafiz Al Quran- untuk tidak menambah hapalan yang baru. Namun, hendaknya ia meneruskan pada hari berikutnya dengan hapalan sebelumnya, sampai hapalannya terpatri secara sempurna. 3. Jangan beralih ke surat lain sebelum Anda benar-benar menghapalnya Usai menghapal satu surat Al Quran, tidak seharusnya bagi seorang penghapal langsung beralih ke surat lain, kecuali setelah ia menghapalnya secara sempurna dan mengikat antara awal dan akhir surat tersebut. Lisannya juga bisa menghapal secara gampang dan mudah, tanpa bersusah payah serta kerja keras guna mengingat ayat-ayat yang dihapal dan menyempurnakan bacaan (mencocokkan bacaan). Bahkan, hendaknya hapalannya laksana air (yang mengalir). Selain itu, seorang hafiz bisa membaca dengan cepat meskipun terkadang pikirannya tidak terfokus dalam memahami makna-maknanya. Hal ni seperti ketika ia membaca Al Fatihah yang tanpa susah-payah atau tanpa menghadirkan pikiran karena seringnya surat itu diulang-ulang dan dibaca. Sementara itu, menghapal setiap surat dalam Al Quran tidak sama dengan menghapal Al Fatihah, kecuali jarang sekali. Akan tetapi halnya ini hanya sebagai contoh dan peringatan, bahwa hendaknya surat-surat yang berbeda-beda dan terpisah-pisah telah benar-benar terpatri dalam otak dengan kuat dan mantap. Hendaknya pula, seorang hafiz tidak segera beralih ke surat lain, kecuali setelah ia menghapalnya dengan sempurna. 4. Senantiasa Memperdengarkan Hapalan Anda. Wajib bagi seorang hafiz tidak menyandarkan hapalannya kepada dirinya sendiri. Akan tetapi ia wajib memperdengarkan hapalannya kepada guru hafiz yang lainnya atau mencocokkannya dengan mushaf. Lebih baik lagi jika dikerjakan bersama hafiz yang sangat teliti. Ini bertujuan supaya seorang penghapal mengetahui kesalahan bacaannya atau adanya bacaan yang terlupakan dan diulang-ulang tanpa sadar. Sebab banyak dari kita salah dalam membaca sebuah surat dan tidak menyadarinya meskipun sambil melihat mushaf. Hal ini terjadi karena ia banyak membaca tetapi tidak dengan teliti. Ia membaca dengan melihat mushaf, sedangkan dirinya tidak mengetahui letak kesalahan bacaannya. Karena itu tasmi’ (memperdengarkan hapalan kepada hafiz lain) merupakan sarana untuk mengetahui kesalahan-kesalahan bacaan tersebut. Selain itu hal tersebut berguna pula untuk peringatan bagi otak dan hapalannya. 5. Menfaatkanlah Usia Emas dalam Menghapal Sesuatu yang pasti untuk meraih kesuksesan dalam menghapal ialah, siapa yang memanfaatkan usia emas dalam menghapal. Usia emas tersebut ia usia dari 5 tahun sampai kira-kira usia 23 tahun. Pada usia ini, kekuatan hapalan manusia sangat bagus. Bahkan, ia merupakan tahun-tahun emas yang sangat berharga untuk menghapal. Di bawah usia 5 tahun, kemampuan hapalan manusia masih lemah. Adapun kira-kira setelah usia 23 tahun adalah usia saat kemampuan hapalan mulai menurun, sementara kemampuan memahami dan menelaah mulai meningkat. Hendaknya setiap orang memanfaatkan usia-usia yang berharga ini untuk menghapal seluruh Al Quran atau seberapapun yang ia mampu. Hapalan pada usia-usia ini sangat cepat dan sulit untuk lupa. Sedangkan untuk usia selainnya, seseorang akan sulit dan lambat menghapal sekaligus cepat lupa. Benarlah orang yang berkata, “Menghapal di waktu kecil itu laksana mengukir di atas batu, dan menghapal di waktu besar itu laksana mengukir di atas air” Karena itu, wajib bagi kita memanfaatkan usia-usia berharga tersebut untuk menghapal Al Quran. Jika tidak bisa, perintahkan kepada anak laki-laki maupun perempuan kita untuk melakukannya. Semoga Allah menolong dan memudahkan kita semua dalam menghapal ayat-ayat suci-Nya. Amiin. | Karena keutamaan hafiz orang yang menghapal Al Quran Al Quran itu begitu besar, saya sangat berhasrat untuk menyajikan di hadapan sidang pembaca dan pengunjung portal Fimadani ini, sebagian kaidahkaidah umum yang bisa membantu untuk menghapal Al Quran dan mendapatkan kedudukan yang agung tersebut, atau setidaknya sebagian darinya. Sesuatu yang tidak bisa didapatkan secara keseluruhannya, maka tidaklah mengapa jika didapatkan sebagiannya atau sebagian besar darinya. Sesungguhnya kekuatan itu akan datang berdasarkan kadar kesungguhnya orang yang mempunyai kemauan. Dalam murajaah ini, wajib bagi hafiz untuk melagukan baca membaguskan sesuai kaidah bacaan. Selain itu, lisan juga akan terbiasa dengan suatu senandung tertentu serta akan diketahui secara langsung adanya kesalahan ketika terjadi kerancuan pada wazan bacaan dan senandung bacaan yang biasa dipakai untuk membaca ayat Al Quran. Pembaca akan merasakan bahwa lisannya tidak sesuai dengan bacaan ketika terjadi kesalahan, atau senandung bacaannya rancu sehingga akhirnya ia ingat kembali. Tak diragukan lagi, faktor yang dapat membantu menghapal ayatayat yang telah ditentukan adalah, hendaknya seorang hafiz Al Quran menjadikan hapalan sebagai kesibukannya sepanjang siang dan malam. Caranya dengan membacanya dalam shalat yang bacaannya sirriyyah pelan jika ia menjadi imam, ataupun dalam shalatshalat yang bacaannyajahriyyah keras. Begitu pula sata shalatshalat sunnah, pada saat menunggu shalat, dan selesai shalat. Kemudian, ia mempraktikan hapalannya pada waktuwaktu shalat lima waktu, serta pada waktu membaca surat Al Quran dalam shalat sunnah maupun shalat fardhu. Namun, hendaknya ia meneruskan pada hari berikutnya dengan hapalan sebelumnya, sampai hapalannya terpatri secara sempurna. Jangan beralih ke surat lain sebelum Anda benarbenar menghapalnya Usai menghapal satu surat Al Quran, tidak seharusnya bagi seorang penghapal langsung beralih ke surat lain, kecuali setelah ia menghapalnya secara sempurna dan mengikat antara awal dan akhir surat tersebut. Lisannya juga bisa menghapal secara gampang dan mudah, tanpa bersusah payah serta kerja keras guna mengingat ayatayat yang dihapal dan menyempurnakan bacaan mencocokkan bacaan. Selain itu, seorang hafiz bisa membaca dengan cepat meskipun terkadang pikirannya tidak terfokus dalam memahami maknamaknanya. Akan tetapi halnya ini hanya sebagai contoh dan peringatan, bahwa hendaknya suratsurat yang berbedabeda dan terpisahpisah telah benarbenar terpatri dalam otak dengan kuat dan mantap. Wajib bagi seorang hafiz tidak menyandarkan hapalannya kepada dirinya sendiri. Akan tetapi ia wajib memperdengarkan hapalannya kepada guru hafiz yang lainnya atau mencocokkannya dengan mushaf. Sebab banyak dari kita salah dalam membaca sebuah surat dan tidak menyadarinya meskipun sambil melihat mushaf. Hal ini terjadi karena ia banyak membaca tetapi tidak dengan teliti. Selain itu hal tersebut berguna pula untuk peringatan bagi otak dan hapalannya. Pada usia ini, kekuatan hapalan manusia sangat bagus. Bahkan, ia merupakan tahuntahun emas yang sangat berharga untuk menghapal. Sedangkan untuk usia selainnya, seseorang akan sulit dan lambat menghapal sekaligus cepat lupa. Benarlah orang yang berkata, Menghapal di waktu kecil itu laksana mengukir di atas batu, dan menghapal di waktu besar itu laksana mengukir di atas air Karena itu, wajib bagi kita memanfaatkan usiausia berharga tersebut untuk menghapal Al Quran. Jika tidak bisa, perintahkan kepada anak lakilaki maupun perempuan kita untuk melakukannya. Semoga Allah menolong dan memudahkan kita semua dalam menghapal ayatayat suciNya. |
Ketika Ibn Rusyd Al-Hafiz Berbicara Tentang Kewajiban Wudlu | https://islami.co/ketika-ibn-rusyd-al-hafiz-berbicara-tentang-kewajiban-wudlu/ | Ibnu Rusyd Al-Hafiz, selain dikenal sebagai penyanggah Al-Ghazali, juga dikenal sebagai seorang ahli Fikih. Satu dari sekian karya Ibn Rusyd yang mencerminkan hal tersebut adalah karyanya Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid. Thaha Abdurrauf Saad berpendapat bahwa mutu Bidayatul Mujtahid karya Ibn Rusyd Al-Hafiz, baik secara metodologis maupun jangkauan kelengkapan pembahasan tidak tertandingi oleh karya lain dalam disiplin ilmu yang sama. Dalam kitab yang tak tertandingi itulah Ibn Rusyd Al-Hafiz berbicara tentang kewajiban wudlu. Secara umum, wudlu merupakan bagian dari tata cara bersuci atau taharah dalam Islam. Para ulama sepakat, bahwa wudlu dapat menjadi salah satu cara bersuci dari hadas, selain mandi janabat, dan tayamum. Tidak terkecuali dengan Ibn Rusyd Al-Hafiz. Ketika Ibn Rusyd Al-Hafiz berbicara tentang kewajiban wudlu, sekurang-kurangnya memaparkan satu ayat Alquran dan tiga hadis ketika berbicara tentang kewajiban wudlu. Termasuk didalamnya adalah pembahasan mengenai orang yang wajib wudlu dan waktu diwajibkannya wudlu. Dalil Diwajibkannya Wudlu Bagi Ibnu Rusyd Al-Hafiz, secara umum dalil-dalil yang menunjukkan diwajibkannya wudu adalah ayat-ayat Alquran, hadis, dan ijmak. Para ulama sepaka, bahwa melaksanakan perintah wudlu merupakan kewajiban bagi orang yang hendak melaksanakan shalat. Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah ayat keenam. Hai orang-orang yang beriman, jika kalian hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki (Q.S. Al-Maidah: 6). Selain itu, sebagaimana dijelaskan oleh Ibn Rusyd Al-Hafiz, penegasan tentang kewajiban melaksanakan wudlu juga tertuang dalam dua hadis Nabi SAW. Tepatnya hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dalam dua hadis tersebut dijelaskan bahwa Allah tidak menerima shalat seseroang tanpa bersuci dan sedekah dari harta yang diperoleh dari pengkhianatan (ghalul) dan tidak sah shalat seseorang yang berhadas hingga ia bersuci. Menurut Ibn Rusyd Al-Hafiz, ijmak menyebutkan bahwa di antara para ulama tidak terjadi perselisihan pendapat dalam persoalan tersebut. Siapa Yang Memiliki Kewajiban Wudlu? Menurut Ibn Rusyd Al-Hafiz, wudlu diwajibkan bagi orang yang sudah baligh dan berakal. Ketentuan tersebut telah ditentukan dalam hadis dan ijmak. Dasar hadis dari ketentuan tersebut, sebagaimana dipaparkan Ibn Rusyd Al-Hafiz adalah hadis riwayat Imam Bukhari dan Abu Dawud. Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa beban ibadah dibebaskan dari tiga kelompok. Lalu Nabi SAW menyebut anak kecil hingga bermimpi (baligh), orang tidur sampai bangun, dan orang gila hingga sadarkan diri. Sedang dasar ijmak dalam persoalan wudlu diwajibkan bagi orang yang sudah baligh dan berakal, menurut Ibn Rusyd Al-Hafiz tidak terjadi perbedaan. Menurut Ibn Rusyd Al-Hafiz, yang terdapat perbedaan dari Ijmak para ulama fikih dalam hal siapa yang diwajibkan wudlu adalah apakah Islam menjadi syarat wajibnya wudlu atau tidak. Hanya saja, bagi Ibn Rusyd Al-Hafiz mempermasalahkan Islam sebagai syarat wajibnya wudu atau tidak kurang bermanfaat dalam Ilmu Fikih karena persoalan Islam lebih termasuk ke dalam bidang keimanan atau ukhrawi. Kapan Waktu Diwajibkannya Wudlu? Menurut Ibn Rusyd waktu diwajibkanya wudlu adalah ketika waktu shalat telah tiba atau ketika orang Islam menghendaki ibadah yang diwajibkan bersuci (wudlu), meski ibadah tersebut tidak berkaitan dengan waktu. Wudlu menjadi wajib dilakukan ketika waktu shalat tiba bagi orang yang berhadas. Dasar dari pendapat tersebut adalah Q.S. Al-Maidah ayat keenam. Wudlu menjadi wajib ketika waktu shalat tiba karena di antara syarat shalat adalah telah masuk waktu shalat. Wudlu dapat menjadi wajib meski suatu ibadah yang tidak berkaitan dengan waktu pada dasarnya merupakan persoalan mengenai apakah bersuci merupakan suatu keharusan dalam melakukan suatu hal ata tidak. Seperti misalnya menyentuh mushaf Alquran dan sebagainya. Menurut Ibn Rusyd Al-Hafiz sendiri, setidaknya ada lima masalah berkaitan dengan taharah tersebut yakni kaitannya dengan menyentuh mushaf, kaitannya dengan keadaan junub, tawaf, dan membaca Alquran dan zikir. Berdasarkan pemaparan panjang Ibn Rusyd Al-Hafiz dalam Bidayatul Mujtahid, para ulama berbeda pendapat terkait persoalan tersebut. Perbedaan pendapat tersebut utamanya dikarenakan perbedaan mengenai penafsiran suatu ayat Alquran dan hadis Nabi SAW. Wallahu alam | Ibnu Rusyd AlHafiz, selain dikenal sebagai penyanggah AlGhazali, juga dikenal sebagai seorang ahli Fikih. Satu dari sekian karya Ibn Rusyd yang mencerminkan hal tersebut adalah karyanya Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid. Thaha Abdurrauf Saad berpendapat bahwa mutu Bidayatul Mujtahid karya Ibn Rusyd AlHafiz, baik secara metodologis maupun jangkauan kelengkapan pembahasan tidak tertandingi oleh karya lain dalam disiplin ilmu yang sama. Dalam kitab yang tak tertandingi itulah Ibn Rusyd AlHafiz berbicara tentang kewajiban wudlu. Secara umum, wudlu merupakan bagian dari tata cara bersuci atau taharah dalam Islam. Tidak terkecuali dengan Ibn Rusyd AlHafiz. Ketika Ibn Rusyd AlHafiz berbicara tentang kewajiban wudlu, sekurangkurangnya memaparkan satu ayat Alquran dan tiga hadis ketika berbicara tentang kewajiban wudlu. Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. AlMaidah ayat keenam. Hai orangorang yang beriman, jika kalian hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki Q.S. AlMaidah 6. Tepatnya hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dalam dua hadis tersebut dijelaskan bahwa Allah tidak menerima shalat seseroang tanpa bersuci dan sedekah dari harta yang diperoleh dari pengkhianatan ghalul dan tidak sah shalat seseorang yang berhadas hingga ia bersuci. Menurut Ibn Rusyd AlHafiz, ijmak menyebutkan bahwa di antara para ulama tidak terjadi perselisihan pendapat dalam persoalan tersebut. Siapa Yang Memiliki Kewajiban Wudlu Menurut Ibn Rusyd AlHafiz, wudlu diwajibkan bagi orang yang sudah baligh dan berakal. Ketentuan tersebut telah ditentukan dalam hadis dan ijmak. Dasar hadis dari ketentuan tersebut, sebagaimana dipaparkan Ibn Rusyd AlHafiz adalah hadis riwayat Imam Bukhari dan Abu Dawud. Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa beban ibadah dibebaskan dari tiga kelompok. Lalu Nabi SAW menyebut anak kecil hingga bermimpi baligh, orang tidur sampai bangun, dan orang gila hingga sadarkan diri. Hanya saja, bagi Ibn Rusyd AlHafiz mempermasalahkan Islam sebagai syarat wajibnya wudu atau tidak kurang bermanfaat dalam Ilmu Fikih karena persoalan Islam lebih termasuk ke dalam bidang keimanan atau ukhrawi. Wudlu menjadi wajib dilakukan ketika waktu shalat tiba bagi orang yang berhadas. Seperti misalnya menyentuh mushaf Alquran dan sebagainya. Menurut Ibn Rusyd AlHafiz sendiri, setidaknya ada lima masalah berkaitan dengan taharah tersebut yakni kaitannya dengan menyentuh mushaf, kaitannya dengan keadaan junub, tawaf, dan membaca Alquran dan zikir. Perbedaan pendapat tersebut utamanya dikarenakan perbedaan mengenai penafsiran suatu ayat Alquran dan hadis Nabi SAW. |
Ini Alasan Setiap Muslim Wajib Memuliakan Orangtua | https://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/ini-alasan-setiap-muslim-wajib-memuliakan-orangtua/ | Eramuslim – SOSOK ibu bagaikan benih yang dapat menumbuhkan setiap umat Islam. Jika benih itu baik dan berbobot maka akan berbobotlah orang tersebut. Begitu pentingnya peran ibu hingga di dalam kitab suci Alquran pun diperintahkan setiap Muslimin memerhatian sosok ibu. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS Al Isra’ (17): 23) Ustadz Muchlis al Mughni, dai lulusan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, mengatakan perintah pertama dari ayat tersebut adalah jangan menyekutukan Allah Subhanahu wa ta’ala dan yang berikutnya adalah perintah berbuat baik kepada ibu dan ayah. Menjaga kedua orangtua adalah hal yang sangat terpuji, bahkan hingga keduanya sudah lanjut usia. Bagian dari menjaga keduanya adalah bertutur kata baik dan santun kepada keduanya. Jangan sampai menghardik, membentak, atau memarahinya. “Jika kekerasan verbal saja dilarang Allah, maka kekerasan fisik jauh lebih terlarang dilakukan kepada kedua orangtua kita. Tidak memberinya sandang-pangan, atau mencubit dan memukulnya, apalagi sampai membunuhnya maka siksa dunia akhirat siap menanti,” terang dai yang juga imam Masjid Cut Meutia ini, dikutip dari Sindonews, Minggu (7/6). Ustadz Muchlis menjelaskan, puncak kebutuhan orangtua dari para anaknya justru saat mereka sudah di usia senja. Fisik yang sudah rentan sakit, daya ingat melemah, dan manja ada pada diri mereka. Semua itu mengingatkan dengan masa kecil setiap orang. Namun demikian, sang ibu tetap sepenuh hati memberikan perhatian untuk anaknya. “Ya Allah bimbing kami untuk selalu perhatian maksimal kepada kedua orangtua kami. Berilah kemudahan kepada kami untuk mewujudkan harapan mereka. Allahumma aamiin,” pungkasnya. (okz) | Eramuslim SOSOK ibu bagaikan benih yang dapat menumbuhkan setiap umat Islam. Jika benih itu baik dan berbobot maka akan berbobotlah orang tersebut. Begitu pentingnya peran ibu hingga di dalam kitab suci Alquran pun diperintahkan setiap Muslimin memerhatian sosok ibu. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaikbaiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekalikali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. QS Al Isra 17 23 Ustadz Muchlis al Mughni, dai lulusan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, mengatakan perintah pertama dari ayat tersebut adalah jangan menyekutukan Allah Subhanahu wa taala dan yang berikutnya adalah perintah berbuat baik kepada ibu dan ayah. Menjaga kedua orangtua adalah hal yang sangat terpuji, bahkan hingga keduanya sudah lanjut usia. Bagian dari menjaga keduanya adalah bertutur kata baik dan santun kepada keduanya. Jangan sampai menghardik, membentak, atau memarahinya. Jika kekerasan verbal saja dilarang Allah, maka kekerasan fisik jauh lebih terlarang dilakukan kepada kedua orangtua kita. Tidak memberinya sandangpangan, atau mencubit dan memukulnya, apalagi sampai membunuhnya maka siksa dunia akhirat siap menanti, terang dai yang juga imam Masjid Cut Meutia ini, dikutip dari Sindonews, Minggu 76. Ustadz Muchlis menjelaskan, puncak kebutuhan orangtua dari para anaknya justru saat mereka sudah di usia senja. Fisik yang sudah rentan sakit, daya ingat melemah, dan manja ada pada diri mereka. Semua itu mengingatkan dengan masa kecil setiap orang. Namun demikian, sang ibu tetap sepenuh hati memberikan perhatian untuk anaknya. Ya Allah bimbing kami untuk selalu perhatian maksimal kepada kedua orangtua kami. Berilah kemudahan kepada kami untuk mewujudkan harapan mereka. Allahumma aamiin, pungkasnya. okz |
Etika Bersin dan Menguap Dalam Islam | https://www.harakatuna.com/etika-bersin-dan-menguap-dalam-islam.html | Harakatuna.com – Salah satu hal yang ada dalam setiap diri manusia adalah bersin dan menguap. Setiap manusia pasti pernah mengalami bersin dan menguap. Walaupun merupakan hal yang lumrah terjadi dan terkadang disepelekan banyak orang. Ternyata Islam juga mengatur etika bersin dan menguap, maka pahamilah! Islam adalah agama kafah, agama yang mengatur segala lini kehidupan manusia termasuk dalam urusan bersin dan menguap. Terkait etika bersin dan menguap ini, perhatikanlah hadis berikut ini, Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai bersin, dan membenci menguap. Maka apabila seseorang bersin kemudian membaca alhamdulillah, maka wajib bagi orang yang mendengarnya untuk mendoakannya. Adapun menguap itu dari setan, maka tolaklah sebisa mungkin, dan apa bila dia berkata, ‘Haa (suara menguap),’ maka setan akan menertawakannya.” Dari hadis ini, jelas bahwa Allah menyukai bersin dan tidak menyukai menguap. Adapun etika bersin yang sesuai Islam adalah berikut Pertama, orang yang bersin mengucapkan “Alhamdulillah” Kedua, jika ada orang yang mendengar orang yang bersin, disunahkan untuk mendoakan orang yang bersin dengan mengucapkan, Yarhamukallah. Diceritakan pernah ada dua orang sahabat yang bersin di hadapan Rasulullah, lantas Rasulullah hanya mendoakan salah satunya saja. Para sahabat bertanya, “mengapa hanya satu yang didoakan,?” Rasulullah menjawab, Artinya: “Sesungguhnya laki-laki ini memuji Allah (membaca hamdalah usai bersin), sedangkan kamu tidak memuji Allah (usai bersin).” Ketiga, orang yang bersin ketika mendengar ada yang mendoakan maka menjawab dengan ucapan Yahdikumullah Wa Yushlihu Balakum Adapun etika menguap adalah dengan meletakkan tangan pada mulut, serta menahannya sebisa mungkin, sebagaimana Imam Bukhari RA menyebutkan pada salah satu bab di kitab sahihnya. Wallahu A’lam. | Harakatuna.com Salah satu hal yang ada dalam setiap diri manusia adalah bersin dan menguap. Setiap manusia pasti pernah mengalami bersin dan menguap. Walaupun merupakan hal yang lumrah terjadi dan terkadang disepelekan banyak orang. Ternyata Islam juga mengatur etika bersin dan menguap, maka pahamilah Islam adalah agama kafah, agama yang mengatur segala lini kehidupan manusia termasuk dalam urusan bersin dan menguap. Terkait etika bersin dan menguap ini, perhatikanlah hadis berikut ini, Artinya Sesungguhnya Allah menyukai bersin, dan membenci menguap. Maka apabila seseorang bersin kemudian membaca alhamdulillah, maka wajib bagi orang yang mendengarnya untuk mendoakannya. Adapun menguap itu dari setan, maka tolaklah sebisa mungkin, dan apa bila dia berkata, Haa suara menguap, maka setan akan menertawakannya. Dari hadis ini, jelas bahwa Allah menyukai bersin dan tidak menyukai menguap. Adapun etika bersin yang sesuai Islam adalah berikut Pertama, orang yang bersin mengucapkan Alhamdulillah Kedua, jika ada orang yang mendengar orang yang bersin, disunahkan untuk mendoakan orang yang bersin dengan mengucapkan, Yarhamukallah. Diceritakan pernah ada dua orang sahabat yang bersin di hadapan Rasulullah, lantas Rasulullah hanya mendoakan salah satunya saja. Para sahabat bertanya, mengapa hanya satu yang didoakan, Rasulullah menjawab, Artinya Sesungguhnya lakilaki ini memuji Allah membaca hamdalah usai bersin, sedangkan kamu tidak memuji Allah usai bersin. Ketiga, orang yang bersin ketika mendengar ada yang mendoakan maka menjawab dengan ucapan Yahdikumullah Wa Yushlihu Balakum Adapun etika menguap adalah dengan meletakkan tangan pada mulut, serta menahannya sebisa mungkin, sebagaimana Imam Bukhari RA menyebutkan pada salah satu bab di kitab sahihnya. Wallahu Alam. |
2986. HUKUM KENTUT DAN ASAP SATE BABI, NAJISKAH ? | https://www.piss-ktb.com/2014/03/2986-hukum-kentut-dan-asap-sate-babi.html | PERTANYAAN : ASAP SATE BABI Nanya Om...mudah-mudahan sudah pernah dibahas, jadi tinggal disundulin. Di pasar tempat biasa saya beraktivitas banyak yang jualan sate Babi.yang mungkin saja asapnya mengenai baju atau kulit saya. Yang saya tanyakan, apakah asap hasil bakaran sate babi tersebut Najis ? Dan apakah sah pakaian yang terkena asap tersebut dipakai untuk melaksanakan sholat ?Matursuwun....[Begawan Sinting AlasRoban ]. NASI DIKENTUTIN Assalamualaikum... Di suatu pesantren, ada santri yg suka iseng ke temannya, salah satunya adalah : Kalau temannya masak nasi, diam-diam dia buka panci yang lagi dipakai memasak nasi, kemudian di kentutin lalu di tutup kembali.Walhasil, nasi yg sedang dimasak tsbt menjadi ber bau yang sangat tidak enak, kalau orang awam bisa muntah-muntah.PERTANYAANNYA : 1. Akibat gas yang keluar dari kemaluan belakang tsbt, nasi jadi berubah (baunya).Jadi, apakah nasi tsbt menjadi najis ? 2. Bagaimanakah cara menyembuhkan keisengan santri tsbt dg bijak? atau adakah doa ma'tsur untuk menyembuhkan santri yg model bgtu ?Terimakasih sblmnya... [Abe Didan ]. JAWABAN : MASALAH ASAP SATE BABI Terdapat perbedaan pendapat tentang hukum dari asap najasah yang sedikit, dalam hal ini najasah yang mugholadzoh apakah dimafu ataupun tidak, tetapi menurut tashrih yang dilakukan oleh syaikh Ibnu Hajar, pendapat yang bisa diamalkan adalah pendapat yang menyatakan bahwasanya asap najasah mugholadzoh (anjing dan babi, Asu lan Celeng), meskipun sedikit tetap dianggap najis, sehingga wajib untuk disucikan. Kesimpulan ini dinukil dari tiga kitab, yaitu: Tuhaftul Habib ala Syarh al-Khotib juz 1 hlm 135-136, kitab Hasyiyah al-Bujairomi ala al-Khotib juz 1 hlm 297-298, dan kitab Hasyiah al-Jamal ala al-Minhaj juz 1 hlm 131-132. Sekiranya masih bisa dihindarkan asap dari sate babi tersbut, maka tetap tidak dima'fu. tetapi kalau dalam keadaan yang tidak mungkin dihindarkan maka bisa dima'fu dengan alasan umumil balwa, mengikut pada ibaroh yang ada di kitab Bujairomi. Kesulitan yang ditimbulkan adalah sulitnya menghindari najis yang berupa asap ini karena penyebarannya, bisakah dima'fu dengan alasan umumil balwa ?bisa saja dengan alasan umumul balwa, karena redaksi yang disampeikan oleh syaikh Khotib asy-Syirbini dalam kitab al-Iqna' bersifat umum ('an qalili dukhonin najisin), ditambah lagi syarih kitab tersebut dengan jelas menyatakan bahwasanya "wa Ithlaqu huna yaqtadli al-'afwa muthlaqon", meskipun kemudian ada qoyyid dari imam Ibnu Hajar, yang menyatakan bahwasanya yang shorih adalah tidak dima'fu. Dengan menggunakan metode Mizan Kubra, yaitu takhfif dan tasydid,Bagi yang tidak bisa menghindar (seperti kasusnya Mbah Ndungkluk) kita menggunakan takhfif yaitu qaul tsani.Adapun pendapat YU'FAA LI 'UMUUMIL BALWA, kayaknya tidak ada dalam masalah ini, YU'FA tapi 'AN QALIIL Kondisinya dalam soal itu sudah dalam code "umumil balwa", melihat asap jelas bukan sesuatu yang mudah dihindari, dan ibarohnya juga tidak jelas yang dimaksud qalil dalam masalah tersebut adalah yang tidak kasat mata alias "maa laa yudrikuhul bashar".... Memang dalam kitab Asybah dinyatakan dengan gamblang bahwa asap hasil bakaran anjing dan babi adalah Najis mughaladzoh, sehingga apabila asap tersebut mengenai pakaian/baju maka baju tersebut adalah mutanajis dengan demikian apabila pakaian/baju tersebut dipakai untuk melaksanakan sholat maka sholatnya tidak sah karena syarat sahnya melaksanakan sholat harus suci baik anggota tubuh, pakaian dan tempat. REFERENSI : . - - 1 / 676 : : - 1 / 15 : : ........ 1 297 : ( ) . "Hukum itu berputar pada 'illahnya. Jika 'illah itu ada, maka hukum itu ada. Begitu sebaliknya jika 'illah itu tidak ada, maka hukum itu tidak ada."Uap atau asap apakah bentuk asal dari najis. . ? Kalau asap itu najis. . Bayangin aja semua orang menghirup. . "Berubahnya sesuatu dari tabi'at asal atau sifatnya yang awal."Yang termasuk dalam istihalah adalah berubahnya sesuatu yang najis. Istihalah atau perubahan tadi bisa terjadi pada kondisi apa saja? Istihalah bisa terjadi pada 'ain (zat) najis, seperti kotoran, khomr (bagi yang mengatakannya najis), dan babi. Istihalah bisa terjadi pula pada 'ain (zat) najis yang berubah sifat-sifatnya. Bisa jadi dia berubah karena dibakar atau karena berubah menjadi cuka. Atau mungkin perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yang suci yang bercampur dengannya. Seperti contohnya babi yang najis yang jatuh dalam garam, akhirnya menjadi garam.Para ulama telah menyepakati bahwa apabila khomr berubah menjadi cuka dengan sendirinya (karena dibiarkan begitu saja), maka khomr tersebut menjadi suci.. ( ) .( 13) Keterangan : Meskipun dukhon dan bukhur itu memiliki persamaan dalam segi bahasa yang berarti asap, namun dalam hukumnya berbeda. Dukhon najasah itu asap yang ditimbulkan melalui perantara api dan hukumnya najis, sedangkan bukhurun najasah itu adalah asap yang ditimbulkan tanpa melalui perantara api dan hukumnya suci, sementara jilatan api dari pembakaran najis (lisanin nar) itu hukumnya suci. - (1 /136 -135) : ( ) . Perhatikan poin ini : - (1 / 297-298) Dan yang ini : - (1 / 132-131) : 18 4. : - . : : : : : : : 1403/1983 Dikutip dari Muhadzdzab: - (1 / 297-298) : ( ) . . . Ma'funya tetap 'AN QALIIL MASALAH NASI DIKENTUTIN 1. Akibat gas yang keluar dari kemaluan belakang tersebut, nasi jadi berubah (baunya).Jadi, apakah nasi tersebut menjadi najis ? Jawaban : Nasi tidak menjadi najis, kecuali diyakini ada yang ikut keluar bersama kentut tersebut. Karena hukum kentut sendiri tidaklah najis, namun imam Al-Hulaimi berfatwa, kentut bisa menajiskan sesuatu yang basah. 2. Bagaimanakah cara menyembuhkan ke-isengan santri tsbt denga bijak? atau adakah doa ma'tsur untuk menyembuhkan santri yang model begitu ? Jawaban : Do'akan saja dan sowankan ke pak Kyai langsung biar dinasehati secara bijak. REFERENSI : Kentut tidak termasuk dalam barang najis di ibaroh di bawah, jadi kentut tak najis, buktinya lagi kalo kita habis kentut tak harus cebok karena memang tidak najis : Menurut Kanjeng Syaikh Al-Halimy dalam kitab Al-Mughi hukumnya najis dalam kitabMughni Al-Muhtaj I / 110 Cet Daar El-fikr Beirut : : : Kanjeng Syaikh Al-Hulaimy Dhawuh :Apabila ada orang kentut sedangkan pakaiannya dalam keadaan basah maka pakaiannya menjadi najis, namun apabila pakaiannya dalam keadaan kering maka tidak. Demikian juga bisa menjadikan najis adalah semua asap (beluk:jawa) yang berasal dari barang najis bila mengenai sesuatu yang basah maka bisa menyebabkan menjadi najis. Seperti ketika ada seekor hewan (yang besar) masuk kedalam sebuah kendang dan berak disana, lalu asapnya naik dan mengenai sesuatu yang basah, maka asap itu menjadikan najis sesuatu tersebut. Ibarat dari kitab kasyifah asy-asyaja.... . Secara ilmiah perbedaan antara KENTUT & ASAP bisa dilihat di Wikipedia : KENTUT Flatulensi adalah keluarnya gas melalui anusatau dubur akibat akumulasi gas di dalam perut(terutama dari usus besaratau kolon). Peristiwa keluarnya gas disebut jugakentutatau sering disebut jugabuang angin. Kentut biasanya ditandai dengan rasa mulasdi perut.Dan biasanya berbau busuk.Ini sering menjadi pertanda kalau seseorang:*.Kelebihan makanmakanan tertentu.*.Ingin buang air besar.*.Mengalami efek samping obat-obatantertentu.*.Menderita konstipasiatau sembelit.*.Sedang masuk angin.KandunganGas ini terutama berisi: nitrogen, oksigen, metan(diproduksi bakteriatau kumandan mudah terbakar), karbondioksida,hidrogendan lain-lain. Gas yang keluar dapat berbau menyengat akibat kandungan gas bergugus indol atau hidrosulfida (S-H) yang tercampur. Indera penciuman manusia cukup reaktif terhadap senyawa-senyawayang mengandung gugus ini. Bisa saja kentut terbakar, karena kentut mengandung metana dan hidrogen yang bersifat mudah terbakar. Kalau terbakar, nyala apinyaberwarna birukarena kandungan unsur hidrogen. Tetapi gas kentut tidak akan terbakar dalam kondisi normal karena konsistensinya lain. Juga suhunya tidak cukup panas untuk memulai pembakaran.Fermentasi bakteri dari proses pencernaan memproduksi panas, hasilnya adalah gas busuk. Ukuran gelembung gas lebih kecil, hangat dan jenuh dengan produk metabolisme bakteri yang berbau busuk. Kemudian gas ini menjadi kentut, walau hanya kecil volumenya. Maka dari itu kentut yang busuk itu biasanya bersuhu hangat dan tidak bersuara.Persentase kandungan gas dari gas kentut yang tidak berbau : *.Nitrogen: 2090% *.Hidrogen: 050% *.Karbon dioksida: 1030% *.Oksigen: 010% *.Metan: 010% Penyebab :Penyebab kentut selain faktor kandungan dalam makanan yaitu udara yang tertelan, makan terburu-buru (apalagi tanpa dikunyah), meminum soft drink, naik pesawat udara (karena tekanan udara lebih rendah), sehingga gas di dalam usus mengalami ekspansi & muncul sebagai kentut. ASAP Asap adalah suspensi partikel kecil di udara ( aerosol) yang berasal dari pembakaran tak sempurna dari suatu bahan bakar. Asap umumnya merupakan produk samping yang tak diinginkan dari api (termasuk kompordan lampu) serta pendiangan, tapi dapat juga digunakan untuk pembasmian hama( fumigasi), komunikasi ( sinyal asap), pertahanan (layar asap,smoke-screen) atau penghirupan tembakau atau obat bius. Asap kadang digunakan sebagai agen pemberi rasa(flavoring agent),pengawet untuk berbagai bahan makanan, dan bahan baku asap cair. Jadi, antara Kentut & Asap itu 2 hal yang berbeda baik dari segi konten maupun proses pembentukannya. Asap lebih mudah dicari statusnya, cukup dg cara mencari benda (yang terbakar) yang menjadi titik sumber dari asap tsb. Benda suci atau benda najis ? Walaupun pada akhirnya status hukumnya tetap menuai khilafiyah.Sedangkan kentut lebih sulit mengungkapnya, bisa saja angin yang keluar itu berasal dari udara yang kita telan bersama makanan, bisa juga bersal dr proses pemanasan (pencernaan oleh bakteri) dalam lambung. Jadi kurang pas jika kentut dianalogikan kepada asap, sebab konten, wujud serta prosesnya jauh berbeda. Mungkin lebih dekat jika kentut dianalogikan kepada angin yang keluar dari Jamban/WC seperti ta'bir ini : MUSYAWIRIN : SandalKayu HilangSatu,Ical Rizaldysantrialit, Hariz Jaya, Ulilalbab Hafas,Toni Imam Tontowi,Imam Syafi'i,Sholeh Punya,Dzu Dzihni,Salim Ridho,Kang As'ad,Begawan Sinting AlasRoban, dan lain-lain PERUMUS : Rampak Naung, Alif Jum'an MUSHOHIH : KH. Abdullah Afif | PERTANYAAN ASAP SATE BABI Nanya Ommudahmudahan sudah pernah dibahas, jadi tinggal disundulin. Di pasar tempat biasa saya beraktivitas banyak yang jualan sate Babi.yang mungkin saja asapnya mengenai baju atau kulit saya. NASI DIKENTUTIN Assalamualaikum Di suatu pesantren, ada santri yg suka iseng ke temannya, salah satunya adalah Kalau temannya masak nasi, diamdiam dia buka panci yang lagi dipakai memasak nasi, kemudian di kentutin lalu di tutup kembali. Walhasil, nasi yg sedang dimasak tsbt menjadi ber bau yang sangat tidak enak, kalau orang awam bisa muntahmuntah. Bagaimanakah cara menyembuhkan keisengan santri tsbt dg bijak atau adakah doa matsur untuk menyembuhkan santri yg model bgtu Terimakasih sblmnya Abe Didan . JAWABAN MASALAH ASAP SATE BABI Terdapat perbedaan pendapat tentang hukum dari asap najasah yang sedikit, dalam hal ini najasah yang mugholadzoh apakah dimafu ataupun tidak, tetapi menurut tashrih yang dilakukan oleh syaikh Ibnu Hajar, pendapat yang bisa diamalkan adalah pendapat yang menyatakan bahwasanya asap najasah mugholadzoh anjing dan babi, Asu lan Celeng, meskipun sedikit tetap dianggap najis, sehingga wajib untuk disucikan. Kesimpulan ini dinukil dari tiga kitab, yaitu Tuhaftul Habib ala Syarh alKhotib juz 1 hlm 135136, kitab Hasyiyah alBujairomi ala alKhotib juz 1 hlm 297298, dan kitab Hasyiah alJamal ala alMinhaj juz 1 hlm 131132. tetapi kalau dalam keadaan yang tidak mungkin dihindarkan maka bisa dimafu dengan alasan umumil balwa, mengikut pada ibaroh yang ada di kitab Bujairomi. Berubahnya sesuatu dari tabiat asal atau sifatnya yang awal. Istihalah atau perubahan tadi bisa terjadi pada kondisi apa saja Istihalah bisa terjadi pada ain zat najis, seperti kotoran, khomr bagi yang mengatakannya najis, dan babi. Bisa jadi dia berubah karena dibakar atau karena berubah menjadi cuka. 13 Keterangan Meskipun dukhon dan bukhur itu memiliki persamaan dalam segi bahasa yang berarti asap, namun dalam hukumnya berbeda. Mafunya tetap AN QALIIL MASALAH NASI DIKENTUTIN 1. Akibat gas yang keluar dari kemaluan belakang tersebut, nasi jadi berubah baunya. Karena hukum kentut sendiri tidaklah najis, namun imam AlHulaimi berfatwa, kentut bisa menajiskan sesuatu yang basah. Demikian juga bisa menjadikan najis adalah semua asap belukjawa yang berasal dari barang najis bila mengenai sesuatu yang basah maka bisa menyebabkan menjadi najis. Ini sering menjadi pertanda kalau seseorang. Gas yang keluar dapat berbau menyengat akibat kandungan gas bergugus indol atau hidrosulfida SH yang tercampur. Indera penciuman manusia cukup reaktif terhadap senyawasenyawayang mengandung gugus ini. Kalau terbakar, nyala apinyaberwarna birukarena kandungan unsur hidrogen. Fermentasi bakteri dari proses pencernaan memproduksi panas, hasilnya adalah gas busuk. Asap umumnya merupakan produk samping yang tak diinginkan dari api termasuk kompordan lampu serta pendiangan, tapi dapat juga digunakan untuk pembasmian hama fumigasi, komunikasi sinyal asap, pertahanan layar asap,smokescreen atau penghirupan tembakau atau obat bius. Jadi, antara Kentut Asap itu 2 hal yang berbeda baik dari segi konten maupun proses pembentukannya. Asap lebih mudah dicari statusnya, cukup dg cara mencari benda yang terbakar yang menjadi titik sumber dari asap tsb. Benda suci atau benda najis Walaupun pada akhirnya status hukumnya tetap menuai khilafiyah. Sedangkan kentut lebih sulit mengungkapnya, bisa saja angin yang keluar itu berasal dari udara yang kita telan bersama makanan, bisa juga bersal dr proses pemanasan pencernaan oleh bakteri dalam lambung. |
Hukum Mengqadha Shalat Idul Adha | https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/hukum-mengqadha-shalat-idul-adha/ | - Bagaimana hukum mengqadha shalat Idul Adha? Pasalnya, shalat hari raya di Indonesia dilaksanakan pagi-pagi sekali. Sekitar pukul delapan pagi, hampir seluruh jamaah shalat ied di masjid-masjid atau lapangan-lapangan sudah selesai ditunaikan. Bahkan pada hari raya idul addha, pelaksanaan shalat ied dimulai lebih awal agar hewan kurban bisa sesegera mungkin disembelih dan dibagi-bagikan. (Baca: Bagaimana Hukum Shalat Idul Adha 2 kali?). Oleh karena itu, idealnya seorang muslim berangkat ke tempat shalat lebih awal agar dapat mengikuti pelaksanaan shalat ied dengan sempurna. Namun karena satu dari sekian alasan ada sebagian muslim justru datang terlambat bahkan tidak menututi shalat ied samasekali. Hukum Mengqadha Shalat Idul Adha Nah, ketika seseorang tidak menututi pelaksanaan shalat ied sementara waktunya sudah habis, sunnahkah ia mengqadha shalat Hari Raya? Dalam masalah ini, para ulama terbagi menjadi dua kubu; kubu Hanafiyyah-Malikiyyah dan kubu Syafiiyyah-Hanabilah. Kubu pertama mengatakan tidak sunnah mengqadla shalat Hari Raya sedangkan kubu kedua berpendapat sebaliknya, sunnah mengqadha shalat hari raya. Menurut kubu pertama, begitu sudah habis waktunya shalat-shalat sunnah itu tidak perlu diqadla. Sebagaimana yang dikemukakan Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam kitabnya Fiqhul Islami wa Adillatuhu halaman 1391 juz II; : Hanafiyyah dan Malikiyyah mengatakan: Barangsiapa yang tidak menututi shalat ied bersama imam maka dia tidak perlu mengqadhanya dikarenakan waktunya sudah habis dan shalat-shalat sunnah itu tidak perlu diqadha. Sedangkan menurut kubu kedua, hukumnya sunnah mengqadla shalat ied yang tertinggal pada hari itu juga atau pada hari-hari berikutnya. Namun yang paling utama diqadha di sisa hari itu juga. Hal ini sebagaimana keterangan yang juga termaktub dalam fiqhul Islmai wa Adillatuhu juz II halaman 1391; : Syafiiyyah dan Hanabilah mengatakan: Barangsiapa yang tidak menututi shalat ied bersama imam, maka dia disunnahkan menggaqadha shalat ied sesuai dengan ketentuan yang ada. Lebih lanjut dalam kitab tersebut dijelaskan; dan dia diperbolehkan menggaqdha shalat ied pada hari itu juga jika mau atau pada hari-hari berikutnya. Namun, yang paling utama adalah mengqadhanya di sisa hari itu juga. Demikian penjelasan mengenai hukum mengqadla shalat Idul Adha. Semoga bermanfaat. Wallahu alam bi al-shawab. (Baca: 6 Perkara Sunnah Sebelum Shalat Idul Adha) | Bagaimana hukum mengqadha shalat Idul Adha Pasalnya, shalat hari raya di Indonesia dilaksanakan pagipagi sekali. Sekitar pukul delapan pagi, hampir seluruh jamaah shalat ied di masjidmasjid atau lapanganlapangan sudah selesai ditunaikan. Bahkan pada hari raya idul addha, pelaksanaan shalat ied dimulai lebih awal agar hewan kurban bisa sesegera mungkin disembelih dan dibagibagikan. Baca Bagaimana Hukum Shalat Idul Adha 2 kali. Oleh karena itu, idealnya seorang muslim berangkat ke tempat shalat lebih awal agar dapat mengikuti pelaksanaan shalat ied dengan sempurna. Namun karena satu dari sekian alasan ada sebagian muslim justru datang terlambat bahkan tidak menututi shalat ied samasekali. Hukum Mengqadha Shalat Idul Adha Nah, ketika seseorang tidak menututi pelaksanaan shalat ied sementara waktunya sudah habis, sunnahkah ia mengqadha shalat Hari Raya Dalam masalah ini, para ulama terbagi menjadi dua kubu kubu HanafiyyahMalikiyyah dan kubu SyafiiyyahHanabilah. Kubu pertama mengatakan tidak sunnah mengqadla shalat Hari Raya sedangkan kubu kedua berpendapat sebaliknya, sunnah mengqadha shalat hari raya. Menurut kubu pertama, begitu sudah habis waktunya shalatshalat sunnah itu tidak perlu diqadla. Sebagaimana yang dikemukakan Syekh Wahbah alZuhaili dalam kitabnya Fiqhul Islami wa Adillatuhu halaman 1391 juz II Hanafiyyah dan Malikiyyah mengatakan Barangsiapa yang tidak menututi shalat ied bersama imam maka dia tidak perlu mengqadhanya dikarenakan waktunya sudah habis dan shalatshalat sunnah itu tidak perlu diqadha. Sedangkan menurut kubu kedua, hukumnya sunnah mengqadla shalat ied yang tertinggal pada hari itu juga atau pada harihari berikutnya. Namun yang paling utama diqadha di sisa hari itu juga. Hal ini sebagaimana keterangan yang juga termaktub dalam fiqhul Islmai wa Adillatuhu juz II halaman 1391 Syafiiyyah dan Hanabilah mengatakan Barangsiapa yang tidak menututi shalat ied bersama imam, maka dia disunnahkan menggaqadha shalat ied sesuai dengan ketentuan yang ada. Lebih lanjut dalam kitab tersebut dijelaskan dan dia diperbolehkan menggaqdha shalat ied pada hari itu juga jika mau atau pada harihari berikutnya. Namun, yang paling utama adalah mengqadhanya di sisa hari itu juga. Demikian penjelasan mengenai hukum mengqadla shalat Idul Adha. Semoga bermanfaat. Wallahu alam bi alshawab. Baca 6 Perkara Sunnah Sebelum Shalat Idul Adha |
Seorang wanita yang usianya telah mencapai 39 tahun ingin berkurban, maka dikatakan: “Pertama kamu mengaqiqahi dirimu sendiri; karena bapakmu belum mengaqiqahimu”, dia telah menikahkannya sebelum mengaqiqahi anak-anaknya, anak perempuannya tersebut sudah mempunyai seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki, apakah dia mengaqiqahi anak-anak dan dirinya sendiri atau bapaknya yang mengaqiqahi mereka semua ?, sebagaimana diketahui bahwa umur anak perempuan wanita tersebut sudah berusia 15 tahun, sedangkan anak laki-lakinya umur 16 tahun, apakah hukum aqiqah itu wajib atau bisa gugur setelah bayi tersebut mencapai akil baligh ? | https://islamqa.info/id/answers/96462/apakah-bagi-seorang-wanita-berkurban-atau-beraqiqah-untuk-dirinya-sendiri-karena-bapaknya-tidak-mengaqiqahinya | Alhamdulillah. Pertama: Hukum aqiqah adalah sunnah muakkadah sesuai dengan pendapat yang rajih, dan telah dijelaskan sebelumnya pada jawaban soal nomor: 20018, aqiqah adalah tugas seorang bapak, bukanlah tugas seorang ibu dan juga bukan tugas anak-anak. Aqiqah tidak gugur karena usia anak sudah baligh, jika seorang bapak telah diberikan kemampuan, disunnahkan baginya agar mengaqiqahi anak-anaknya yang belum diaqiqahi. Jika seorang bapak belum mengaqiqahi anaknya, maka apakah telah disyari’atkan bagi anak tersebut atau yang lainnya untuk mengaqiqahi dirinya sendiri ?, terdapat perbedaan di antara para ulama. Dan yang nampak adalah bahwa hal itu telah disyari’atkan dan disunnahkan. Ibnu Qudamah –rahimahullah- berkata dalam Al Mughni (9/364): “Jika memang belum pernah diaqiqahi, sampai anak tersebut menjadi baligh, dan telah bekerja, maka tidak ada aqiqah lagi baginya. Imam Ahmad pernah ditanya tentang masalah ini, beliau berkata: “Hal itu menjadi tanggungan bapaknya”, berarti tidak mengaqiqahi dirinya sendiri; karena yang disunnahkan adalah dilakukan oleh orang lain”. Atha’ dan Hasan berkata: “Hendaknya dia mengaqiqahi diri sendiri; karena telah disyari’atkan kepadanya dan karena seseorang itu tergadaikan dengan aqiqahnya, maka sebaiknya disyari’atkan baginya agar menebus dirinya sendiri”. Menurut pendapat kami bahwa aqiqah itu disyari’atkan kepada seorang bapak, maka tidak bisa dilakukan oleh selainnya, seperti jika dilakukan oleh orang lain (bukan kerabat) dan sama dengan zakat fitrah. Ibnu Qayyim –rahimahullah- berkata di dalam Tuhfatul Maudud fii Ahkamil Maulud: “Bab 19: Hukum seseorang yang belum diaqiqahi oleh bapaknya, apakah dia mengaqiqahi dirinya sendiri setelah baligh ?. Al Khollal berkata: “Bab disunnahkannya bagi yang belum di aqiqahi pada masa kecilnya agar mengaqiqahi dirinya sendiri pada saat dewasa, kemudian dia menyebutkan pembahasan Ismail bin Sa’id Asy Syalnaji bahwa dia berkata: “Saya bertanya kepada Ahmad tentang seorang laki-laki yang diberi tahu oleh bapaknya bahwa dia belum mengaqiqahinya, apakah dia mengaqiqahi dirinya sendiri ?, beliau berkata: “Aqiqah itu menjadi tanggungannya seorang bapak”. Dan di antara pembahasan Al Maimuni bahwa dia berkata: “Saya Berkata pada Abu Abdillah: “Jika dia belum mengaqiqahinya pada masa kecilnya, apakah dia mengaqiqahinya pada saat sudah dewasa ?, maka beliau menyebutkan sebuah riwayat yang menyatakan bahwa tetap diaqiqahi pada saat dewasa namun beliau menganggapnya lemah. Saya berpendapat adalah termasuk hal baik jika belum diaqiqahi pada masa kecilnya maka dia diaqiqahi setelah dewasa, dan berkata: “Jika ada orang yang melaksanakannya, saya tidak membencinya”. Dia berkata: “Abdul Malik telah mengabarkan kepada saya di tempat lain, bahwasanya dia telah berkata kepada Abu Abdillah: “Maka tetap diaqiqahi pada saat dewasa”. Dia berkata: “Saya belum pernah mendengar tentang hal itu pada saat dewasa”. Saya berkata: “Bapaknya dahulu kesulitan ekonomi lalu Alloh mudahkan, maka dia ingin untuk tidak meninggalkan anaknya sebelum diaqiqahi. Dia berkata: “Saya tidak tahu dan belum pernah mendengar tentang aqiqah pada usia dewasa”. Lalu dia berkata kepadaku: “Barang siapa yang melaksanakannya maka hal itu baik, dan sebagian orang ada yang mewajibkannya”. Syeikh Ibnu Baaz –rahimahullah- berkata setelah menukil ucapan tersebut: “Pendapat yang pertama lebih kuat, bahwasanya disunnahkan untuk mengaqiqahi dirinya sendiri; karena hukumnya aqiqah adalah sunnah muakkadah, bapaknya telah meninggalkannya maka disyari’atkan baginya untuk mengaqiqahi dirinya sendiri jika mampu, hal itu berdasarkan keumuman beberapa hadits di bawah ini, di antaranya adalah: Sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- : ( ) ( “Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, maka disembelihkan baginya pada hari ke tujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama”. (HR. Imam Ahmad dan Ashbabus Sunan dari Samrah bin Jundub –radhiyallahu ‘anhu- dengan sanad yang shahih) Hadits Ummu Kurz al Ka’biyah dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- : ”. “Bahwa beliau telah menyuruh untuk mengaqiqahi anak laki-laki dengan dua ekor kambing kibas, dan untuk anak perempuan dengan satu ekor kambing”. (HR. Imam yang lima, dan Tirmidzi meriwatkan dan menshahihkan riwayat serupa dari Aisyah). Hadits ini tidak ditujukan kepada bapak saja, maka tentu juga mencakup anak dan ibu dan kerabat dari anak yang dilahirkan”. (Majmu’ Fatawa Syeikh Ibnu Baaz: 26/266) Atas dasar inilah maka dikatakan kepada saudari yang sedang ditanya: “Anda boleh mengaqiqahi diri anda sendiri atau untuk anak-anak anda jika bapak mereka belum mengaqiqahi mereka”. Kedua: Berkurban adalah sunnah muakkadah, disyari’atkan bagi laki-laki dan perempuan, boleh juga untuk seorang laki-laki dan anggota keluarganya, boleh juga untuk seorang wanita dan anggota keluarganya. Maka bagi wanita tersebut agar menyembelih kurban, baik suaminya sudah berkurban atau belum berkurban. Jika dia sudah berkurban, maka hal itu juga bisa dianggap aqiqahnya. Ibnu Qayyim –rahimahullah- berkata: “Bab 18 Tentang Hukum Menggabungkan Antara Aqiqah dan Kurban”. Al Khollah berkata: “Bab Riwayat Bahwa Berkurban Juga Bisa Dianggap Sebagai Aqiqah: Telah dikabarkan kepada kami Abdul Malik al Maimuni bahwa dia berkata kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad) bahwasanya dibolehkan untuk berkurban bagi seorang anak dengan niat untuk mengaqiqahinya juga ?, dia berkata: “Saya tidak tahu”, lalu beliau berkata: “Ada beberapa pendapat yang membolehkannya”. Saya berkata: “Apakah mereka itu para tabi’in ?”. Beliau berkata: “Ya”. Abdul Malik telah mengabarkan kepadaku pada tempat yang lain, dia berkata: “Abu Abdillah menyebutkan bahwa sebagian mereka berkata: “Jika dia melaksanakan ibadah kurban maka hal itu sudah bisa mewakili aqiqah”. ‘Ishmah bin ‘Ishom telah mengabarkan kepadaku di tempat yang lain dari Hambal bahwa Abu Abdillah berkata: “Jika disembelihkan untuknya tetap dianggap sah untuk kurban dan aqiqah. Dia berkata: “Saya telah melihat Abu Abdillah telah membeli hewan kurban lalu dia sembelih untuk dirinya dan keluarganya, pada waktu itu anaknya Abdullah masih kecil, saya berpendapat bahwa dia menyembelih untuk aqiqah dan berkurban, lalu dia bagikan dagingnya dan sebagiannya dimakan sendiri”. (Tuhfatul Maudud). Baca juga jawaban soal nomor: 38197 dan 20018. Wallahu a’lam. | Pertama Hukum aqiqah adalah sunnah muakkadah sesuai dengan pendapat yang rajih, dan telah dijelaskan sebelumnya pada jawaban soal nomor 20018, aqiqah adalah tugas seorang bapak, bukanlah tugas seorang ibu dan juga bukan tugas anakanak. Aqiqah tidak gugur karena usia anak sudah baligh, jika seorang bapak telah diberikan kemampuan, disunnahkan baginya agar mengaqiqahi anakanaknya yang belum diaqiqahi. Jika seorang bapak belum mengaqiqahi anaknya, maka apakah telah disyariatkan bagi anak tersebut atau yang lainnya untuk mengaqiqahi dirinya sendiri , terdapat perbedaan di antara para ulama. Dan yang nampak adalah bahwa hal itu telah disyariatkan dan disunnahkan. Atha dan Hasan berkata Hendaknya dia mengaqiqahi diri sendiri karena telah disyariatkan kepadanya dan karena seseorang itu tergadaikan dengan aqiqahnya, maka sebaiknya disyariatkan baginya agar menebus dirinya sendiri. Ibnu Qayyim rahimahullah berkata di dalam Tuhfatul Maudud fii Ahkamil Maulud Bab 19 Hukum seseorang yang belum diaqiqahi oleh bapaknya, apakah dia mengaqiqahi dirinya sendiri setelah baligh . Saya berpendapat adalah termasuk hal baik jika belum diaqiqahi pada masa kecilnya maka dia diaqiqahi setelah dewasa, dan berkata Jika ada orang yang melaksanakannya, saya tidak membencinya. Dia berkata Abdul Malik telah mengabarkan kepada saya di tempat lain, bahwasanya dia telah berkata kepada Abu Abdillah Maka tetap diaqiqahi pada saat dewasa. Dia berkata Saya belum pernah mendengar tentang hal itu pada saat dewasa. Saya berkata Bapaknya dahulu kesulitan ekonomi lalu Alloh mudahkan, maka dia ingin untuk tidak meninggalkan anaknya sebelum diaqiqahi. Dia berkata Saya tidak tahu dan belum pernah mendengar tentang aqiqah pada usia dewasa. Lalu dia berkata kepadaku Barang siapa yang melaksanakannya maka hal itu baik, dan sebagian orang ada yang mewajibkannya. Imam Ahmad dan Ashbabus Sunan dari Samrah bin Jundub radhiyallahu anhu dengan sanad yang shahih Hadits Ummu Kurz al Kabiyah dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam . Bahwa beliau telah menyuruh untuk mengaqiqahi anak lakilaki dengan dua ekor kambing kibas, dan untuk anak perempuan dengan satu ekor kambing. Imam yang lima, dan Tirmidzi meriwatkan dan menshahihkan riwayat serupa dari Aisyah. Hadits ini tidak ditujukan kepada bapak saja, maka tentu juga mencakup anak dan ibu dan kerabat dari anak yang dilahirkan. Kedua Berkurban adalah sunnah muakkadah, disyariatkan bagi lakilaki dan perempuan, boleh juga untuk seorang lakilaki dan anggota keluarganya, boleh juga untuk seorang wanita dan anggota keluarganya. Maka bagi wanita tersebut agar menyembelih kurban, baik suaminya sudah berkurban atau belum berkurban. Saya berkata Apakah mereka itu para tabiin . Abdul Malik telah mengabarkan kepadaku pada tempat yang lain, dia berkata Abu Abdillah menyebutkan bahwa sebagian mereka berkata Jika dia melaksanakan ibadah kurban maka hal itu sudah bisa mewakili aqiqah. Ishmah bin Ishom telah mengabarkan kepadaku di tempat yang lain dari Hambal bahwa Abu Abdillah berkata Jika disembelihkan untuknya tetap dianggap sah untuk kurban dan aqiqah. Dia berkata Saya telah melihat Abu Abdillah telah membeli hewan kurban lalu dia sembelih untuk dirinya dan keluarganya, pada waktu itu anaknya Abdullah masih kecil, saya berpendapat bahwa dia menyembelih untuk aqiqah dan berkurban, lalu dia bagikan dagingnya dan sebagiannya dimakan sendiri. Baca juga jawaban soal nomor 38197 dan 20018. |
Amalan 10 Muharram Mustajab dari KH. Abdul Hamid Kudus | https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/amalan-10-muharram-mustajab-dari-kh-abdul-hamid-kudus/ | Berikut ini amalan 10 Muharram mustajab dari KH Abdul Hamid Kudus. Dalam kitab Kanzun Najah, ia menyatakan bahwasanya dianjurkan untuk menghidupi malam Asyura (10 Muharram) dengan ibadah, karena ini sangat dianjurkan oleh syariat Islam. Adapun ibadahnya adalah semisal membaca atau mendengarkan al-Quran, memanjatkan doa dan melantunkan dzikir. Karena pada malam tersebut adalah masa dicurahkannya pertolongan rabbani dan disebarkanya kebaikan. 6 Amalan 10 Muharram Mustajab Lebih lanjut, di antara amalan yang dianjurkan oleh Syekh Al-Dairabi antara lain; Pertama, menyempurnakan wudhu. Kedua, lalu melaksanakan sholat sunnah 2 rakaat. Ketiga, kemudian membaca ayat kursi sejumlah 360 kali yang mana selalu diawali dengan basmalah, seraya menghadap kiblat. Keempat, dilanjut membaca Surah Yunus ayat 58 sebanyak 48 kali; Qul bifalillhi wa biramatih fa bilika falyafra, huwa khairum mimm yajman Artinya: Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. kelima, membaca doa berikut sebanyak 12 kali; . Allahumma inna hadzihi laylatun jadidah, wa syahrun jadid, wa sanatun jadidah, faathinillahumma khoiroha wa khoiro ma fiha, washrif anni syarraha wa syarra ma fiha, wa syarra fitnataha, wa muhdatsatiha, wa syarran nafsi wal hawa was syaithanir rojim. Artinya; Ya Allah, ini adalah malam baru, bulan baru, dan tahun baru. Mohon berikan aku kebaikan dan kebaikannya, dan jauhkan dariku kejahatannya dan kejahatan apa yang ada di dalamnya. Serta kejahatan godaan dan fitnah, kejahatan jiwa, nafsu dan setan yang terkutuk. Kemudian ia menutupnya dengan membaca doa yang bersumber dari Al-Quran, membaca sholawat, mendoakan kaum muslimin, lalu membaca tasbih dan tahlil berkali-kali. Maka orang tersebut pada tahun itu akan dijaga dari semua keburukan. Keenam, dengan faedah dan waktu yang sama, Syekh Al-Ajhuri mengijazahkan untuk membaca kalimat berikut sejumlah 70 kali; Hasbunallah wa nimal wakil, nimal maula wa niman nashir. Artinya; Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik pelindung. Keterangan tentang amalan 10 Muharram mustajab ini disarikan dari karya KH Abdul Hamid Kudus yang berjudul Kanz Al-Najah Wa Al-Surur, halaman 18. Mari diamalkan, agar kita dijaga oleh Allah Swt. Semoga bermanfaat dan mujarab, Wallahu Alam bi Al-Shawab. | Berikut ini amalan 10 Muharram mustajab dari KH Abdul Hamid Kudus. Dalam kitab Kanzun Najah, ia menyatakan bahwasanya dianjurkan untuk menghidupi malam Asyura 10 Muharram dengan ibadah, karena ini sangat dianjurkan oleh syariat Islam. Adapun ibadahnya adalah semisal membaca atau mendengarkan alQuran, memanjatkan doa dan melantunkan dzikir. Karena pada malam tersebut adalah masa dicurahkannya pertolongan rabbani dan disebarkanya kebaikan. 6 Amalan 10 Muharram Mustajab Lebih lanjut, di antara amalan yang dianjurkan oleh Syekh AlDairabi antara lain Pertama, menyempurnakan wudhu. Kedua, lalu melaksanakan sholat sunnah 2 rakaat. Ketiga, kemudian membaca ayat kursi sejumlah 360 kali yang mana selalu diawali dengan basmalah, seraya menghadap kiblat. Keempat, dilanjut membaca Surah Yunus ayat 58 sebanyak 48 kali Qul bifalillhi wa biramatih fa bilika falyafra, huwa khairum mimm yajman Artinya Katakanlah Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. kelima, membaca doa berikut sebanyak 12 kali . Allahumma inna hadzihi laylatun jadidah, wa syahrun jadid, wa sanatun jadidah, faathinillahumma khoiroha wa khoiro ma fiha, washrif anni syarraha wa syarra ma fiha, wa syarra fitnataha, wa muhdatsatiha, wa syarran nafsi wal hawa was syaithanir rojim. Artinya Ya Allah, ini adalah malam baru, bulan baru, dan tahun baru. Mohon berikan aku kebaikan dan kebaikannya, dan jauhkan dariku kejahatannya dan kejahatan apa yang ada di dalamnya. Serta kejahatan godaan dan fitnah, kejahatan jiwa, nafsu dan setan yang terkutuk. Kemudian ia menutupnya dengan membaca doa yang bersumber dari AlQuran, membaca sholawat, mendoakan kaum muslimin, lalu membaca tasbih dan tahlil berkalikali. Maka orang tersebut pada tahun itu akan dijaga dari semua keburukan. Keenam, dengan faedah dan waktu yang sama, Syekh AlAjhuri mengijazahkan untuk membaca kalimat berikut sejumlah 70 kali Hasbunallah wa nimal wakil, nimal maula wa niman nashir. Artinya Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaikbaik pelindung. Keterangan tentang amalan 10 Muharram mustajab ini disarikan dari karya KH Abdul Hamid Kudus yang berjudul Kanz AlNajah Wa AlSurur, halaman 18. Mari diamalkan, agar kita dijaga oleh Allah Swt. Semoga bermanfaat dan mujarab, Wallahu Alam bi AlShawab. |
Orang dzalim diadzab dengan suara keras yang mengguntur | https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Orang-dzalim-diadzab-dengan-suara-keras-yang-mengguntur | QS.Surat Hud[11]:67 () 67. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, QS.Surat Al-Mu’minun[23]:41 () 41. Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir [1002] maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu. [1002]. Maksudnya: demikian buruknya akibat mereka, sampai mereka tiada berdaya sedikitpun, tak obahnya sebagai sampah yang dihanyutkan banjir, padahal tadinya mereka bertubuh besar-besar dan kuat-kuat. QS.Surat Ya Sin[36]:29 () 29. Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati. | QS.Surat Hud1167 67. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orangorang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, QS.Surat AlMuminun2341 41. Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami jadikan mereka sebagai sampah banjir 1002 maka kebinasaanlah bagi orangorang yang zalim itu. 1002. Maksudnya demikian buruknya akibat mereka, sampai mereka tiada berdaya sedikitpun, tak obahnya sebagai sampah yang dihanyutkan banjir, padahal tadinya mereka bertubuh besarbesar dan kuatkuat. QS.Surat Ya Sin3629 29. Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja maka tibatiba mereka semuanya mati. |
Hikmah Di Balik Perintah Menghitung Dzikir dengan Ruas Jari | https://bersamadakwah.net/hikmah-di-balik-perintah-menghitung-dzikir-dengan-ruas-jari/ | sumber gambar: cintaquransunnah Dzikir adalah ibadah yang utama. Dalam sebuah riwayat disebutkan, perbandingan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dengan orang yang mati. Kebutuhan manusia terhadap dzikir tak ubahnya kebutuhan ikan terhadap air. Disebutkan secara hasan dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan at-Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberitahukan kepada seorang shahabiyah yang ikut hijrah ke Madinah agar menghitung dzikir dengan menggunakan ruas jari tangan. Apakah hikmah di balik perintah ini? Anna an-nabiyya amara hunna an-yura’iina bi at-takbiiri wa at-taqdiisi wa at-tahliili, wa an-ya’qidna bil anaamili, fa innahunna mas-uulaatun mustanthiqaatun. Nabi memerintahkan kaum wanita agar selalu membiasakan amalan dengan membaca takbir, taqdis, dan tahlil. Semua itu agar dihitung dengan ruas jari-jari tangannya. Karena di Hari Kiamat kelak, ruas-ruas jari tangan tersebut akan dimintai keterangan dan dituntut untuk berbicara. sumber gambar:gogopixlibrary Riwayat menghitung dzikir dengan ruas tangan ini juga diperkuat dengan satu riwayat yang tersebut dalam Sunan at-Tirmidzi, Sunan Abu dawud, Sunan an-Nasa’i secara shahih dari ‘Abdullah bin ‘Umar, . : Ra-aitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ya’qidu at-tasbih. Wa fi riwayatin: biyamiinihi. “Aku,” kata ‘Abdullah bin ‘Umar, “telah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menghitung-hitung bacaan tasbihnya.” Di dalam riwayat dari jalur lain juga disebutkan, “(Rasulullah menghitung bacaan dzikir) dengan jari tangan kanannya.” Inilah hikmah agungnya. Apalagi terkait penggunaan biji tasbih, para ulama’ berbeda pendapat. Sebagian membolehkannya, sebagian lainnya tidak menganjurkan bahkan menganggapnya sebagai amalan bid’ah. Sedangkan menggunakan ruas jari tangan, maka amalan ini langsung direkomendasikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melalui riwayat dari ‘Abdullah bin ‘Umar yang termaktub dalam tiga kitab Sunan yang utama dalam Islam. Kelak, jari-jemari itulah yang akan bersaksi di hadapan Allah Ta’ala di Hari Kiamat. Bahwa ruas jari-jari tersebut digunakan untuk berdzikir menyebut-nyebut nama Allah Ta’ala. Subhanallah… Alhamdulillah… Allahu akbar. Wallahu a’lam. [Pirman/BersamaDakwah] | sumber gambar cintaquransunnah Dzikir adalah ibadah yang utama. Dalam sebuah riwayat disebutkan, perbandingan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dengan orang yang mati. Kebutuhan manusia terhadap dzikir tak ubahnya kebutuhan ikan terhadap air. Disebutkan secara hasan dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan atTirmidzi, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberitahukan kepada seorang shahabiyah yang ikut hijrah ke Madinah agar menghitung dzikir dengan menggunakan ruas jari tangan. Apakah hikmah di balik perintah ini Anna annabiyya amara hunna anyuraiina bi attakbiiri wa attaqdiisi wa attahliili, wa anyaqidna bil anaamili, fa innahunna masuulaatun mustanthiqaatun. Nabi memerintahkan kaum wanita agar selalu membiasakan amalan dengan membaca takbir, taqdis, dan tahlil. Semua itu agar dihitung dengan ruas jarijari tangannya. Karena di Hari Kiamat kelak, ruasruas jari tangan tersebut akan dimintai keterangan dan dituntut untuk berbicara. sumber gambargogopixlibrary Riwayat menghitung dzikir dengan ruas tangan ini juga diperkuat dengan satu riwayat yang tersebut dalam Sunan atTirmidzi, Sunan Abu dawud, Sunan anNasai secara shahih dari Abdullah bin Umar, . Raaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yaqidu attasbih. Wa fi riwayatin biyamiinihi. Aku, kata Abdullah bin Umar, telah melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menghitunghitung bacaan tasbihnya. Di dalam riwayat dari jalur lain juga disebutkan, Rasulullah menghitung bacaan dzikir dengan jari tangan kanannya. Inilah hikmah agungnya. Apalagi terkait penggunaan biji tasbih, para ulama berbeda pendapat. Sebagian membolehkannya, sebagian lainnya tidak menganjurkan bahkan menganggapnya sebagai amalan bidah. Sedangkan menggunakan ruas jari tangan, maka amalan ini langsung direkomendasikan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melalui riwayat dari Abdullah bin Umar yang termaktub dalam tiga kitab Sunan yang utama dalam Islam. Kelak, jarijemari itulah yang akan bersaksi di hadapan Allah Taala di Hari Kiamat. Bahwa ruas jarijari tersebut digunakan untuk berdzikir menyebutnyebut nama Allah Taala. Subhanallah Alhamdulillah Allahu akbar. Wallahu alam. PirmanBersamaDakwah |
Janganlah Berbuat Zalim! | https://muslim.or.id/53105-janganlah-berbuat-zalim.html | Daftar Isi Islam adalah agama yang penuh keadilan dan jauh dari kezaliman. Oleh karena itu Islam juga memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang berbuat zalim. Secara bahasa, zalim atau azh zhulmu artinya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Disebutkan dalam Lisaanul Arab: : Azh zhulmu artinya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya Secara istilah, zalim artinya melakukan sesuatu yang keluar dari koridor kebenaran, baik karena kurang atau melebih batas. Al Asfahani mengatakan: : ( ) Zalim adalah meletakkan sesuatu bukan pada posisinya yang tepat baginya, baik karena kurang maupun karena adanya tambahan, baik karena tidak sesuai dari segi waktunya ataupun dari segi tempatnya (Mufradat Allafzhil Quran Al Asfahani 537, dinukil dari Mausuah Akhlaq Durarus Saniyyah). Zalim juga diartikan sebagai perbuatan menggunakan milik orang lain tanpa hak. Al Jurjani mengatakan: . : ) Zalim artinya melewati koridor kebenaran hingga masuk pada kebatilan, dan ia adalah maksiat. Disebut oleh sebagian ahli bahasa bahwa zalim adalah menggunakan milik orang lain, dan melebihi batas (At Tarifat, 186, dinukil dari Mausuah Akhlaq Durarus Saniyyah). Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin memiliki penjelasan yang bagus dalam memaknai zalim. Beliau mengatakan: ( ) (: 33) . Ketahuilah bahwa zalim itu adalah an naqsh (bersikap kurang). Allah Taala berfirman (yang artinya): Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu lam tazhlim (tidak kurang) buahnya sedikitpun. Maksudnya tidak kurang buahnya sedikit pun. Bersikap kurang itu bisa jadi berupa melakukan hal yang tidak diperbolehkan bagi seseorang, atau melalaikan apa yang diwajibkan baginya. Oleh karena itu zalim berporos pada dua hal ini, baik berupa meninggalkan kewajiban atau melakukan yang haram (Syarah Riyadush Shalihin, 2/486). Oleh karena itu, jika dikatakan Amr menzalimi Zaid, artinya Amr melakukan hal yang tidak diperbolehkan terhadap Zaid atau Amr meninggalkan apa yang wajib ia lakukan terhadap Zaid. Lawan dari zalim atau azh zhulmu adalah adil atau al adl. Maka adil artinya menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya dan berada dalam koridor kebenaran. Baca Juga: Petunjuk Nabi dalam Menyikapi Penguasa Muslim yang Dzalim Perbuatan zalim terlarang dalam Islam. Terdapat banyak sekali ayat-ayat Al Quran dan hadits-hadits Nabi Shallallahualaihi Wasallam yang mencela dan melarang perbuatan zalim. Allah Taala berfirman: Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim (QS. Hud: 18). Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras (QS. Hud: 102). Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim: Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulunya kamu dustakan itu (QS. Saba: 40). Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafaatnya (QS. Ghafir: 18). Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan (QS. Al Anam: 21). Dan ayat-ayat yang semisal sangatlah banyak. Adapun dalil-dalil dari As Sunnah, Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda: : Allah Tabaaraka wa taala berfirman: wahai hambaku, sesungguhnya aku haramkan kezaliman atas Diriku, dan aku haramkan juga kezaliman bagi kalian, maka janganlah saling berbuat zalim (HR. Muslim no. 2577). Beliau juga bersabda: . jauhilah kezaliman karena kezaliman adalah kegelapan di hari kiamat (HR. Al Bukhari no. 2447, Muslim no. 2578). Beliau juga bersabda: Seorang Muslim itu adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh menelantarkannya (HR. Muslim no. 2564). Dan dalil-dalil yang mencela dan melarang perbuatan zalim datang dalam bentuk muthlaq, sehingga perbuatan zalim dalam bentuk apapun dan kepada siapa pun terlarang hukumnya. Bahkan kepada orang kafir dan kepada binatang sekalipun, tidak diperkenankan berbuat zalim. Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: , Andaikan perbuatan yang kalian lakukan terhadap binatang itu diampuni, maka ketika itu diampuni banyak dosa (HR. Ahmad 6/441, dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah, 2/41-42). Al Albani setelah menjelaskan derajat hadits ini beliau mengatakan, maknanya larangan dan peringatan terhadap perbuatan zalim pada hewan. Jadi, andaikan si pemilik binatang yang tidak memiliki kasih sayang terhadap binatangnya itu dimaafkan, maka ketika itu sungguh telah diampuni dosa yang banyak (Silsilah Ahadits Shahihah, 2/41-42). Jelas sudah bahwa Allah dan Rasul-Nya melarang kezaliman dalam bentuk apapun. Dan wajib untuk berbuat adil dalam segala sesuatu, Allah Taala berfirman: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa (QS. Al Maidah: 8). Baca Juga: Hukum Menghina atau Memanggil Orang Lain dengan Nama Binatang Perbuatan zalim menyebabkan pelakunya mendapat keburukan di dunia dan di akhirat. Diantaranya: Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bertanya: : . : . . . Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?. Para shahabat pun menjawab, Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda. Nabi bersabda, Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka. (HR. Muslim no. 2581). Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari kiamat) bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezholimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizhaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya. (HR. Al-Bukhari no. 2449) Allah Taala berfirman: (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk (QS. Ghafir: 52). Laknat dari Allah artinya dijauhkan dari rahmat Allah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat (HR. Al Bukhari no. 2447, Muslim no. 2578). Doa orang yang terzalimi dikabulkan oleh Allah, termasuk jika orang yang terzalimi mendoakan keburukan bagi yang menzaliminya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah. (HR. Bukhari no.1496, Muslim no.19). Allah Taala berfirman: Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (QS. Al Maidah: 51). Allah Taala berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan mendapatkan al falah (QS. Al Anam: 21). Al falah artinya mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat Allah Taala berfirman: Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi (QS. Al Hajj: 45). Baca Juga: Adab-Adab Dalam Memberikan Nasehat Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan: Zalim ada dua macam: pertama, kezaliman terkait dengan hak Allah Azza wa Jalla, kedua, kezaliman terkait dengan hak hamba. Kezaliman yang terbesar yang terkait dengan hak Allah adalah kesyirikan. Karena Nabi Shallallahualaihi Wasallam ditanya: dosa apa yang paling besar?, beliau menjawab: Engkau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah, padahal Allah yang menciptakanmu (HR. Bukhari no. 4477, Muslim no. 86). Setelah dosa syirik, lalu tingkatan setelahnya adalah kezaliman berupa dosa-dosa besar, kemudian setelahnya adalah dosa-dosa kecil. Adapun kezaliman yang terkait hak hamba, berporos pada tiga hal, yang dijelaskan oleh Nabi Shallallahualaihi Wasallam dalam khutbahnya ketika haji Wada, beliau bersabda: Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, kehormatan kalian, semuanya haram atas sesama kalian. Sebagaimana haramnya hari ini, bulan ini, di tanah kalian ini (HR. Bukhari no. 67, Muslim no. 1679). Kezaliman terhadap jiwa seseorang itulah yang dimaksud kezaliman dalam darah, yaitu seseorang berbuat melebihi batas kepada sesama Muslim dengan menumpahkan darahnya, melukainya, atau semisal itu. Kezaliman terhadap harta yaitu seseorang berbuat melebihi batas terhadap sesama Muslim dalam masalah harta, baik berupa enggan mengeluarkan yang wajib ia keluarkan, atau dengan melakukan hal yang haram dalam masalah harta, atau berupa meninggalkan hal wajib ia lakukan, atau juga berupa melakukan sesuatu yang diharamkan terhadap harta orang lain. Adapun kezaliman terhadap kehormatan orang lain itu mencakup berbuat melebihi batas terhadap sesama Muslim dengan melakukan zina, atau liwath (sodomi), qodzaf, dan semisalnya. Semua jenis kezaliman ini haram hukumnya (Syarah Riyadus Shalihin, 2/485). Dan barangsiapa yang melakukan dua jenis kezaliman di atas, baik zalim terhadap hak Allah maupun zalim terhadap hak hamba, maka ia telah melakukan kezaliman kepada dirinya sendiri. Karena ia adalah makhluk yang dicipta untuk beribadah kepada-Nya, dengan menaati segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Maka dengan melanggar hal itu, ia tepat menempatkan dirinya pada tempat yang tidak sesuai dan inilah kezaliman. Oleh karena itu Allah Taala menyebutkan hamba-Nya yang bermaksiat dengan menzalimi dirinya sendiri, di antara hamba Kami ada yang menzalimi dirinya sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang berlomba berbuat kebaikan (QS. Fathir: 32). As Sadi mengatakan: ada yang menzalimi dirinya, yaitu dengan maksiat (Taisir Karimirrahman). Ketahuilah bahwa kezaliman terbesar itu bukanlah kezaliman dari penguasa, bukan kezaliman dari diktator yang keji, bukan kezaliman dari kaum kapitalis, namun kezaliman terbesar di dunia ini adalah mempersembahkan ibadah kepada selain Allah, atau perbuatan syirik. Kezaliman mana lagi yang lebih besar dari menyekutukan Rabb yang telah menciptakan kita, memberi segala nikmat dan keselamatan selama ini? Oleh karena itu ketika Nabi Shallallahualaihi Wasallam ditanya: dosa apa yang paling besar, beliau menjawab: Engkau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah, padahal Allah yang menciptakanmu Allah Taala berfirman: Sesungguhnya kesyirikan adalah kezaliman yang terbesar (QS. Luqman: 13). As Sadi menjelaskan ayat ini, alasan mengapa syirik adalah kezaliman tersbesar adalah, bahwasanya tidak ada yang lebih parah dan lebih buruk dari orang yang menyetarakan makhluk yang terbuat dari tanah dengan Sang Pemilik semua makhluk, menyetarakan makhluk yang tidak memiliki sesuatu apapun dengan Dzat yang memiliki semuanya, menyetarakan makhluk yang serba kurang dan fakir dari segala sisinya dengan Rabb yang sempurna dan Maha Kaya dari segala sisinya, menyetarakan makhluk yang tidak bisa memberikan satu nikmat pun dengan Dzat yang memberikan semua nikmat dalam agamanya, dunianya dan akhiratnya. Padahal hati orang tersebut beserta raganya, adalah dari Allah. Dan tidaklah keburukan tercegah darinya, kecuali karena Allah. Maka adakah kezaliman yang lebih besar dari ini? (Taisir Karimirrahman). Maka saudaraku, jauhilah perbuatan syirik! jauhilah semua bentuk perbuatan zalim! Berlaku adil lah dalam segala sesuatu. Semoga Allah memberi taufiq. Wallahu waliyyu dzalika wal qaadiru alaihi. Baca Juga: Angka Keramat — Referensi: — Penulis: Yulian Purnama Artikel: Muslim.or.id | Daftar Isi Islam adalah agama yang penuh keadilan dan jauh dari kezaliman. Disebutkan dalam Lisaanul Arab Azh zhulmu artinya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya Secara istilah, zalim artinya melakukan sesuatu yang keluar dari koridor kebenaran, baik karena kurang atau melebih batas. Allah Taala berfirman yang artinya Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu lam tazhlim tidak kurang buahnya sedikitpun. Oleh karena itu zalim berporos pada dua hal ini, baik berupa meninggalkan kewajiban atau melakukan yang haram Syarah Riyadush Shalihin, 2486. Allah Taala berfirman Ingatlah, laknat Allah ditimpakan atas orangorang yang zalim QS. Dan ayatayat yang semisal sangatlah banyak. Dan wajib untuk berbuat adil dalam segala sesuatu, Allah Taala berfirman Hai orangorang yang beriman hendaklah kamu jadi orangorang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekalikali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Diantaranya Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bertanya . . . . Para shahabat pun menjawab, Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda. Kelak kebaikankebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda Siapa yang pernah berbuat aniaya zhalim terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya maaf pada hari ini di dunia sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat HR. Doa orang yang terzalimi dikabulkan oleh Allah, termasuk jika orang yang terzalimi mendoakan keburukan bagi yang menzaliminya. Allah Taala berfirman Sesungguhnya orangorang yang zalim tidak akan mendapatkan al falah QS. Baca Juga AdabAdab Dalam Memberikan Nasehat Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan Zalim ada dua macam pertama, kezaliman terkait dengan hak Allah Azza wa Jalla, kedua, kezaliman terkait dengan hak hamba. Karena Nabi Shallallahualaihi Wasallam ditanya dosa apa yang paling besar, beliau menjawab Engkau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah, padahal Allah yang menciptakanmu HR. Adapun kezaliman yang terkait hak hamba, berporos pada tiga hal, yang dijelaskan oleh Nabi Shallallahualaihi Wasallam dalam khutbahnya ketika haji Wada, beliau bersabda Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, kehormatan kalian, semuanya haram atas sesama kalian. Karena ia adalah makhluk yang dicipta untuk beribadah kepadaNya, dengan menaati segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. As Sadi mengatakan ada yang menzalimi dirinya, yaitu dengan maksiat Taisir Karimirrahman. Kezaliman mana lagi yang lebih besar dari menyekutukan Rabb yang telah menciptakan kita, memberi segala nikmat dan keselamatan selama ini Oleh karena itu ketika Nabi Shallallahualaihi Wasallam ditanya dosa apa yang paling besar, beliau menjawab Engkau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah, padahal Allah yang menciptakanmu Allah Taala berfirman Sesungguhnya kesyirikan adalah kezaliman yang terbesar QS. Dan tidaklah keburukan tercegah darinya, kecuali karena Allah. Maka saudaraku, jauhilah perbuatan syirik jauhilah semua bentuk perbuatan zalim Berlaku adil lah dalam segala sesuatu. Wallahu waliyyu dzalika wal qaadiru alaihi. Baca Juga Angka Keramat Referensi Penulis Yulian Purnama Artikel Muslim.or.id |
Keutamaan Hari Jum’at; Haji Seminggu Sekali | https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/keutamaan-hari-jumat-haji-seminggu-sekali/ | Keutamaan hari Jumat, seperti haji seminggu sekali. Ini mengindikasikan bahwa hari Jumat merupakan hari yang mulia. Keutamaan Hari Jumat, penuh ampunan dan rahmat Allah. Dari satu sisi, Islam sangat idealis. Namun di sisi lain, islam juga realistis dengan tidak menutup mata dari realitas yang ada. Sebelum memulai tulisan ini, kami akan mengutip salah satu jargon yang seringkali disampaikan oleh Kiyai Afifuddin Muhajir, baik di seminar-seminar maupun dalam bukunya. turun dari langit idealisme menuju dunia realitas Dalam konteks haji, idealnya semua umat islam menunaikan haji ke Baitulharam sebagaimana diwajibkan oleh syariat. Namun melihat realitas, tidak semua umat islam mampu melaksanakan kewajiban haji tersebut karena banyak faktor. Bisa karena alasan ekonomi, kondisi fisik, administrasi Negara, dan tidak adanya mahram bagi perempuan juga menjadi alasan tidak bisa menggelar haji. Keutamaan Hari Jumat, Seperti Ibadah Haji Maka Nabi Muhammad saw. memberikan solusi bagi mereka yang tidak mampu menunaikan haji, yaitu melaksanakan Jumat. Bukankah, hari jumat adalah hari istimewa bagi ummat Nabi? Maka tidak mengherankan jika Nabi memberikan obat untuk ummatnya yang ingin menyicipi pahala haji namun tidak mampu melaksanakannya. Orang yang tidak mampu haji maka dengan melaksanakan Jumat bisa mendapat (pahala) haji. Inilah keistimewaan dan keutamaan hari Jumat Dalam hal ini, al-Qadlai dan Ibnu Asyakir meriwayatkan hadis Nabi dari Ibnu Abbas. (al-Qadlai, Musnad al-Qadlai, 1/81). : : Nabi Muhammad bersabda, Adapun Jumat adalah hajinya orang-orang fakir Sudah barang tentu hadis di atas (seandainya sahih) tidak bisa dipahami secara skrituralis. Artinya, orang-orang yang tidak mampu melaksanakan haji memang mendapat pahala haji jika melaksanakan jumat. Namun bukan berarti menggugurkan kewajiban haji seandainya suatu hari telah memenuhi syarat-syarat kewajiban haji. (Baca juga: Ini Amalan Shalawat Sahabat Ibnu Masud di Hari Jumat). Pengarang kitab Faidul Qadir mengutip pendapat al-Manawi dalam mengomentari tentang hadis di atas. : tatkala orang-orang miskin tidak mampu melaksanakan haji karena faktor ekonomi ataupun fisik sementara ia sangat menginginkan menunaikan ibadah haji maka Allah swt memandang akan kesedihannya kemudian Allah memberikan pahala haji sebab tekad dan komitmen baiknya. Sesungguhnya di Madinah ada masyarakat yang kalian tidak menempuh suatu lembah kecuali mereka akan mendahuluinya. Hanya saja, mereka ada halangan (Abdurrauf, Faidul Qadir, 3/359). Dalam kitab yang sama, pengarang kitab Faidul Qadir itu juga menegaskan bahwa yang dimaksud dengan hadis tersebut bahwa jumat adalah haji bagi orang yang tidak mampu adalah majazi bukan secara hakiki. yang dimaksud (dengan hadis) adalah barang siapa yang tidak mampu melaksanakan haji maka berangkatnya orang tersebut untuk melaksanakan jumat di masjid sama dengan haji (pahalanya) bukan sebagaimana permintaan orang-orang kepada haji itu sendiri Namun demikian, terlepas dari pro-kontra tentang hadis itu, baik dari sanad maupun dilalahnya. Umat islam sepakat bahwa hari jumat dan sholat jumat merupakan keistimewaan umat ini. maka tidak mengherankan jika di dalamnya banyak mengandung fadhilah yang besar. Kisah Keutamaan Hari Jumat Saking besar keutamaan hari jumat, pahala Jumat disamakan dengan pahala haji. Sehingga membuat masyarakat kubur yang sudah meninggal pun merasa cemburu dan iri kepada masyarakat di dunia yang masih hidup, lantaran mereka tidak lagi bisa melaksanakan Jumat. Dalam kitab al-Mawaid al-Usyfuriyah misalnya menukil suatu hikayat tentang keutamaan sholat Jumat dan keutamaan hari jumat yang disamakan dengan menunaikan haji yang mabrur 4 kali dalam satu bulan. Syeh Muhammad bin Abu Bakar al-Usyfury menuturkan kisah Maisyarah yang berbincang-bincang dengan ahli kubur. Imam al-Zandusiti berkata, Saya telah mendengar kalau Imam Abu Muhammad bin Abdillah bin Fadhal menyampaikan cerita saat beliau sedang mengajar. Namun cerita itu, disampaikan dalam bahasa Persia Adapun konten dari kisah itu adalah al-Auzai berkata, Suatu hari, Maisyaroh bin Khunnais berjalan melewati kuburan-kuburan. Sebagaimana dianjurkan Rasulullah, ia mengucapkan salam,; Semoga keselamatan tercurah limpahkan atas kalian semua wahai Ahli Kubur! Kalian telah mendahului kami dan kami pasti akan menyusul kalian. Semoga Allah swt. merahmati, mengampuni, dan memberkati kami dan kalian semua untuk berjumpa dengannya suatu saat, yaitu ketika kami telah mengalami apa yang kalian alami sekarang (mati) Setelah itu, dengan kebesaran Allah, Allah mengembalikan ruh ke jasadnya salah satu diantara ahli kubur itu. kemudian tanpa menjawab salam yang dilontarkan Maiysaroh, ahli kubur yang kembali bangkit itu langsung berkata dengan kata-kata indah dan fasih; Beruntung sekali kalian wahai penduduk bumi yang (masih hidup)! Kalian bisa melakukan haji setia bulan sebanyak empat kali tanpa susah payah pergi ke Mekah Maisyaroh kebingungan, ia pun melontarkan pertanyaan, kemanakah kami melakukan haji hingga sebanyak empat kali dalam setiap bulan? Bukankah waktu haji hanya satu kali dalam setahun? Semoga Allah merahmatimu tegas Maisyaroh. Si penghuni kubur lantas menjawabnya, berangkat sholat jumat. Apakah kalian tidak sadar kalau melaksanakan sholat jumat adalah seperti menunaikan ibadah haji yang mebrur dan diterima?. Demikianlah sepenggal kisah tentang keistimewaan hari Jumat bagi umat ini. setelah memberi tahu hal itu, Maisyaroh sharing kembali dan minta pendapat amal apa saja yang berguna di akhirat. Penghuni kubur pun memberi saran kepada Maisyaroh untuk banyak istighfar karena istighfar banyak manfaatnya di akhirat kelak. Dan penghuni kubur juga memberitahu bahwa kebaikan-kebaikan yang bisa dilakukan orang hidup tidak lagi memiliki nilai bagi orang yang meninggal karena kebaikan-kebaikan tersebut sudah diangkat dari ahli kubur. Oleh karena itu, kebaikan orang yang sudah meninggal tidak akan bertamabah dan keburukannya tidak akan berkurang. (al-Usyfuriy, al-Mawaid al-Usyfuriyah, 7). Demikian penjelasan terkait keutamaan hari Jum,at. Semoga keutamaan hari jumat tersebut memberikan manfaat kita semua. Wallahu alam. (Baca juga: Hukum Berbagi Makanan Setelah Shalat Jumat) | Keutamaan hari Jumat, seperti haji seminggu sekali. Namun di sisi lain, islam juga realistis dengan tidak menutup mata dari realitas yang ada. Sebelum memulai tulisan ini, kami akan mengutip salah satu jargon yang seringkali disampaikan oleh Kiyai Afifuddin Muhajir, baik di seminarseminar maupun dalam bukunya. turun dari langit idealisme menuju dunia realitas Dalam konteks haji, idealnya semua umat islam menunaikan haji ke Baitulharam sebagaimana diwajibkan oleh syariat. Namun melihat realitas, tidak semua umat islam mampu melaksanakan kewajiban haji tersebut karena banyak faktor. Bisa karena alasan ekonomi, kondisi fisik, administrasi Negara, dan tidak adanya mahram bagi perempuan juga menjadi alasan tidak bisa menggelar haji. Keutamaan Hari Jumat, Seperti Ibadah Haji Maka Nabi Muhammad saw. Orang yang tidak mampu haji maka dengan melaksanakan Jumat bisa mendapat pahala haji. Nabi Muhammad bersabda, Adapun Jumat adalah hajinya orangorang fakir Sudah barang tentu hadis di atas seandainya sahih tidak bisa dipahami secara skrituralis. Baca juga Ini Amalan Shalawat Sahabat Ibnu Masud di Hari Jumat. Pengarang kitab Faidul Qadir mengutip pendapat alManawi dalam mengomentari tentang hadis di atas. Sesungguhnya di Madinah ada masyarakat yang kalian tidak menempuh suatu lembah kecuali mereka akan mendahuluinya. Hanya saja, mereka ada halangan Abdurrauf, Faidul Qadir, 3359. maka tidak mengherankan jika di dalamnya banyak mengandung fadhilah yang besar. Sehingga membuat masyarakat kubur yang sudah meninggal pun merasa cemburu dan iri kepada masyarakat di dunia yang masih hidup, lantaran mereka tidak lagi bisa melaksanakan Jumat. Syeh Muhammad bin Abu Bakar alUsyfury menuturkan kisah Maisyarah yang berbincangbincang dengan ahli kubur. Imam alZandusiti berkata, Saya telah mendengar kalau Imam Abu Muhammad bin Abdillah bin Fadhal menyampaikan cerita saat beliau sedang mengajar. merahmati, mengampuni, dan memberkati kami dan kalian semua untuk berjumpa dengannya suatu saat, yaitu ketika kami telah mengalami apa yang kalian alami sekarang mati Setelah itu, dengan kebesaran Allah, Allah mengembalikan ruh ke jasadnya salah satu diantara ahli kubur itu. kemudian tanpa menjawab salam yang dilontarkan Maiysaroh, ahli kubur yang kembali bangkit itu langsung berkata dengan katakata indah dan fasih Beruntung sekali kalian wahai penduduk bumi yang masih hidup Kalian bisa melakukan haji setia bulan sebanyak empat kali tanpa susah payah pergi ke Mekah Maisyaroh kebingungan, ia pun melontarkan pertanyaan, kemanakah kami melakukan haji hingga sebanyak empat kali dalam setiap bulan Bukankah waktu haji hanya satu kali dalam setahun Semoga Allah merahmatimu tegas Maisyaroh. Si penghuni kubur lantas menjawabnya, berangkat sholat jumat. Penghuni kubur pun memberi saran kepada Maisyaroh untuk banyak istighfar karena istighfar banyak manfaatnya di akhirat kelak. Dan penghuni kubur juga memberitahu bahwa kebaikankebaikan yang bisa dilakukan orang hidup tidak lagi memiliki nilai bagi orang yang meninggal karena kebaikankebaikan tersebut sudah diangkat dari ahli kubur. Demikian penjelasan terkait keutamaan hari Jum,at. Baca juga Hukum Berbagi Makanan Setelah Shalat Jumat |
Bagiku amalanku dan bagimu amalanmu | https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Bagiku-amalanku-dan-bagimu-amalanmu | QS.Surat Al-Qasas[28]:55 () 55. Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil. QS.Surat Asy-Syura[42]:15 () 15. Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah [1344] sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah : Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita) . [1344] Maksudnya : tetaplah dalam agama dan lanjutkanlah berdawah. | QS.Surat AlQasas2855 55. Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata Bagi kami amalamal kami dan bagimu amalamalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orangorang jahil. QS.Surat AsySyura4215 15. Maka karena itu serulah mereka kepada agama ini dan tetaplah 1344 sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allahlah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalamal kami dan bagi kamu amalamal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepadaNyalah kembali kita . 1344 Maksudnya tetaplah dalam agama dan lanjutkanlah berdawah. |
Keadaan orang yang gugur di jalan Allah | https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Keadaan-orang-yang-gugur-di-jalan-Allah | QS.Surat Ali `Imran[3]:170 () 170. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka [249], bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. [249] Maksudnya ialah teman-temannya yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan Allah s.w.t. | QS.Surat Ali Imran3170 170. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikanNya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orangorang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka 249, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. 249 Maksudnya ialah temantemannya yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan Allah s.w.t. |
Tata Cara Bayar Zakat Fitrah Secara Lengkap dan Mudah Dipahami | https://rumaysho.com/24448-tata-cara-bayar-zakat-fitrah-secara-lengkap-dan-mudah-dipahami.html | Bagaimana tata cara bayar zakat fitrah? Berikut tata cara yang kami sarikan dalam penjelasan Syaikh Prof. Dr. Muhammad Az-Zuhaily dalam Al-Mutamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii. Insya Allah ini bahasan lengkap dan mudah dipahami. Zakat fitrah adalah kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan pada saat terbenamnya matahari pada akhir hari Ramadhan dengan syarat tertentu, dikenakan bagi setiap mukallaf dan yang ditanggung nafkahnya.Zakat fitrah ini disebutkan dengan istilah shadaqah al-fithri atau zakat al-fithroh. Para fuqaha menyebut untuk harta yang dikeluarkan zakatnya dengan sebutan fithroh.Disebut zakat fithri karena kewajibannya dikenakan dengan masuknya Idulfitri pada akhir Ramadhan. Artinya zakat fithri adalah zakat karena berbuka dari berpuasa.Baca Juga: Zakat Fitrah Dikeluarkan Sejak Awal Ramadhan Karena PandemiZakat fitrah itu wajib, diwajibkan pada tahun kedua hijriyah, pada tahun yang sama diwajibkan puasa Ramadhan. Hadits Ibnu Umar berikut menjelaskan tentang kewajiban zakat fitrah. Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata, – – Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah dengan satu sho kurma atau satu sho gandum bagi setiap muslim yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun dewasa. Zakat tersebut diperintahkan untuk dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk melaksanakan shalat Id. (HR. Bukhari, no. 1503 dan Muslim, no. 984) Waki bin Al-Jarrah mengatakan, Zakat fitrah untuk bulan Ramadhan itu seperti sujud sahwi ketika shalat. Zakat fitrah itu menutup kekurangan saat puasa sebagaimana sujud sahwi menutupi kekurangan shalat. (Lihat Mughni Al-Muhtaj dan Al-Majmu, dinukil dari Al-Mutamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii, 2:96)Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ia berkata, - - .Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah. (HR. Abu Daud, no. 1609 dan Ibnu Majah, no. 1827. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan). Zakat fitrah diwajibkan dengan tenggelamnya matahari pada malam Idulfitri (masuk Idulfitri). Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, ia berkata, - - Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mewajibkan zakat untuk berbuka dari Ramadhan (zakat fithri). (HR. Muslim, no. 984) Hukum zakat fitrah itu wajib bagi tiap jiwa yang:Baca Juga: Apakah Ayah Wajib Membayarkan Zakat Fitrah Anaknya yang Sudah Bekerja?Jika terpenuhi syarat-syarat tadi, wajib bagi mukallaf (muslim, baligh, berakal) menunaikan zakat fitrah untuk dirinya masing-masing. Ia juga wajib menunaikan zakat fitrah untuk orang yang ditanggung nafkahnya karena sebab nikah, hubungan kerabat, atau menjadi pembantu (pelayan di rumah). Kesimpulannya, seseorang menanggung zakat fitrah untuk:Catatan: | Bagaimana tata cara bayar zakat fitrah Berikut tata cara yang kami sarikan dalam penjelasan Syaikh Prof. Dr. Muhammad AzZuhaily dalam AlMutamad fii AlFiqh AsySyafii. Insya Allah ini bahasan lengkap dan mudah dipahami. Zakat fitrah adalah kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan pada saat terbenamnya matahari pada akhir hari Ramadhan dengan syarat tertentu, dikenakan bagi setiap mukallaf dan yang ditanggung nafkahnya. Zakat fitrah ini disebutkan dengan istilah shadaqah alfithri atau zakat alfithroh. Para fuqaha menyebut untuk harta yang dikeluarkan zakatnya dengan sebutan fithroh. Artinya zakat fithri adalah zakat karena berbuka dari berpuasa. Hadits Ibnu Umar berikut menjelaskan tentang kewajiban zakat fitrah. Zakat tersebut diperintahkan untuk dikeluarkan sebelum orangorang keluar untuk melaksanakan shalat Id. HR. 984 Waki bin AlJarrah mengatakan, Zakat fitrah untuk bulan Ramadhan itu seperti sujud sahwi ketika shalat. Lihat Mughni AlMuhtaj dan AlMajmu, dinukil dari AlMutamad fii AlFiqh AsySyafii, 296Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ia berkata, .Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan katakata keji, dan juga untuk memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah. AlHafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Zakat fitrah diwajibkan dengan tenggelamnya matahari pada malam Idulfitri masuk Idulfitri. 984 Hukum zakat fitrah itu wajib bagi tiap jiwa yangBaca Juga Apakah Ayah Wajib Membayarkan Zakat Fitrah Anaknya yang Sudah BekerjaJika terpenuhi syaratsyarat tadi, wajib bagi mukallaf muslim, baligh, berakal menunaikan zakat fitrah untuk dirinya masingmasing. Ia juga wajib menunaikan zakat fitrah untuk orang yang ditanggung nafkahnya karena sebab nikah, hubungan kerabat, atau menjadi pembantu pelayan di rumah. Kesimpulannya, seseorang menanggung zakat fitrah untukCatatan |
Ahlul Bidah Ataukah Bukan? | https://muslim.or.id/6948-ahlul-bidah-ataukah-bukan.html | Pada sebuah kesempatan, Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan Hafizhahullah ditanya: Diantara para penuntut ilmu / santri terdapat perbedaan mengenai definisi mubtadi (ahlul bidah). Sebagian mereka mengatakan mubtadi adalah orang yang mengatakan atau melakukan kebidahan, meskipun ia belum paham. Sebagian yang lain berkata bahwa mubtadi itu pelaku bidah yang sudah dipahamkan bahwa yang dilakukannya adalah bidah. Sebagian lagi ada yang membedakan apakah pelaku bidah itu ulama mujtahid yang mempelopori kebidahan ataukah bukan ulama mujtahid. Dari beberapa pengertian ini kadang timbul vonis bahwa Ibnu Hajar Al Asqalani atau An Nawawi adalah mubtadi tanpa toleransi sedikitpun kepada mereka. Kami meminta kejelasan dari anda yang memiliki pemahaman yang mendalam dalam permasalahan ini. Semoga Allah membalas kebaikan anda. Beliau menjawab: Pertama, seorang penuntut ilmu agama yang masih pemula atau juga orang awam hendaknya tidak menyibukkan dirinya dalam memvonis seseorang itu mubtadi atau seseorang itu fasiq. Karena hal ini sangat berbahaya bagi orang yang tidak memiliki ilmu agama yang mendalam tentang masalah ini. Selain itu, menyibukkan diri dalam memvonis mubtadi atau fasiq akan menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara mereka. Maka yang semestinya menjadi kesibukan para penuntut ilmu yang masih pemula atau orang awam adalah: menuntut ilmu agama, dan menahan lisan mereka dari hal-hal yang tidak memberikan faidah bagi mereka. Bahkan menyibukkan diri dalam memvonis tersebut akan menimbulkan bahaya bagi diri sendiri maupun bagi yang lain. Kedua, bidah adalah perkara yang diada-adakan dalam urusan agama yang tidak diajarkan oleh Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam. Sebagaimana sabda beliau: Siapa saja yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan kami ini (agama), yang tidak diajarkan oleh agama, maka tertolak (HR. Bukhari no.167, dari jalan Aisyah Radhiallahuanha) Jika seseorang berbuat bidah karena tidak paham, maka ia dimaafkan karena ketidak-tahuannya tersebut dan tidak dihukumi sebagai mubtadi, namun perbuatannya disebut sebagai perbuatan bidah. Ketiga, ulama yang berbuat kesalahan ijtihad berupa tawil (sifat-sifat Allah), sebagaimana Ibnu Hajar Al Asqalani dan An Nawawi yang telah mentawil beberapa sifat Allah, mereka berdua tidak dihukumi mubtadi. Camkan baik-baik, mereka berdua telah berbuat kesalahan dalam hal tersebut, namun kita memohonkan ampunan Allah untuk keduanya karena mengingat perjuangan mereka berdua dalam mengagungkan sunnah Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam. Mereka berdua adalah imam besar yang terpercaya dikalangan para ulama. [Diterjemahkan dari Muntaqa Fatawa Al Fauzan Jilid 2, fatwa no.181, Asy Syamilah] Baca juga: Bidah Bukan Dalam Urusan Dunia — Penerjemah: Yulian Purnama Artikel: Muslim.or.id | Pada sebuah kesempatan, Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan Hafizhahullah ditanya Diantara para penuntut ilmu santri terdapat perbedaan mengenai definisi mubtadi ahlul bidah. Sebagian mereka mengatakan mubtadi adalah orang yang mengatakan atau melakukan kebidahan, meskipun ia belum paham. Sebagian yang lain berkata bahwa mubtadi itu pelaku bidah yang sudah dipahamkan bahwa yang dilakukannya adalah bidah. Sebagian lagi ada yang membedakan apakah pelaku bidah itu ulama mujtahid yang mempelopori kebidahan ataukah bukan ulama mujtahid. Dari beberapa pengertian ini kadang timbul vonis bahwa Ibnu Hajar Al Asqalani atau An Nawawi adalah mubtadi tanpa toleransi sedikitpun kepada mereka. Kami meminta kejelasan dari anda yang memiliki pemahaman yang mendalam dalam permasalahan ini. Semoga Allah membalas kebaikan anda. Beliau menjawab Pertama, seorang penuntut ilmu agama yang masih pemula atau juga orang awam hendaknya tidak menyibukkan dirinya dalam memvonis seseorang itu mubtadi atau seseorang itu fasiq. Karena hal ini sangat berbahaya bagi orang yang tidak memiliki ilmu agama yang mendalam tentang masalah ini. Selain itu, menyibukkan diri dalam memvonis mubtadi atau fasiq akan menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara mereka. Maka yang semestinya menjadi kesibukan para penuntut ilmu yang masih pemula atau orang awam adalah menuntut ilmu agama, dan menahan lisan mereka dari halhal yang tidak memberikan faidah bagi mereka. Bahkan menyibukkan diri dalam memvonis tersebut akan menimbulkan bahaya bagi diri sendiri maupun bagi yang lain. Kedua, bidah adalah perkara yang diadaadakan dalam urusan agama yang tidak diajarkan oleh Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam. Sebagaimana sabda beliau Siapa saja yang mengadaadakan sesuatu dalam urusan kami ini agama, yang tidak diajarkan oleh agama, maka tertolak HR. Bukhari no.167, dari jalan Aisyah Radhiallahuanha Jika seseorang berbuat bidah karena tidak paham, maka ia dimaafkan karena ketidaktahuannya tersebut dan tidak dihukumi sebagai mubtadi, namun perbuatannya disebut sebagai perbuatan bidah. Ketiga, ulama yang berbuat kesalahan ijtihad berupa tawil sifatsifat Allah, sebagaimana Ibnu Hajar Al Asqalani dan An Nawawi yang telah mentawil beberapa sifat Allah, mereka berdua tidak dihukumi mubtadi. Camkan baikbaik, mereka berdua telah berbuat kesalahan dalam hal tersebut, namun kita memohonkan ampunan Allah untuk keduanya karena mengingat perjuangan mereka berdua dalam mengagungkan sunnah Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam. Mereka berdua adalah imam besar yang terpercaya dikalangan para ulama. Diterjemahkan dari Muntaqa Fatawa Al Fauzan Jilid 2, fatwa no.181, Asy Syamilah Baca juga Bidah Bukan Dalam Urusan Dunia Penerjemah Yulian Purnama Artikel Muslim.or.id |
Pembunuh Bayaran yang Dibolehkan | https://konsultasisyariah.com/10699-pembunuh-bayaran.html | Fenomena pembunuh bayaran akhir-akhir ini mencuat ke ruang publik, dahulu orang-orang mengenal pembunuh bayaran adalah aktivitas klandestin (rahasia). Namun kini, pembunuh bayaran tampil vulgar mengiklankan “jasa” mereka secara online. Membunuh termasuk dosa besar. Allah Subhanahu wa Ta’la berfirman, “Dan barang siapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahanam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan melaknatinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An Nisa: 93) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hancurnya dunia ini lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim.” (HR. zi no.1395 dan An Nasai 7:82) “Sekiranya penduduk langit dan bumi bersatu untuk membunuh seorang muslim, maka Allah benamkan mereka semua di neraka.” (HR. Thabrani dalam Mu’jam Ash Shaghir, 565) Perhatikanlah betapa besar harga darah seorang muslim di sisi Allah sehingga orang yang menumpahkan darah seorang muslim layak dijatuhi hukuman yang seberat-beratnya. Di sisi lain Islam melegalkan pembunuhan dengan syarat-syarat yang dibenarkan oleh syariat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah (Syahadatain), menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Apabila mereka melakukan hal tersebut maka terjaga dariku darah dan harta mereka kecuali dengan hak Islam dan hisab mereka pada Allah.” (HR. Al Bukhari no. 25) Dalam hadis yang lain dari Anas bin Malik, Rasulullah ditanya, “Apa hak-hak Islam tersebut?” Rasulullah menjawab, “Berzina setelah terjaga (menikah), kufur setelah beriman, dan membunuh jiwa, maka mereka dihukum bunuh karena melakukannya.” (Al Haitsami menyebutkannya dalam Mujma Az , 1:25 dan dikuatkan oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Ausath) Demikian juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, : aklah halal darah seorang Muslim yang bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah, kecuali disebabkan oleh satu dari tiga sebab: orang muhsan (yang pernah menikah secara sah) yang berzina, dihukum bunuh (qishash) karena membunuh, dan orang yang meninggalkan agamanya yang memisahkan diri dari jamaah’.” (HR. Bukhari no. 6878 dan Muslim no 1676) Ayat dan hadis-hadis di atas menyatakan adanya pembunuhan yang dibenarkan. Pembunuhan ini sebagai ganjaran bagi orang-orang yang berani menumpahkan darah seorang muslim dan erai kehormatan mereka dan memberikan efek jera bagi orang lain agar tidak melakukan tindakan serupa. Syariat ini diistilahkan dengan hukum qishash. Syariat qishas tentu tidak akan tegak tanpa adanya seorang algojo (pembunuh bayaran) yang melakukan eksekusi. Algojo tersebut ditugaskan oleh pemerintah Islam untuk melaksanakan tugasnya dan ia pun berhak mendapatkan kompensasi atas tugas yang ia kerjakan. Ditulis oleh Nurfitri Hadi (Tim Konsultasi Syariah) Artikel | Fenomena pembunuh bayaran akhirakhir ini mencuat ke ruang publik, dahulu orangorang mengenal pembunuh bayaran adalah aktivitas klandestin rahasia. Namun kini, pembunuh bayaran tampil vulgar mengiklankan jasa mereka secara online. Allah Subhanahu wa Tala berfirman, Dan barang siapa yang membunuh seorang mumin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahanam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan melaknatinya serta menyediakan azab yang besar baginya. An Nisa 93 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Hancurnya dunia ini lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim. Thabrani dalam Mujam Ash Shaghir, 565 Perhatikanlah betapa besar harga darah seorang muslim di sisi Allah sehingga orang yang menumpahkan darah seorang muslim layak dijatuhi hukuman yang seberatberatnya. Di sisi lain Islam melegalkan pembunuhan dengan syaratsyarat yang dibenarkan oleh syariat. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah Syahadatain, menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Apabila mereka melakukan hal tersebut maka terjaga dariku darah dan harta mereka kecuali dengan hak Islam dan hisab mereka pada Allah. 25 Dalam hadis yang lain dari Anas bin Malik, Rasulullah ditanya, Apa hakhak Islam tersebut Rasulullah menjawab, Berzina setelah terjaga menikah, kufur setelah beriman, dan membunuh jiwa, maka mereka dihukum bunuh karena melakukannya. Al Haitsami menyebutkannya dalam Mujma Az , 125 dan dikuatkan oleh Ath Thabrani dalam Mujam Al Ausath Demikian juga sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, aklah halal darah seorang Muslim yang bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah, kecuali disebabkan oleh satu dari tiga sebab orang muhsan yang pernah menikah secara sah yang berzina, dihukum bunuh qishash karena membunuh, dan orang yang meninggalkan agamanya yang memisahkan diri dari jamaah. Pembunuhan ini sebagai ganjaran bagi orangorang yang berani menumpahkan darah seorang muslim dan erai kehormatan mereka dan memberikan efek jera bagi orang lain agar tidak melakukan tindakan serupa. Syariat ini diistilahkan dengan hukum qishash. Syariat qishas tentu tidak akan tegak tanpa adanya seorang algojo pembunuh bayaran yang melakukan eksekusi. Algojo tersebut ditugaskan oleh pemerintah Islam untuk melaksanakan tugasnya dan ia pun berhak mendapatkan kompensasi atas tugas yang ia kerjakan. Ditulis oleh Nurfitri Hadi Tim Konsultasi Syariah Artikel |
Bolehkah Melakukan Perbuatan Haram Karena Was-Was? | https://konsultasisyariah.com/1796-bolehkah-melakukan-perbuatan-haram-karena-was-was.html | Pertanyaan: Apakah manusia mempunyai uzur bila melakukan tindakan-tindakan yang haram disebabkan penyakit was-was? Jawaban: Apabila semua tindakan yang haram itu tidak berada dalam kendalinya, maka ia mendapat uzur. Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Wahai Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan segala sesuatu yang tak sanggup kami pikul.” (Qs. al-Baqarah: 286) Adapun apabila semua tindakan-tindakan yang haram tersebut berada dalam kendalinya, serta dia mungkin untuk membebaskan dirinya dari hal itu, dengan cara mempraktikkan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (seperti: beristiazah dan berpaling darinya), maka dia tidak mendapat uzur. Sumber: Fatwa-Fatwa Mengobati Penyakit Was-Was, Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Pustaka at-Tibyan. (Dengan beberapa pengubahan tata bahasa dan aksara oleh redaksi | Pertanyaan Apakah manusia mempunyai uzur bila melakukan tindakantindakan yang haram disebabkan penyakit waswas Jawaban Apabila semua tindakan yang haram itu tidak berada dalam kendalinya, maka ia mendapat uzur. Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Taala, Wahai Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan segala sesuatu yang tak sanggup kami pikul. Qs. alBaqarah 286 Adapun apabila semua tindakantindakan yang haram tersebut berada dalam kendalinya, serta dia mungkin untuk membebaskan dirinya dari hal itu, dengan cara mempraktikkan perintah Nabi shallallahu alaihi wa sallam seperti beristiazah dan berpaling darinya, maka dia tidak mendapat uzur. Sumber FatwaFatwa Mengobati Penyakit WasWas, Syekh Muhammad bin Shalih alUtsaimin, Pustaka atTibyan. Dengan beberapa pengubahan tata bahasa dan aksara oleh redaksi |
Apakah membangunkan orang yang tidur waktu khutbah jumah atau membiarkannya berdasarkan hadits Nabi sallallahu alaihi wa sallam dalam larangan sia-sia dan mengusap kerikil ketika imam khutbah? | https://islamqa.info/id/answers/262566/hukum-membangunkan-orang-tidur-di-sela-sela-khutbah | Alhamdulillah. Siapa yang hadir jumah harus diam. Diharamkan berbicara. Meskipun mengajak pada kebaikan dan melarang kemungkaran. Sebagaimana yang diriwayatan Bukhori, (934) dan Muslim, (851) dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda: ( : ). “Kalau anda mengatakan kepada temanmu ‘Diam’ pada hari Jumah ketika Imam sedang khutbah, maka telah sia-sia. Ibnu Hamam rahimahullah mengatakan, “Diharamkan dalam khutbah berbicara. Meskipun itu untuk menyuruh kebaikan atau bertasbih.” Selesai dari ‘Fathul Qodir, (2/68). Yang dianjurkan membangunkan orang tidur dengan perbuatan tanpa berbicara karena ada larangan hal itu. Seperti menggerakkan dengan tangannya atau semisal itu. Syekh Ibnu Baz rahimahullah ditanya, “Sebagian orang tidur ketika waktu khutbah Jumah, apakah kalau saya bangunkan termasuk sia-sia tidak mendapatkan (pahala) jumah baginya? Maka beliau menjawab, “Dianjurkan membangunkannya dengan perbuatan bukan dengan perkataan. Karena perkataan waktu khutbah tidak diperbolehkan. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu alaihiwa sallam: ( : ). “Kalau anda mengatakan kepada temanmu ‘Diam’ pada hari Jumah ketika Imam sedang khutbah, maka telah sia-sia. Muttafaq Ala Sihhatihi (sepakat keabsahan haditsnya). Dan Nabi sallallahu alaihi wa sallam memberi nama ‘Sia-sia’ padahal dia menyuruh kebaikan. Hal itu menunjukkan wajibnya dia dan diharamkan berbicara waktu khutbah. Wallahul muwafiq. Selesai dari ‘Fatawa Syekh Ibnu Baz, (30/252). Wallahu a’lam . | Alhamdulillah. Siapa yang hadir jumah harus diam. Diharamkan berbicara. Meskipun mengajak pada kebaikan dan melarang kemungkaran. Sebagaimana yang diriwayatan Bukhori, 934 dan Muslim, 851 dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda . Kalau anda mengatakan kepada temanmu Diam pada hari Jumah ketika Imam sedang khutbah, maka telah siasia. Ibnu Hamam rahimahullah mengatakan, Diharamkan dalam khutbah berbicara. Meskipun itu untuk menyuruh kebaikan atau bertasbih. Selesai dari Fathul Qodir, 268. Yang dianjurkan membangunkan orang tidur dengan perbuatan tanpa berbicara karena ada larangan hal itu. Seperti menggerakkan dengan tangannya atau semisal itu. Syekh Ibnu Baz rahimahullah ditanya, Sebagian orang tidur ketika waktu khutbah Jumah, apakah kalau saya bangunkan termasuk siasia tidak mendapatkan pahala jumah baginya Maka beliau menjawab, Dianjurkan membangunkannya dengan perbuatan bukan dengan perkataan. Karena perkataan waktu khutbah tidak diperbolehkan. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu alaihiwa sallam . Kalau anda mengatakan kepada temanmu Diam pada hari Jumah ketika Imam sedang khutbah, maka telah siasia. Muttafaq Ala Sihhatihi sepakat keabsahan haditsnya. Dan Nabi sallallahu alaihi wa sallam memberi nama Siasia padahal dia menyuruh kebaikan. Hal itu menunjukkan wajibnya dia dan diharamkan berbicara waktu khutbah. Wallahul muwafiq. Selesai dari Fatawa Syekh Ibnu Baz, 30252. Wallahu alam . |
Tafsir Surat Al-Araf Ayat 75-76: Pengikut Nabi Shaleh Adalah Kelompok Tertindas | https://islami.co/tafsir-surat-al-araf-ayat-75-76-pengikut-nabi-shaleh-adalah-kelompok-tertindas/ | Shalih Alaihi Salam merupakan Nabi sekaligus Rasul yang diberi tugas untuk mendakwahi umatnya, yakni kaum (baca: kabilah) Tsamud. Siapakah kaum Tsamud itu? Sebutan Tsamud sendiri dinisbatkan kepada nama moyangnya dulu sebagaimana pendapat para mufassir, yang nasab keturunan mereka meliputi Tsamud bin Atsir bin Iram bin Sam bin Nuh. Tsamud adalah satu dari sekian banyak kabilah bangsa Arab sebelum zaman Nabi Ibrahim, tepatnya setelah kaum Ad (kaum Nabi Hud) binasa di kawasan Hadramaut. Lalu Kaum Tsamud hadir dan tinggal di sebuah daerah yang terkenal di antara negeri Hijaz dan Syam hingga Wadil Qura (Ibnu Katsir, 1419 H). Surat Al-Araf mengisahkan Nabi Shalih bersama kaum Tsamud di sepanjang ayat 73 hingga ayat 79. Pada permulaan kisahnya dijelaskan bahwa Shalih tidak lain ialah saudara atau menjadi bagian dari kaum Tsamud itu sendiri. Sebagai wujud manifestasi atas kerasulannya, lantas ia berseru kepada mereka untuk menyembah kepada Allah sebagai Tuhan yang tiada duanya. Dalam buku Teologi Kaum Tertindas, memotret dua golongan yang berbeda pandangan semenjak hadirnya risalah kenabian. Hal ini dikisahkan dalam surat Al-Araf ayat 75. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka, Tahukah kalian bahwa Saleh diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya? Mereka menjawab, Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Saleh diutus untuk menyampaikannya. Golongan yang pertama adalah Mala, yakni kalangan aristokrat, para pemuka kaum, yang angkuh dan diskriminatif. Sedang golongan kedua adalah alladzina ustudhifu (orang-orang yang dianggap lemah), yang berasal kalangan bawah, miskin, lagi awam (Abad Badruzaman, 2008). Ibnu Jarir Ath-Thabari menyebut yang terakhir ini sebagai golongan mustadhafin (kaum yang dilemahkan/ tertindas). Kemudian keduanya berdialog dengan pola komunikasi yang tentu saja merepresentasikan kelas sosialnya masing-masing. Dalam kitab Jami al-Bayan fi Tawil al-Quran diterangkan, para pemuka kaum yang menyombongkan diri itu, enggan mengikuti ajakan Nabi Shalih dan beriman kepada Allah dan Nabi-Nya. Mereka mengawali tanya kepada para penduduk yang menjadi pengikut Nabi Shalih dan segenap kaum mukmin, yang kesemuanya bukan berasal dari kalangan yang terhormat dan terpandang. Tahukah kalian bahwa Shalih diutus oleh Tuhannya, untuk mendakwahi kami dan kalian?. Segenap pengikut Nabi Shalih dari kaum mustadhafin menjawab: Sungguh kami beriman kepada risalah yang diwahyukan oleh Allah kepada Shalih tentang kebenaran dan petunjuk orang-orang mukmin… (Ibnu Jarir Ath-Thabari, 1420 H). Mengamati pola-pola dialog di atas, Abu Bakar Al-Jazairi dalam kitab Aisir Tafasir menilai bahwa pertanyaan golongan yang angkuh (mustakbirin) kepada kaum yang lemah merupakan sebuah ejekan dan olokan yang menunjukkan kesombongan. Walaupun demikian, mereka menjawabnya dengan tegas dan terang-terangan, tanpa sedikitpun rasa takut mereka mendeklamasikan imannya kepada Nabi Shalih di hadapan kaum mustakbirin (Abu Bakar Al-Jazairi, 1424 H). Kemudian kaum mustakbirin menimbal kembali pada ayat selanjutnya, pada surat Al-Araf ayat 76. Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu.. Ath-Thabari dalam tafsirannya menyebutkan,(Sesungguhnya kami) wahai para kaum (terhadap apa yang kalian imani itu,) atas kebenaran risalah kenabian Shalih yang diutus oleh Allah (adalah orang-orang yang tidak percaya) yakni golongan yang ingkar, mendustakan risalah nabi serta tidak mengakuinya. (Ath-Thabari, 1420 H). Hal ini menyiratkan sikap keangkuhan yang nyata, di mana kaum mustakbirin bukan lagi berujar dengan kalimat: Sesungguhnya aku tidak percaya terhadap wahyu yang Shalih diutus untuk menyampaikannya. Tetapi sebagaimana dalam ayat 76, Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu. (Al-Jazairi, 1424 H). Dari sini barang kali jelas, bahwa Nabi Shalih hadir untuk membersamai kaum mustadhafin yang berani memutus hubungan patronase dengan para pemuka kaum yang sangat berpengaruh. Sekalipun ia sebenarnya juga mendakwahi mereka dari segenap bangsawan dan aristokrat, namun mereka justru mendustakannya seraya mengolok-olok kaum mukmin, yang berasal dari rakyat jelata, miskin, lagi tertindas. (AN) Wallahu alam. | Shalih Alaihi Salam merupakan Nabi sekaligus Rasul yang diberi tugas untuk mendakwahi umatnya, yakni kaum baca kabilah Tsamud. Lalu Kaum Tsamud hadir dan tinggal di sebuah daerah yang terkenal di antara negeri Hijaz dan Syam hingga Wadil Qura Ibnu Katsir, 1419 H. Surat AlAraf mengisahkan Nabi Shalih bersama kaum Tsamud di sepanjang ayat 73 hingga ayat 79. Pada permulaan kisahnya dijelaskan bahwa Shalih tidak lain ialah saudara atau menjadi bagian dari kaum Tsamud itu sendiri. Sebagai wujud manifestasi atas kerasulannya, lantas ia berseru kepada mereka untuk menyembah kepada Allah sebagai Tuhan yang tiada duanya. Dalam buku Teologi Kaum Tertindas, memotret dua golongan yang berbeda pandangan semenjak hadirnya risalah kenabian. Hal ini dikisahkan dalam surat AlAraf ayat 75. Golongan yang pertama adalah Mala, yakni kalangan aristokrat, para pemuka kaum, yang angkuh dan diskriminatif. Ibnu Jarir AthThabari menyebut yang terakhir ini sebagai golongan mustadhafin kaum yang dilemahkan tertindas. Kemudian keduanya berdialog dengan pola komunikasi yang tentu saja merepresentasikan kelas sosialnya masingmasing. Dalam kitab Jami alBayan fi Tawil alQuran diterangkan, para pemuka kaum yang menyombongkan diri itu, enggan mengikuti ajakan Nabi Shalih dan beriman kepada Allah dan NabiNya. Walaupun demikian, mereka menjawabnya dengan tegas dan terangterangan, tanpa sedikitpun rasa takut mereka mendeklamasikan imannya kepada Nabi Shalih di hadapan kaum mustakbirin Abu Bakar AlJazairi, 1424 H. Kemudian kaum mustakbirin menimbal kembali pada ayat selanjutnya, pada surat AlAraf ayat 76. Tetapi sebagaimana dalam ayat 76, Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu. AlJazairi, 1424 H. Dari sini barang kali jelas, bahwa Nabi Shalih hadir untuk membersamai kaum mustadhafin yang berani memutus hubungan patronase dengan para pemuka kaum yang sangat berpengaruh. Sekalipun ia sebenarnya juga mendakwahi mereka dari segenap bangsawan dan aristokrat, namun mereka justru mendustakannya seraya mengolokolok kaum mukmin, yang berasal dari rakyat jelata, miskin, lagi tertindas. |
Jual Beli Terlarang dalam Islam | https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/jual-beli-terlarang-dalam-islam | Setiap hari, manusia pasti akan melangsungkan proses atau transaksi ekonomi. Transaksi ekonomi tentunya melibatkan pejual dan pembeli. Tidak jarang dalam proses jual beli, manusia memiliki kejahatan, kecurangan, bahkan penipuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal atau keuntungan sebesar-besarnya namun dengan cara penipuan.Tentu saja proses jual beli yang seperti itu diharamkan oleh islam. Islam memperbolehkan jual beli dan menghalalkannya sebagai jalan atau langkah mencari rezeki karena memang proses jual beli dapat memudahkan manusia dan menguntungkan satu sama lain. Aturan ekonomi islam tentu saja tidak terlepas dari landasan dan .Pengertian Jual Beli yang TerlarangJual beli yang dilarang dalam islam tentunya bukan atas dasar atau pertimbangan apapun. Jual beli dalam islam senantiasa memperlihatkan aspek-aspek keadilan dari masing-masing pihak baik penjual maupun pembeli. Aturan Jual beli dalam islam bukan berarti membatasi manusia untuk menjalankan ekonomi dan mendapatkan keuntungan. Aturan tersebut ditentukan Allah justru untuk membuat manusi. Jual beli yang diharamkan oleh islam bukan saja karena jual beli tersebut salah secara normatif. Setiap aturan islam tentu saja memiliki alasan mengapa diharamkan dan memiliki dampak negatif jika terus dilakukan. Termasuk proses jual beli yang diharamkan, tentu saja memiliki banyak dampak negatif jika terus dilakukan.Di masa kini, jual beli tidak hanya dapat dilakukan secara langsung melainkan secara online atau virtual. Hal ini tentu saja memiliki dampak postif dan resiko yang harus diambil. Jual beli yang haram atau pun terlarang bisa juga terjadi dalam jual beli dalam proses online. Misalnya, penipuan bukti transaksi atau transfer, penipuan akun penjualan, tidak mengirimkan barang sesuai kondisi yang ditawarkan, dsb.Tentunya hukum islam berlaku juga di masa saat ini. Proses online pun tentu harus juga sesuai landasan hukum islam dan tidak melanggar dari apa yang sudah Allah tetapkan.Kriteria Jual Beli yang HaramAgar manusia khususnya umat islam dapat melaksanakan transaksi yang halal dan sesuai dengan aturan islam, maka kita pun perlu mengetahui contoh dari jual beli yang terlarang dalam islam. Berikut adalah kriteria dari jual beli terlarang dalam islam.Jual Beli Barang Haram “Sesungguhnya Allah jika mengharamkan atas suatu kaum memakan sesuatu, maka diharamkan pula hasil penjualannya.” (HR Abu Daud dan Ahmad)Jual beli barang yang diharamkan Allah tentu saja adalah jual beli yang diharamkan. Jual beli barang haram bisa berbentuk makanan, minuman, aset, ataupun saham. Tentu saja efek dari jual beli barang haram ini lebih besar kepada kerusakan sosial. Misalnya, penjualan narkoba, minuman beralkohol dapat mengakibatkan kepada rusaknya moral, rusak nya kultur, dan peradaban.Untuk itu, umat islam hendaknya memastikan terlebih dahulu apakah barang yang dijual dan dibeli sudah sesuai dengan islam ataukah memiliki hal yang bisa jadi merubah proses jual beli menjadi haram. Jual Beli MulamasahJual beli mulamasah adalah jual beli yang dilakukan ketika orang menyentuh barang jualan seseorang maka dia diwajibkan untuk membayar atau membelinya. Hal ini tentu tidak dibenarkan dalam islam. Memegang barang jualan asalkan tidak merusak dan menjadikannya tidak layak jual tentu tidak menjadi masalah. Dalam proses jual beli tentunya manusia akan melihat dan meraba terlebih dahulu barang yang diinginkannya untuk menentukan kualitas dan kondisinya.Hal ini seperti jual beli yang memaksa padahal belum tentu si pembeli akan membelinya. Untuk itu, jual beli seperti ini diharamkan oleh Allah.Jual Beli Al’inah“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara Al-‘Inah dan kalian telah ridho dengan perkebunan dan kalian telah mengambil ekor-ekor sapi dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang (Allah) tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian” (HR Abu Daud) Al-Inah sendiri adalah jual beli yang mengandung . Riba dalam artian disini bisa secara terbuka atau terselubung. Allah sudah mengingatkan manusia bahwa riba dapat mengantarkan manusia pada neraka dan siksaan di akhirat.Tentu saja riba ini diharamkan bukan karena alasan. Selain masalah keseimbangan ekonomi, riba juga dapat mencekik orang-orang yang tidak mampu atau merugikan salah satu pihak. Untuk itu jual beli yang mengandung riba, baik secara langsung atau terselubuhng adalah hal yang haram untuk dilalaikan.Jual Beli Melalaikan Kepada AllahJual beli yang diharamkan oleh Allah adalah yang dapat melalaikan atau meninggalkan manusia dari jalan Allah. Aktivitas tersebut misalnya :Harus melakukan kebohongan dalam jual beliMeninggalkan ibadah ketika harus jual beliJual beli mensyaratkan hilangnya keimanan manusiaProses jual beli menggadaikan AkidahJual Beli bukan niat karena kebaikan, melainkan untuk kemaksiatanDsbJual beli tersebut tentunya adalah jual beli yang diharamkan islam, dan jangan sampai manusia terjebak pada jual beli yang melalaikan tersebut. Jual beli adalah proses dan sebagai instrument agar manusia semakin taat bukan malah menjauh dari Allah SWT dan Islam.Jual Beli dengan Mengurangi TimbanganJual beli yang diharamkan adalah mengurangi timbangan. Hal ini tentu saja sebuah kecurangan atau penipuan. Artinya, proses jual beli ini tidak didasari oleh keadilan, keterbukaan, kejujuran, dan juga prinsip keseimbangan islam. Tentu saja, mengurnagi timbangan adalah kecurangan yang awalnya sudah disepakati jumlah dan harganya lalu dikurangi. Untuk itu, jual beli seperti ini dilarang islam.Kerugian seperti ini bukan dalam jangka pendek. Bagi penjual yang tidak jujur sebetulnya akan merugikan ia di masa mendatang, karena akan kehilangan kepercayaan dari pembeli. Tentu tidak akan ada pembeli yang mau membeli di penjual yang tidak jujur dan menipu.Selain hal tersebut, umat islam juga bisa mempelajari mengenai dan sebagai referensi mempelajari ekonomi dalam islam. | Setiap hari, manusia pasti akan melangsungkan proses atau transaksi ekonomi. Tidak jarang dalam proses jual beli, manusia memiliki kejahatan, kecurangan, bahkan penipuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal atau keuntungan sebesarbesarnya namun dengan cara penipuan. Aturan tersebut ditentukan Allah justru untuk membuat manusi. Jual beli yang diharamkan oleh islam bukan saja karena jual beli tersebut salah secara normatif. Setiap aturan islam tentu saja memiliki alasan mengapa diharamkan dan memiliki dampak negatif jika terus dilakukan. Di masa kini, jual beli tidak hanya dapat dilakukan secara langsung melainkan secara online atau virtual. Hal ini tentu saja memiliki dampak postif dan resiko yang harus diambil. Tentunya hukum islam berlaku juga di masa saat ini. Proses online pun tentu harus juga sesuai landasan hukum islam dan tidak melanggar dari apa yang sudah Allah tetapkan. Berikut adalah kriteria dari jual beli terlarang dalam islam. Misalnya, penjualan narkoba, minuman beralkohol dapat mengakibatkan kepada rusaknya moral, rusak nya kultur, dan peradaban. Jual Beli MulamasahJual beli mulamasah adalah jual beli yang dilakukan ketika orang menyentuh barang jualan seseorang maka dia diwajibkan untuk membayar atau membelinya. Hal ini tentu tidak dibenarkan dalam islam. Hal ini seperti jual beli yang memaksa padahal belum tentu si pembeli akan membelinya. Untuk itu, jual beli seperti ini diharamkan oleh Allah. Allah sudah mengingatkan manusia bahwa riba dapat mengantarkan manusia pada neraka dan siksaan di akhirat. Tentu saja riba ini diharamkan bukan karena alasan. Jual beli adalah proses dan sebagai instrument agar manusia semakin taat bukan malah menjauh dari Allah SWT dan Islam. Hal ini tentu saja sebuah kecurangan atau penipuan. Tentu saja, mengurnagi timbangan adalah kecurangan yang awalnya sudah disepakati jumlah dan harganya lalu dikurangi. Bagi penjual yang tidak jujur sebetulnya akan merugikan ia di masa mendatang, karena akan kehilangan kepercayaan dari pembeli. Selain hal tersebut, umat islam juga bisa mempelajari mengenai dan sebagai referensi mempelajari ekonomi dalam islam. |
Hadis Keutamaan Bulan Rajab, Begini Cara Menyikapinya | https://www.laduni.id/post/read/517221/hadis-keutamaan-bulan-rajab-begini-cara-menyikapinya.html | LADUNI.ID, Jakarta - Bulan Rajab termasuk bulan mulia, karena termasuk bagian dari asyhurul hurum. Karena kemuliannya, sebagian masyarakat membiasakan puasa pada bulan Rajab. Tapi pada saat yang bersamaan, ada juga yang gencar menyebarluaskan hadis-hadis palsu dan dhaif yang berkaitan dengan Rajab, dan menganggap Rajab bulan biasa, dan tidak perlu melakukan amalan khusus pada bulan tersebut, seperti puasa. Salah satu fenomena menarik yang mungkin tidak ditemukan pada beberapa tahun sebelumnya adalah banyaknya orang-orang yang menyebarkan informasi keagamaan secara sukarela. Informasi itu disebar secara luas melalui media sosial, yaitu facebook, twitter, grup WA, dan media lainnya. Orang menyebar keutamaan puasa Rajab. Di antara informasi yang sering disebar menjelang bulan Ramadhan ini adalah seputar keutamaan bulan Rajab. Ada banyak hadis disebarkan dengan tujuan untuk memotivasi orang memperbanyak ibadah puasa pada bulan Rajab. Meskipun tujuan penyebaran informasi itu bagus, tapi sebagian orang ada juga yang mempermasalahkan hal itu karena memang kebanyakan hadis yang disebarkan melalui media sosial soal keutamaan Rajab adalah hadis yang bermasalah. Memang ada hadis palsu dan dhaif yang menerangkan keutamaan Rajab, tapi bukan berarti melakukan ibadah puasa di bulan Rajab tidak boleh. Sebagian besar hadis yang berkaitan dengan bulan Rajab pernah dibahas dan dikaji Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani. Hasil kajiannya itu Beliau tulis dalam kitab yang berjudul Tabyinul ‘Ajab bi Ma Warada fi Fadhli Rajab. Dalam kitab itu Beliau berkata: . ….. Artinya: ak ada hadis shahih yang bisa dijadikan hujjah terkait keutamaan Rajab, puasa Rajab, atau puasa di hari tertentu di bulan Rajab, serta beribadah pada malam tertentu di bulan Rajab. Sebelumnya sudah ada yang melakukan kajian ini, yaitu Imam Abu Ismail Al-Harawi z. Meskipun demikian, sesungguhnya para ulama membolehkan mengamalkan hadis tentang fadhilah amal, walaupun kualitasnya lemah, selama tidak maudhu’.” Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani mengakui bahwa belum ditemukan dalil shahih dan spesifik terkait keutamaan bulan Rajab atau dalil khusus yang menyatakan keutamaan puasa di bulan Rajab. Namun dengan tidak adanya dalil shahih yang spesifik itu bukan berati puasa Rajab tidak boleh. Sebab dalam kajian hadis sendiri, beramal dengan hadis dhaif dibolehkan selama tidak berkaitan dengan ah dan kualitas hadisnya tidak terlalu lemah. Apalagi dalam persoalan puasa Rajab, sebetulnya ada hadis shahih yang menjadi landasan kebolehan puasa Rajab. Misalnya, dalam hadis riwayat Muslim disebutkan bahwa ada sahabat yang bertanya kepada Ibnu Jubair terkait puasa Rajab. menjawab, “Saya mendengar Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga Rasulullah SAW selalu berpuasa, dan ia tidak puasa (berturut-turut) sampai kami menduga ia tidak puasa,” (HR. Muslim). Kemudian dalam riwayat lain adalah hadis riwayat Imam Abu Dawud, Imam Ibnu Majah, Imam An-Nasa’i, Imam Al-Baihaqai, dan lain-lain yang menyebutkan bahwa Nabi SAW memerintahkan salah seorang sahabatnya untuk berpuasa pada bulan-bulan mulia (Asyhurul hurum). Sementara salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam adalah bulan Rajab. Jadi dengan banyaknya beredar hadis palsu dan dhaif tentang keutamaan Rajab bukan berarti memperbanyak amalan pada bulan itu tidak dibolehkan, karena hadis dhaif itu sendiri masih boleh diamalkan dengan syarat tidak berkaitan dengan ah dan kelemahannya tidak terlalu parah. Selain itu juga masih ada riwayat lain yang shahih menyebut Nabi SAW pernah mengerjakan puasa di bulan Rajab dan memerintahkan sahabat puasa di bulan yang mulia. Sumber : Dari Berbagai Sumber Kajian NU | LADUNI.ID, Jakarta Bulan Rajab termasuk bulan mulia, karena termasuk bagian dari asyhurul hurum. Salah satu fenomena menarik yang mungkin tidak ditemukan pada beberapa tahun sebelumnya adalah banyaknya orangorang yang menyebarkan informasi keagamaan secara sukarela. Informasi itu disebar secara luas melalui media sosial, yaitu facebook, twitter, grup WA, dan media lainnya. Di antara informasi yang sering disebar menjelang bulan Ramadhan ini adalah seputar keutamaan bulan Rajab. Meskipun tujuan penyebaran informasi itu bagus, tapi sebagian orang ada juga yang mempermasalahkan hal itu karena memang kebanyakan hadis yang disebarkan melalui media sosial soal keutamaan Rajab adalah hadis yang bermasalah. Hasil kajiannya itu Beliau tulis dalam kitab yang berjudul Tabyinul Ajab bi Ma Warada fi Fadhli Rajab. Sebelumnya sudah ada yang melakukan kajian ini, yaitu Imam Abu Ismail AlHarawi z. Meskipun demikian, sesungguhnya para ulama membolehkan mengamalkan hadis tentang fadhilah amal, walaupun kualitasnya lemah, selama tidak maudhu. Imam Ibnu Hajar AlAsqalani mengakui bahwa belum ditemukan dalil shahih dan spesifik terkait keutamaan bulan Rajab atau dalil khusus yang menyatakan keutamaan puasa di bulan Rajab. Sebab dalam kajian hadis sendiri, beramal dengan hadis dhaif dibolehkan selama tidak berkaitan dengan ah dan kualitas hadisnya tidak terlalu lemah. Apalagi dalam persoalan puasa Rajab, sebetulnya ada hadis shahih yang menjadi landasan kebolehan puasa Rajab. Misalnya, dalam hadis riwayat Muslim disebutkan bahwa ada sahabat yang bertanya kepada Ibnu Jubair terkait puasa Rajab. menjawab, Saya mendengar Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW berpuasa berturutturut hingga kami menduga Rasulullah SAW selalu berpuasa, dan ia tidak puasa berturutturut sampai kami menduga ia tidak puasa, HR. Kemudian dalam riwayat lain adalah hadis riwayat Imam Abu Dawud, Imam Ibnu Majah, Imam AnNasai, Imam AlBaihaqai, dan lainlain yang menyebutkan bahwa Nabi SAW memerintahkan salah seorang sahabatnya untuk berpuasa pada bulanbulan mulia Asyhurul hurum. Sementara salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam adalah bulan Rajab. Jadi dengan banyaknya beredar hadis palsu dan dhaif tentang keutamaan Rajab bukan berarti memperbanyak amalan pada bulan itu tidak dibolehkan, karena hadis dhaif itu sendiri masih boleh diamalkan dengan syarat tidak berkaitan dengan ah dan kelemahannya tidak terlalu parah. Selain itu juga masih ada riwayat lain yang shahih menyebut Nabi SAW pernah mengerjakan puasa di bulan Rajab dan memerintahkan sahabat puasa di bulan yang mulia. |
Bayi Gugur di Kandungan, Apakah Orang Tua Harus Membuat Aqiqahnya? | https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/bayi-gugur-di-kandungan-apakah-orang-tua-harus-membuat-aqiqahnya-lqcXW | Assalamu alaikum wr.wb Yth. Redaktur NU Online. Begini ustadz adik iparku baru saja melahirkan tetapi bayinya tidak bisa selamat karena meninggal dalam kandungan setelah 9 bulan dalam kandungan. Apakah orang tua menanggung aqiqah untuk anaknya? Terima kasih. Wa’alaikum salam wr.wb. Penanya yang budiman. Semoga Allah merahmati kita semua. Aqiqah adalah ajaran agama islam yang sangat mulia sebagai wujud syukur telah diberikan amanah buah hati dari Allah. Pada hari ketujuh dari kelahiran bayi maka orang tua disunnahkan untuk memberikan nama yang baik, mencukur rambut bayi serta menyembelih hewan ternak (akikah) sebagai wujud syukur kepada Allah. Hal ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah: Artinya, “Rasulullah bersabda ‘Setiap anak digadaikan dengan akikahnya, disembelih untuknya di hari ketujuh (dari kelahirannya), dicukur (rambutnya) serta diberikan nama,’” (HR Ahmad). Seandainya seorang bayi keguguran di dalam kandungan. Maka ada dua perincian penting yaitu: 1. Bila keguguran di usia sebelum ditiupkannya ruh yaitu sebelum berusia 4 bulan atau 120 hari, maka tidak disunnahkan akikah. 2. Bila keguguran di usia setelah ditiupkannya ruh yaitu setelah berusia 4 bulan atau 120 hari, maka tetap sunnah akikah. Hal ini sebagaimana pendapat imam Ibnu Hajar al-Haitami, beliau beralasan karena bayi yang belum ditiupkan ruh (belum berusia 4 bulan atau 120 hari) nanti tidak dibangkitkan di hari kiamat serta tidak memberikan manfaat bagi orang tuanya di hari kiamat. Artinya, “Imam Ibnu Hajar dan sesamanya berpendapat bahwa tidak disunnahkan akikah sebagaimana (tidak disunnahkan) memberikan nama dari bayi yang keguguran kecuali ketika telah ditiupkan ruh kedalamnya (sang bayi) karena bayi yang belum ditiupkan ruh tidak dibangkitkan (di hari kiamat) dan tidak bermanfaat (bagi orang tuanya) di akhirat,” (Al-Masyhur Abdurrahman bin Husan, Bughyah al-Mustarsyidin [KSA: Darul Minhaj, 2003 M], halaman 258). Hukumnya sangat dianjurkan aqiqah untuk anak laki-laki dengan dua ekor kambing dan untuk anak perempuan dengan dua ekor kambing. Seandainya bayi yang keguguran dan telah ditiupkan roh (usia 4 bulan atau 120 hari) setelah dicek USG (ultrasanografi) berjenis kelamin laki-laki maka aqiqahnya adalah dua ekor kambing, bila berjenis kelamin perempuan maka aqiqahnya adalah satu ekor kambing. Dan seandainya belum diketahui jenis kelamin bayi yang keguguran maka hendaknya akikah dengan dua ekor kambing untuk berhati-hati karena ada kemungkinan sang buah hati berjenis kelamin laki-laki. Seandainya orang tuanya sangat berkecukupan maka juga dibolehkan akikah lebih dari dua ekor kambing atau menyembelih hewan yang lebih besar seperti sapi ataupun unta sebagai akikah atas kelahiran sang bayi. Selain itu, dibolehkan berakikah dengan sistem iuran satu ekor sapi dengan niat akikah untuk tujuh anak. Artinya, “Dan disunnahkan berakikah untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Dan lebih utama lagi (dalam akikah) tiga ekor hingga tujuh ekor (kambing), kemudian (lebih utama lagi) dengan unta, kemudian (lebih utama lagi) dengan sapi. Dan dibolehkan menghimpun kelompok berjumlah tujuh orang membeli badanah (unta) ataupun sapi baik dengan niat seluruh kelompok tersebut untuk akikah atau sebagian dari mereka berniat berkurban ataupun tidak berniat kurban,” (Qalyubi Ahmad Salamah, Hasyiyata Qalyubi wa ‘Umairah, [Beirut: Darul Fikr, 2003 M], juz IV, halaman 256). Hukum sunnah akikah ini disesuaikan dengan kemampun orang tua sang bayi. Seandainya bayi yang yang lahir adalah laki-laki dan orang tua hanya mampu menyembelih seekor kambing maka diperbolehkan. Dan juga, seandainya tidak mampu menyembelih seekor kambing maka diperbolehkan menyembelih hewan halal yang mampu ia sembelih. Misal orang tuanya hanya mampu menyembelih ayam maka sudah mencukupi sebagai akikah sang anak. Hal ini sebagaimana pendapat Syekh Sirajuddin al-Bulqini: Artinya, “Akikah adalah sunnah menurut mazhab (imam Asy-Syafi’I) dan minimal menyembelih satu ekor kambing bagi orang yang mampu, dan bagi selainnya (yang mampu menyembelih satu ekor kambing) cukup dengan menyembelih hewan yang mampu (disembelih),” (Al-Bulqini Sirajuddin, At-Tadrib fi al-Fiqh asy-Syafi’i, [KSA: Dar Qiblatain, 2012 M], juz III, halaman 163). Simpulan di sini adalah sangat dianjurkan akikah bagi orang tua yang dianugerahi sang buah hati. Seandainya sang buah hati keguguran setelah berusia 4 bulan di dalam kandungan maka hendaknya tetap mengadakan akikah bagi sang buah hati. Meskipun sang buah hati telah wafat karena keguguran tetaplah ia sebagai karunia bagi orang tuanya yang patut disyukuri karna ia akan menjadi syafaat bagi orang tuanya di hari kiamat. Artinya, “Rasulullah bersabda, ‘Sungguh seorang bayi yang keguguran menundukkan kepalanya dihadapan Allah ketika kedua orang tuanya masuk neraka sehingga diserukan kepadanya (bayi keguguran tersebut) ‘Wahai bayi keguguran yang menundukkan kepalanya dihadapan tuhannya, angkatlah (kepalamu) sungguh aku (Allah) telah memasukkan kedua orang tuamu ke dalam surga,’’” (HR Baihaqi). Demikian jawaban saya. Semoga bisa dipahami. Kami terbuka menerima saran dan masukan. Terima kasih. Wallahu ‘alam. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq Wassalamu ‘alaikum wr.wb. Ustadz Muhammad Tholchah al-Fayyadl, Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo Mesir | Begini ustadz adik iparku baru saja melahirkan tetapi bayinya tidak bisa selamat karena meninggal dalam kandungan setelah 9 bulan dalam kandungan. Apakah orang tua menanggung aqiqah untuk anaknya Terima kasih. Aqiqah adalah ajaran agama islam yang sangat mulia sebagai wujud syukur telah diberikan amanah buah hati dari Allah. Pada hari ketujuh dari kelahiran bayi maka orang tua disunnahkan untuk memberikan nama yang baik, mencukur rambut bayi serta menyembelih hewan ternak akikah sebagai wujud syukur kepada Allah. Seandainya seorang bayi keguguran di dalam kandungan. Bila keguguran di usia sebelum ditiupkannya ruh yaitu sebelum berusia 4 bulan atau 120 hari, maka tidak disunnahkan akikah. Hal ini sebagaimana pendapat imam Ibnu Hajar alHaitami, beliau beralasan karena bayi yang belum ditiupkan ruh belum berusia 4 bulan atau 120 hari nanti tidak dibangkitkan di hari kiamat serta tidak memberikan manfaat bagi orang tuanya di hari kiamat. Hukumnya sangat dianjurkan aqiqah untuk anak lakilaki dengan dua ekor kambing dan untuk anak perempuan dengan dua ekor kambing. Seandainya bayi yang keguguran dan telah ditiupkan roh usia 4 bulan atau 120 hari setelah dicek USG ultrasanografi berjenis kelamin lakilaki maka aqiqahnya adalah dua ekor kambing, bila berjenis kelamin perempuan maka aqiqahnya adalah satu ekor kambing. Dan seandainya belum diketahui jenis kelamin bayi yang keguguran maka hendaknya akikah dengan dua ekor kambing untuk berhatihati karena ada kemungkinan sang buah hati berjenis kelamin lakilaki. Seandainya orang tuanya sangat berkecukupan maka juga dibolehkan akikah lebih dari dua ekor kambing atau menyembelih hewan yang lebih besar seperti sapi ataupun unta sebagai akikah atas kelahiran sang bayi. Selain itu, dibolehkan berakikah dengan sistem iuran satu ekor sapi dengan niat akikah untuk tujuh anak. Artinya, Dan disunnahkan berakikah untuk anak lakilaki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Dan lebih utama lagi dalam akikah tiga ekor hingga tujuh ekor kambing, kemudian lebih utama lagi dengan unta, kemudian lebih utama lagi dengan sapi. Dan dibolehkan menghimpun kelompok berjumlah tujuh orang membeli badanah unta ataupun sapi baik dengan niat seluruh kelompok tersebut untuk akikah atau sebagian dari mereka berniat berkurban ataupun tidak berniat kurban, Qalyubi Ahmad Salamah, Hasyiyata Qalyubi wa Umairah, Beirut Darul Fikr, 2003 M, juz IV, halaman 256. Seandainya bayi yang yang lahir adalah lakilaki dan orang tua hanya mampu menyembelih seekor kambing maka diperbolehkan. Dan juga, seandainya tidak mampu menyembelih seekor kambing maka diperbolehkan menyembelih hewan halal yang mampu ia sembelih. Misal orang tuanya hanya mampu menyembelih ayam maka sudah mencukupi sebagai akikah sang anak. Simpulan di sini adalah sangat dianjurkan akikah bagi orang tua yang dianugerahi sang buah hati. Seandainya sang buah hati keguguran setelah berusia 4 bulan di dalam kandungan maka hendaknya tetap mengadakan akikah bagi sang buah hati. Meskipun sang buah hati telah wafat karena keguguran tetaplah ia sebagai karunia bagi orang tuanya yang patut disyukuri karna ia akan menjadi syafaat bagi orang tuanya di hari kiamat. Artinya, Rasulullah bersabda, Sungguh seorang bayi yang keguguran menundukkan kepalanya dihadapan Allah ketika kedua orang tuanya masuk neraka sehingga diserukan kepadanya bayi keguguran tersebut Wahai bayi keguguran yang menundukkan kepalanya dihadapan tuhannya, angkatlah kepalamu sungguh aku Allah telah memasukkan kedua orang tuamu ke dalam surga, HR Baihaqi. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq Wassalamu alaikum wr.wb. Ustadz Muhammad Tholchah alFayyadl, Mahasiswa Universitas AlAzhar Kairo Mesir |
Hadis tentang Rahasia Mu'adz Bin Jabal | https://www.laduni.id/post/read/58655/hadist-tentang-rahasia-muadz-bin-jabal.html | PERTANYAAN : Assalamu'alaikum. Di sebutkan ketika muadz di bonceng oleh Nabi Muhammad SAW, Nabi memberi tahu bahwa siapa yang mengucapkan syahadat dari hatinya kecuali baginya neraka. Dan muadz izin untuk menyebarkan kabar itu, lalu kata nabi “jangan”. Ia takut dosa mengumpati ilmu dan di sebarkan tentang itu . Tapi kenapa akhirnya di sebarkan juga padahal itu amanah dari Nabi Muhammad SAW? JAWABAN : Wa’alaykum salam. Dalam shohih bukhori haditsnya sebagai berikut : Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepada Mu’adz bin Jabal : “Barangsiapa berjumpa Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, maka dia akan masuk surga. Mu’adz bertanya, “Bolehkan jika itu aku sampaikan kepada manusia?” Beliau menjawab: “Jangan, karena aku khawatir mereka akan jadi malas (untuk beramal).” Penjelasan mengapa hadits tersebut tersebar : Penyebabnya adalah Mu'adz saat itu takut dosa sebab menyembunyikan ilmu, dan beliau juga sudah menyadari bahwa larangan Nabi adalah jika sabda Nabi itu di sebarkan kepada khalayak umum, jadi jika diberitahukan kepada orang yang khusus maka tidak menjadi masalah. Dalam hal ini muadz telah mengumpulkan dua hukum yang menguatkan hal ini adalah keumuman larangan Nabi jika diterapkan pada perorangan tentu saja muadz pun tidak akan di beritahu hal itu, jadi bisa di tarik kesimplan bahwa orang-orang yang semaqom dengan muadz dalam hal pemahaman tidak dilarang mengetahui hal itu. Kisahnya ada dalam HR Ahmad namun maqtu' : ketika Muadz hampir wafat beliau berkata : "masukkanlah orang-orang ", kemudian orang-orang masuk kepada muadz dan beliau berkata : “aku mendengar Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : "barang siapa meninggal tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatupun maka Allah menjadikannya masuk syurga". Aku tidak mengatakan hal ini kepada kalian kecuali ketika akan mati, saksiku atas hal itu adalah Abud darda'. Kisah serupa juga terjadi pada Abu Ayyub : Abu ayyub perang di daerah rum kemudian beliau sakit, ketika akan wafat beliau berkata : "jikalau tidak begini keadaanku, tentunya tidak aku ceritakan kepada kalian sebuah hadits yang aku dengar dari Rasululloh shollallohu alaihi wasallam, aku mendengar beliau bersabda : "barang siapa meninggal dan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka masuk syurga". Jawaban ke-isykalan juga bisa di dapat bahwa Muadz mengetahui bahwa larangan Nabi tersebut bukanlah bersifat Haram, dalilnya adalah bahwa Nabi shollallohu alaihi wasallam memerintahkan kepada Abu Hurairoh untuk menyampaikannya kepada orang-orang. HR Muslim. Seolah-olah sabda Nabi kepada Muadz : " aku khawatir mereka akan jadi malas (untuk beramal).” adalah setelah kisah Abu Hurairoh. Jadi larangan Nabi adalah untuk kemaslahatan bukan untuk larangan keharaman, oleh karenanya Mu'adz mengkhabarkannya sebab keumuman ayat tentang tabligh. - Kitab Fathul Baary : - - : " " . . : . . : - - : . : . : - - : . - - : : . : . . - - : . . Wallahu a’lam. Sumber: Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah | Di sebutkan ketika muadz di bonceng oleh Nabi Muhammad SAW, Nabi memberi tahu bahwa siapa yang mengucapkan syahadat dari hatinya kecuali baginya neraka. Dan muadz izin untuk menyebarkan kabar itu, lalu kata nabi jangan. Ia takut dosa mengumpati ilmu dan di sebarkan tentang itu . Tapi kenapa akhirnya di sebarkan juga padahal itu amanah dari Nabi Muhammad SAW JAWABAN Waalaykum salam. Dalam shohih bukhori haditsnya sebagai berikut Nabi shollallohu alaihi wasallam pernah bersabda kepada Muadz bin Jabal Barangsiapa berjumpa Allah dengan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun, maka dia akan masuk surga. Muadz bertanya, Bolehkan jika itu aku sampaikan kepada manusia Beliau menjawab Jangan, karena aku khawatir mereka akan jadi malas untuk beramal. Penjelasan mengapa hadits tersebut tersebar Penyebabnya adalah Muadz saat itu takut dosa sebab menyembunyikan ilmu, dan beliau juga sudah menyadari bahwa larangan Nabi adalah jika sabda Nabi itu di sebarkan kepada khalayak umum, jadi jika diberitahukan kepada orang yang khusus maka tidak menjadi masalah. Dalam hal ini muadz telah mengumpulkan dua hukum yang menguatkan hal ini adalah keumuman larangan Nabi jika diterapkan pada perorangan tentu saja muadz pun tidak akan di beritahu hal itu, jadi bisa di tarik kesimplan bahwa orangorang yang semaqom dengan muadz dalam hal pemahaman tidak dilarang mengetahui hal itu. Kisahnya ada dalam HR Ahmad namun maqtu ketika Muadz hampir wafat beliau berkata masukkanlah orangorang , kemudian orangorang masuk kepada muadz dan beliau berkata aku mendengar Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda barang siapa meninggal tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatupun maka Allah menjadikannya masuk syurga. Aku tidak mengatakan hal ini kepada kalian kecuali ketika akan mati, saksiku atas hal itu adalah Abud darda. Kisah serupa juga terjadi pada Abu Ayyub Abu ayyub perang di daerah rum kemudian beliau sakit, ketika akan wafat beliau berkata jikalau tidak begini keadaanku, tentunya tidak aku ceritakan kepada kalian sebuah hadits yang aku dengar dari Rasululloh shollallohu alaihi wasallam, aku mendengar beliau bersabda barang siapa meninggal dan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka masuk syurga. Jawaban keisykalan juga bisa di dapat bahwa Muadz mengetahui bahwa larangan Nabi tersebut bukanlah bersifat Haram, dalilnya adalah bahwa Nabi shollallohu alaihi wasallam memerintahkan kepada Abu Hurairoh untuk menyampaikannya kepada orangorang. Seolaholah sabda Nabi kepada Muadz aku khawatir mereka akan jadi malas untuk beramal. Jadi larangan Nabi adalah untuk kemaslahatan bukan untuk larangan keharaman, oleh karenanya Muadz mengkhabarkannya sebab keumuman ayat tentang tabligh. Kitab Fathul Baary . . . . . . . . . . . . |
Bentuk Syukur yang Sering Dilupakan Manusia | https://radiomutiaraquran.com/2023/06/29/bentuk-syukur-yang-sering-dilupakan-manusia/ | Manusia sebagai makhluk sosial pastilah tak akan pernah lepas dari bantuan dan pertolongan orang lain, selain tentunya semuanya tak pernah lepas dari karunia dan pertolongan dari Allah Ta’ala. Semenjak masih bayi, ada orang tua yang rela mengorbankan dua puluh empat jam kehidupannya untuk merawat dan menemani bayi tersebut berkembang dan bertumbuh dewasa. Fase berikutnya, seorang manusia akan memasuki kehidupan sekolah, di mana di dalamnya terdapat guru-guru dan pengajar yang akan membantunya memahami kehidupan atau bahkan mengajarkan kepadanya hal-hal wajib dan mendasar terkait agama Islam yang kita butuhkan. Beranjak di dunia pernikahan, seseorang akan memiliki pendamping hidup yang rela menemaninya dalam suka maupun duka, pasangan hidup yang agama seseorang bergantung erat dengannya. Lalu, pernahkan terbetik dalam hati kita untuk barang sekali mengucapkan “jazakumullahu khairan” atau “terima kasih” kepada orang-orang yang telah banyak berjasa kepada kita? Mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kita, terutama ibu yang sudah mengandung kita ataupun bapak yang rela berkendara dalam hujan, menerjang panasnya kota untuk menghidupi kita? Kepada guru yang telah begitu banyak mengajarkan kebaikan dan kebenaran kepada kita? Kepada suami atau istri yang telah rela hidup bersama kita hingga saat ini? Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya di antara bentuk syukur yang paling besar terhadap nikmat dan rezeki yang kita dapatkan di kehidupan dunia ini adalah bersyukur dan berterima kasih kepada orang-orang yang menjadi perantara terwujudnya kenikmatan dan karunia tersebut. Hal ini tentu saja bukanlah perkara yang mudah, seringkali manusia melupakan dan menganggap remeh bersyukur dan berterima kasih kepada manusia. Sampai-sampai Allah Ta’ala berfirman, “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba’: 13) Hal ini tentu saja bukan tanpa sebab, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Tidak akan terwujud rasa syukur kepada Allah Ta’ala dari seseorang yang tidak bersyukur kepada manusia.” (HR. Abu Dawud no. 4811) Para ulama mengatakan, “Makna hadis tersebut adalah sesungguhnya siapa yang tabiat dan kebiasaannya masa bodoh, tidak peduli dan mengingkari kebaikan orang lain, serta tidak berterima kasih kepada mereka, maka ia pun dengan mudahnya juga tidak bersyukur dan berterima kasih serta mengingkari kebaikan-kebaikan dan nikmat Allah Ta’ala.” Hubungan rasa syukur kepada Allah Ta’ala dan rasa syukur kepada manusia Asalnya, sebagaimana Allah-lah yang telah menciptakan kita, maka semua kenikmatan dan rezeki yang sampai pada diri kita sumbernya pun dari Allah Ta’ala. Manusia dituntut dan diperintahkan untuk senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Allah Ta’ala dengan beribadah, beramal, menjauhkan diri dari dosa, serta memanfaatkan kenikmatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Rezeki yang Allah Ta’ala berikan ini seringkali akan melalui perantara seorang manusia. Sebut saja ilmu yang bermanfaat, hidayah, dan amal-amal kebaikan, semuanya itu bisa kita kenal dan kita pelajari melalui perantara para nabi dan orang orang saleh. Oleh karena itu, kita harus bersyukur kepada Allah Ta’ala karena telah mengutus para nabi-Nya serta memperbanyak orang saleh di antara kita, selain kita juga harus bersyukur kepada para rasul dan perantara tersebut. Karena rasa syukur dan terima kasih kita kepada mereka merupakan realisasi rasa syukur kita kepada Allah Ta’ala. Beberapa orang yang terkemuka mengatakan, “Jikalau setan mengetahui ada jalan yang lebih utama untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala selain rasa syukur, pastilah ia akan mencegatnya. Tidakkah kalian menyaksikan apa yang ia ucapkan? ‘Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka (hamba-hamba Allah) bersyukur.’ (QS. Al-A’raf: 17) Mereka tidak mengatakan, ‘Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka (hamba-hamba Allah) bersabar.’” (Faidhul Qaadir karya Imam Al-Munawi, 1: 341) Baca Juga: Jadilah Hamba Allah Yang Bersyukur Bahaya tidak bersyukur dan berterima kasih kepada manusia Tidak bersyukur dan tidak berterima kasih kepada manusia sangatlah berbahaya, sampai-sampai perbuatan ini dicap sebagai bentuk kekafiran. Hanya saja kekafiran yang dimaksud di sini bukanlah kekafiran yang akan mengeluarkan pelakunya dari agama Islam secara khusus. Dalam sebuah hadis, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, )) : : (( “Wahai para wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah beristigfar (mohon ampun kepada Allah). Karena sungguh aku melihat kalian sebagai penghuni neraka yang paling banyak.” Seorang wanita yang cerdas di antara mereka berkata, “Mengapa kami sebagai penghuni neraka yang paling banyak, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Karena kalian sering melaknat dan sering mengingkari kebaikan suami.” (HR. Muslim no. 79 dan Ibnu Majah no. 4003) Di hadis yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita, karena mereka kufur.” Beliau ditanya, “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka kufur kepada suami dan mengingkari kebaikan. Andaikan engkau berbuat baik kepada seorang istri sepanjang waktu, kemudian sekali saja ia melihat kesalahanmu, maka ia mengatakan, ‘Aku tidak pernah melihat kebaikan sedikit pun darimu.’” (HR. Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907) Nabi khususkan kufur kepada suami di antara dosa-dosa lain yang begitu banyak karena begitu agungnya kedudukan suami bagi seorang istri. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya kuperintahkan perempuan untuk bersujud kepada suaminya. Dan tidaklah seorang istri (dianggap) telah menunaikan hak Rabb-nya seluruhnya, kecuali dia telah menunaikan hak suaminya seluruhnya.” (HR. Ibnu Majah no. 1853 dan Ahmad no. 19403) Dua panduan dalam bersyukur kepada manusia yang sesuai syariat Pertama: Bersyukur dan berterima kasih tanpa memandang status orang yang memberikannya. Dengan adanya kebaikan dari orang lain, maka harus senantiasa dibarengi juga dengan rasa syukur dan terima kasih. Dikisahkan dari Abu Isa ia berkata, : : : “Ibrahim bin Adham, jika seseorang berbuat baik kepadanya, maka dia ingin sekali membalas dan memberinya hadiah, atau bersikap baik padanya. Abu Isa berkata, ‘Suatu saat ia bertemu denganku, sedang aku berada di atas keledai, dan aku sedang menuju Baitul Maqdis, sedangkan dia baru saja membeli apel, quince, buah persik, dan buah-buahan lainnya seharga empat daniq (salah satu mata uang perak jaman dahulu). Kemudian dia berkata, ‘Wahai Abu Isa, saya sangat senang bila engkau mau membawakan ini.’ Abu Isa melanjutkan, ‘Hingga kami melihat seorang wanita tua Yahudi berada di gubuknya, kemudian (Ibrahim bin Adham) berkata, ‘Saya ingin Anda mengirimkan ini kepadanya. Pernah suatu kali saya melewatinya sedang saya sudah kemalaman, kemudian wanita tua tersebut menyuruhku untuk bermalam di rumahnya. Saya sangat senang bila bisa menghadiahi dan membalas untuk kebaikan yang telah ia lakukan tersebut.”” (Raudhatul Uqala’ Wa Nuzhatu Al-Fudhalaa karya Ibnu Hibban hal. 266) Kedua: Membalas kebaikan orang tersebut semampunya. Jika tidak mampu, maka cukup dengan memuji dan menyebutkannya. Sebagaimana hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Barangsiapa yang diberikan kebaikan, maka hendaknya membalasnya. Jika tidak mampu, maka hendaknya menyebut kebaikan itu. Dan siapa yang menyebutnya, maka dia telah bersyukur kepadanya.” (HR. Ahmad no. 24593 dan disebutkan oleh Syekh Albani dalam Shahih At-Targhib hal. 972). Wallahu a’lam bisshawab. Baca Juga: Memahami Syukur *** Penulis: Muhammad Idris, Lc. Artikel: Muslim.or.id © 2023 muslim.or.id Sumber: https://muslim.or.id/83650-bentuk-syukur-yang-sering-dilupakan-manusia.html | Manusia sebagai makhluk sosial pastilah tak akan pernah lepas dari bantuan dan pertolongan orang lain, selain tentunya semuanya tak pernah lepas dari karunia dan pertolongan dari Allah Taala. Semenjak masih bayi, ada orang tua yang rela mengorbankan dua puluh empat jam kehidupannya untuk merawat dan menemani bayi tersebut berkembang dan bertumbuh dewasa. Fase berikutnya, seorang manusia akan memasuki kehidupan sekolah, di mana di dalamnya terdapat guruguru dan pengajar yang akan membantunya memahami kehidupan atau bahkan mengajarkan kepadanya halhal wajib dan mendasar terkait agama Islam yang kita butuhkan. Beranjak di dunia pernikahan, seseorang akan memiliki pendamping hidup yang rela menemaninya dalam suka maupun duka, pasangan hidup yang agama seseorang bergantung erat dengannya. 4811 Para ulama mengatakan, Makna hadis tersebut adalah sesungguhnya siapa yang tabiat dan kebiasaannya masa bodoh, tidak peduli dan mengingkari kebaikan orang lain, serta tidak berterima kasih kepada mereka, maka ia pun dengan mudahnya juga tidak bersyukur dan berterima kasih serta mengingkari kebaikankebaikan dan nikmat Allah Taala. Hubungan rasa syukur kepada Allah Taala dan rasa syukur kepada manusia Asalnya, sebagaimana Allahlah yang telah menciptakan kita, maka semua kenikmatan dan rezeki yang sampai pada diri kita sumbernya pun dari Allah Taala. Rezeki yang Allah Taala berikan ini seringkali akan melalui perantara seorang manusia. Sebut saja ilmu yang bermanfaat, hidayah, dan amalamal kebaikan, semuanya itu bisa kita kenal dan kita pelajari melalui perantara para nabi dan orang orang saleh. Tidakkah kalian menyaksikan apa yang ia ucapkan Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka hambahamba Allah bersyukur. Hanya saja kekafiran yang dimaksud di sini bukanlah kekafiran yang akan mengeluarkan pelakunya dari agama Islam secara khusus. Dalam sebuah hadis, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, Wahai para wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah beristigfar mohon ampun kepada Allah. Karena sungguh aku melihat kalian sebagai penghuni neraka yang paling banyak. Seorang wanita yang cerdas di antara mereka berkata, Mengapa kami sebagai penghuni neraka yang paling banyak, wahai Rasulullah Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab, Karena kalian sering melaknat dan sering mengingkari kebaikan suami. Andaikan engkau berbuat baik kepada seorang istri sepanjang waktu, kemudian sekali saja ia melihat kesalahanmu, maka ia mengatakan, Aku tidak pernah melihat kebaikan sedikit pun darimu. 907 Nabi khususkan kufur kepada suami di antara dosadosa lain yang begitu banyak karena begitu agungnya kedudukan suami bagi seorang istri. Nabi shallallahu alaihi wasallam mengatakan, Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya kuperintahkan perempuan untuk bersujud kepada suaminya. Abu Isa berkata, Suatu saat ia bertemu denganku, sedang aku berada di atas keledai, dan aku sedang menuju Baitul Maqdis, sedangkan dia baru saja membeli apel, quince, buah persik, dan buahbuahan lainnya seharga empat daniq salah satu mata uang perak jaman dahulu. Kemudian dia berkata, Wahai Abu Isa, saya sangat senang bila engkau mau membawakan ini. Abu Isa melanjutkan, Hingga kami melihat seorang wanita tua Yahudi berada di gubuknya, kemudian Ibrahim bin Adham berkata, Saya ingin Anda mengirimkan ini kepadanya. Pernah suatu kali saya melewatinya sedang saya sudah kemalaman, kemudian wanita tua tersebut menyuruhku untuk bermalam di rumahnya. Raudhatul Uqala Wa Nuzhatu AlFudhalaa karya Ibnu Hibban hal. Jika tidak mampu, maka cukup dengan memuji dan menyebutkannya. Sebagaimana hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam, Barangsiapa yang diberikan kebaikan, maka hendaknya membalasnya. Dan siapa yang menyebutnya, maka dia telah bersyukur kepadanya. Baca Juga Memahami Syukur Penulis Muhammad Idris, Lc. |
Niat Puasa Sunnah Bisakah di Siang Hari? | https://suaraislam.id/niat-puasa-sunnah-bisakah-di-siang-hari/ | Niat wajib dilakukan jika hendak berpuasa, baik puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa nazar, puasa kaffaroh, puasa qadha’ dll maupun puasa sunnah seperti puasa Arafah, puasa Asyura, puasa putih, puasa Senin-Kamis, dll. Bahkan niat wajib dilakukan pada seluruh ibadah mahdhaoh apapun jenisnya. Semua ibadah yang tidak disertai niat, maka ibadah tersebut tidak sah. Dalil wajibnya niat adalah hadits berikut; Dari Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Semua perbuatan tergantung niatnya, dan tiap orang mendapatkan apa yang diniatkan.” (H.R. Bukhari) Berdasarkan hadits di atas, orang yang menahan diri dari makan dan minum tapi tidak berniat ibadah, misalnya karena mogok makan, maka dia tidak mendapatkan pahala apapun. Hanya saja terkait puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari meskipun setelah terbit fajar. Dalil yang menunjukkan kebolehan ini adalah hadits berikut ini; Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata; Pada suatu, Nabi Saw menemui dan bertanya, “Apakah kamu mempunyai makanan?” kami menjawab, “Tidak.” Beliau bersabda: “Kalau begitu, saya akan berpuasa.” (H.R. Muslim) Dalam hadits di atas, Rasulullah Saw berpuasa sunnah. Ketika niat puasa Rasulullah Saw ternyata dilakukan di siang hari, yakni setelah terbut fajar karena beliau tidak mendapati makanan di rumahnya yang bisa dimakan, maka hal ini menunjukkan puasa sunnah boleh diniatkan di siang hari. Sejumlah sahabat seperti Abu Ad-Darda’, Ibnu Abbas, Hudzaifah, Abu Thallah dan Abu Hurairah juga memiliki kebiasaan seperti Rasulullah Saw ini. Yakni berniat puasa sunnah di siang hari jika tidak mendapatkan makanan yang bisa di makan di rumahnya. Bukhari meriwayatkan; Ummu Ad-Darda’ berkata: Kebiasaan Abu Ad-Darda’ jika bertanya: Apakah ada makanan?, lalu kami menjawab: Tidak, maka beliau berkata; Aku puasa hari ini. Abu Tholhah, Abu Hurairah, Ibnu Abbas, dan Hudzaifah juga melakukan kebiasaan ini. (H.R. Bukhari) Adapun hadis yang mewajibkan niat harus di malam hari sebelum terbit fajar, misalnya hadis berikut ini; Dari Hafshah dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Barangsiapa yang tidak berniat puasa sebelum terbit fajar, maka ia -dianggap- tidak berpuasa.” (H.R. An-Nasai) Lafadz lain berbunyi; Dari Hafshah dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum terbit fajar, tidak ada puasa baginya.” (H.R. An-Nasai) Hadits ini dan yang semakna dengannya hanya berlaku bagi puasa wajib. Artinya puasa wajib niatnya harus di malam hari sebelum terbit fajar, sementara puasa sunnah niatnya boleh di malam hari sebelum terbit fajar dan boleh juga di siang hari. Dengan kata lain, hadis yang membolehkan niat puasa di siang hari telah men-takhsish keumuman hadis yang memerintahkan berniat di malam hari. Menafsirkan bahwa Rasulullah Saw telah berniat puasa sunnah di malam hari pada hadis Aisyah di atas, demi menguatkan pendapat bahwa niat puasa sunnah tetap wajib di malam hari adalah takwil yang terlalu jauh, yang tidak didukung riwayat maupun siyaq (konteks) hadis Aisyah. Hanya saja, untuk keabsahan berniat puasa sunnah di siang hari disyaratkan tidak boleh makan apapun sebelum niat tersebut termasuk semua hal yang membatalkan puasa seperti minum, jimak, dll. Jika hal-hal yang membatalkan puasa itu dilakukan sebelum berniat, maka niat puasa sunnah sesudah itu tidak sah. Ibnu Qudamah mengatakan; “Diantara syaratnya adalah belum makan sebelum berniat, dan juga tidak melakukan apapun yang membatalkan puasa. Jika melakukan apapun dari hal-hal tersebut, maka puasanya tidak sah tanpa ada perselisihan yang kami ketahui.” (Al-Mughni, vol.6, hlm 54) At-Thohawy meriwayatkan; Dari Ibnu ‘Abbas bahwasanya beliau berada di pagi hari hingga waktu dhuhur, kemudian beliau berkata; Demi Allah aku telah berada di waktu pagi sementara aku tidak menginginkan/berniat puasa. Dan aku tidak makan makanan ataupun minuman apapun di hari ini. Aku sungguh akan berpuasa hari ini (Ma’ani Al-Atsar, vol.4, hlm 104). Wallahu a’lam bissawab. | Niat wajib dilakukan jika hendak berpuasa, baik puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa nazar, puasa kaffaroh, puasa qadha dll maupun puasa sunnah seperti puasa Arafah, puasa Asyura, puasa putih, puasa SeninKamis, dll. Semua ibadah yang tidak disertai niat, maka ibadah tersebut tidak sah. Dalil wajibnya niat adalah hadits berikut Dari Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata saya mendengar Rasulullah Saw bersabda Semua perbuatan tergantung niatnya, dan tiap orang mendapatkan apa yang diniatkan. H.R. Bukhari Berdasarkan hadits di atas, orang yang menahan diri dari makan dan minum tapi tidak berniat ibadah, misalnya karena mogok makan, maka dia tidak mendapatkan pahala apapun. Hanya saja terkait puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari meskipun setelah terbit fajar. Dalil yang menunjukkan kebolehan ini adalah hadits berikut ini Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata Pada suatu, Nabi Saw menemui dan bertanya, Apakah kamu mempunyai makanan kami menjawab, Tidak. Beliau bersabda Kalau begitu, saya akan berpuasa. H.R. Muslim Dalam hadits di atas, Rasulullah Saw berpuasa sunnah. Sejumlah sahabat seperti Abu AdDarda, Ibnu Abbas, Hudzaifah, Abu Thallah dan Abu Hurairah juga memiliki kebiasaan seperti Rasulullah Saw ini. Yakni berniat puasa sunnah di siang hari jika tidak mendapatkan makanan yang bisa di makan di rumahnya. Bukhari meriwayatkan Ummu AdDarda berkata Kebiasaan Abu AdDarda jika bertanya Apakah ada makanan, lalu kami menjawab Tidak, maka beliau berkata Aku puasa hari ini. Abu Tholhah, Abu Hurairah, Ibnu Abbas, dan Hudzaifah juga melakukan kebiasaan ini. H.R. AnNasai Hadits ini dan yang semakna dengannya hanya berlaku bagi puasa wajib. Jika halhal yang membatalkan puasa itu dilakukan sebelum berniat, maka niat puasa sunnah sesudah itu tidak sah. Ibnu Qudamah mengatakan Diantara syaratnya adalah belum makan sebelum berniat, dan juga tidak melakukan apapun yang membatalkan puasa. Jika melakukan apapun dari halhal tersebut, maka puasanya tidak sah tanpa ada perselisihan yang kami ketahui. AlMughni, vol.6, hlm 54 AtThohawy meriwayatkan Dari Ibnu Abbas bahwasanya beliau berada di pagi hari hingga waktu dhuhur, kemudian beliau berkata Demi Allah aku telah berada di waktu pagi sementara aku tidak menginginkanberniat puasa. Dan aku tidak makan makanan ataupun minuman apapun di hari ini. Aku sungguh akan berpuasa hari ini Maani AlAtsar, vol.4, hlm 104. |
Hukum Membakar yang Ada Tulisan Lafadz Allah dan Al-Quran | https://muslim.or.id/43421-hukum-membakar-yang-ada-tulisan-lafadz-allah-dan-al-quran.html | Al-Quran dan tulisan lafadz Jalalah Allah yang tertulis media seperti kertas atau kain, maka wajib kita muliakan. Sebagaimana kita memuliakan mushaf Al-Quran dan lafadz Jallalah Allah. Tidak boleh kita taruh sembarangan di tempat yang kotor dan tempat yang tidak suci. Tidak boleh juga dibiarkan berada ditempat yang tidak layak bagi kemuliaan Al-Quran. Jika kita menemukannya berada ditempat yang tidak layak, hendaknya kita ambil dan kita taruh dan simpan ditempat yang layak dan mulia, agar tidak menjadi barang/benda yang tidak berharga seperti sampah atau benda-benda remeh yang tidak dipedulikan. Ketika kita menemukan Al-Quran yang robek atau sudah sulit dibaca sebagiannya atau menemukan media yang ada tulisan Al-Quran dan lafadz Allah dalam keadaan demikian juga, maka cara menyelamatkannya ada dua cara: 1) Membakarnya sampai habis dan tidak tersisa 2) Menguburkan pada tanah yang baik dan layak Hal ini sebagaimana fatwa dari Al-Lajnah Ad-Daimah: Mushaf (Al-Quran) yang robek dan lembaran yang ada tulisan Al-Quran hendaknya dikubur pada tanah yang baik dan jauh dari tempat jalannya manusia, jauh dari berbagai kotoran. Atau dibakar untuk menjaganya dan tercegah dari fitnah/ujian sebagaimana perbuatan Utsman radhiyallahu anhu. [Fatwa Al-Lajnah 4/139] Perbuatan membakar Al-Quran agar tidak terjadi fitnah ini dilakukan di zaman Utsman bin Affan. Ketika itu, Al-Quran ditulis dengan berbagai macam dialek dan gaya bahasa sesuai suku dan kabilah masing-masing dan keadaan ini hampir menimbulkan perpecahan, maka Ustman bin Affan segera memerintahkan agar Al-Quran ditulis dengan versi sesuai dengan dialek dan gaya bahasa Quraisy sebagaimana diturunkan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Beliau memerintahkan Al-Quran yang lain dibakar dan harus memakai serta menggandakan Al-Quran standar versi Quraisy yang telah disepakati oleh para sahabat. Mushab bin Saad mengatakan, Aku menjumpai manusia (para sahabat) telah sepakat ketika Ustman membakar mushaf-mushaf (yang tidak sesuai standar Quraisy), hal ini membuat mereka takjub dan tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. [Kitabul Mashahif hal. 41] Petunjuk sisa Al-Quran yang tidak layak itu agar dikuburkan adalah salah satu pendapat dari mazhab Hanabilah. Al-Bahuti dari mazhab Hanabilah berkata, Apabila Mushaf Al-Quran telah lusuh atau rusak, maka hendaknya dikubur. Ahmad menyebutkan bahwa Abul Jauzaa mempunyai Mushaf Al-Quran yang telah lusuh dan beliau menggali tanah di masjid kemudian menguburkannya. [Kasyful Qannaa 1/137] Perlu diperhatikan, hendaknya ketika menguburkan atau membakar dilakukan dengan prosedur yang sesuai dengan kelayakan dan sikap yang menghormati Al-Quran dan lafadz Jallallah Allah. Membakar atau menguburkan dengan tujuan ini berbeda dengan orang yang menghinakan Al-Quran. Kita dapati ada oknum yang benci Islam atau orang munafik yang membakar Al-Quran karena benci dan tidak suka, mereka membakar dengan sikap dan gaya yang menghinakan serta dilakukan di tempat yang tidak sesuai dengan kemuliaan Al-Quran. Demikian semoga bermanfaat @ Yogyakarta Tercinta Penyusun: Raehanul Bahraen | AlQuran dan tulisan lafadz Jalalah Allah yang tertulis media seperti kertas atau kain, maka wajib kita muliakan. Sebagaimana kita memuliakan mushaf AlQuran dan lafadz Jallalah Allah. Tidak boleh kita taruh sembarangan di tempat yang kotor dan tempat yang tidak suci. Ketika kita menemukan AlQuran yang robek atau sudah sulit dibaca sebagiannya atau menemukan media yang ada tulisan AlQuran dan lafadz Allah dalam keadaan demikian juga, maka cara menyelamatkannya ada dua cara 1 Membakarnya sampai habis dan tidak tersisa 2 Menguburkan pada tanah yang baik dan layak Hal ini sebagaimana fatwa dari AlLajnah AdDaimah Mushaf AlQuran yang robek dan lembaran yang ada tulisan AlQuran hendaknya dikubur pada tanah yang baik dan jauh dari tempat jalannya manusia, jauh dari berbagai kotoran. Atau dibakar untuk menjaganya dan tercegah dari fitnahujian sebagaimana perbuatan Utsman radhiyallahu anhu. Ketika itu, AlQuran ditulis dengan berbagai macam dialek dan gaya bahasa sesuai suku dan kabilah masingmasing dan keadaan ini hampir menimbulkan perpecahan, maka Ustman bin Affan segera memerintahkan agar AlQuran ditulis dengan versi sesuai dengan dialek dan gaya bahasa Quraisy sebagaimana diturunkan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Beliau memerintahkan AlQuran yang lain dibakar dan harus memakai serta menggandakan AlQuran standar versi Quraisy yang telah disepakati oleh para sahabat. Mushab bin Saad mengatakan, Aku menjumpai manusia para sahabat telah sepakat ketika Ustman membakar mushafmushaf yang tidak sesuai standar Quraisy, hal ini membuat mereka takjub dan tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. 41 Petunjuk sisa AlQuran yang tidak layak itu agar dikuburkan adalah salah satu pendapat dari mazhab Hanabilah. Membakar atau menguburkan dengan tujuan ini berbeda dengan orang yang menghinakan AlQuran. Demikian semoga bermanfaat Yogyakarta Tercinta Penyusun Raehanul Bahraen |
Mengapa Al Qur'an Diawali dengan Surat Al-fatihah? | https://www.laduni.id/post/read/57940/mengapa-al-quran-di-awali-dengan-surat-al-fatihah-berikut-penjelasannya.html | PERTANYAAN : Assalamu'alaikum Wr. Wb. Mengapa Al-Qur'an diawali dengan Surat Al-Fatihah ??? JAWABAN : Wa'alaikum salam wr.wb, Al-Qur'an diawali dengan Surat Al-Fatihah sebab al fatihah ummul qur'an / ummul kitab, dan ini sudah ketetapan yang diajarkan nabi saw. Kata ummu di sini bisa diartikan ibu, asal, pangkal, sumber atau induk. . . : . . : : : . - kitab asror tartibul qur'an (1/74) : : ; ; : . Surat Al-Fatihah : Allah subhanahu wa ta'ala membuka dengan surat ini, karena surat ini mengumpulkan;memuat tujuan-tujuan Al-Qur'an. Dan karena itulah termasuk dari nama-namnya adalah: Ummul Qur'an, Ummul Kitab, Al-Asas, maka seakan seperti judul dan baroatul istihlal (istilah dalam ilmu sastra arab/balaghoh). Wallohu a'lam. Sumber: Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah | PERTANYAAN Assalamualaikum Wr. Wb. Mengapa AlQuran diawali dengan Surat AlFatihah JAWABAN Waalaikum salam wr.wb, AlQuran diawali dengan Surat AlFatihah sebab al fatihah ummul quran ummul kitab, dan ini sudah ketetapan yang diajarkan nabi saw. Kata ummu di sini bisa diartikan ibu, asal, pangkal, sumber atau induk. . . . . . kitab asror tartibul quran 174 . Surat AlFatihah Allah subhanahu wa taala membuka dengan surat ini, karena surat ini mengumpulkanmemuat tujuantujuan AlQuran. Dan karena itulah termasuk dari namanamnya adalah Ummul Quran, Ummul Kitab, AlAsas, maka seakan seperti judul dan baroatul istihlal istilah dalam ilmu sastra arabbalaghoh. Wallohu alam. Sumber Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah |
Tentang Makna Hizbiyah | https://bimbinganislam.com/apa-itu-hizbiyah-karakter-dan-contohnya/ | Pertanyaan : Ustadz, mohon dijelaskan tentang makna hizbiyah, karakter-karakternya, contohnya (pada zaman dulu dan sekarang), bagaimana kiat/cara menghindari hizbiyah? Lalu apakah organisasi keagamaan yang ada dan banyak sekali saat ini termasuk hizbiyah? Kalau iya, bagaimana membantah syubhat mereka bahwa organisasi mereka ini tidak termasuk hizbiyah. Kalau tidak, mohon nasehatnya agar tidak terjebak ke dalam hizbiyah tanpa sadar. Jazakumulloh Khoiron (Dari Hamba Alloh Anggota Grup WA Bimbingan Islam) Jawaban : Antum belajar saja yang rajin, mulai dari dasar-dasar ilmu tauhid, fikih dan tazkiyatun nufus, nanti antum akan tahu apa itu hizbiyah dan seterusnya, karena jawaban pertanyaan ini bisa menjadi satu jilid buku, dan belum tentu setelah mengetahuinya, antum (akan, -ed) jadi lebih baik. Bicara tentang hizbiyah harus dibarengi sikap takut kepada Allah, agar tidak keluar dari batasan yang dibolehkan kepada zona terlarang (ghibah, buhtan, dan sebagainya). Menyibukkan diri dengan belajar tentang ini juga tidak ada manfaatnya kalau belum waktunya dan bukan ahlinya, bahkan seringkali mendatangkan musibah bagi diri sendiri dan orang lain. Hizbiyyah artinya fanatisme terhadap suatu kelompok/golongan tanpa alasan yang dibenarkan, bukan sekedar berkelompok itu sendiri. Konsultasi Bimbingan Islam Ustadz Dr. Sufyan bin Fuad Baswedan, MA | Pertanyaan Ustadz, mohon dijelaskan tentang makna hizbiyah, karakterkarakternya, contohnya pada zaman dulu dan sekarang, bagaimana kiatcara menghindari hizbiyah Lalu apakah organisasi keagamaan yang ada dan banyak sekali saat ini termasuk hizbiyah Kalau iya, bagaimana membantah syubhat mereka bahwa organisasi mereka ini tidak termasuk hizbiyah. Kalau tidak, mohon nasehatnya agar tidak terjebak ke dalam hizbiyah tanpa sadar. Jazakumulloh Khoiron Dari Hamba Alloh Anggota Grup WA Bimbingan Islam Jawaban Antum belajar saja yang rajin, mulai dari dasardasar ilmu tauhid, fikih dan tazkiyatun nufus, nanti antum akan tahu apa itu hizbiyah dan seterusnya, karena jawaban pertanyaan ini bisa menjadi satu jilid buku, dan belum tentu setelah mengetahuinya, antum akan, ed jadi lebih baik. Bicara tentang hizbiyah harus dibarengi sikap takut kepada Allah, agar tidak keluar dari batasan yang dibolehkan kepada zona terlarang ghibah, buhtan, dan sebagainya. Menyibukkan diri dengan belajar tentang ini juga tidak ada manfaatnya kalau belum waktunya dan bukan ahlinya, bahkan seringkali mendatangkan musibah bagi diri sendiri dan orang lain. Hizbiyyah artinya fanatisme terhadap suatu kelompokgolongan tanpa alasan yang dibenarkan, bukan sekedar berkelompok itu sendiri. Konsultasi Bimbingan Islam Ustadz Dr. Sufyan bin Fuad Baswedan, MA |
Cobaan dan Ujian Identik Dengan Keimanan – Seri 40 Hadits Tentang Musibah dan Cobaan (2/40) | https://pesantrenalirsyad.org/cobaan-dan-ujian-identik-dengan-keimanan-seri-40-hadits-tentang-musibah-dan-cobaan-2-40/ | : : : ( ) Diriwayatkan dari Sa’ad ibn Abi Waqqash radhiyallahu ’anhu berkata, Aku bertanya: wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya? Beliau bersabda: “Para nabi kemudian mereka yang berada di bawahnya lalu mereka yang berada di bawahnya. Seorang hamba akan diberi cobaan berdasarkan kualitas agamanya (imannya). Apabila agamanya kuat maka ujiannya semakin berat dan apabila agamanya lemah maka dia kan diberi ujian sesuai dengan kadar agamanya. Cobaan akan senantiasa bersama seorang hamba sampai dia dibiarkan berjalan di atas muka bumi ini tanpa membawa dosa” (HR. At-Turmudzi no. 2322 dan Ibnu Majah no. 4013 dengan sanad yang shahih) Faedah Hadits: Semangat para sahabat dalam menuntut ilmu dan bertanya tentang masalah masalah agama yang belum mereka ketahui. Pentingnya bertanya kepada ahlinya tentang masalah masalah agama yang belum kita ketahui. Perintah menjawab pertanyaan jika kita memiliki ilmu dan jawabannya. Dan larangan memberikan jawaban atas pertanyaan tanpa berdasarkan ilmu serta larangan menyembunyikan ilmu. Penjelasan tentang orang yang paling berat ujian dan cobaannya dari Allah; yaitu para nabi dan orang orang shalih yang berada di bawah mereka dan seterusnya Penengasan bahwa ujian dan cobaan itu identic dengan kualitas keimanan dan agama seseorang. Semakin kuat iman dan semakin dalam pemahaman agama seseorang maka semakin berat pula ujian dan cobaannya dan sebaliknya. Kabar gembira kepada orang yang beriman bahwa ujian dan cobaan itu berfungsi: Sebagai barometer tingkat keimanannya Sebagai penggugur dosa dan kesalahannya Isyarat agar seseorang bersabar saat mendapatkan ujian, karena gugurnya dosa dengan cobaan dan musibah itu tidak serta merta didapat melainkan dengan kesabaran. Disarikan dari Kajian Online WAG Tarbiyatun Nisaa’ oleh Ustadz Mahful Safarudin, Lc. | Diriwayatkan dari Saad ibn Abi Waqqash radhiyallahu anhu berkata, Aku bertanya wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya Beliau bersabda Para nabi kemudian mereka yang berada di bawahnya lalu mereka yang berada di bawahnya. Seorang hamba akan diberi cobaan berdasarkan kualitas agamanya imannya. Apabila agamanya kuat maka ujiannya semakin berat dan apabila agamanya lemah maka dia kan diberi ujian sesuai dengan kadar agamanya. Cobaan akan senantiasa bersama seorang hamba sampai dia dibiarkan berjalan di atas muka bumi ini tanpa membawa dosa HR. AtTurmudzi no. 2322 dan Ibnu Majah no. 4013 dengan sanad yang shahih Faedah Hadits Semangat para sahabat dalam menuntut ilmu dan bertanya tentang masalah masalah agama yang belum mereka ketahui. Pentingnya bertanya kepada ahlinya tentang masalah masalah agama yang belum kita ketahui. Perintah menjawab pertanyaan jika kita memiliki ilmu dan jawabannya. Dan larangan memberikan jawaban atas pertanyaan tanpa berdasarkan ilmu serta larangan menyembunyikan ilmu. Penjelasan tentang orang yang paling berat ujian dan cobaannya dari Allah yaitu para nabi dan orang orang shalih yang berada di bawah mereka dan seterusnya Penengasan bahwa ujian dan cobaan itu identic dengan kualitas keimanan dan agama seseorang. Semakin kuat iman dan semakin dalam pemahaman agama seseorang maka semakin berat pula ujian dan cobaannya dan sebaliknya. Kabar gembira kepada orang yang beriman bahwa ujian dan cobaan itu berfungsi Sebagai barometer tingkat keimanannya Sebagai penggugur dosa dan kesalahannya Isyarat agar seseorang bersabar saat mendapatkan ujian, karena gugurnya dosa dengan cobaan dan musibah itu tidak serta merta didapat melainkan dengan kesabaran. Disarikan dari Kajian Online WAG Tarbiyatun Nisaa oleh Ustadz Mahful Safarudin, Lc. |
13 Keutamaan Menghafal Al Quran Bagi Kehidupan Dunia dan Akhirat | https://dalamislam.com/landasan-agama/keutamaan-menghafal-al-quran | Menghafal al-Quran termasuk ibadah sebagai jika dilakukan ikhlas karena Allah dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia sebagaimana dan . Bahkan salah satu ciri orang yang berilmu menurut standar al-Quran, adalah mereka yang memiliki hafalan al-Quran sebagai cara dan bentuk . Allah berfirman, Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu..(QS. al-Ankabut: 49). Banyak sekali keutamaan menghafal alquran sebagai sebagaimana , , , dan, tentu saja ini dapat menjadi motivasi kita untuk belajar alquran dan juga mengajarkan alquran pada anak-anak, bahkan tidak hanya keutamaan untuk diri sendiri, seorang penghafal quran juga akan memberi keutamaan untuk keluarga terutama kedua orangtuanya.Berikut 13 Keutamaan Menghafal Al Quran bagi kehidupan dunai dan akhirat.Hati Tidak Akan Pernah Merasa KosongDalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu:“Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh”. (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia berkata hadits ini hasan sahih).2. Memperoleh penghormatan dari Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallamDari Abi Hurairah Radiyallahu ‘anhu. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam mengecek kemampuan membaca dan hafalan Al Qur’an mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hafalan Al-Qur’an-nya. Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam :”Berapa banyak Al Quran yang telah engkau hafal, hai Fulan?” ia menjawab: aku telah menghafal surah ini dan surah ini, serta surah Al-Baqarah. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam kembali bertanya: “Apakah engkau hafal surah Al-Baqarah?” Ia menjawab: Betul. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:”Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!”. Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal surah Al-Baqarah semata karena takut aku tidak dapat menjalankan isinya. Mendengar komentar itu, Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Pelajarilah Al Qur’an dan bacalah, karena perumpamaan orang mempelajari Al Quran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudian dia tidur -dan dalam dirinya terdapat hafalan Al Qur’an- adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik” (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2879), dan lafazh itu darinya. Serta oleh Ibnu Majah secara ringkas (217), Ibnu Khuzaimah (1509), Ibnu Hibban dalam sahihnya (Al Ihsaam 2126), dan dalam sanadnya ada ‘Atha, Maula, Abi Ahmad, yang tidak dinilai terpecaya kecuali Ibnu Hibban).3. Mengenakan Mahkota KehormatanDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya Allah, berikan dia perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang hafidz al-Quran mahkota kemuliaan. Al-Quran meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan untuknya.” Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu dikatakan kepada hafidz quran, “Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca. (HR. Turmudzi 3164 dan beliau menilai Hasan shahih).4. Kebahagiaan Bagi Kedua Orang Tua Sabda rasulullah s.a.w.:“Daripada Buraidah Al Aslami ra, ia berkata bahawasanya ia mendengar Rasulullah s..a.w bersabda: “Pada hari kiamat nanti, Al Quran akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Quran akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya: “Apakah anda mengenalku?”.Penghafal tadi menjawab; “saya tidak mengenal kamu.” Al Quran berkata; “saya adalah kawanmu, Al Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan.Maka penghafal Al Quran tadi di beri kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan ditangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia keseluruhannya.Kedua orang tua itu lalu bertanya: “kenapa kami di beri dengan pakaian begini?”. Kemudian di jawab, “kerana anakmu hafal Al Quran.”Kemudian kepada penghafal Al Quran tadi di perintahkan, “bacalah dan naiklah ketingkat-tingkat syurga dan kamar-kamarnya.” Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil)5. Mendapatkan Tempat Yang Tinggi di SurgaSabda rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:“Dari Sisyah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda; jumlah tingkatan-tingkatan surga sama dengan jumlah ayat-ayat Al Qur’an. Maka tingkatan surga yang di masuki oleh penghafal Al Qur’an adalah tingkatan yang paling atas, dimana tidak ada tingkatan lagi sesudah itu.6. Penghafal Al Qur’an adalah keluarga Allah ‘Azza wa Jalla“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)7. Hatinya terbebas dari siksaSabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam” Dari Abdullah Bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu Dari Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam Baginda bersabda: ” bacalah Al Qur’an kerana Allah tidak akan menyiksa hati orang yang hafal Al Qur’an. Sesungguhanya Al Qur’an ini adalah hidangan Allah, siapa yang memasukkunya ia akan aman. Dan barangsiapa yang mencintai Al Qur’an maka hendaklah ia bergembira.”8. Mendapatkan Kehormatan Dari Sesama Manusia“Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim)Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat .” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i)“Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur’an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari) 9. Mendapat syafaat dari Alquran“Penghafal Quran akan datang pada hari kiamat dan AlQuran berkata: “Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan). AlQuran kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR Tirmidzi)10. Disayang oleh RasulullahSabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:“Dari Jabir Bin Abdullah Radhiyallahu ‘anhu Bahawa Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam menyatukan dua orang dari orang-orang yang gugur dalam perang uhud dalam satu liang lahad. Kemudian nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam bertanya, “dari mereka berdua siapakah paling banyak hafal Al Qur’an?” apabila ada orang yang dapat menunjukkan kepada salah satunya, maka Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang lahad.”11. Mendapat syafaat dari Alquran“Penghafal Quran akan datang pada hari kiamat dan AlQuran berkata: “Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan). AlQuran kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR Tirmidzi)12. Termasuk sebaik-baik manusia“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya” (HR. Bukhari)13. Orang lain boleh iri padanya“Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur’an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ’Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat” (HR. Bukhari)13 Keutamaan Menghafal Al Quran bagi kehidupan dunai dan akhirat. Semoga dapar bermanfaat. | Menghafal alQuran termasuk ibadah sebagai jika dilakukan ikhlas karena Allah dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia sebagaimana dan . Bahkan salah satu ciri orang yang berilmu menurut standar alQuran, adalah mereka yang memiliki hafalan alQuran sebagai cara dan bentuk . Allah berfirman, Bahkan, Al Quran itu adalah ayatayat yang nyata, yang ada di dalam dada orangorang yang diberi ilmuQS. Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas 2914, ia berkata hadits ini hasan sahih.2. Memperoleh penghormatan dari Rasulullah Shallallahu alayhi wasallamDari Abi Hurairah Radiyallahu anhu. Rasulullah Shallallahu alayhi wasallam kembali bertanya Apakah engkau hafal surah AlBaqarah Ia menjawab Betul. Rasulullah Shallallahu alayhi wasallam bersabdaPergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu. Mendengar komentar itu, Rasulullah Shallallahu alayhi wasallam bersabda Pelajarilah Al Quran dan bacalah, karena perumpamaan orang mempelajari Al Quran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke manamana. Kemudian dia minta lagi, Ya Allah, ridhai dia. Kebahagiaan Bagi Kedua Orang Tua Sabda rasulullah s.a.w. Al Quran berkata saya adalah kawanmu, Al Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu bertanya kenapa kami di beri dengan pakaian begini. Kemudian di jawab, kerana anakmu hafal Al Quran. Mendapatkan Tempat Yang Tinggi di SurgaSabda rasulullah Shallallahu alayhi wasallamDari Sisyah Radhiyallahu anhu ia berkata, bahawasanya Rasulullah Shallallahu alayhi wasallam bersabda jumlah tingkatantingkatan surga sama dengan jumlah ayatayat Al Quran. Merekalah keluarga Allah dan pilihanpilihanNya. Mendapatkan Kehormatan Dari Sesama ManusiaYang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya. Mendapat syafaat dari AlquranPenghafal Quran akan datang pada hari kiamat dan AlQuran berkata Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah kehormatan. AlQuran kembali meminta Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki derajatderajat surga. Dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan. Kemudian nabi Shallallahu alayhi wasallam bertanya, dari mereka berdua siapakah paling banyak hafal Al Quran apabila ada orang yang dapat menunjukkan kepada salah satunya, maka Nabi Shallallahu alayhi wasallam memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang lahad.11. Orang lain boleh iri padanyaTidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Quran kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat HR. Bukhari13 Keutamaan Menghafal Al Quran bagi kehidupan dunai dan akhirat. |
Bergantung Hanya kepada Allah | https://suaraislam.id/bergantung-hanya-kepada-allah/ | Mengapa kita bersandar kepada manusia sedangkan manusia itu bisa berubah? Mungkin dulu cinta sekarang benci, dulu memuji sekarang membenci. Hal ini mengingatkan kita kepada kisah seorang sahabat Rasul yaitu Abdullah bin Salaam. Sebelum masuk Islam, beliau dicintai dan ditokohkan oleh orang Yahudi. Namun ketika beliau masuk Islam maka orang-orang Yahudi langsung membenci dan mencaci makinya. Demikian juga di zaman ini, ketika ada orang yang mengamalkan ajaran agama terkadang terjadi perubahan drastis pada diri sebagian orang. Pujian jadi cacian, cinta jadi benci sebagaimana perangai orang yahudi. Na’udzu billahi min dzalik. Fudhail bin Iyyadh rahimahullah berkata: . “Demi Allah, seandainya engkau benar-benar putus asa dari makhluk hingga engkau tidak berharap sedikitpun dari mereka, niscaya Allah akan memberimu semua yang engkau inginkan.” (Jami’ul Ulum wal Hikam, hlm. 264) Selayaknya manusia selalu mengantungkan harapan, cita-cita serta kebutuhannya kepada Allah Ta’ala. Terlebih kita mengetahui diantara nama Allah adalah Ash-Shomad. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu berkata : Ash-Shomad adalah Dzat yang sempurna sifat-sifat-Nya yang semua makhluk selalu membutuhkanNya. Mengapa kita bergantung kepada manusia sedangkan mereka terkadang hanya berteman dikala suka dan lari dikala duka? Sebagian orang mendekat dikala ada kebutuhan tapi setelah selesai maka dia berkata: Selamat tinggal sobat. Sebagian orang bersahabat ketika seseorang itu memiliki banyak harta dan kedudukan. Tapi menjauh dikala harta dan kedudukan itu mulai menjauh. Ada gula ada semut, air susu dibalas air tuba, mungkin inilah peribahasa yang sesuai dengan mereka. Dan sungguh indah ungkapan seorang penyair arab, Apabila sedikit hartaku tidak ada yang berteman dengankuNamun ketika bertambah banyak hartaku semua orang berteman dengankuBerapa banyak musuh karena harta mau berteman dengankuDan berapa banyak teman karena harta memusuhiku Tidak semua kebaikanmu akan dibalas dan diapresiasi oleh manusia. Manusia cepat lupa dan melupakan. Akan tetapi berharaplah hanya kepada Allah, Allah pasti membalasnya, Allah tidak akan menyia-nyiakan kebaikan seorang mukmin. Wallahu a’lam Abu MiqdamKomunitas Akhlaq Mulia | Mengapa kita bersandar kepada manusia sedangkan manusia itu bisa berubah Mungkin dulu cinta sekarang benci, dulu memuji sekarang membenci. Hal ini mengingatkan kita kepada kisah seorang sahabat Rasul yaitu Abdullah bin Salaam. Sebelum masuk Islam, beliau dicintai dan ditokohkan oleh orang Yahudi. Namun ketika beliau masuk Islam maka orangorang Yahudi langsung membenci dan mencaci makinya. Demikian juga di zaman ini, ketika ada orang yang mengamalkan ajaran agama terkadang terjadi perubahan drastis pada diri sebagian orang. Pujian jadi cacian, cinta jadi benci sebagaimana perangai orang yahudi. Naudzu billahi min dzalik. Fudhail bin Iyyadh rahimahullah berkata . Demi Allah, seandainya engkau benarbenar putus asa dari makhluk hingga engkau tidak berharap sedikitpun dari mereka, niscaya Allah akan memberimu semua yang engkau inginkan. Jamiul Ulum wal Hikam, hlm. 264 Selayaknya manusia selalu mengantungkan harapan, citacita serta kebutuhannya kepada Allah Taala. Terlebih kita mengetahui diantara nama Allah adalah AshShomad. Syaikh Muhammad bin Shalih AlUtsaimin rahimahullahu berkata AshShomad adalah Dzat yang sempurna sifatsifatNya yang semua makhluk selalu membutuhkanNya. Mengapa kita bergantung kepada manusia sedangkan mereka terkadang hanya berteman dikala suka dan lari dikala duka Sebagian orang mendekat dikala ada kebutuhan tapi setelah selesai maka dia berkata Selamat tinggal sobat. Sebagian orang bersahabat ketika seseorang itu memiliki banyak harta dan kedudukan. Tapi menjauh dikala harta dan kedudukan itu mulai menjauh. Ada gula ada semut, air susu dibalas air tuba, mungkin inilah peribahasa yang sesuai dengan mereka. Dan sungguh indah ungkapan seorang penyair arab, Apabila sedikit hartaku tidak ada yang berteman dengankuNamun ketika bertambah banyak hartaku semua orang berteman dengankuBerapa banyak musuh karena harta mau berteman dengankuDan berapa banyak teman karena harta memusuhiku Tidak semua kebaikanmu akan dibalas dan diapresiasi oleh manusia. Manusia cepat lupa dan melupakan. Akan tetapi berharaplah hanya kepada Allah, Allah pasti membalasnya, Allah tidak akan menyianyiakan kebaikan seorang mukmin. Wallahu alam Abu MiqdamKomunitas Akhlaq Mulia |
Kami di Jerman asuransi mobil wajib, dan saya tidak bisa menyetir mobil tanpa asuransi, pada tahun lalu saya mengalami kecelakaan mobil, dan saya yang menjadi penyebab dan membahayakan mobil lain, pihak asuransi telah membayarkan untuk saya biaya perbaikan semuanya untuk mobil lain yang rusak, setelah itu saya menerima nota bahwa mereka akan menaikkan biaya asuransi bulanan yang saya bayarkan disebabkan oleh kecelakaan tersebut. Maka bagaimanakah hukumnya saya mengubah perusahaan asuransi saya setelah mereka membayarkan untuk saya biaya perbaikan dengan perusahaan lain yang lebih murah (biayanya) ? | https://islamqa.info/id/answers/344982/bagaimanakah-hukum-merubah-perusahaan-asuransi-karena-telah-menambah-biaya-asuransi-setelah-memperbaiki-mobil | Alhamdulillah.Pertama: Haramnya Asuransi Konvensional Asuransi Konvensional berdiri di atas kecurangan dan perjudian; dan itu hukumnya haram dengan semua gambarannya. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya pada jawaban soal nomor: 8889 . Namun jika seseorag dipaksa untuk ikut maka tidak masalah, dosanya ditanggung oleh pihak yang mewajibkannya. Kedua: Perusahaan Asuransi Tidak Boleh Menambah Biaya Asuransinya di Tengah Akad Akad asuransi ini temponya terbatas, dan diperbaharui karena keinginan nasabah, perusahaan tidak boleh menambah biaya asuransi di tengah masa akad (berlangsung). Dan perusahaan bisa merubahnya saat akad baru terjadi, dan pihak nasabah bisa memilih. Jika akad asuransi berlaku untuk satu tahun misalnya, dan asuransi dibayarkan bertahap/dicicil per bulan, maka perusahaan tidak boleh menambah biasa cicilan selama waktu satu tahun tersebut, jika ia melakukannya dan memungkinkan anda keluar dari perusahaan tersebut, maka anda boleh keluar. Tidak ada alasan untuk menambah (biaya) karena nasabah telah mengalami kecelakaan, karena akad asuransi memang berdiri di atas hal tersebut, maka perusahaan menutupi biaya kecelakaan, dan menanggung biaya perbaikan, dan mendapatkan untung dari kelebihannya dari hal baru yang dialami nasabah karena kecelakaan ?! Kesimpulan: Tambahan untuk biaya asuransi di tengah berjalannya akad tidak wajib bagi nasabah untuk menerimanya, dan jika dipaksa dan ada jalan untuk meninggalkan perusahaan tersebut, maka ia boleh meninggalkannya dalam rangka untuk menjaga hartanya. Dan jika perusahaan memutuskan pada akad untuk menambah biaya asuransi di tengah masa akad, jika pihak nasabah mengalami kecelakaan atau biasa perbaikan melebihi jumlah tertentu, maka hal ini sebuah kecurangan yang ditambahkan pada akad asuransi dan riba, dan tidak diwajibkan bagi nasabah untuk memenuhi syarat tersebut, maka ia boleh meninggalkan perusahaan tersebut setelah kecelakaan jika bisa; karena termasuk syarat yang rusak pada akad yang rusak yang ia tidak masuk di dalamnya kecuali karena terpaksa. Wallahu A’lam. | Alhamdulillah.Pertama Haramnya Asuransi Konvensional Asuransi Konvensional berdiri di atas kecurangan dan perjudian dan itu hukumnya haram dengan semua gambarannya. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya pada jawaban soal nomor 8889 . Namun jika seseorag dipaksa untuk ikut maka tidak masalah, dosanya ditanggung oleh pihak yang mewajibkannya. Kedua Perusahaan Asuransi Tidak Boleh Menambah Biaya Asuransinya di Tengah Akad Akad asuransi ini temponya terbatas, dan diperbaharui karena keinginan nasabah, perusahaan tidak boleh menambah biaya asuransi di tengah masa akad berlangsung. Dan perusahaan bisa merubahnya saat akad baru terjadi, dan pihak nasabah bisa memilih. Jika akad asuransi berlaku untuk satu tahun misalnya, dan asuransi dibayarkan bertahapdicicil per bulan, maka perusahaan tidak boleh menambah biasa cicilan selama waktu satu tahun tersebut, jika ia melakukannya dan memungkinkan anda keluar dari perusahaan tersebut, maka anda boleh keluar. Tidak ada alasan untuk menambah biaya karena nasabah telah mengalami kecelakaan, karena akad asuransi memang berdiri di atas hal tersebut, maka perusahaan menutupi biaya kecelakaan, dan menanggung biaya perbaikan, dan mendapatkan untung dari kelebihannya dari hal baru yang dialami nasabah karena kecelakaan Kesimpulan Tambahan untuk biaya asuransi di tengah berjalannya akad tidak wajib bagi nasabah untuk menerimanya, dan jika dipaksa dan ada jalan untuk meninggalkan perusahaan tersebut, maka ia boleh meninggalkannya dalam rangka untuk menjaga hartanya. Dan jika perusahaan memutuskan pada akad untuk menambah biaya asuransi di tengah masa akad, jika pihak nasabah mengalami kecelakaan atau biasa perbaikan melebihi jumlah tertentu, maka hal ini sebuah kecurangan yang ditambahkan pada akad asuransi dan riba, dan tidak diwajibkan bagi nasabah untuk memenuhi syarat tersebut, maka ia boleh meninggalkan perusahaan tersebut setelah kecelakaan jika bisa karena termasuk syarat yang rusak pada akad yang rusak yang ia tidak masuk di dalamnya kecuali karena terpaksa. Wallahu Alam. |
Bagaimanakah hukumnya orang yang tidak bertegur sapa dengan ayahnya karena buruknya prilakunya, mempunyai hubungan haram dengan wanita lain, tidak bertanggung jawab untuk memenuhi kewajibannya kepada keluarganya, setiap kali dia menceraikan ibunya, tidak bertanya, tidak mengunjungi bibi-bibinya yang menyakiti ibunya, akan tetapi pada saat bertemu dengan mereka di jalan ia tetap bersalaman dengan mereka, tidak bertegur sapa juga dengan teman-temannya dalam pekerjaannya karena ada beberapa masalah, meskipun ia tidak membawa rasa marah dan permusuhan kepada orang lain, tidak mengerjakan shalat; karena ia selalu mengatakan bahwa Allah tidak akan menerima shalatnya; karena ia tidak melaksanakan shalat lima waktu di masjid, ia memutus silaturrahim, tidak bertegur sapa dengan beberapa orang; karena mereka telah berlaku buruk terhadap dirinya, ia pun tidak akan memaafkan mereka ? | https://islamqa.info/id/answers/246374/tidak-bertegur-sapa-kepada-ayah-bibi-bibinya-tidak-melaksanakan-shalat-berburuk-sangka-kepada-allah | Alhamdulillah.Pertama: Barang siapa yang bertumpuk pada dirinya kegalauan, bumi yang luas itu terasa sempit baginya, hubungannya dengan kerabat, teman-temannya dan manusia yang ada di sekelilingnya menjadi rusak, maka seharusnya ia kembali kepada Allah dan mengevaluasi dirinya, bermuhasabah atas semua kesalahan-kesalahan dirinya, dan merasakan bahwa dirinya banyak kekurangan dan banyak bermaksiat, bertaubat kepada Allah –Ta’ala- dan memperbaiki prilakunya. Kedua: Adapun seorang ayah, menjadi kewajiban seorang anak untuk berbuat baik kepadanya dan mempergaulinya dengan baik, tidak boleh menjauhinya, meskipun ia telah melakukan banyak kemaksiatan, karena hak kedua orang tua itu besar. Prilaku maksiat mereka berdua dan bersikukuh berada di dalamnya tidak menggugurkan hak keduanya dari anak-anak mereka. Karena Allah telah memerintahkan untuk mempergauli keduanya dengan baik, meskipun keduanya menyuruh anaknya untuk melakukan syirik kepada Allah –Ta’ala- dan memaksanya untuk melakukannya, sebagaimana firman Allah –Ta’ala-: /15 . “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik”. (QS. Luqman: 15) Ketiga: Terjadinya banyak masalah keluarga tidak menuntut untuk meninggalkan dan memusuhi mereka, menyambung (silaturrahim), menebar salam, memupuk cinta, lebih utama bagi seorang muslim kepada kerabat dan mereka yang dikenal, dan menjadi lebih dekat dengan takwa, lebih jauh dari hajr (menjauhi) yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya, meskipun kerabatnya telah menzhalimi dirinya. Memaafkan lebih dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Maka janganlah meninggalkan apa yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya menuju yang dimurkai dan dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- bahwa ada seorang laki-laki berkata: : ( ) ( 2558 ) . “Wahai Rasulullah, sungguh saya mempunyai kerabat yang saya menyambung (silaturrahim) dengan mereka namun mereka memutuskannya, saya berbuat baik kepada mereka namun mereka berlaku buruk kepada saya, saya bermimpi tentang mereka bahwa mereka tidak menghiraukanku, maka beliau bersabda: “Jika kondisimu seperti yang kamu katakan, maka kamu seperti menaburkan abu panas (di wajahnya), dan kamu akan selalu mempunyai penolong dari Allah (untuk menghalau gangguan mereka) selama kamu berada seperti itu”. (HR. Muslim: 2558) Keempat: Demikian juga dengan rekan-rekan kerja, hampir tidak ada pekerjaan kecuali ada beberapa permasalahan dan perbedaan, jika seseorang tidak melupakan akan banyak hal dan berhias dengan kesabaran, menjaga (kesucian diri) dari manusia, dan bersabar dengan permusuhan mereka, maka pergi ke tempat kerja menjadi sumber kesempitan, kegalauan dan keburukan. Jika ia berhias dengan kesabaran dan melupakan banyak hal bertoleransi dan memaafkan, maka pahalanya ada di sisi Allah, rekan-rekannya juga akan mencintainya, mereka akan mengenalnya dengan pribadi yang mempunyai sifat mulia, berakhlak baik, maka akan menjadi qudwah hasanah dan contoh yang baik bagi umat manusia. Adapun menjauhi masalah dengan manusia karena banyak perbedaan dengan mereka, merasa bahwa mereka telah berlaku zholim baik dengan hak maupun tanpa hak, ada keinginan untuk menjauhi mereka, tidak memaafkan perlakuan buruk mereka kepadanya, maka hal itu bukanlah kemaslahatan bagi seorang muslim, tidak pada agama maupun dunianya. Dan tidak mungkin kehidupannya akan berjalan baik dalam kondisi seperti itu, agamanya juga tidak akan baik dalam kondisi seperti itu, dunianya pun tidak akan tenang. Kelima: Kemudian ujian yang besar akan datang, yaitu; meninggalkan shalat, berburuk sangka kepada Allah, kedua peristiwa tersebut akan menghilangkan agama secara keseluruhan dan akan mencabut semua keberkahan, akan menarik semua kesulitan. Meninggalkan shalat secara keseluruhan adalah kekufuran dan keluar dari agama dan menjadi penyebab semua kesempitan, musibah dan kesengsaraan. Baca soal nomor: 5208 dan 83997 Berburuk sangka kepada Allah adalah termasuk dosa yang paling besar, sebagaimana telah dijelaskan pada fatwa nomor: 174619 Maka orang ini harus mengevalusi dirinya dari semua hal dan bertaubat kepada Allah dari kesalahan yang telah ia lakukan, memperbaiki apa yang telah ia rusak, sehingga berlaku baik kepada ayahnya, bibi-bibi dan rekan-rekannya. Dan yang lebih penting dari itu semua adalah dengan menjaga shalatnya, memperbanyak berdoa kepada Allah –Ta’ala- agar berkenan untuk menerima taubatnya, memperbaiki semua keadaannya, memberikan taufik kepadanya untuk kebaikan dunia dan akhiratnya. Wallahu A’lam | Pertama Barang siapa yang bertumpuk pada dirinya kegalauan, bumi yang luas itu terasa sempit baginya, hubungannya dengan kerabat, temantemannya dan manusia yang ada di sekelilingnya menjadi rusak, maka seharusnya ia kembali kepada Allah dan mengevaluasi dirinya, bermuhasabah atas semua kesalahankesalahan dirinya, dan merasakan bahwa dirinya banyak kekurangan dan banyak bermaksiat, bertaubat kepada Allah Taala dan memperbaiki prilakunya. Kedua Adapun seorang ayah, menjadi kewajiban seorang anak untuk berbuat baik kepadanya dan mempergaulinya dengan baik, tidak boleh menjauhinya, meskipun ia telah melakukan banyak kemaksiatan, karena hak kedua orang tua itu besar. Karena Allah telah memerintahkan untuk mempergauli keduanya dengan baik, meskipun keduanya menyuruh anaknya untuk melakukan syirik kepada Allah Taala dan memaksanya untuk melakukannya, sebagaimana firman Allah Taala 15 . Memaafkan lebih dicintai oleh Allah dan RasulNya. Maka janganlah meninggalkan apa yang dicintai oleh Allah dan RasulNya menuju yang dimurkai dan dilarang oleh Allah dan RasulNya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa ada seorang lakilaki berkata 2558 . Muslim 2558 Keempat Demikian juga dengan rekanrekan kerja, hampir tidak ada pekerjaan kecuali ada beberapa permasalahan dan perbedaan, jika seseorang tidak melupakan akan banyak hal dan berhias dengan kesabaran, menjaga kesucian diri dari manusia, dan bersabar dengan permusuhan mereka, maka pergi ke tempat kerja menjadi sumber kesempitan, kegalauan dan keburukan. Jika ia berhias dengan kesabaran dan melupakan banyak hal bertoleransi dan memaafkan, maka pahalanya ada di sisi Allah, rekanrekannya juga akan mencintainya, mereka akan mengenalnya dengan pribadi yang mempunyai sifat mulia, berakhlak baik, maka akan menjadi qudwah hasanah dan contoh yang baik bagi umat manusia. Dan tidak mungkin kehidupannya akan berjalan baik dalam kondisi seperti itu, agamanya juga tidak akan baik dalam kondisi seperti itu, dunianya pun tidak akan tenang. Kelima Kemudian ujian yang besar akan datang, yaitu meninggalkan shalat, berburuk sangka kepada Allah, kedua peristiwa tersebut akan menghilangkan agama secara keseluruhan dan akan mencabut semua keberkahan, akan menarik semua kesulitan. Baca soal nomor 5208 dan 83997 Berburuk sangka kepada Allah adalah termasuk dosa yang paling besar, sebagaimana telah dijelaskan pada fatwa nomor 174619 Maka orang ini harus mengevalusi dirinya dari semua hal dan bertaubat kepada Allah dari kesalahan yang telah ia lakukan, memperbaiki apa yang telah ia rusak, sehingga berlaku baik kepada ayahnya, bibibibi dan rekanrekannya. Dan yang lebih penting dari itu semua adalah dengan menjaga shalatnya, memperbanyak berdoa kepada Allah Taala agar berkenan untuk menerima taubatnya, memperbaiki semua keadaannya, memberikan taufik kepadanya untuk kebaikan dunia dan akhiratnya. |
Ini Amalan Pengganti Puasa Enam Hari di Bulan Syawal | https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/ini-amalan-pengganti-puasa-enam-hari-di-bulan-syawal/ | Ketika kita selesai melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, maka kita dianjurkan untuk menyempurnakannya dengan melakukan puasa enam hari di bulan Syawal. Namun sebagian dari kita ada yang tidak bisa melakukan puasa enam hari di bulan Syawal, baik karena sibuk bekerja atau lainnya. Ketika kita tidak bisa melakukan puasa enam hari di bulan Syawal, adakah amalan penggantinya? (Baca: Anjuran Puasa Enam Hari di Bulan Syawal) Berdasarkan sebuah hadis, kita dianjurkan untuk melakukan puasa enam hari di bulan Syawal setelah melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Melakukan puasa enam hari di bulan Syawal setelah melakukan puasa di bulan Ramadhan pahalanya sama dengan berpuasa satu tahun penuh. Hadis dimaksud diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Ayyub, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda; Barangsiapa yang melakukan puasa di bulan Ramadhan kemudian mengkutinya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia layaknya seperti berpuasa setahun penuh. Menurut sebagian ulama, alasan berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah berpuasa di bulan Ramadhan pahalanya sama dengan berpuasa satu tahun penuh adalah karena satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Karena itu, berpuasa di bulan Ramadhan selama tiga puluh hari menyamai pahala sepuluh bulan puasa, kemudian puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan puasa. Jika keduanya digabungkan, maka pahalanya sama dengan berpuasa satu tahun penuh. Oleh karena itu, menurut Imam Al-Izz bin Abdissalam, jika kita tidak bisa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah berpuasa di bulan Ramadhan, maka kita dianjurkan untuk bersedekah kepada tiga puluh enam orang. Bersedakah kepada tiga puluh enam orang, pahalanya sama dengan berpuasa selama satu tahun penuh. Ini sebagai pengganti dari puasa enam hari di bulan Syawal jika kita tidak bisa melakukannya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Hasyiatul Jamal berikut; Persamaan puasa enam hari di bulan Syawal adalah seperti apa yang dikatakan oleh Al-Izz bin Abdissalam, Barangsiapa bersedekah kepada tiga puluh enam orang, maka dia sama seperti berpuasa satu tahun. | Ketika kita selesai melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, maka kita dianjurkan untuk menyempurnakannya dengan melakukan puasa enam hari di bulan Syawal. Namun sebagian dari kita ada yang tidak bisa melakukan puasa enam hari di bulan Syawal, baik karena sibuk bekerja atau lainnya. Ketika kita tidak bisa melakukan puasa enam hari di bulan Syawal, adakah amalan penggantinya Baca Anjuran Puasa Enam Hari di Bulan Syawal Berdasarkan sebuah hadis, kita dianjurkan untuk melakukan puasa enam hari di bulan Syawal setelah melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Melakukan puasa enam hari di bulan Syawal setelah melakukan puasa di bulan Ramadhan pahalanya sama dengan berpuasa satu tahun penuh. Hadis dimaksud diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Ayyub, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda Barangsiapa yang melakukan puasa di bulan Ramadhan kemudian mengkutinya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia layaknya seperti berpuasa setahun penuh. Menurut sebagian ulama, alasan berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah berpuasa di bulan Ramadhan pahalanya sama dengan berpuasa satu tahun penuh adalah karena satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Karena itu, berpuasa di bulan Ramadhan selama tiga puluh hari menyamai pahala sepuluh bulan puasa, kemudian puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan puasa. Jika keduanya digabungkan, maka pahalanya sama dengan berpuasa satu tahun penuh. Oleh karena itu, menurut Imam AlIzz bin Abdissalam, jika kita tidak bisa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah berpuasa di bulan Ramadhan, maka kita dianjurkan untuk bersedekah kepada tiga puluh enam orang. Bersedakah kepada tiga puluh enam orang, pahalanya sama dengan berpuasa selama satu tahun penuh. Ini sebagai pengganti dari puasa enam hari di bulan Syawal jika kita tidak bisa melakukannya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Hasyiatul Jamal berikut Persamaan puasa enam hari di bulan Syawal adalah seperti apa yang dikatakan oleh AlIzz bin Abdissalam, Barangsiapa bersedekah kepada tiga puluh enam orang, maka dia sama seperti berpuasa satu tahun. |
Hukum Bertamu ke Rumah Non Muslim | https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-bertamu-ke-rumah-non-muslim | Islam adalah agama yang ramah pada semua orang, islam mengajarkan tentang kedamaian dan ketenangan serta hubungan baik dengan semua orang dari berbagai kalangan, budaya, dan semuanya tanpa pandang bulu. Menjadi pemeluk agama islam bukan berarti harus memusuhi orang yang beragama lain atau yang bukan satu keyakinan kecuali jika karena alasan tertentu yangdiperbolehkan syariat islam seperti orang yang memusuhi atau menjelek jelekkan islam. Nah, sebagai manusia sosial, tak jarang kita melakukan kunjungan ke rumah atau silaturahmi. Dalam penerapannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam interaksi tersebut, yakni yang berhubungan dengan Hukum Bertamu ke Rumah Non Muslim. Berikut selengkapnya.Bertamu adalah Hal yang Baik Bertamu dan bertandang adalah suatu hal yang baik sebagai . Yang kita kunjungi tentu saja orang orang yang baik. Dalam sebuah ayat dalam Al Quran disebutkan, “Dan bersabarlah kamu bersama sama dengan orang orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan Nya” (QS. Al Kahfi: 28). Ayat ini dibawakan oleh Imam Nawawi rahimahullah dalam kitab yang beliau susun, yaitu kitab Riyadhus Sholihin. Beliau membawakan ayat ini pada bab mengenai perintah berkunjung pada orang orang yang baik.Tentang ayat di atas dan hubungannya dengan , Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Ayat tersebut berisi perintah untuk bersahabat dengan orang orang yang baik, bersungguh sungguh mencari teman teman yang baik. Hendaklah banyak bergaul dengan orang yang baik walau mereka miskin karena banyak faedah yang tak terhitung kala berinteraksi dengan mereka.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 475).Dalam hadits, kita juga diperintahkan untuk dengan mencari teman teman yang baik. Dari Abu Sa’id, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah bersahabat kecuali dengan orang beriman. Janganlah yang memakan makananmu melainkan orang bertakwa.” (HR. Abu Daud no. 4832 dan Tirmidzi no. 2395. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). Al ‘Azhim Abadi menyatakan hadits yang dimaksud adalah dilarang bersahabat dengan orang kafir dan munafik karena berteman dengan mereka hanyalah membahayakan agama seseorang. (‘Aunul Ma’bud, 13: 115)Hukum Bertamu ke Rumah Non MuslimDilihat dari Tujuannya sesuai Kalau bertamu ke rumah non muslim hanya untuk dalam rangka menjalin hubungan baik maka diperbolehkan, namun jika dengan tujuan yang dilarang misalnya untuk mengucapkan selamat natal atau untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai syariat islam seperti perayaan valentine, hallowen, dsb yang jelas dilarang dalam islam, nah inilah yang bermasalah. Karena kala itu termasuk menyatakan dukungan pada non muslim.Jika ada yang melihat ada orang yang berzina lantas kita bertandang ke tempatnya untuk mengucapkan selamat, seperti itu tidak boleh. Apalagi jika ucapan selamat ini berkaitan dengan ritual kekufuran agama lain. Dan kita tahu bahwa ucapan selamat natal sama saja dengan menyatakan selamat kalau Allah memiliki anak. Padahal jika meyakini Allah itu memiliki anak, itu jelas kekufuran. Kalau mengucapkan selamat natal saja tanpa keyakinan seperti itu, maka tetap haram.Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin pernah ditanya, “Apakah diperbolehkan pergi ke tempat pastur (pendeta), lalu kita mengucapkan selamat Natal dengan tujuan untuk menjaga hubungan atau melakukan kunjungan?” Beliau rahimahullah menjawab, Tidak diperbolehkan seorang muslim pergi ke tempat seorang pun dari orang orang kafir, lalu kedatangannya ke sana ingin mengucapkan selamat hari raya, walaupun itu dilakukan dengan tujuan agar terjalin hubungan atau sekedar memberi selamat (salam) padanya. Karena terdapat hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashrani dalam salam (ucapan selamat).” (HR. Muslim no. 2167)Dilakukan untuk Tujuan Kebaikan (Menjenguk ketika sakit, dsb) sesuai dengaan Adapun dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkunjung ke tempat orang Yahudi yang sedang sakit ketika itu, ini dilakukan karena dulu ketika kecil, Yahudi tersebut pernah menjadi pembantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala Yahudi tersebut sakit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguknya dengan maksud untuk menawarkannya masuk Islam. Akhirnya, Yahudi tersebut pun masuk Islam.Bagaimana mungkin perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengunjungi seorang Yahudi untuk mengajaknya masuk Islam, kita samakan dengan orang yang bertandang ke non muslim untuk menyampaikan selamat hari raya untuk menjaga hubungan?! Tidaklah mungkin kita samakan seperti ini kecuali hal ini dilakukan oleh orang yang jahil dan hanya mengikuti hawa nafsu. Batasan yang Harus DipahamiIntinya, di antara kaum muslimin lebih lebih yang hidup di lingkungan non muslim sampai hati mengucapkan selamat natal. Dan ini diyakini sebagai bentuk toleransi. Padahal toleransi dalam Islam adalah membiarkan non muslim merayakan perayaan mereka, tanpa kita ikut campur dan tanpa kita memberi ucapan selamat. Ingat prinsip yang diajarkan pada kita, “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS. : 6).Tugas kita adalah menjauh dari perayaan non muslim, bukan turut serta. Umar berkata, “Jauhilah musuh musuh Allah di perayaan mereka.” Demikian apa yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah, 1: 723 724. Tak takutkah kita pada murka Allah?Beda halnya jika yang dikunjungi adalah kekasih Allah dari kalangan orang beriman. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menengok orang sakit atau mengunjungi saudarnya karena Allah, maka ada dua malaikat yang menyeru dan mendoakan, “Engkau sudah baik dan baik pula perjalananmu, maka sudah disiapkan tempatmu di surga.” (HR. Tirmidzi no. 2008. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan ghorib).Lakukan dengan Niat Berbuat BaikBerbuat baik kepada tetangga yang kafir (selain kafir harbi) dan tidak mengganggu mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jibril terus menerus memberi wasiat kepadaku mengenai tetangga sampai-sampai aku kira tetangga tersebut akan mendapat warisan.”Dan juga wajib membalas salam apabila diberi salam oleh orang kafir. Namun balasannya adalah wa ‘alaikum. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang dari Ahlul Kitab mengucapkan salam pada kalian, maka balaslah: Wa ‘alaikum.” Akan tetapi, kita dilarang memulai mengucapkan salam lebih dulu pada mereka. Alasannya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashrani dalam ucapan salam.”Dianjurkan untuk Bertamu Jika Non Muslim tersebut Kerabat DekatDianjurkan berbuat ihsan (baik) pada orang kafir yang membutuhkan seperti memberi sedekah kepada orang miskin di antara mereka atau menolong orang sakit di antara mereka. Hal ini berdasarkan keumuman sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaran pahala.”Dibolehkan menerima hadiah dari orang kafir selama tidak sampai timbul perendahan diri pada orang kafir atau wala’ (loyal pada mereka). Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menerima hadiah dari beberapa orang musyrik. Namun ingat, jika hadiah yang diberikan tersebut berkenaan dengan hari raya orang kafir, maka sudah sepantasnya tidak diterima.Kesimpulan Hukum Bertamu ke Rumah Non MuslimDiperbolehkan bertamu ke rumah non muslim degan niat yang baik seperti menjalin silaturahmi, menjenguk orang sakit, berdakwah, dsb.Tidak diperbolehkan bertamu dengan tujuan yang tidak sesuai dengan syariat islam, misalnya untuk merayakan hari raya umat lain dan merayakan hal hal lain yang tidak sesuai syariat islam, seperti valentine, hallowen, dsb.Wajib untuk memperhatikan jamuan, dilarang makan makanan yang halal.Wajib memperhatikan lingkungan, seperti menjauhi yang najis, misalnya jika non muslim tersebut memelihara anjing, harus diperhatikan dan dijelaskan pada non muslim tersebut tentang hukum islam yang berhubungan dengan anjing.Dalam bertamu, tetap utamakan syariat islam, tidak boleh mengikuti apa apa yang dilarang dalam islam, tetap wajib menutup aurat dan berkata lemah lembut namun tidak mengikuti segala bentuk kebiasaan orang non muslim.Diperbolehkan menjawab salam dengan kalimat sesuai yang diajarkan Rasulullah dan diperbolehkan untuk menerima atau memberi hadiah.Jika non muslim tersebut adalah kerabat, misalnya saudara dari orang tua atau suami dan istri, dianjurkan untuk rutin bersilaturahmi dengan tujuan menjalin hubungan baik dengan tetap memperhatikan poin poin di atas.Nah, itulah hukum yang jelas mengenai bertamu ke rumah non muslim, semoga bisa menjadi wawasan islami yang bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya, jangan lupa untuk tetap bergaul dengan siapapun sesuai dengan syariat islam dan tetap berpegang teguh pada agama islam, terima kasih. | Islam adalah agama yang ramah pada semua orang, islam mengajarkan tentang kedamaian dan ketenangan serta hubungan baik dengan semua orang dari berbagai kalangan, budaya, dan semuanya tanpa pandang bulu. Nah, sebagai manusia sosial, tak jarang kita melakukan kunjungan ke rumah atau silaturahmi. Tentang ayat di atas dan hubungannya dengan , Syaikh As Sadi rahimahullah berkata, Ayat tersebut berisi perintah untuk bersahabat dengan orang orang yang baik, bersungguh sungguh mencari teman teman yang baik. Hendaklah banyak bergaul dengan orang yang baik walau mereka miskin karena banyak faedah yang tak terhitung kala berinteraksi dengan mereka. Janganlah yang memakan makananmu melainkan orang bertakwa. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Azhim Abadi menyatakan hadits yang dimaksud adalah dilarang bersahabat dengan orang kafir dan munafik karena berteman dengan mereka hanyalah membahayakan agama seseorang. Jika ada yang melihat ada orang yang berzina lantas kita bertandang ke tempatnya untuk mengucapkan selamat, seperti itu tidak boleh. Dan kita tahu bahwa ucapan selamat natal sama saja dengan menyatakan selamat kalau Allah memiliki anak. Padahal jika meyakini Allah itu memiliki anak, itu jelas kekufuran. Tatkala Yahudi tersebut sakit, Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjenguknya dengan maksud untuk menawarkannya masuk Islam. Bagaimana mungkin perbuatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang mengunjungi seorang Yahudi untuk mengajaknya masuk Islam, kita samakan dengan orang yang bertandang ke non muslim untuk menyampaikan selamat hari raya untuk menjaga hubungan Tidaklah mungkin kita samakan seperti ini kecuali hal ini dilakukan oleh orang yang jahil dan hanya mengikuti hawa nafsu. Dan ini diyakini sebagai bentuk toleransi. Ingat prinsip yang diajarkan pada kita, Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. 6.Tugas kita adalah menjauh dari perayaan non muslim, bukan turut serta. Demikian apa yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah, 1 723 724. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang menengok orang sakit atau mengunjungi saudarnya karena Allah, maka ada dua malaikat yang menyeru dan mendoakan, Engkau sudah baik dan baik pula perjalananmu, maka sudah disiapkan tempatmu di surga. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jibril terus menerus memberi wasiat kepadaku mengenai tetangga sampaisampai aku kira tetangga tersebut akan mendapat warisan. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jika salah seorang dari Ahlul Kitab mengucapkan salam pada kalian, maka balaslah Wa alaikum. Alasannya adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashrani dalam ucapan salam. Dibolehkan menerima hadiah dari orang kafir selama tidak sampai timbul perendahan diri pada orang kafir atau wala loyal pada mereka. Kesimpulan Hukum Bertamu ke Rumah Non MuslimDiperbolehkan bertamu ke rumah non muslim degan niat yang baik seperti menjalin silaturahmi, menjenguk orang sakit, berdakwah, dsb. Tidak diperbolehkan bertamu dengan tujuan yang tidak sesuai dengan syariat islam, misalnya untuk merayakan hari raya umat lain dan merayakan hal hal lain yang tidak sesuai syariat islam, seperti valentine, hallowen, dsb. Wajib untuk memperhatikan jamuan, dilarang makan makanan yang halal. Wajib memperhatikan lingkungan, seperti menjauhi yang najis, misalnya jika non muslim tersebut memelihara anjing, harus diperhatikan dan dijelaskan pada non muslim tersebut tentang hukum islam yang berhubungan dengan anjing. Diperbolehkan menjawab salam dengan kalimat sesuai yang diajarkan Rasulullah dan diperbolehkan untuk menerima atau memberi hadiah. |
Motivasi Anak-Anakmu untuk Mencintai Kebaikan | https://bersamadakwah.net/motivasi-anak-anakmu-untuk-mencintai-kebaikan/ | Ilustrasi (pinterest) Setelah seseorang menjalani kehidupan rumah tangga dimulai dari proses lamaran (khitbah) dan akan nikah, maka salah satu impian utama adalah lahirnya anak-anak yang shalih dan shalihah. Kehadiran buah hati di tengah-tengah keluarga merupakan penyejuk mata dan penawar duka bagi kedua orang tuanya. Begitu pentingnya keberadaan anak yang shalih, dalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dinyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, : “Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim) Barangkali ada yang bertanya, bagaimana agar anak Anda menjadi shalih? Caranya adalah motivasi anak-anakmu untuk mencintai perbuatan-perbuatan baik dan keshalihan. Hal ini tidak akan terwujud dari sela-sela pembicaraan dan nasihat saja tetapi dibutuhkan pada perbuatan langsung sejak kecil sampai ia menjadi seorang pemuda. Segala puji bagi Allah, ini adalah perkara fitrah pada setiap manusia. Demikian juga di sebagian negeri-negeri Islam, hal ini merupakan adat istidat yang dibiasakan. Perkara yang paling diharapkan dari anak-anak adalah tumbuh dalam kebiasaan mengerjakan shalat pada waktunya. Sungguh, sangat perlu bagi seorang bapak menuntun anak-anaknya ke masjid dan membuat mereka ikut serta dalam shalat. Ibu juga mengajak anak-anak putri untuk menegakkan shalat bersamanya di rumah. Begitu juga, kewajiban-kewajiban lain bisa dianalogikan dengannya, seperti meletakkan uang di tangan-tangan mereka supaya mereka meletakannya di kotak-kotak derma. Hal ini dilakukan supaya menumbuhkan rasa cinta dalam hati anak-anak Anda untuk bersedekah, menunaikan zakat, membantu orang lain, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Sudah sepatutnya, para orang tua memotivasi anaknya melakukan hal-hal ini pada usia dini. Tidaklah diragukan, perbuatan-perbuatan baik tersebut akan berpengaruh pada anak-anak dan orang tua. Oleh karena itu, motivasilah mereka untuk mencintai perbuatan baik di sela-sela keikutsertaan di setiap kegiatan-kegiatan yang menghubungkan antara mereka dengan orang-orang muslim yang ditemui. Hal tersebut sama saja, apakah kegiatan itu ada di dalam negeri atau atau luar negeri. [Abu Syafiq/BersamaDakwah] Berlanjut ke Motivasi Anak-Anakmu untuk Mencintai Kebaikan (Bagian 2) | Ilustrasi pinterest Setelah seseorang menjalani kehidupan rumah tangga dimulai dari proses lamaran khitbah dan akan nikah, maka salah satu impian utama adalah lahirnya anakanak yang shalih dan shalihah. Kehadiran buah hati di tengahtengah keluarga merupakan penyejuk mata dan penawar duka bagi kedua orang tuanya. Begitu pentingnya keberadaan anak yang shalih, dalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dinyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya. HR. Muslim Barangkali ada yang bertanya, bagaimana agar anak Anda menjadi shalih Caranya adalah motivasi anakanakmu untuk mencintai perbuatanperbuatan baik dan keshalihan. Hal ini tidak akan terwujud dari selasela pembicaraan dan nasihat saja tetapi dibutuhkan pada perbuatan langsung sejak kecil sampai ia menjadi seorang pemuda. Segala puji bagi Allah, ini adalah perkara fitrah pada setiap manusia. Demikian juga di sebagian negerinegeri Islam, hal ini merupakan adat istidat yang dibiasakan. Perkara yang paling diharapkan dari anakanak adalah tumbuh dalam kebiasaan mengerjakan shalat pada waktunya. Sungguh, sangat perlu bagi seorang bapak menuntun anakanaknya ke masjid dan membuat mereka ikut serta dalam shalat. Ibu juga mengajak anakanak putri untuk menegakkan shalat bersamanya di rumah. Begitu juga, kewajibankewajiban lain bisa dianalogikan dengannya, seperti meletakkan uang di tangantangan mereka supaya mereka meletakannya di kotakkotak derma. Hal ini dilakukan supaya menumbuhkan rasa cinta dalam hati anakanak Anda untuk bersedekah, menunaikan zakat, membantu orang lain, dan memenuhi kebutuhankebutuhan mereka. Sudah sepatutnya, para orang tua memotivasi anaknya melakukan halhal ini pada usia dini. Tidaklah diragukan, perbuatanperbuatan baik tersebut akan berpengaruh pada anakanak dan orang tua. Oleh karena itu, motivasilah mereka untuk mencintai perbuatan baik di selasela keikutsertaan di setiap kegiatankegiatan yang menghubungkan antara mereka dengan orangorang muslim yang ditemui. Hal tersebut sama saja, apakah kegiatan itu ada di dalam negeri atau atau luar negeri. Abu SyafiqBersamaDakwah Berlanjut ke Motivasi AnakAnakmu untuk Mencintai Kebaikan Bagian 2 |
Orang beriman dan beramal shaleh dihapuskan dosanya | https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Orang-beriman-dan-beramal-shaleh-dihapuskan-dosanya | QS.Surat Al-`Ankabut[29]:7 () 7. Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. QS.Surat Saba’[34]:4 () 4. supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezki yang mulia. QS.Surat Fatir[35]:7 ࣖ () 7. Orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang keras. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. QS.Surat Asy-Syura[42]:2 () 2. Ain Siin Qaaf [1339]. [1339] Lihat not [10]. QS.Surat Al-Fath[48]:29 ࣖ () 29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan haan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud [1407]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mumin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. [1407] Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka. QS.Surat At-Tagabun[64]:9 () 9. (Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar. | QS.Surat AlAnkabut297 7. Dan orangorang yang beriman dan beramal saleh, benarbenar akan Kami hapuskan dari mereka dosadosa mereka dan benarbenar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. QS.Surat Saba344 4. supaya Allah memberi balasan kepada orangorang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Mereka itu adalah orangorang yang baginya ampunan dan rezki yang mulia. QS.Surat Fatir357 7. Orangorang yang kafir bagi mereka azab yang keras. Dan orangorang yang beriman dan mengerjakan amal saleh bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. QS.Surat AsySyura422 2. Ain Siin Qaaf 1339. 1339 Lihat not 10. QS.Surat AlFath4829 29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orangorang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orangorang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan haanNya, tandatanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud 1407. Demikianlah sifatsifat mereka dalam Taurat dan sifatsifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya tanaman itu menyenangkan hati penanampenanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orangorang kafir dengan kekuatan orangorang mumin. Allah menjanjikan kepada orangorang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. 1407 Maksudnya pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka. QS.Surat AtTagabun649 9. Ingatlah hari dimana Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari dinampakkan kesalahankesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahankesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungaisungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar. |
Datang Haid atau Nifas tapi Belum Salat, Apakah Wajib Meng-qadla? | https://bincangsyariah.com/hukum-islam/nisa/datang-haid-atau-nifas-tapi-belum-salat-apakah-wajib-mengqada/ | Jika ada wanita yang kedatangan haid atau nifas setelah masuknya waktu salat, padahal ia belum melakukan salat, sedangkan jarak antara masuknya waktu salat dan permulaan haid atau nifas tadi mencukupi untuk melaksanakan salat, meskipun tidak cukup disertai bersucinya (bagi orang yang bersucinya boleh dikerjakan sebelum masuknya waktu salat, sebagaimana wudunya orang sehat biasa). Dan juga cukup disertai bersucinya (bagi orang yang bersucinya harus dijalankan setelah masuk waktu salat sebagaimana orang yang bertayamum atau berwudu bagi orang yang terus-menerus mengeluarkan kencing (beser) atau orang istihadhah). Maka wanita yang demikian itu ketika setelah selesai haid atau nifasnya wajib meng-qadla salat yang ditinggalkan waktu awal haid atau nifas tadi. Contoh: Masuknya waktu asar jam 15.00 WIB dan kira-kira jam 15.30 WIB datang haid, padalah salat asar belum dikerjakan, maka ketika setelah haid selesai wajib meng-qadla salat asar. Begitu juga salat sebelum waktu tersebut wajib di-qadlajika memenuhi 3 syarat sebagaimana berikut: Salat sebelumnya boleh dijama dengan salat waktu datangnya haid atau nifas seperti: zuhur boleh dijama dengan asar, dan magrib dengan isya, namun selainnya tidak boleh dijama. Salat sebelumnya belum dilakukan karena pada waktu salat sebelum haid atau nifas tersebut terjadi perkara yang mencegah salat. Misalnya gila atau ayan. Tetapi jika belum menjalankan salat bukan karena adanya pencegah seperti di atas, maka jelas salat tersebut wajib di-qadlameskipun tidak memenuhi persyaratan, bahkan meskipun sesudahnya tidak haid. Penjelasan di atas sebagaimana yang dimaksud dengan perkataan ulama (beserta salat fardu sebelumnya). Antara masuknya waktu salat dan datangnya haid atau nifas tadi mencukupi untuk melakukan salat. Contoh: Masuknya waktu salat asar jam 15.00 WIB, namun mulai masuk waktu zuhur wanita tersebut sudah gila atau ayan, bertepatan dengan 15.00 wib ia sembuh, lalu jam 16.00 ia haid, maka ia wajib meng-qadla asar dan zuhur. Sebab zuhur belum dikerjakan dikarenakan ada perkara yang mencegah salat, dan zuhur boleh dijama dengan asar, serta antara jam 15.00 WIB sampai jam 16.00 WIB itu cukup dipergunakan untuk bersuci, salat asar dan zuhur. Adapun salat berikutnya (setelah datangnya haid/nifas) itu mutlak tidak wajib di-qadla meskipun boleh dijama. Jadi kesimpulannya jika antara masuknya waktu salat dan datangnya haid itu cukup dipergunakan salat/sekaligus bersucinya, dan pada waktu sebelumnya ia sudah mengerjakan salat, maka ia wajib mengerjakan salat yang belum ia laksanakan ketika datang haid tersebut. Jika antara masuknya waktu salat dan datangnya haid tidak cukup digunakan untuk bersuci serta salat, dan waktu salat sebelumnya sudah dikerjakan, maka ia tidak wajib meng-qadla-nya. Namun jika antara masuknya waktu salat dan datangnya haid cukup digunakan salat/sekaligus bersuci dan salat sebelumnya belum dikerjakan karena adanya perkara yang mencegah salat selain haid maka ia wajib meng-qadla salat ketika datangnya haid dan salat sebelumnya jika bisa dijamak. Sementara jika antara masuknya waktu salat dan datangnya haid tidak cukup dipergunakan salat/beserta bersuci, dan waktu salat sebelumnya ia belum melakukan salat karena ada perkara yang mencegah salat selain haid, maka ia tidak waib meng-qadlasalat tersebut. Wa Allahu Alam bis Shawab. (Diolah dari kitab Risalah Haidl Nifas dan Istihadhah Lengkap karya KH. Muhammad Ardani bin Ahmad (Surabaya: Al-Miftah, 1987, h. 32-35.) | Jika ada wanita yang kedatangan haid atau nifas setelah masuknya waktu salat, padahal ia belum melakukan salat, sedangkan jarak antara masuknya waktu salat dan permulaan haid atau nifas tadi mencukupi untuk melaksanakan salat, meskipun tidak cukup disertai bersucinya bagi orang yang bersucinya boleh dikerjakan sebelum masuknya waktu salat, sebagaimana wudunya orang sehat biasa. Dan juga cukup disertai bersucinya bagi orang yang bersucinya harus dijalankan setelah masuk waktu salat sebagaimana orang yang bertayamum atau berwudu bagi orang yang terusmenerus mengeluarkan kencing beser atau orang istihadhah. Contoh Masuknya waktu asar jam 15.00 WIB dan kirakira jam 15.30 WIB datang haid, padalah salat asar belum dikerjakan, maka ketika setelah haid selesai wajib mengqadla salat asar. Begitu juga salat sebelum waktu tersebut wajib diqadlajika memenuhi 3 syarat sebagaimana berikut Salat sebelumnya boleh dijama dengan salat waktu datangnya haid atau nifas seperti zuhur boleh dijama dengan asar, dan magrib dengan isya, namun selainnya tidak boleh dijama. Salat sebelumnya belum dilakukan karena pada waktu salat sebelum haid atau nifas tersebut terjadi perkara yang mencegah salat. Tetapi jika belum menjalankan salat bukan karena adanya pencegah seperti di atas, maka jelas salat tersebut wajib diqadlameskipun tidak memenuhi persyaratan, bahkan meskipun sesudahnya tidak haid. Penjelasan di atas sebagaimana yang dimaksud dengan perkataan ulama beserta salat fardu sebelumnya. Sebab zuhur belum dikerjakan dikarenakan ada perkara yang mencegah salat, dan zuhur boleh dijama dengan asar, serta antara jam 15.00 WIB sampai jam 16.00 WIB itu cukup dipergunakan untuk bersuci, salat asar dan zuhur. Adapun salat berikutnya setelah datangnya haidnifas itu mutlak tidak wajib diqadla meskipun boleh dijama. Sementara jika antara masuknya waktu salat dan datangnya haid tidak cukup dipergunakan salatbeserta bersuci, dan waktu salat sebelumnya ia belum melakukan salat karena ada perkara yang mencegah salat selain haid, maka ia tidak waib mengqadlasalat tersebut. Diolah dari kitab Risalah Haidl Nifas dan Istihadhah Lengkap karya KH. Muhammad Ardani bin Ahmad Surabaya AlMiftah, 1987, h. 3235. |
Makan dan Minum dalam Keadaan Lupa saat Puasa | https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/makan-dan-minum-dalam-keadaan-lupa-saat-puasa/ | Puasa secara syara adalah menahan diri dari mengerjakan hal-hal yang dapat membatalkan puasa dengan niat tertentu. Salah satu hal yang membatalkan puasa adalah makan dan minum. Namun terkadang di antara umat Islam ada yang tidak sadar lupa makan atau minum dengan santainya, padahal sudah berniat puasa. Lantas bagaimanakah hukum makan dan minum dalam keadaan lupa saat puasa? Berikut penjelasannya. Allah Swt. sangatlah murah terhadap hamba-Nya. Dia tidak pernah menyulitkan, bahkan senantiasa memudahkan hamba-hamba-Nya dalam urusan ibadah. Salah satu kemurahan yang Allah Swt. berikan kepada hamba yang lupa saat puasa adalah dengan menoleransinya, yakni puasanya tidak batal dan ia tidak perlu mengganti, serta tidak ada kafarat baginya. Makanan dan minuman yang ia telan ketika puasa dengan tidak sengaja tersebut merupakan bonus dari Allah Swt. Toh sifat lupa juga pemberian dari Allah Swt. Tetapi setelah ia ingat, ia harus meneruskan kembali puasanya. Hal tersebut berdasarkan hadis Nabi Saw. dari Abu Hurairah yang telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda . Siapa lupa di saat berpuasa makan atau minum maka hendaknya ia sempurnakan puasanya, karena sesungguhnya Allah lah yang memberikan ia makan dan minum. (Muttafaqun Alaih). Sedangkan Imam al Hakim juga memiliki riwayat yang sama dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda . Siapa yang berbuka di bulan Ramadhan karena lupa, maka tidak ada qadha dan kafarat baginya. Meskipun di dalam hadis sudah dijelaskan hukum puasanya bagi orang yang lupa makan dan minum tidak membatalkan puasa dan tidak ada qadha serta kafarat, namun di kalangan madzhab empat terjadi perbedaan ijtihad atas teks hadis tersebut sebagaimana yang termaktub dalam kitab Ibanatul Ahkam (juz. 2, h. 305 Darul Fikr Beirut) karya Hasan Sulaiman An Nuri dan Alawi Abbas al Maliki. Menurut imam As Syafii dan Abu Hanifah, Bagi orang yang lupa makan, minum atau jimak di saat berpuasa, maka puasanya tidak batal dan tidak ada tanggungan apapun untuknya. Sedangkan menurut imam Ahmad, bagi orang yang lupa jimak di siang hari puasa maka baginya wajib meng-qadha puasa dan membayar kafarat, tetapi bagi orang yang lupa makan dan minum tidak ada denda apa pun baginya. Sementara menurut imam Malik, bagi orang yang lupa makan, minum atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa lainnya, maka ia wajib meng-qadha puasanya, tanpa perlu membayar kafarat karena puasanya tetap tidak sah. Hal ini di-qiyas-kan oleh imam Malik dengan shalat, misalnya seseorang meninggalkan satu rakaat shalatnya karena lupa, maka hal itu dapat merusak shalat. Begitu pula dengan puasa, karena rukun puasa adalah meninggalkan hal-hal yang dapat membatalkan, maka jika dilanggar meskipun lupa dapat merusak keabsahan puasanya. Demikianlah hukum bagi yang makan dan minum karena lupa saat berpuasa adalah boleh, yakni tidak membatalkan puasanya meskipun makanan atau minuman yang ia minum banyak. Dan tidak wajib baginya untuk meng-qadha dan membayar kafarat. Ini karena Islam agama yang toleran terhadap umatnya serta tidak memberatkan. Tetapi dengan catatan lupa yang dialami orang yang berpuasa tersebut bukan modus atau pura-pura. Wa Allahu Alam bis Shawab. | Puasa secara syara adalah menahan diri dari mengerjakan halhal yang dapat membatalkan puasa dengan niat tertentu. Salah satu hal yang membatalkan puasa adalah makan dan minum. Namun terkadang di antara umat Islam ada yang tidak sadar lupa makan atau minum dengan santainya, padahal sudah berniat puasa. Dia tidak pernah menyulitkan, bahkan senantiasa memudahkan hambahambaNya dalam urusan ibadah. berikan kepada hamba yang lupa saat puasa adalah dengan menoleransinya, yakni puasanya tidak batal dan ia tidak perlu mengganti, serta tidak ada kafarat baginya. Makanan dan minuman yang ia telan ketika puasa dengan tidak sengaja tersebut merupakan bonus dari Allah Swt. Toh sifat lupa juga pemberian dari Allah Swt. Tetapi setelah ia ingat, ia harus meneruskan kembali puasanya. dari Abu Hurairah yang telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Siapa yang berbuka di bulan Ramadhan karena lupa, maka tidak ada qadha dan kafarat baginya. 2, h. 305 Darul Fikr Beirut karya Hasan Sulaiman An Nuri dan Alawi Abbas al Maliki. Menurut imam As Syafii dan Abu Hanifah, Bagi orang yang lupa makan, minum atau jimak di saat berpuasa, maka puasanya tidak batal dan tidak ada tanggungan apapun untuknya. Sementara menurut imam Malik, bagi orang yang lupa makan, minum atau melakukan halhal yang membatalkan puasa lainnya, maka ia wajib mengqadha puasanya, tanpa perlu membayar kafarat karena puasanya tetap tidak sah. Hal ini diqiyaskan oleh imam Malik dengan shalat, misalnya seseorang meninggalkan satu rakaat shalatnya karena lupa, maka hal itu dapat merusak shalat. Begitu pula dengan puasa, karena rukun puasa adalah meninggalkan halhal yang dapat membatalkan, maka jika dilanggar meskipun lupa dapat merusak keabsahan puasanya. Demikianlah hukum bagi yang makan dan minum karena lupa saat berpuasa adalah boleh, yakni tidak membatalkan puasanya meskipun makanan atau minuman yang ia minum banyak. Dan tidak wajib baginya untuk mengqadha dan membayar kafarat. Ini karena Islam agama yang toleran terhadap umatnya serta tidak memberatkan. Tetapi dengan catatan lupa yang dialami orang yang berpuasa tersebut bukan modus atau purapura. |
Baca Basmalah di Toilet, Bolehkah? | https://suaraislam.id/baca-basmalah-di-toilet-bolehkah/ | Assalamu’alaikum. Pak Ustadz saya mau tanya, saya sampai saat ini masih bingung apakah diperbolehkan saya membaca basmalah ketika mau berwudhu. Padahal tempat wudhu saya menyatu dengan kamar mandi dan toilet. Sementara yang saya tahu tidak boleh menyebut nama Allah ditempat toilet. Mohon penjelasannya. Jazakallahu khoiron atas jawaban Ustadz. M. Rabeni, Depok Jawaban: Wa’alaikumussalam Warahmatullah. Berwudhu dan membaca basmalah di kamar mandi yang tidak difungsikan sebagai tempat buang air besar tidak mengapa, namun jika kamar mandi tersebut juga difungsikan sebagai tempat buang air besar maka hal tersebut dibenci (makruh) untuk dilakukan. Dalil kebolehan berwudhu dan membaca basmalah kamar mandi yang difungsikan sebagai tempat buang air besar adalah dari sisi wudhu sebagai thoharoh sebagaimana mandi juga thoharoh. Karena mandi dan wudhu semuanya bermakna thoharoh, maka menyamakan tempat mandi dengan tempat wudhu tidak saling bertentangan sehingga hukumnya boleh. Ummu Hani pernah memberi salam kepada Rasulullah Saw sementara beliau sedang mandi. Bukhari meriwayatkan; Ummu Hani’ binti Abu Thalib berkata, “Aku berkunjung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada hari pembebasan Makkah, aku dapati beliau mandi sementara Fatimah, puteri beliau menutupinya dengan tabir.” Ummu Hani’ binti Abu Thalib berkata, “Aku lantas memberi salam kepada beliau, lalu beliau bertanya: “Siapakah ini?” Aku menjawab, “Aku Ummu Hani’ binti Abu Thalib.” Lalu beliau bertanya, “Selamat datang wahai Ummu Hani’.” (H.R. Bukhari) Seandainya mengucapkan lafadz Allah dilarang pada saat dikamar mandi, seharusnya Rasulullah memberi peringatan kepada Ummu Hani’. Adapun jika kamar mandi tersebut juga difungsikan sebagai tempat buang air besar, sehingga ada najis yang belum disucikan di sana maka membaca basmalah didalamnya hukumnya dibenci (makruh) berdasarkan alasan-alasan berikut; Pertama; Rasulullah membaca doa yang mengandung dzikir ketika mau masuk WC, bukan ketika sudah didalamnya. Bukhari meriwayatkan dalam Al-Adab Al-Mufrad; Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu dia berkata; “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam jika hendak masuk jamban, beliau mengucapkan: ‘ALLAHUMMA INNI A’UUDZUBIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHABAAITSI (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki maupun perempuan .” (H.R. Bukhari) Seandainya tempat najis seperti WC tidak punya pengaruh dalam hukum menyebut nama Allah yang sakral, maka Rasulullah bisa saja membaca doa ketika sudah berada di dalam WC, atau bahkan saat mengeluarkan kotoran. Kedua; Rasulullah membaca doa setelah buang hajat setelah keluar dari WC. Bukhari meriwayatkan dalam Al-Adab Al-Mufrad; Dari Aisyah radliallahu ‘anha menceritakan kepadanya: ” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila keluar dari tempat buang hajat, beliau membaca: GHUFRAANAKA (Aku memohon ampunan-Mu ya Allah).” (H.R. Bukhari) Penjelasan poin ini semakna dengan poin sebelumnya. Ketiga; At-Tirmidzi meriwayatkan hadis yang dinilainya Hasan bahwa mencabut cincinnya saat mau masuk ke WC. At-Tirmidzi meriwayatkan; Dari Anas beliau bersabda: “Jika Rasulullah Saw masuk ke dalam WC, beliau melepas cincinnya.” Abu Isa berkata, “Hadits ini derajatnya hasan gharib.” (H.R. At-Tirmidzi) Cincin Nabi mengandung lafadz Allah, sehingga ketika cicncin tersebut dilepaskan dari jari Rasulullah, maka hal itu bermakna pengagungan terhadap lafadz Allah sehingga tidak di bawa pada tempat-tempat kotor dan najis seperti WC. Riwayat ini memberi makna secara implisit bahwa mengucap bismillah dalam WC juga dilarang. Keempat; Rasulullah pernah diberi salam saat buang air kecil, namun beliau tidak menjawabnya. Abu Dawud meriwayatkan; Dari Ibnu Umar dia berkata; Pernah ada seorang laki-laki melewati Nabi Saw ketika beliau sedang buang air kecil, lalu laki-laki itu mengucapkan salam kepada beliau, namun beliau tidak menjawab salamnya. (HR. Abu Dawud) Dari kumpulan nash-nash ini bisa dipahami bahwa syariat Islam memerintahkan untuk mengagungkan nama Allah sehingga sedapat mungkin dihindari mengucapkan lafadz Allah dengan lisan ditempat-tempat najis seperti WC. Diriwayatkan Ibnu Abbas dan Atho’ berpendapat dengan pendapat ini. Sebagian ulama yang memakruhkan ada pula yang memubahkan seperti As-Sya’bi, an-Nakha’i, Abdullah bin Amr, Ibnu Sirin dan Malik bin Anas. Sebagian ulama lain yang memandang membaca bismillah sebelum wudhu hukumnya wajib tetap merekomendasikan membaca bismillah meski dalam toilet karena jika ada benturan antara yang wajib dengan makruh, maka yang wajib didahulukan. Wallahua’lam. | Pak Ustadz saya mau tanya, saya sampai saat ini masih bingung apakah diperbolehkan saya membaca basmalah ketika mau berwudhu. Padahal tempat wudhu saya menyatu dengan kamar mandi dan toilet. Sementara yang saya tahu tidak boleh menyebut nama Allah ditempat toilet. M. Rabeni, Depok Jawaban Waalaikumussalam Warahmatullah. Berwudhu dan membaca basmalah di kamar mandi yang tidak difungsikan sebagai tempat buang air besar tidak mengapa, namun jika kamar mandi tersebut juga difungsikan sebagai tempat buang air besar maka hal tersebut dibenci makruh untuk dilakukan. Karena mandi dan wudhu semuanya bermakna thoharoh, maka menyamakan tempat mandi dengan tempat wudhu tidak saling bertentangan sehingga hukumnya boleh. Ummu Hani pernah memberi salam kepada Rasulullah Saw sementara beliau sedang mandi. Ummu Hani binti Abu Thalib berkata, Aku lantas memberi salam kepada beliau, lalu beliau bertanya Siapakah ini Aku menjawab, Aku Ummu Hani binti Abu Thalib. Lalu beliau bertanya, Selamat datang wahai Ummu Hani. H.R. Bukhari Seandainya mengucapkan lafadz Allah dilarang pada saat dikamar mandi, seharusnya Rasulullah memberi peringatan kepada Ummu Hani. Bukhari meriwayatkan dalam AlAdab AlMufrad Dari Anas bin Malik radliallahu anhu dia berkata Apabila Nabi shallallahu alaihi wasallam jika hendak masuk jamban, beliau mengucapkan ALLAHUMMA INNI AUUDZUBIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHABAAITSI Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari setan lakilaki maupun perempuan . H.R. Bukhari Seandainya tempat najis seperti WC tidak punya pengaruh dalam hukum menyebut nama Allah yang sakral, maka Rasulullah bisa saja membaca doa ketika sudah berada di dalam WC, atau bahkan saat mengeluarkan kotoran. Kedua Rasulullah membaca doa setelah buang hajat setelah keluar dari WC. H.R. Bukhari Penjelasan poin ini semakna dengan poin sebelumnya. Ketiga AtTirmidzi meriwayatkan hadis yang dinilainya Hasan bahwa mencabut cincinnya saat mau masuk ke WC. Abu Isa berkata, Hadits ini derajatnya hasan gharib. H.R. AtTirmidzi Cincin Nabi mengandung lafadz Allah, sehingga ketika cicncin tersebut dilepaskan dari jari Rasulullah, maka hal itu bermakna pengagungan terhadap lafadz Allah sehingga tidak di bawa pada tempattempat kotor dan najis seperti WC. Riwayat ini memberi makna secara implisit bahwa mengucap bismillah dalam WC juga dilarang. Abu Dawud meriwayatkan Dari Ibnu Umar dia berkata Pernah ada seorang lakilaki melewati Nabi Saw ketika beliau sedang buang air kecil, lalu lakilaki itu mengucapkan salam kepada beliau, namun beliau tidak menjawab salamnya. Diriwayatkan Ibnu Abbas dan Atho berpendapat dengan pendapat ini. Sebagian ulama yang memakruhkan ada pula yang memubahkan seperti AsSyabi, anNakhai, Abdullah bin Amr, Ibnu Sirin dan Malik bin Anas. Sebagian ulama lain yang memandang membaca bismillah sebelum wudhu hukumnya wajib tetap merekomendasikan membaca bismillah meski dalam toilet karena jika ada benturan antara yang wajib dengan makruh, maka yang wajib didahulukan. |
Saat Iman Sedang Lemah, Baca Doa Ini untuk Memperkuatnya | https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/saat-iman-sedang-lemah-baca-doa-ini/ | Ketika iman sedang lemah dan rapuh, maka cara untuk memperbaikinya adalah dengan cara melakukan taat kepada Allah dan memperbanyak membaca kalimat tahlil, yaitu laa ilaaha illallaah. Hal ini karena Nabi Saw pernah menyuruh para sahabatnya untuk memperbarui iman dengan memperbanyak membaca kalimat tahlil. Selain itu, kita hendaknya juga membaca doa tajdid iman atau memperbarui iman dari Ibnu Arabi sebagaimana disebutkan dalam kitab kitab Majmuah Ahzab wa Awrad Al-Syaikh Al-Akbar Ibnu Arabi berikut; Bismillaahir rohmaanir rohiim. Aamantu billaahi wa malaa-ikatihii wa rusulihii wal yaumil aakhiri wal batsi badal mauti wa bilqodari khoirihii wa syarrihii minallaahi taaalaa. Wal hisaabu wal miizaanu wal jannatu wan naaru haqqun kulluhaa. Wallaahu taaalaa waahidun laa min thoriiqil adad wa laakin min thoriiqi annahuu lam yalid walam yuulad walam yakullahuu kufuwan ahad. (Baca: Tiga Cara Mempertebal Keimanan) Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-Nya, kebangkitan setelah mati, dan ketentuan baik dan buruk dari Allah. Hitungan amal, timbangan amal, surga dan neraka semuanya benar. Dan, Allah adalah Esa bukan dari cara berbilang, melainkan dari cara bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak sesuatu yang setara dengan Dia. | Ketika iman sedang lemah dan rapuh, maka cara untuk memperbaikinya adalah dengan cara melakukan taat kepada Allah dan memperbanyak membaca kalimat tahlil, yaitu laa ilaaha illallaah. Hal ini karena Nabi Saw pernah menyuruh para sahabatnya untuk memperbarui iman dengan memperbanyak membaca kalimat tahlil. Selain itu, kita hendaknya juga membaca doa tajdid iman atau memperbarui iman dari Ibnu Arabi sebagaimana disebutkan dalam kitab kitab Majmuah Ahzab wa Awrad AlSyaikh AlAkbar Ibnu Arabi berikut Bismillaahir rohmaanir rohiim. Aamantu billaahi wa malaaikatihii wa rusulihii wal yaumil aakhiri wal batsi badal mauti wa bilqodari khoirihii wa syarrihii minallaahi taaalaa. Wal hisaabu wal miizaanu wal jannatu wan naaru haqqun kulluhaa. Wallaahu taaalaa waahidun laa min thoriiqil adad wa laakin min thoriiqi annahuu lam yalid walam yuulad walam yakullahuu kufuwan ahad. Baca Tiga Cara Mempertebal Keimanan Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitabkitabNya, utusanutusanNya, kebangkitan setelah mati, dan ketentuan baik dan buruk dari Allah. Hitungan amal, timbangan amal, surga dan neraka semuanya benar. Dan, Allah adalah Esa bukan dari cara berbilang, melainkan dari cara bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak sesuatu yang setara dengan Dia. |
4700. MEMBACA AL-QUR'AN TANPA NIAT TETAP BERPAHALA ? | https://www.piss-ktb.com/2016/04/4700-membaca-al-quran-tanpa-niat-tetap.html | PERTANYAAN : Assalamu'alaikum Yth. Para Kyai/Ustadz. Membaca qur'an asal baca saja, tanpa berniat apa-apa. Apakah tetap mendapatkan pahala? Terima kasih (Noor El-Mubeen). JAWABAN : Wa'alaikumussalaam warohmatulloh, membaca qur'an tanpa niat tetap dapat pahala karena membaca al-qur'an tidak membutuhkan niat dan membaca qur'an itu sudah pasti jadi ibadah oleh karena itulah tidak membutuhkan niat. Di antara ibadah lainnya yang tidak membutuhkan niat adalah baca dzikir, sedekah sunnah, mengubur mayyit, membayar hutang, mengembalikan titipan, adzan, menunjukkan jalan, menghilangkan duri dari jalan dan ibadah lainnya yang disyare'atkan untuk kemaslahatan. Wallohu a'lam bis showab. Lihat kitab al mantsur fil qowaid (3/288) : LINK DISKUSI : www.fb.com/notes/1164905053532301 www.fb.com/groups/piss.ktb/1143464389009701 | PERTANYAAN Assalamualaikum Yth. Para KyaiUstadz. Membaca quran asal baca saja, tanpa berniat apaapa. Apakah tetap mendapatkan pahala Terima kasih Noor ElMubeen. JAWABAN Waalaikumussalaam warohmatulloh, membaca quran tanpa niat tetap dapat pahala karena membaca alquran tidak membutuhkan niat dan membaca quran itu sudah pasti jadi ibadah oleh karena itulah tidak membutuhkan niat. Di antara ibadah lainnya yang tidak membutuhkan niat adalah baca dzikir, sedekah sunnah, mengubur mayyit, membayar hutang, mengembalikan titipan, adzan, menunjukkan jalan, menghilangkan duri dari jalan dan ibadah lainnya yang disyareatkan untuk kemaslahatan. Wallohu alam bis showab. Lihat kitab al mantsur fil qowaid 3288 LINK DISKUSI www.fb.comnotes1164905053532301 www.fb.comgroupspiss.ktb1143464389009701 |
Bacaan Doa Penutup Majelis | https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/bacaan-doa-penutup-majelis/ | Berikut ini adalah bacaan doa penutup majelis. Membaca doa sebelum meninggalkan pertemuan adalah praktik yang baik dalam agama Islam untuk menunjukkan sopan santun dan penghargaan terhadap orang lain. Setidaknya ada 3 doa yang bisa dibaca. Pertama, inilah bacaan doa penutup majelis; Allahumma aslih li diinii alladzi huwa ismathu amri, wa aslih lii allatii fiiha maasyii, wa aslih lii akhhirnii allatii ilaiha maadii Artinya: Ya Allah, perbaikilah agamaku yang merupakan pelindung urusanku, perbaikilah dunia yang menjadi tempat hidupku, dan perbaikilah akhiratku yang menjadi tujuan akhirku. Kedua, inilah bacaan doa penutup majelis; Astaghfirullaha al-azheema min kulli dhambin azheem. Allahumma anta as-salamu wa minka as-salam, tabarakta ya dha al-jalali wal-ikram. Artinya: Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung dari segala dosa yang besar. Ya Allah, Engkaulah sumber perdamaian dan dari-Mu datangnya perdamaian. Maha Suci Engkau, wahai Yang Maha Mulia dan Maha Pemurah. Ketiga, doa sebagai berikut; Allahummajma alal hudaa amronaa wajalit taqwaa zaadanaa wajalil jannata ma-aabanaa warzuqnaa syukron yurdhiika anna wa waroan yahjuzunaa an maaashiika wa khuluqon naiisyu bihii fin naasi wa aqlan tanfaunaa bihii. Artinya; Ya Allah, kumpulkan semua urusan kami di atas petunjuk, jadikan takwa sebagai bekal kami, jadikan surga sebagai tempat kembali kami, berilah kami rizeki syukur yang menyebabkan Engkau ridha kepada kami. Dan berilah kami rizeki wara yang bisa mencegah kami melakukan maksiat kepada-Mu, dan berilah kami rizeki akhlak yang dengannya kami hidup bersama masyarakat, dan juga berilah kami rizeki akal yang bermanfaat kepada kami. Demikian penjelasan terkait bacaan doa penutup majelis. Semoga bermanfaat. [Baca juga:Kisah Sufyan al-Tsauri Keluar Majelis]. | Berikut ini adalah bacaan doa penutup majelis. Membaca doa sebelum meninggalkan pertemuan adalah praktik yang baik dalam agama Islam untuk menunjukkan sopan santun dan penghargaan terhadap orang lain. Setidaknya ada 3 doa yang bisa dibaca. Pertama, inilah bacaan doa penutup majelis Allahumma aslih li diinii alladzi huwa ismathu amri, wa aslih lii allatii fiiha maasyii, wa aslih lii akhhirnii allatii ilaiha maadii Artinya Ya Allah, perbaikilah agamaku yang merupakan pelindung urusanku, perbaikilah dunia yang menjadi tempat hidupku, dan perbaikilah akhiratku yang menjadi tujuan akhirku. Kedua, inilah bacaan doa penutup majelis Astaghfirullaha alazheema min kulli dhambin azheem. Allahumma anta assalamu wa minka assalam, tabarakta ya dha aljalali walikram. Artinya Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung dari segala dosa yang besar. Ya Allah, Engkaulah sumber perdamaian dan dariMu datangnya perdamaian. Maha Suci Engkau, wahai Yang Maha Mulia dan Maha Pemurah. Ketiga, doa sebagai berikut Allahummajma alal hudaa amronaa wajalit taqwaa zaadanaa wajalil jannata maaabanaa warzuqnaa syukron yurdhiika anna wa waroan yahjuzunaa an maaashiika wa khuluqon naiisyu bihii fin naasi wa aqlan tanfaunaa bihii. Artinya Ya Allah, kumpulkan semua urusan kami di atas petunjuk, jadikan takwa sebagai bekal kami, jadikan surga sebagai tempat kembali kami, berilah kami rizeki syukur yang menyebabkan Engkau ridha kepada kami. Dan berilah kami rizeki wara yang bisa mencegah kami melakukan maksiat kepadaMu, dan berilah kami rizeki akhlak yang dengannya kami hidup bersama masyarakat, dan juga berilah kami rizeki akal yang bermanfaat kepada kami. Demikian penjelasan terkait bacaan doa penutup majelis. Semoga bermanfaat. Baca jugaKisah Sufyan alTsauri Keluar Majelis. |
Kedudukan Iman dalam Islam | https://dalamislam.com/akhlaq/kedudukan-iman-dalam-islam | Kehidupan merupakan tempat yang abstrak, yang di mana butuh sebuah pegangan dan sandaran dalam menjalaninya. Banyak orang yang menjalani kehidupan sesuai dengan arus yang ada, tanpa berpegang pada suatu sandaran kepercayaan.Dan banyak orang yang salah memahami, bahkan tidak paham terhadap arti dari kehidupan yang sesungguhnya. Sehingga mereka berbuat semaunya tanpa ada landasan yang pasti.Dalam islam telah disediakan suatu sandaran kehidupan yakni IMAN, yang menjadi pegangan dan sandaran dalam menjalani kehidupan dan memperjuangkan masa depan menuju kebahagiaan yang hakiki. Baik kebahagiaan di dunia maupun akhirat nanti. Iman jika kita telusuri dari segi bahasa Arab, iman mempunyai arti kepercayaan. Yang dimana tersebut akan menjadi sebuah pedoman dalam menghadapi setiap seluk beluk dari kehidupan.Dalam kitab karangan Imam Al-Ghozali, yang berjudul Ihya’ Ulumuddin al- Ghazali, beliau mengungkapkan bahwa kedudukan iman sebagai landasan untuk mencapai totalitas kehidupan. Selain sebagai landasan dan pegangan, iman juga menjadi pencerah kehidupan manusia. Kehidupan ini ibarat sebuah bangunan yang harus mempunyai tiang atau pondasi, agar dia bisa berdiri kokoh dan tahan banting terhadap segala benturan. Maka imanlah yang menjadi tiang kehidupan berlandaskan keyakinan dan kesabaran.Dalam kenyataan kehidupan yang kita rasakan saat ini, dimana keadaan manusia telah terpengaruhi oleh berbagai macam tipu daya duniawi yang bersifat sementara.Demi merebut sebuah tahta dan harta, banyak yang tidak memperhatikan lagi aturan agama. Semua ludes dilanggar yang penting dapat kesenangan. Label haram dan halal bukan lagi sebuah perhitungan. Banyak informasi yang kita dapatkan dari berbagai media tentang kasus-kasus yang meresahkan seperti korupsi, pembunuhan, pencurian dan lain sebagainya.Tentu kejadian-kejadian tersebut dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak mempunyai landasan keimanan yang kuat. Orang yang mempunyai landasan keimanan, maka dalam bertindak dia akan berhati-hati, karena mereka yakin setiap tindakan ada yang memperhatikan dan mengawasi yakni Allah SWT. Maka dengan kepercayaan dan keyakinan tersebut maka mereka tidak akan melakukan hal yang bertentangan dengan agama.Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, dikatakan bahwa ada seorang utusan dari Bani Abdu Qais yang meminta sebuah pesan ringkas dari Rasulullah Saw, maka Rasulullah Saw menjawab “Aku perintahkan kalian untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya”. Hadist tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Dalam hadis lain Rasulullah Saw., bersabda: “Tahukah kalian apa iman kepada Allah?” para sahabat menjawab “ Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Maka beliau bersabda: “Iman kepada Allah adalah kamu bersaksi bahwa tidak ada sesembahan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah. Begitu pentingnya sebuah iman dan tingginya kedudukan iman dalam islam, maka kehidupan manusia akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan yang hakiki jika mereka berpegang teguh kepada keimanan. Dan akan memperoleh kesuksesan yang gemilang dalam kehidupan. Dikarenakan dalam iman telah diatur dengan tatanan yang relevan dengan kehidupan manusia.Dalam yang pertama tentang percaya kepada Allah, dengan demikian kita tidak akan berbuat maksiat karena kita yakin bahwa Allah ada di mana-mana. Yang kedua percaya terhadap malaikat-malaikatnya.Maka kita yakin bahwa apa pun yang kita perbuat ada malaikat yang selalu mengawasi dan mencatat. Yang ketiga percaya pada kitab-kitab, maka kita yakin bahwa segalanya telah ditetapkan dalam kitab Al-qur’an sebagai pedoman. Yang keempat percaya terhadap nabi-nabi dan Rasullullah, dengan demikian kita akan selalu mencotoh apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Dan yang terakhir yakni percaya terhadap takdir Allah.Maka yang demikian membuat kita akan percaya bahwa seberapapun rezeki yang telah Allah berikan, dan setinggi apapun tahta yang kita dapatkan, maka kita akan yakin yang demikianlah yang terbaik untuk kehidupan kita. Maka kita tidak akan menjadi orang yang serakah dengan kehidupan, dan tidak tergila dengan tipu daya duniawi. | Kehidupan merupakan tempat yang abstrak, yang di mana butuh sebuah pegangan dan sandaran dalam menjalaninya. Dan banyak orang yang salah memahami, bahkan tidak paham terhadap arti dari kehidupan yang sesungguhnya. Sehingga mereka berbuat semaunya tanpa ada landasan yang pasti. Maka imanlah yang menjadi tiang kehidupan berlandaskan keyakinan dan kesabaran. Dalam kenyataan kehidupan yang kita rasakan saat ini, dimana keadaan manusia telah terpengaruhi oleh berbagai macam tipu daya duniawi yang bersifat sementara. Label haram dan halal bukan lagi sebuah perhitungan. Banyak informasi yang kita dapatkan dari berbagai media tentang kasuskasus yang meresahkan seperti korupsi, pembunuhan, pencurian dan lain sebagainya. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, dikatakan bahwa ada seorang utusan dari Bani Abdu Qais yang meminta sebuah pesan ringkas dari Rasulullah Saw, maka Rasulullah Saw menjawab Aku perintahkan kalian untuk beriman kepada Allah dan RasulNya. bersabda Tahukah kalian apa iman kepada Allah para sahabat menjawab Allah dan RasulNya yang lebih tahu. Begitu pentingnya sebuah iman dan tingginya kedudukan iman dalam islam, maka kehidupan manusia akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan yang hakiki jika mereka berpegang teguh kepada keimanan. Dan akan memperoleh kesuksesan yang gemilang dalam kehidupan. Dalam yang pertama tentang percaya kepada Allah, dengan demikian kita tidak akan berbuat maksiat karena kita yakin bahwa Allah ada di manamana. Yang kedua percaya terhadap malaikatmalaikatnya. Maka kita yakin bahwa apa pun yang kita perbuat ada malaikat yang selalu mengawasi dan mencatat. Yang ketiga percaya pada kitabkitab, maka kita yakin bahwa segalanya telah ditetapkan dalam kitab Alquran sebagai pedoman. |
Amalan Sunah Saat Melamar Calon Istri | https://bincangsyariah.com/hukum-islam/nisa/amalan-sunah-saat-melamar-calon-istri/ | Lamaran merupakan wasilah untuk memperkenalkan pasangan lelaki dan wanita yang akan melanjutkan ke jenjang pernikahan. Secara umum, tradisi di Indonesia pihak keluarga lelaki yang datang melamar wanita. Ketika melamar, ada amalan sunah yang perlu diperhatikan. Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar menyebutkan amalan sunnah saat melamar calon istri. Berikut penjelasan beliau, ( ) : . Disunahkan seseorang yang melamar (baik diri sendiri atau wakilnya) membaca hamdalah, bersyukur pada Allah, membaca shalawat untuk Nabi. Setelah itu, bacalah asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la syarika lah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh. Kami datang kepada keluarga bapak untuk melamar putri bapak (sebutkan nama putri yang di lamar). Selain itu, sebagaimana umumnya tradisi di Indonesia, seorang pria membawakan cincin atau perangkat lainnya sebagai simbol bahwa wanita yang diberi cincin tersebut sudah dipinang. Hal ini juga disunahkan sebagaimana keumuman tekstual hadis Nabi riwayat Abu Hurairah berikut: Saling berkirim hadiah lah kalian, karena saling mengirim hadiah itu dapat menghilangkan saling curiga di dalam hati (HR at-Tirmidzi). Menurut al-Mubarakfuri, pensyarah Sunan at-Tirmidzi, hadis ini merupakan anjuran saling memberikan hadiah satu sama lain, walaupun hanya dengan hadiah yang sedikit untuk menanamkan rasa saling cinta dan menghilangkan rasa saling curiga. Memberikan hadiah kepada calon istri tidak harus besar, namun juga tidak terlalu kecil. Berikanlah hadiah sesuai standar keluarga wanita istri saat dilamar, seperti ibunya, tantenya, dan lain sebagainya atau bisa juga memberikan hadiah sesuai yang umum di masyarakat istri tinggal. Selain itu, menurut Syekh Wahbah al-Zuhaili, rahimahullah, dalam pendapat yang kuat, apa yang diberikan oleh pria kepada wanita saat lamaran itu adalah hak sepenuhnya milik wanita, walaupun seandainya lamaran tersebut tidak sampai melangkah ke jenjang pernikahan. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Amr bin Syuaib, dari bapaknya, dari kakeknya yang mendengar Rasulullah Saw. bersabda: () Setiap wanita yang menerima mahar, hadiah (yang bukan bagian dari mahar), pemberian pengganti idah, sebelum terjadinya akad nikah maka semuanya itu adalah milik wanita. Namun bawaan yang dibawa pihak pria setelah terjadinya nikah, maka itu milik keluarga wanita (HR Abu Daud). Pendapat ini diikuti oleh Umar bin Abdul Aziz, al-Tsauri, Abu Ubaid, Malik, dan Zaidiyyah. Dalam tradisi masyarakat tertentu, biasanya pihak pria diminta membawa sejumlah bawaan yang sering disebut seserahan, selain mahar yang telah ditentukan. Bawaan tersebut kadang sampai berupa perabotan rumah tangga dan lain sebagainya. Biasanya, bawa-bawaan tersebut digunakan oleh kedua mempelai ketika nanti sudah nikah. Namun, ada juga pihak keluarga wanita yang mensyaratkan membawa uang sejumlah tertentu. Nah, apabila pihak pria menyanggupi dengan syarat tersebut, dan sudah terjadi akad nikah, maka pihak pria tidak boleh menuntut kembali uang tersebut apabila di kemudian hari terjadi perceraian. Wallah alam. | Lamaran merupakan wasilah untuk memperkenalkan pasangan lelaki dan wanita yang akan melanjutkan ke jenjang pernikahan. Secara umum, tradisi di Indonesia pihak keluarga lelaki yang datang melamar wanita. Ketika melamar, ada amalan sunah yang perlu diperhatikan. Disunahkan seseorang yang melamar baik diri sendiri atau wakilnya membaca hamdalah, bersyukur pada Allah, membaca shalawat untuk Nabi. Setelah itu, bacalah asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la syarika lah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh. Selain itu, sebagaimana umumnya tradisi di Indonesia, seorang pria membawakan cincin atau perangkat lainnya sebagai simbol bahwa wanita yang diberi cincin tersebut sudah dipinang. Menurut alMubarakfuri, pensyarah Sunan atTirmidzi, hadis ini merupakan anjuran saling memberikan hadiah satu sama lain, walaupun hanya dengan hadiah yang sedikit untuk menanamkan rasa saling cinta dan menghilangkan rasa saling curiga. Memberikan hadiah kepada calon istri tidak harus besar, namun juga tidak terlalu kecil. Selain itu, menurut Syekh Wahbah alZuhaili, rahimahullah, dalam pendapat yang kuat, apa yang diberikan oleh pria kepada wanita saat lamaran itu adalah hak sepenuhnya milik wanita, walaupun seandainya lamaran tersebut tidak sampai melangkah ke jenjang pernikahan. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Amr bin Syuaib, dari bapaknya, dari kakeknya yang mendengar Rasulullah Saw. Pendapat ini diikuti oleh Umar bin Abdul Aziz, alTsauri, Abu Ubaid, Malik, dan Zaidiyyah. Dalam tradisi masyarakat tertentu, biasanya pihak pria diminta membawa sejumlah bawaan yang sering disebut seserahan, selain mahar yang telah ditentukan. Bawaan tersebut kadang sampai berupa perabotan rumah tangga dan lain sebagainya. Namun, ada juga pihak keluarga wanita yang mensyaratkan membawa uang sejumlah tertentu. |
Saya mohon anda menjelaskan kepada kami tentang kedudukan shalat di dalam agama Islam | https://islamqa.info/id/answers/33694/kedudukan-shalat-dalam-islam | Alhamdulillah.Sungguh shalat mempunyai kedudukan yang besar di dalam Islam, yang tidak diraih oleh ibadah lainnya.... dan yang menunjukkan hal itu adalah beberapa hal berikut ini: Pertama: Shalat merupakan tiang agama tidak tegak kecuali dengannya. Di dalam hadits yang telah diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal –radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: : : .. 2616 2110. “Tidakkah mau saya kabarkan kepadamu pangkal urusan semuanya, tiang dan ujung tombaknya ?, saya menjawab: “Mau wahai Rasulullah”, beliau bersabda: “Pangkal semua urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan ujung tombaknya adalah jihad”. (HR. Tirmidzi: 2616 dan telah ditashih oleh Albani didalam shahih Tirmidzi: 2110) Kedua: Kedudukannya setelah dua kalimat syahadat, untuk menjadi dalil akan sah dan benarnya keyakinannya, dan menjadi bukti dan pembenaran akan kejujuran apa yang bersemayam di dalam haitnya. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: : 8 16. “Islam itu telah dibangun atas lima perkara: syahadat kepada Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, menegakkan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan”. (HR. Bukhori: 8 dan Muslim: 16) Dan menegakkan shalat adalah melaksanakannya dengan sempurna ucapan dan gerakannya, pada waktu-waktunya yang tertentu, sebagaimana telah ada di dalam Al Qur’an yang mulia. Allah Ta’ala berfirman: “Sungguh shalat ini kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (QS. An Nisa’: 103) Maskudnya ia mempunyai waktu tertentu. Ketiga: Shalat ini mempunyai kedudukan khusus di antara ibadah-ibadah lainnya, kerena kewajibannya. Tidak ada seorang malaikat yang turun ke bumi, melainkan Allah berkehendak untuk memberi nikmat kepada Rasul-Nya Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- untuk naik ke langit dan Allah berkomunikasi langsung kepada beliau untuk kewajiban shalat ini. Ini secara khusus hanya berlaku bagi shalat dari semua ajaran Islam. Shalat ini telah diwajibkan pada malam mi’raj sekitar tiga tahun sebelum hijrah. Dan telah diwajibkan sebanyak 50 kali shalat, kemudian ada keringanan sampai menjadi 5 kali, dan pahalanya tetap 50 kali dalam 5 kali shalat, hal ini menunjukkan akan kecintaan Allah kepadanya dan kedudukannya yang agung. Keempat: Shalat ini Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan dengnnya. Bukhori (528) dan Muslim (667) dari Abu Hurairah: Bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersaba, di dalam hadits Bakr bahwa ia telah mendengar Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: ( ) : : ( ) . “Tidakkah kalian melihat bahwa sebuah sungai yang ada di depan salah seorang dari kalian, ia mandi darinya dalam satu hari lima kali, apakah masih ada noda yang tersisa ?, mereka menjawab: “Tidak ada noda yang tersisa”, beliau bersabda: “Itulah perumpamaan shalat lima waktu, Allah akan menghapus dengannya dosa-dosa”. Kelima: Shalat adalah sesuatu yang terakhir hilang dari agama, jika shalat hilang maka hilanglah agama semuanya. Dari Jabir bin Abdullah –radhiyallahu ‘anhuma- berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: 82 . “Antara seseorang dan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat”. (HR. Muslim: 82) Oleh karenanya sebaiknya bagi seorang muslim agar bersemangat untuk melaksanakan shalat pada waktunya, dan janganlah bermalas-malasan atau melalaikannya, Allah Ta’ala berfirman: . “Maka celakalah orang-orang yang shalat, (yaitu) mereka yang lalai terhadap shalatnya”. (QS. Al Maun: 4-5) Dan Allah ta’ala telah mengancam orang yang melalaikan shalat, dalam firman-Nya: “Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat”. Keenam: Shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: 465 413 2573 “Sungguh yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat dari amalnya adalah shalatnya, jika shalatnya bagus maka ia telah beruntung dan berhasil, dan jika rusak maka ia telah rugi dan gagal, dan jika yang fardhu sedikit berkurang, maka Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Lihatlah apakah hambaku ini punya shalat sunnah, maka disempurnakan dengannya apa yang kurang dari yang fardhu, kemudian semua amalanya seperti itu”. (HR. Nasa’i: 465 dan Tirmidzi: 413 dan telah ditashih oleh Albani di dalam Shahih Al Jami’: 2573) Semoga Allah menolong kita untuk mengingat-Nya, bersyukur dan beribadah dengan baik kepada-Nya. Sumber: Kitabus Shalat karya DR. At Thayyar: 16, Taudhih Al Ahkam karya Al Bassam: 1/371, dan Tarikh Masyru’iyyatu As Shalat karya Al Balusyi: 31. | Sungguh shalat mempunyai kedudukan yang besar di dalam Islam, yang tidak diraih oleh ibadah lainnya dan yang menunjukkan hal itu adalah beberapa hal berikut ini Pertama Shalat merupakan tiang agama tidak tegak kecuali dengannya. Tidakkah mau saya kabarkan kepadamu pangkal urusan semuanya, tiang dan ujung tombaknya , saya menjawab Mau wahai Rasulullah, beliau bersabda Pangkal semua urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan ujung tombaknya adalah jihad. Tirmidzi 2616 dan telah ditashih oleh Albani didalam shahih Tirmidzi 2110 Kedua Kedudukannya setelah dua kalimat syahadat, untuk menjadi dalil akan sah dan benarnya keyakinannya, dan menjadi bukti dan pembenaran akan kejujuran apa yang bersemayam di dalam haitnya. Islam itu telah dibangun atas lima perkara syahadat kepada Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya, menegakkan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan. Bukhori 8 dan Muslim 16 Dan menegakkan shalat adalah melaksanakannya dengan sempurna ucapan dan gerakannya, pada waktuwaktunya yang tertentu, sebagaimana telah ada di dalam Al Quran yang mulia. An Nisa 103 Maskudnya ia mempunyai waktu tertentu. Ketiga Shalat ini mempunyai kedudukan khusus di antara ibadahibadah lainnya, kerena kewajibannya. Tidak ada seorang malaikat yang turun ke bumi, melainkan Allah berkehendak untuk memberi nikmat kepada RasulNya Muhammad shallallahu alaihi wa sallam untuk naik ke langit dan Allah berkomunikasi langsung kepada beliau untuk kewajiban shalat ini. Shalat ini telah diwajibkan pada malam miraj sekitar tiga tahun sebelum hijrah. Dan telah diwajibkan sebanyak 50 kali shalat, kemudian ada keringanan sampai menjadi 5 kali, dan pahalanya tetap 50 kali dalam 5 kali shalat, hal ini menunjukkan akan kecintaan Allah kepadanya dan kedudukannya yang agung. Keempat Shalat ini Allah akan menghapus kesalahankesalahan dengnnya. Tidakkah kalian melihat bahwa sebuah sungai yang ada di depan salah seorang dari kalian, ia mandi darinya dalam satu hari lima kali, apakah masih ada noda yang tersisa , mereka menjawab Tidak ada noda yang tersisa, beliau bersabda Itulah perumpamaan shalat lima waktu, Allah akan menghapus dengannya dosadosa. Kelima Shalat adalah sesuatu yang terakhir hilang dari agama, jika shalat hilang maka hilanglah agama semuanya. Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda 82 . Muslim 82 Oleh karenanya sebaiknya bagi seorang muslim agar bersemangat untuk melaksanakan shalat pada waktunya, dan janganlah bermalasmalasan atau melalaikannya, Allah Taala berfirman . Al Maun 45 Dan Allah taala telah mengancam orang yang melalaikan shalat, dalam firmanNya Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat. Keenam Shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat. Nasai 465 dan Tirmidzi 413 dan telah ditashih oleh Albani di dalam Shahih Al Jami 2573 Semoga Allah menolong kita untuk mengingatNya, bersyukur dan beribadah dengan baik kepadaNya. At Thayyar 16, Taudhih Al Ahkam karya Al Bassam 1371, dan Tarikh Masyruiyyatu As Shalat karya Al Balusyi 31. |
Hukum Wanita Memakai Parfum Menurut Islam dan Dalilnya | https://dalamislam.com/hukum-islam/wanita/hukum-wanita-memakai-parfum | Menjadi diri yang diperhatikan dan mendapatkan respon positif dari semua orang adalah keinginan dari setiap wanita. Salah satu hal yang membuat hal tersebut terjadi adalah dengan adanya penggunaan parfum atau wewangian. Parfum atau wewangian adalah salah satu untuk membuat wanita percaya diri dan tidak terasa bau yang mengganggu jika sedang berkumpul atau bersama orang-orang yang lain.Wanita yang menggunakan parfum tidak selalu dalam rangka untuk menarik perhatian lawan jenis namun ada juga yang memang menghindari agar tidak tercium bau-bau yang merusak pergaulan sehari-hari. Berikut adalah penjelasan mengenai hukum wanita menggunakan parfum.Pendapat Mengenai Wanita Menggunakan ParfumDi dalam fiqih wanita muslimah, ada beberapa pendapat yang berkenaan dengan penggunaan parfum bagi wanita. Ada yang memperbolehkan dan ada yang tidak. Wanita bisa mengikuti asalkan ada dalil dan pendapat yang kuat. Berikut ini adalah penjelasan mengenai wanita mengggunakan parfum dan hukumnya dalam islam. Dilarang Mengenakan Parfum Untuk Memikat Laki-Laki “Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An-Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad)Di dalam hadist ini dijelaskan bahwa perempuan yang menggunakan parfum seperti seorang pelacur. Hal ini dikarenakan wewangian yang dimaksud adalah wewangian yang sengaja dibuat untuk memancing laki-laki dalam maksud melakukan hubungan bebas. Hal ini tentu saja dilarang. Parfum memang bisa memancing jika wanita memang sengaja. Selain itu ada juga bau-bauan atau harum-haruman yang memang disengaja untuk menarik perhatian.Dilarang Menggunakan Parfum yang Menyebabkan Munculnya Syahwat “Wanita jika memakai parfum kemudian melewati majelis (sekumpulan) laki-laki maka ia bisa membangkitkan syahwat laki-laki dan mendorong mereka untuk melihat kepadanya. Setiap yang melihat kepadanya maka matanya telah berzina. Wanita tersebut mendapat dosa karena memancing pandangan kepadanya dan membuat hati laki-laki tidak tenang. Jadi, ia adalah penyebab zina mata dan ia termasuk pezina.” (dari Faidhul Qadir)Beberapa kasus wanita sengaja menggunakan parfum agar mendapat perhatian laki-laki dan laki-laki tersebut menjadi terstimulus karena adanya harum yang menyengat tersebut. Untuk itu, jangan sampai wanita menggunakan parfum untuk mengundang syahwat laki-laki dan membuatnya menjadi terangsang. Kehormatan seorang wanita berada pada perilaku dan sikapnya yang mampu menjaga diri. Jangan sampai parfum yang kita kenakan menjadi penyebab adanya syahwat yang muncul dari lawan jenis.Perempuan Menggunakan Parfum Tidak diterima Shalatnya “Perempuan manapun yang memakai parfum kemudian keluar ke masjid, maka shalatnya tidak diterima sehingga ia mandi.” (HR Ahmad)Permasalahan penggunan parfum tidak semata-mata hanya karena penggunaan parfumnya melainkan adanya sikap dan niat untuk merangsang lawna jenis yang bukan mahromnya. Untuk itu, jangan sampai kita berdosa hanya gara-gara persoalan parfum atau apa yang kita kenakan. Orang-orang wanita jahiliah di masa lalu biasa menggunakan parfum hanya untuk menggoda lawan jenis.Parfum Perempuan Tidak Boleh Baunya Nampak“Wewangian seorang laki-laki adalah yang tidak jelas warnanya tapi tampak bau harumnya. Sedangkan wewangian perempuan adalah yang warnanya jelas namun baunya tidak begitu nampak.” (HR. Baihaqi dari Syu’abul Iman) Di dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa perempuan jangan sampai menampakkan baunya. Artinya jangan sampai baunya sampai terasa dan menyengat kepada lingkungan sekitarnya. Bau parfum ini tentu saja menjadi kehati-hatian agar tidak menimbulkan fitnah apalagi stimulus terhadap lawan jenis.Penggunaan Parfum Saat Wanita Keluar Rumah “Maksud dari ‘wewangian perempuan adalah yang warnanya jelas namun baunya tidak begitu nampak’. Ulama berkata, ‘Ini bagi perempuan yang hendak keluar dari rumahnya. Jika tidak, ia bisa memakai parfum sekehendak hatinya” (Syarh Asy-Syama’il, 2:5)Di dalam kitab yang ditulis Syarh Asy Syamail, disampaikan bahwa penggunaan parfum wanita adalah penggunaan parfum saat wanita keluar rumah. Tentu saja penggunaan parfum tidak masalah jika wanita di rumah dan bersama mahromnya. Akan tetapi sangat tidak dianjurkan jika wanita menggunakannya keluar rumah. Sikap Kehati-Hatian Wanita dalam Menggunakan ParfumKondisi tubuh yang wangi dan bersih tentu saja dianjurkan oleh Islam. Untuk itu, ulama terdapat beberapa pandangan mengenai maslaah penggunaan parfum bagi wanita. Ada yang benar-benar mengharamkan ada yang masih memperbolehkan namun dengan catatan-catatan tertentu.Sebagai wanita, tentunya jangan sampai tubuh kita pun terasa bau tidak sedap. Hal ini bisa menyebabkan lingkungan pun tidak nyamn dan risih berada di dekat kita. Untuk itu adanya harum-haruman tidak menjadi masalah jika memang tidak terlalu menyengat, harumnya tidak merangsang, dan hanya untuk kesegaran diri. Hal ini hanya kita yang bisa menilai dan memastikan. Karena kita yang tau kondisi tubuh dan keadaan diri kita sendiri.Di sisi lain ada juga ulama yang mengharamkan. Hal ini karena diasumsikan bahwa setiap parfum adalah bisa merangsang. Untuk itu harus dihindari oleh wanita. Bagi mereka yang meyakini ini tentu saja boleh diterapkan. Namun dengan catatan, walaupun tidak mennggunakan parfum yang menyengat jangan sampai bau badan kita pun mengganggu orang-orang di sekitar kita.Untuk itu, kita bisa mengetahui dan memahaminya dari pendapat para ulama asalkan tidak bertentangan dengan dan Untuk itu, jika memang yang hendak menggunakan parfum maka yang harus diperhatikan adalahBaunya Menyengat atau Tidak Untuk pemakaian wewangian kita bisa menilai apakah baunya menyengat atau tidak. Mengganggu lingkungan sekitar kita atau tidak. Jika hanya untuk diri kita sendiri maka itu tidak menjadi masalah. Yang masalah jika memang baunya menyengat dan dirancang khusus untuk merangsang lawan jenis. memang suka berhias dan mempercantik diri. Namun jangan sampai ini berlebihan sehingga menggangu lingkungan kita.Niatnya Untuk Apa Persoalan niat adalah hal yang utama. Jangan sampai kita menggunakan parfum untuk niat yang tidak baik. Niat yang salah dan keliru. Untuk itu, perbaharui niat kita jangan sampai niat kita rusak karena telah ada tujuan untuk merangsang lawan jenis. Hati-hati karena, setan selalu menggoda manusia. bukanlah mereka yang suka merangsang lawan jenis. dan adalah mereka yang memiliki aklakul karimah.Menjaga Sikap Kita Walaupun kita tidak menggunakan parfum, sikap kita adalah hal yang utama. Menjaga aurat, menjaga penampilan, tidak sombong dan menggunakan pakaian-pakaian terbuka adalah hal yang perlu dilakukan. Merangsang lawan jenis tidak hanya terjadi karena menggunakan parfum namun aspek lainnya. Untuk itu, sikap kehati-hatian mutlak dibutuhkan wanita, termasuk bagaimana .Selain fiqh wanita tentang ini, kita juga bisa mempelajari tentang masalah wanita, seperti : , , Dalam Islam, atau agar khazanah keislaman kita mengenai wanita bisa bertambah. | Menjadi diri yang diperhatikan dan mendapatkan respon positif dari semua orang adalah keinginan dari setiap wanita. Salah satu hal yang membuat hal tersebut terjadi adalah dengan adanya penggunaan parfum atau wewangian. Wanita bisa mengikuti asalkan ada dalil dan pendapat yang kuat. Berikut ini adalah penjelasan mengenai wanita mengggunakan parfum dan hukumnya dalam islam. Hal ini dikarenakan wewangian yang dimaksud adalah wewangian yang sengaja dibuat untuk memancing lakilaki dalam maksud melakukan hubungan bebas. Selain itu ada juga baubauan atau harumharuman yang memang disengaja untuk menarik perhatian. Setiap yang melihat kepadanya maka matanya telah berzina. dari Faidhul QadirBeberapa kasus wanita sengaja menggunakan parfum agar mendapat perhatian lakilaki dan lakilaki tersebut menjadi terstimulus karena adanya harum yang menyengat tersebut. Kehormatan seorang wanita berada pada perilaku dan sikapnya yang mampu menjaga diri. Untuk itu, jangan sampai kita berdosa hanya garagara persoalan parfum atau apa yang kita kenakan. Baihaqi dari Syuabul Iman Di dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa perempuan jangan sampai menampakkan baunya. Artinya jangan sampai baunya sampai terasa dan menyengat kepada lingkungan sekitarnya. Bau parfum ini tentu saja menjadi kehatihatian agar tidak menimbulkan fitnah apalagi stimulus terhadap lawan jenis. Penggunaan Parfum Saat Wanita Keluar Rumah Maksud dari wewangian perempuan adalah yang warnanya jelas namun baunya tidak begitu nampak. Ulama berkata, Ini bagi perempuan yang hendak keluar dari rumahnya. Ada yang benarbenar mengharamkan ada yang masih memperbolehkan namun dengan catatancatatan tertentu. Untuk itu adanya harumharuman tidak menjadi masalah jika memang tidak terlalu menyengat, harumnya tidak merangsang, dan hanya untuk kesegaran diri. Hal ini hanya kita yang bisa menilai dan memastikan. Bagi mereka yang meyakini ini tentu saja boleh diterapkan. Namun jangan sampai ini berlebihan sehingga menggangu lingkungan kita. Niatnya Untuk Apa Persoalan niat adalah hal yang utama. Untuk itu, perbaharui niat kita jangan sampai niat kita rusak karena telah ada tujuan untuk merangsang lawan jenis. Hatihati karena, setan selalu menggoda manusia. dan adalah mereka yang memiliki aklakul karimah. Menjaga aurat, menjaga penampilan, tidak sombong dan menggunakan pakaianpakaian terbuka adalah hal yang perlu dilakukan. Untuk itu, sikap kehatihatian mutlak dibutuhkan wanita, termasuk bagaimana .Selain fiqh wanita tentang ini, kita juga bisa mempelajari tentang masalah wanita, seperti , , Dalam Islam, atau agar khazanah keislaman kita mengenai wanita bisa bertambah. |
Saya mempunyai hutang puasa Ramadhan dan saya juga mempunyai hutang puasa denda sumpah, saya pernah mendengar bahwa yang pertama kali harus saya penuhi adalah qadha’ puasa Ramadhan dan berikutnya adalah puasa denda sumpah ?, dan apakah urutan ini wajib atau boleh menyelisihinya ? | https://islamqa.info/id/answers/254760/mana-yang-harus-didahulukan-mengqadha-puasa-ramadhan-atau-puasa-denda-sumpah-atau-nadzar | Alhamdulillah.Barang siapa yang masih mempunyai hutang puasa Ramadhan, maka dia masih boleh menundanya sampai sebelum masuk Ramadhan tahun berikutnya. Ibnu Qudamah –rahimahullah- berkata: “Kesimpulannya adalah bahwa barang siapa yang masih mempunyai hutang puasa Ramadhan, maka dia masih boleh menundanya sampai sebelum masuk Ramadhan pada tahun berikutnya, berdasarkan riwayat ‘Aisyah bahwa ia berkata: ( ) . “Bahwa saya masih mempunyai hutang puasa Ramadhan, dan saya tidak menggantinya kecuali sampai pada bulan Sya’ban”. (HR. Muttafaq ‘Alaihi) Tidak dibolehkan baginya untuk menunda qadha’ puasa Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya tanpa udzur; karena ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- tidak menundanya demikian, dan kalau hal itu dibolehkan maka beliau juga akan menundanya”. (Al Mughni: 3/85) Adapun kaffarat sumpah, maka para ulama telah berbeda pendapat apakah wajib dilakukan segera atau boleh menundanya ? Disebutkan dalam Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah (10/14): “Jumhur ulama berpendapat, bahwa tidak boleh menunda kaffarat sumpah dan wajib ditunaikan segera setelah melakukan pelanggaran sumpah; karena hukum asal dari perintah adalah muthlak (umum)”. Syiekh Ibnu Utsaimin –rahimahullah- berkata: “Termasuk menjaga sumpah adalah menunaikan kaffaratnya sesaat setelah melakukan pelanggaran sumpah, kaffarat itu wajib dilaksanakan langsung; karena hukum asal dari kewajiban adalah segera ditunaikan, yaitu dengan melaksanakan apa yang menjadi tuntutan sumpahnya”. (Al Qaul Al Mufid ‘Ala Kitab Tauhid: 2/456, Baca juga As Syarh Al Mumti’: 15/159) Asy Syafi’iyyah berpendapat yang benar adalah wajib menunaikan kaffarat segera sesaat setelah melanggar sumpahnya, seperti; dia bersumpah untuk meninggalkan maksiat tertentu, kemudian dia melakukannya, mereka berkata: “Pada kondisi seperti ini dia wajib segera menunaikan kaffaratnya”. Imam An Nawawi –rahimahullah- berkata: “Adapun kaffarat jika tidak menyangkut orang lain, seperti; kaffarat pembunuhan tidak sengaja, kaffarat sumpah pada kondisi tertentu, maka pelaksanaannya lebih longgar tidak ada perbedaan dalam masalah ini; karena hal itu memang dibolehkan. Namun jika kaffarat itu menyangkut orang lain, apakah dilakukan sesegera mungkin atau bisa ditunda ?, dalam masalah ini ada dua pendapat yang disebutkan oleh Qaffal dan rekan-rekan kami dalam madzhab, pendapat yang benar adalah yang dilakukan sesegera mungkin”. (Al Majmu’: 3/70) Maka sesuai dengan madzhab jumhur ulama diharuskan untuk mendahulukan kaffarat sumpah; karena menunjukkan langsung, sementara puasa qadha’ Ramadhan menunjukkan kelonggaran. Jika waktu pelaksanaannya sempit dan tinggal beberapa hari lagi sudah memasuki Ramadhan berikutnya dan tidak cukup untuk puasa qadha’ dan puasa kaffarat, maka dalam kondisi seperti ini didahulukan puasa qadha’; karena hal itu lebih kuat dan mereka sudah menjelaskannya secara tekstual untuk mendahulukan puasa qadha’ dari pada pusa nadzar. Imam Nawawi –rahimahullah berkata: “Maka jika ketinggalan puasa Ramadhan karena udzur, lalu udzur tersebut menghilang, maka ia wajib mengqadha’ yang ketinggalan dari Ramadhan tersebut; karena yang demikian lebih kuat dari pada pusa nadzar”. (Al Majmu’: 6/391) Wallahu A’lam | Barang siapa yang masih mempunyai hutang puasa Ramadhan, maka dia masih boleh menundanya sampai sebelum masuk Ramadhan tahun berikutnya. Ibnu Qudamah rahimahullah berkata Kesimpulannya adalah bahwa barang siapa yang masih mempunyai hutang puasa Ramadhan, maka dia masih boleh menundanya sampai sebelum masuk Ramadhan pada tahun berikutnya, berdasarkan riwayat Aisyah bahwa ia berkata . Bahwa saya masih mempunyai hutang puasa Ramadhan, dan saya tidak menggantinya kecuali sampai pada bulan Syaban. Muttafaq Alaihi Tidak dibolehkan baginya untuk menunda qadha puasa Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya tanpa udzur karena Aisyah radhiyallahu anha tidak menundanya demikian, dan kalau hal itu dibolehkan maka beliau juga akan menundanya. Al Mughni 385 Adapun kaffarat sumpah, maka para ulama telah berbeda pendapat apakah wajib dilakukan segera atau boleh menundanya Disebutkan dalam Al Mausuah Al Fiqhiyyah 1014 Jumhur ulama berpendapat, bahwa tidak boleh menunda kaffarat sumpah dan wajib ditunaikan segera setelah melakukan pelanggaran sumpah karena hukum asal dari perintah adalah muthlak umum. Imam An Nawawi rahimahullah berkata Adapun kaffarat jika tidak menyangkut orang lain, seperti kaffarat pembunuhan tidak sengaja, kaffarat sumpah pada kondisi tertentu, maka pelaksanaannya lebih longgar tidak ada perbedaan dalam masalah ini karena hal itu memang dibolehkan. Namun jika kaffarat itu menyangkut orang lain, apakah dilakukan sesegera mungkin atau bisa ditunda , dalam masalah ini ada dua pendapat yang disebutkan oleh Qaffal dan rekanrekan kami dalam madzhab, pendapat yang benar adalah yang dilakukan sesegera mungkin. Jika waktu pelaksanaannya sempit dan tinggal beberapa hari lagi sudah memasuki Ramadhan berikutnya dan tidak cukup untuk puasa qadha dan puasa kaffarat, maka dalam kondisi seperti ini didahulukan puasa qadha karena hal itu lebih kuat dan mereka sudah menjelaskannya secara tekstual untuk mendahulukan puasa qadha dari pada pusa nadzar. |
Kalau hendak masuk surga maka akan mengalami ujian | https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Kalau-hendak-masuk-surga-maka-akan-mengalami-ujian | QS.Surat Al-Baqarah[2]:214 () 214. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. QS.Surat Ali `Imran[3]:142 () 142. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad [232] diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar. [232] Jihad dapat berarti: 1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang-orang Islam; 2. memerangi hawa nafsu; 3. mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam; 4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang hak. | QS.Surat AlBaqarah2214 214. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orangorang terdahulu sebelum kamu Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacammacam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orangorang yang beriman bersamanya Bilakah datangnya pertolongan Allah Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. QS.Surat Ali Imran3142 142. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orangorang yang berjihad 232 diantaramu dan belum nyata orangorang yang sabar. 232 Jihad dapat berarti 1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orangorang Islam 2. memerangi hawa nafsu 3. mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam 4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang hak. |
Hukum Istri yang Menolak saat Diajak Suami Mengunjungi Mertua | https://bimbinganislam.com/hukum-istri-menolak-saat-diajak-mengunjungi-mertua/ | Hukum Istri yang Menolak saat Diajak Suami Mengunjungi Mertua Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan: Hukum Istri yang Menolak saat Diajak Suami Mengunjungi Mertua. Selamat membaca. Pertanyaan: Assalamualaikum warahmatullahi, saya mau tanya. Jika istri menolak diajak pulang ke rumah orang tua (bukan melarang suami untuk pulang ke rumah orang tua, hanya menolak diajak) sedangkan suami tidak mau pulang tanpa istri. Apakah istrinya dihukumi membangkang pada suami? Jazakallahukhair (Ditanyakan oleh Sahabat BiAS via sosmed) Jawaban: Wa alaikumussalaam warahmatullah wabarakatuhu.. Dilihat alasan tidak maunya karena apa, jika tidak ada alasan yang jelas, tidak ada udzur syari yang menghalangi, wajib bagi istri untuk menaati suaminya, selagi dalam perkara yang tidak menyelisihi syariat. Dalam hadist disebutkan: Tidak ada ketaatan pada manusia dalam kemaksiatan pada Allah, ketaatan itu hanya pada perkara yang makruf. (H.R Ahmad dalam musnadnya). Mengunjungi mertua suami bukan perkara maksiat, bahkan bisa jadi ibadah jika itu diniatkan sebagai menyambung silaturrahim, jadi wajib bagi istri untuk mentaati. Nabi juga bersabda: Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka. (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, Tidak ada hak yang lebih wajib untuk ditunaikan seorang wanita setelah hak Allah dan Rasul-Nya- daripada hak suami (Majmu Al Fatawa, 32: 260) Wallahu alam. Dijawab dengan ringkas oleh: Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I Selasa, 27 Shafar 1443 H/ 5 Oktober 2021 M Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I Beliau adalah Alumnus S1 Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta dan S2 Hukum Islam di Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk melihat artikel lengkapdari Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I klik disini | Hukum Istri yang Menolak saat Diajak Suami Mengunjungi Mertua Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan Hukum Istri yang Menolak saat Diajak Suami Mengunjungi Mertua. Selamat membaca. Pertanyaan Assalamualaikum warahmatullahi, saya mau tanya. Jika istri menolak diajak pulang ke rumah orang tua bukan melarang suami untuk pulang ke rumah orang tua, hanya menolak diajak sedangkan suami tidak mau pulang tanpa istri. Apakah istrinya dihukumi membangkang pada suami Jazakallahukhair Ditanyakan oleh Sahabat BiAS via sosmed Jawaban Wa alaikumussalaam warahmatullah wabarakatuhu Dilihat alasan tidak maunya karena apa, jika tidak ada alasan yang jelas, tidak ada udzur syari yang menghalangi, wajib bagi istri untuk menaati suaminya, selagi dalam perkara yang tidak menyelisihi syariat. Dalam hadist disebutkan Tidak ada ketaatan pada manusia dalam kemaksiatan pada Allah, ketaatan itu hanya pada perkara yang makruf. H.R Ahmad dalam musnadnya. Mengunjungi mertua suami bukan perkara maksiat, bahkan bisa jadi ibadah jika itu diniatkan sebagai menyambung silaturrahim, jadi wajib bagi istri untuk mentaati. Nabi juga bersabda Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan di bulan Ramadhan, serta betulbetul menjaga kemaluannya dari perbuatan zina dan benarbenar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka. HR. Ahmad 1 191 dan Ibnu Hibban 9 471. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, Tidak ada hak yang lebih wajib untuk ditunaikan seorang wanita setelah hak Allah dan RasulNya daripada hak suami Majmu Al Fatawa, 32 260 Wallahu alam. Dijawab dengan ringkas oleh Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I Selasa, 27 Shafar 1443 H 5 Oktober 2021 M Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I Beliau adalah Alumnus S1 Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab LIPIA Jakarta dan S2 Hukum Islam di Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk melihat artikel lengkapdari Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I klik disini |
Dukun, Tukang Ramal, dan Zodiak | https://muslim.or.id/5466-dukun-tukang-ramal-dan-zodiak.html | Diriwayatkan dari sebagian istri Nabi shallallaahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan meminta untuk mengabarkan sesuatu, kemudian ia membenarkan perkataannya maka tidak diterima shalatnya 40 hari[1] Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu beliau berkata, Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun kemudian membenarkan perkataannya, maka ia telah kufur dengan Al Quran yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam[2] Syaikh Muhammad Al Yamani Al Wushobiy mendefinisikan tukang ramal (arraaf), yaitu seseorang yang memberitahukan letak barang yang hilang atau dicuri dan selainnya yang tersembunyi keberadaannya bagi manusia. Maka sebagian manusia mendatangi tukang ramal tersebut dan ia memberitahukan tentang sihir, barang yang hilang, barang yang dicuri, maupun identitas pencuri atau penyihir, atau informasi sejenis yang tidak diketahui. Berbeda dengan dukun (kaahin, populer dengan sebutan paranormal dalam bahasa Indonesia -pen) yaitu seseorang yang memberitahukan kepada manusia perkara ghaib, yang belum pernah terjadi, seperti Mahdi Amin[3], kalangan dukun dan sejenisnya, begitu pula orang yang memberitahukan perkara batin dalam diri manusia (biasanya dengan memberitahukan sifat-sifat rahasia, karakter, atau watak orang tersebut yang hanya diketahui dirinya pribadi –pen).[4] Sedangkan zodiak ialah diagram yang digunakan oleh ahli astrologi untuk menggambarkan posisi planet dan bintang. Diagram tersebut dibagi menjadi 12 bagian, masing-masingnya memiliki nama dan simbol. Zodiak digunakan untuk memperkirakan pengaruh kedudukan planet terhadap nasib atau kehidupan seseorang.[5] Inilah beberapa pembahasan yang diambil dari berbagai penjelasan para ulama, yang insya Allah akan kami ketengahkan ke hadapan pembaca. Semoga Allah mudahkan. Hukum Mendatangi Tukang Ramal Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullahu taala berkata, Zhahir hadits (yang kami sebutkan di atas –pen) ialah barangsiapa yang bertanya kepada tukang ramal, maka shalatnya tidak akan diterima 40 hari, akan tetapi hukum ini tidaklah berlaku mutlak. Adapun hukum bertanya kepada tukang ramal dan sejenisnya terbagi menjadi beberapa jenis: Jenis Pertama: hanya sekedar bertanya saja, maka ini adalah haram berdasarkan sabda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam, Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal,… dst. (yang telah disebutkan di atas –pen). Maka ditetapkannya hukuman bagi orang yang bertanya kepada tukang ramal menunjukkan keharamannya, karena tidaklah hukuman atas suatu perbuatan itu disebutkan kecuali menunjukkan atas keharamannya. Jenis Kedua: bertanya kepada tukang ramal kemudian membenarkan dan mempercayai perkataannya, maka hal ini adalah bentuk kekufuran, karena membenarkan perkara ghaib berarti mendustakan Al Quran di mana Allah Taala berfirman (yang artinya), Katakanlah: Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib, kecuali Allah (QS. An Naml : 65). Jenis Ketiga: bertanya kepada tukang ramal dengan maksud untuk mengujinya, apakah ia jujur atau pendusta, bukan dengan maksud untuk mengambil perkataannya. Maka hal ini tidaklah mengapa, dan tidak termasuk dalam hadits di atas. Nabi shallallaahu alaihi wa sallam pernah bertanya kepada Ibnu Shayyad[6], Apa yang aku sembunyikan darimu? Ibnu Shayyad menjawab, Asap, maka Nabi menjawab, Tetaplah di tempatmu. Engkau tidak akan melampaui apa yang telah Allah takdirkan padamu.[7] Jenis Keempat: bertanya dengan maksud untuk menampakkan kelemahan dan kedustaan tukang ramal tersebut, kemudian mengujinya dalam rangka menjelaskan kedustaan dan kelemahannya. Maka hal ini dianjurkan, bahkan hukumnya terkadang menjadi wajib. Karena menjelaskan batilnya perkataan dukun tidak diragukan lagi merupakan suatu hal yang dianjurkan, bahkan bisa menjadi wajib. Maka larangan bertanya kepada tukang ramal tidaklah berlaku mutlak, akan tetapi dirinci sesuai dalil-dalil syari yang telah disebutkan.[8] Bagaimana Cara Tukang Ramal Mengetahui Hal-Hal Ghaib? Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh hafizhahullahu taala menjelaskan, Dukun tidaklah mengetahui perkara ghaib kecuali menggunakan jin, yaitu dengan cara beribadah kepada jin tersebut dengan ibadah yang mengandung kesyirikan. Kemudian jin menggunakan kesempatan untuk memalingkan manusia dari ibadah kepada Allah, dan hal tersebut dilakukan agar jin mau mengabarkan hal-hal ghaib. Adapun jin dapat mengetahui perkara ghaib, yang terkadang benar, dengan cara mencuri rahasia langit. Yaitu jin saling menumpuk satu sama lain hingga mendengar wahyu Allah Jalla wa Ala, dari langit. Maka dilemparilah jin dengan panah api sebelum jin tersebut memperoleh rahasia langit dengan sembunyi-sembunyi, akan tetapi terkadang panah api tersebut dilemparkan setelah jin memperoleh rahasia langit. Maka jin kemudian membawa rahasia tersebut kepada dukun, akan tetapi diubah dengan kedustaan, atau ditambah dengan 100 kedustaan. Dukun kemudian mengagungkan jin karenanya, dan pengagungan tersebut ialah bentuk ibadah manusia atas jin. Adapun sebelum diutusnya Nabi alaihish shalatu wa sallam banyak rahasia langit yang beredar, akan tetapi pasca pengutusan Nabi alahish shalatu wa sallam langit dijaga dengan lebih ketat, karena Al Quran dan wahyu telah turun, maka rahasia langit dijaga agar tidak ada yang menyerupai wahyu dan nubuwwah. Hingga wafatnya Nabi alaihish shalatu wa sallam rahasia langit kembali beredar akan tetapi hanya sedikit dibandingkan sebelum diutusnya Nabi. Maka dapat disimpulkan bahwa kondisi rahasia langit terbagi menjadi tiga : 1. Sebelum pengutusan Nabi alaihish shalatu wa sallam: rahasia langit banyak beredar 2. Setelah pengutusan Nabi alaihish shalatu wa sallam: jin tidak mendapat rahasia langit kecuali sangat jarang terjadi, itu pun bukan merupakan wahyu dari Allah Jalla wa Alla 3. Setelah wafatnya Nabi alaihish shalatu wa sallam: rahasia langit kembali beredar, akan tetapi tidak sebanyak sebelumnya, karena langit dijaga ketat dengan panah api. Allah Jalla wa Ala menjelaskan hal tersebut dalam banyak ayat Al Quran, mengenai bintang-bintang dan panah api yang dilemparkan kepada jin, sebagaimana firman Allah (yang artinya), Kecuali syaithan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang. (QS. Al Hijr : 18)[9] Hanya Allah yang Mengetahui Perkara Ghaib Ahmad bin Abdul Halim Al Harroni rahimahullah membagi perkara ghaib menjadi dua jenis, yaitu: Pertama, ghaib muthlaq, yang tidak diketahui oleh seluruh makhluq. Allah Taala berfirman (yang artinya), Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu (QS. Al Jin : 26) Kedua, ghaib muqayyad yang tidak diketahui kecuali oleh sebagian makhluk dari kalangan malaikat, jin, manusia dan yang menyaksikannya. Maka hal ini menjadi ghaib bagi sebagian makhluk, namun tidak ghaib bagi yang menyaksikannya. [10] Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sadiy rahimahullahu taala menjelaskan, Sesungguhnya hanya Allah Taala saja yang mengetahui perkara ghaib, maka barangsiapa yang mengaku mengetahui perkara ghaib maka ia telah menjadi sekutu bagi Allah, baik berupa perdukunan, ramalan, dan sejenisnya. Atau barangsiapa yang membenarkan perkataan tersebut maka ia telah menjadikan sekutu bagi Allah dalam kekhususan-Nya, dan ia telah mendustakan Allah dan Rasul-Nya.[11] Hukum Mempercayai Zodiak Zodiak atau sering diistilahkan dengan astrologi (ilmu tatsir), merupakan bagian dari ilmu nujum. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullahu taala kembali menjelaskan berkaitan dengan ilmu tatsir ini, Ilmu tatsir (astrologi) terbagi menjadi tiga, yaitu: Pertama, keyakinan bahwa bintang-bintang memiliki pengaruh atas seseorang, dalam arti bahwa bintang-bintang tersebut mampu menciptakan kejadian dan musibah. Maka hal tersebut merupakan kesyirikan akbar, karena barangsiapa yang menyerukan bahwa selain Allah ada pencipta lain, maka ia melakukan syirik akbar. Hal tersebut juga menjadikan pencipta (yaitu Allah Taala) tunduk pada salah satu makhluq-Nya (yaitu bintang-bintang). Kedua, keyakinan bahwa bintang-bintang menjadi sebab bagi sesuatu yang belum terjadi, dan hal tersebut ditunjukkan melalui pergerakannya, peralihannya, atau pergantian tertentu dari bintang. Misalnya perkataan Karena bintang ini bergerak seperti ini, maka itu artinya orang ini hidupnya akan sial, atau Karena orang ini lahir saat bintang berada dalam posisi ini, maka ia akan menjadi orang yang bahagia. Maka hal semacam ini termasuk menjadikan ilmu perbintangan sebagai sarana untuk meramal perkara ghaib, dan perbuatan ini termasuk kekufuran yang dapat mengeluarkan seseorang dari agama. Allah Taala berfirman (yang artinya), Katakanlah: Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah (QS. An Naml : 65) Ketiga, keyakinan bahwa bintang-bintang menjadi sebab terjadinya kebaikan atau keburukan. Yaitu dengan menyandarkan segala sesuatu yang terjadi sebagai akibat pergerakan bintang, dan hal tersebut dilakukan hanya jika sesuatu tersebut telah terjadi. Maka perbuatan semacam ini tergolong syirik ashghar.[12] Semoga Allah memberi taufik. Penulis: Yhouga Ariesta | Maka sebagian manusia mendatangi tukang ramal tersebut dan ia memberitahukan tentang sihir, barang yang hilang, barang yang dicuri, maupun identitas pencuri atau penyihir, atau informasi sejenis yang tidak diketahui. Berbeda dengan dukun kaahin, populer dengan sebutan paranormal dalam bahasa Indonesia pen yaitu seseorang yang memberitahukan kepada manusia perkara ghaib, yang belum pernah terjadi, seperti Mahdi Amin3, kalangan dukun dan sejenisnya, begitu pula orang yang memberitahukan perkara batin dalam diri manusia biasanya dengan memberitahukan sifatsifat rahasia, karakter, atau watak orang tersebut yang hanya diketahui dirinya pribadi pen.4 Sedangkan zodiak ialah diagram yang digunakan oleh ahli astrologi untuk menggambarkan posisi planet dan bintang. Diagram tersebut dibagi menjadi 12 bagian, masingmasingnya memiliki nama dan simbol. Hukum Mendatangi Tukang Ramal Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullahu taala berkata, Zhahir hadits yang kami sebutkan di atas pen ialah barangsiapa yang bertanya kepada tukang ramal, maka shalatnya tidak akan diterima 40 hari, akan tetapi hukum ini tidaklah berlaku mutlak. Maka ditetapkannya hukuman bagi orang yang bertanya kepada tukang ramal menunjukkan keharamannya, karena tidaklah hukuman atas suatu perbuatan itu disebutkan kecuali menunjukkan atas keharamannya. Maka hal ini tidaklah mengapa, dan tidak termasuk dalam hadits di atas. Nabi shallallaahu alaihi wa sallam pernah bertanya kepada Ibnu Shayyad6, Apa yang aku sembunyikan darimu Ibnu Shayyad menjawab, Asap, maka Nabi menjawab, Tetaplah di tempatmu. Engkau tidak akan melampaui apa yang telah Allah takdirkan padamu.7 Jenis Keempat bertanya dengan maksud untuk menampakkan kelemahan dan kedustaan tukang ramal tersebut, kemudian mengujinya dalam rangka menjelaskan kedustaan dan kelemahannya. Maka hal ini dianjurkan, bahkan hukumnya terkadang menjadi wajib. Karena menjelaskan batilnya perkataan dukun tidak diragukan lagi merupakan suatu hal yang dianjurkan, bahkan bisa menjadi wajib. Kemudian jin menggunakan kesempatan untuk memalingkan manusia dari ibadah kepada Allah, dan hal tersebut dilakukan agar jin mau mengabarkan halhal ghaib. Yaitu jin saling menumpuk satu sama lain hingga mendengar wahyu Allah Jalla wa Ala, dari langit. Maka dilemparilah jin dengan panah api sebelum jin tersebut memperoleh rahasia langit dengan sembunyisembunyi, akan tetapi terkadang panah api tersebut dilemparkan setelah jin memperoleh rahasia langit. Sebelum pengutusan Nabi alaihish shalatu wa sallam rahasia langit banyak beredar 2. Al Hijr 189 Hanya Allah yang Mengetahui Perkara Ghaib Ahmad bin Abdul Halim Al Harroni rahimahullah membagi perkara ghaib menjadi dua jenis, yaitu Pertama, ghaib muthlaq, yang tidak diketahui oleh seluruh makhluq. Allah Taala berfirman yang artinya, Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu QS. Al Jin 26 Kedua, ghaib muqayyad yang tidak diketahui kecuali oleh sebagian makhluk dari kalangan malaikat, jin, manusia dan yang menyaksikannya. Atau barangsiapa yang membenarkan perkataan tersebut maka ia telah menjadikan sekutu bagi Allah dalam kekhususanNya, dan ia telah mendustakan Allah dan RasulNya.11 Hukum Mempercayai Zodiak Zodiak atau sering diistilahkan dengan astrologi ilmu tatsir, merupakan bagian dari ilmu nujum. Maka hal tersebut merupakan kesyirikan akbar, karena barangsiapa yang menyerukan bahwa selain Allah ada pencipta lain, maka ia melakukan syirik akbar. Hal tersebut juga menjadikan pencipta yaitu Allah Taala tunduk pada salah satu makhluqNya yaitu bintangbintang. Kedua, keyakinan bahwa bintangbintang menjadi sebab bagi sesuatu yang belum terjadi, dan hal tersebut ditunjukkan melalui pergerakannya, peralihannya, atau pergantian tertentu dari bintang. Misalnya perkataan Karena bintang ini bergerak seperti ini, maka itu artinya orang ini hidupnya akan sial, atau Karena orang ini lahir saat bintang berada dalam posisi ini, maka ia akan menjadi orang yang bahagia. Maka hal semacam ini termasuk menjadikan ilmu perbintangan sebagai sarana untuk meramal perkara ghaib, dan perbuatan ini termasuk kekufuran yang dapat mengeluarkan seseorang dari agama. An Naml 65 Ketiga, keyakinan bahwa bintangbintang menjadi sebab terjadinya kebaikan atau keburukan. Maka perbuatan semacam ini tergolong syirik ashghar.12 Semoga Allah memberi taufik. |
Pengertian Riba, Jenis dan Larangannya dalam Islam | https://dalamislam.com/landasan-agama/fiqih/pengertian-riba | Menurut bahasa, riba memiliki pengertian kelebihan, bertambah, berkembang, atau menggelembung. Menurut istilah, Syeikh Muhammad Abduh berpendapat bahwa yang dimaksud dengan riba ialah penambahan-penambahan yang dibebankan kepada orang yang meminjam harta seseorang akibat dari pengunduran janji pembayaran daripada batas waktu yang telah ditetapkan.Sementara itu, menurut Ibnu Katsir, menolong seseorang dengan tujuan mendapat keuntungan bahkan sampai mencekik dan menghisap darah (mengeruk dan memanfaatkan sehabis-habisnya) orang yang ditolong juga disebut sebagai riba.Jenis – Jenis RibaAdapun yang dinamakan dengan riba adalah terbagi ke dalam 4 bagian, yakni: Riba FadhliKetika seseorang menukarkan barang tertentu dengan barang yang sama namun ada perbedaan pada timbangannya. Contoh: Si A menukarkan cincin emas 24 karat seberat 4 gram miliknya dengan emas 24 karat seberat 4 gram milik si B. Artinya, perbedaan berat 1 gram antara kedua barang itu adalah riba.Riba QordhiKetika seseorang meminjam sesuatu, misal uang, pada orang lain tapi harus memberikan lebih ketika mengembalikannya. Contoh: si A mau meminjamkan uang Rp 100.000,- pada si B dengan syarat si B harus membayar sebesar Rp 110.000,- saat mengembalikan nanti. Kelebihan Rp 10.000,- itu adalah riba.Riba YadiRiba yang terjadi ketika seseorang melakukan jual beli dengan akad barang dan timbangan sama, namun sebelum terjadi serah terima si penjual dan pembeli telah terlebih dahulu berpisah. Contoh: si A menjual kentang yang belum dipanen (masih di dalam tanah) kepada si B.Riba Nasi’ahDisebut riba nasi’ah ketika melakukan akad jual beli namun si pembeli menerima barangnya di kemudian hari (ada jeda waktu). Contoh: si A menjual padinya kepada si B sejak musim tanam. Lalu si B akan mengambil padi itu saat sudah musim panen nanti.Larangan dan Hukum RibaLarangan Riba dalam Al-Qur’an, Allah SAW berfirman yang artinya;“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. padahal Allah telah meng halalkan jual beli dan meng haramkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya lalu terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka. mereka kekal didalamnya. Allah memusnakan riba dan menyuburkan orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa.” (Q. S. Al-Baqarah: 275-276).“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu. kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (Q. S Al-Baqarah: 278-279).“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan. dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir.” (Q. S. : 130-131).Adapun larangan riba di dalam Al-Qur’an tidak turun sekaligus melainkan terdiri dari empat tahap, yakni:Tahap pertamaAllah SWT ingin menunjukkan bahwa pemikiran manusia yang beranggapan bahwa mereka tengah menolong sesama tapi dibelakangnya ingin mendapatkan keuntungan adalah salah. Cara itu dulunya dipakai oleh manusia untuk menambah harta mereka dan memperkaya diri. Allah SWT berfirman yang artinya; “Dan, sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar ia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan, apa yang kamu berikan berupa yang kamu maksudkan untuk mencapai keridoan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”(Q. S. Ar-Ruum : 39).Tahap keduaPada tahap ini, Allah ingin menyampaikan bahwa apa yang telah diperbuat daripada riba itu merupakan sesuatau yang buruk. Allah SWT berfirman yang artinya; “Maka, disebabkan kezaliman orang-orang yahudi, kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik(yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih.” (Q. S. An-Nisaa’: 160-161).Tahap ketigaPada tahap ini, Allah SWT menyampaikan bahwasanya riba menyebabkan tindak kezhaliman yang berlipat ganda, terutama akan membuat sengsara bagi si peminjam yang harus dikejar waktu serta tambahan daripada pinjamannya. Allah SWT berfirman yang artinya;“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keuntungan.” (Q. S. Ali Imran : 130).Tahap keempatMerupakain rangkaian terakhir, yang mana pada tahap ini Allah telah menyatakan bahwa setiap rangkaian kegiatan dan perdagangan yang diiringi dengan riba, secara langsung maupun tidak langsung, berlipat ganda maupun tidak, besar maupun kecil, apapun jenis pertambahan yang didapat oleh si pemberi pinjama atau si penjual, hukumnya adalah haram. Allah SWT berfirman yang artinya;“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum di pungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan, jika kamu bertobat dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.” (Q. S. Al-Baqarah: 278-279)Larangan Riba dalam HadistDari Abu Hurairah Ra, Rasulullah SAW bersabda yang artinya; “Jauhilah tujuh perkara mubiqat (yang mendatangkan kebinasaan). Para sahabat lalu bertanya apakah tujuh perkara itu, wahai Rasulullah? Rasulullah SAW lalu menjawab menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan dibenarkan syariat, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari medan petempuran, melontarkan tuduhan zina terhadap wanita baik-baik yang lengah lagi beriman.” (H. R. Bukhari dan Muslim).Dari Samurah bin Jundab RA, Rasulullah SAW bersabda yang artinya; “Pada suatu malam aku melihat dua orang laki-laki membawaku keluar sampai ke tanah suci. Kami berjalan bersama hingga kami sampai di sebuah sungai darah. Di sungai itu berdiri seorang laki-laki dan di tengah sungai ada seorang laki-laki. Di depannya terdapat batu-batu. Lalu laki-laki yang berada di sungai tadi berusaha keluar. Setiap kali ia hendak keluar dari sungai, maka laki-laki itu melemparkan baut ke dalam mulutnya sehingga ia kembali ke tempatnya semula. Setiap kali ia hendak keluar, laki-laki itu melemparkan batu ke dalam mulutnya sehingga ia kembali ke tempat semula. Aku bertanya, apa ini? Mereka berkata, laki-laki yang engkau lihat di sungai tadi wahai Rasulullah adalah pemakan riba.” (H. R. Bukhari).Dari Jabir bin Abdilla RA; “Rasulullah SAW melaknat pemakan riba, yang memberi riba, penulisnya, dan dua saksinya. Rasulullah lalu berkata mereka seluruhnya sama.” (H.R. Muslim).Bahaya dan Dampak daripada Perbuatan Riba bagi Individu dan Masyarakat1. Bersifat tamakRiba memberikan serta menunjukkan bahwa pelaku (terutama) serta semua yang terlibat dalam perbuatan tersebut adalah orang-orang yang memiliki sifat tamak, keras hati, sangat terobsesi dengan harta kekayaan, dan hina.2. Dosa riba lebih besar daripada zinaDalam sebuah, Rasullullah SAW bersabda yang artinya; “Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (H. R. Ahmad dan Al-Baihaqi.)3. Pelaku riba adalah orang yang memiliki hati dan jiwa yang kotorMereka tidak segan menindas orang yang tidak mampu demi memenuhi keserakahan mereka. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda; “Tidaklah sifat kasih sayang itu diangkat kecuali dari seorang yang celaka.” (H. R. Abu Dawud dan Tirmidzi). Bahkan pertolongan yang mereka berikan hanya kedok daripada pemerasan yang sebenarnya menjadi tujuan utama mereka. Padahlal, Rasulullah SAW bersabda yang artinya; “Barangsiapa meringankan satu kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitannya di duni , maka Allah akan meringankan kesulitan dari berbagai kesulitan yang akan dihadapinya pada hari kiamat kelak. Barangsiapa yang memberi keringanan bagi orang yang kesulitan, maka Allah akan memberi keringanan baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menyembunyikan aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.” (H. R. Muslim). Pertolongan yang diberikan oleh para pelaku riba sama sekali tidak meringankan orang lain, melainkan justru menambah beban berat dan menyengsarakan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya; “Barangsiapa memperhatikan orang yang ditimpa kesulitan dan menghilangkannya, maka Allah akan menaunginya dalam naungan-Nya.” (H. R. Muslim)4. Disiksa Allah di hari akhir kelakAllah SWT menyatakan bahwa mereka yang berbuat riba, akan dibangkitkan dalam keadaan gila, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya;“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Q. S. Al-Baqarah : 275).5. Maraknya riba mengundang azab dari Allah SWTRasulullah SAW bersabda; “Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (H. R. Al Hakim).6. Tidak ada mudaratnyaHarta riba tiada ada yang bermanfaat, justru Allah SWT akan menghancurkannya baik secara konkret (uang atau benda nyata), maupun yang sifatnya abstrak (berkah daripada harta tersebut). Firman Allah SWT yang artinya;“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (Q. S. : 276).7. Menyebabkan krisis ekonomi Menurut pada ahli ekonomi, riba adalah penyebab utama terjadinya krisis ekonomi. Riba pula yang mengarahkan perekonomian kepada hal yang menyebabkan pemborosan dan menimbulkan over production.8. Akhlak orang yahudiRiba merupakan akhlak yang dimiliki oleh musuh Allah yakni orang-orang jahiliyah dan Yahudi. Firman Allah SWT yang artinya;“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil, Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (Q. S. An-Nisaa’: 161).9. Menghilangkan ketaqwaanKarena perbuatan riba berarti menentang Allah SWT dan Rasul-Nya. Firman Allah SWT yang artinya;“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (Q. S. Ali Imran: 130-132).10. Laknat Allah untuk orang yang ribaSemua yang terlibat dalam tindakan riba akan mendapat laknat Allah SWT. Nabi Muhammad SAW pun melaknat orang yang memakan harta riba, yang memberi riba, juru tulisnya dan kedua saksinya, Rasulullah berkata, “Mereka semua sama saja.” (H. R. Muslim).11. Harta riba mengantarkan kepada kebinasaan dan murka Allah SWTRasulullah SAW bersabda;“Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan!” Para sahabat bertanya, “Apa sajakah perkara tersebut, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Syirik, sihir, membunuh jiwa yan diharamkan Allah kecuali dengan cara yang hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan pertempuran dan menuduh wanita mukminah berzina.” (H. R. Bukhari dan Muslim).12. Riba merupakan perbuatan maksiatTidak ada bedanya dengan perbuatan maksiat lainnya yaitu , riba juga menjadi salah satu perbuatan maksiat yang Allah laknat. Allah SWT berfirman yang artinya;“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (Q. S. An Nuur: 63).“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (Q. S. An Nisaa : 14).13. Seluruh amal ibadah di tolak Allah SWTAmal ibadah yang menggunakan harta atau apapun yang berunsur riba tidak akan diterima Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik.” (H. R. Muslim).Yang dapat menolak segala amal ibadah juga: , , dan .14. Doa orang yang memakan riba tidak akan dikabulkanDalam hadist Nabai Muhammada SAW, “ada seseorang yang menengadahkan tangan untuk berdoa kepada Allah akan tetapi pakaian, makanan, dan minumanya yang ia gunakan adalah berasal dari barang yang haram. Bagaimana caranya doa itu akan dikabulkan?” (H. R. Muslim).Maksudnya, Allah itu menyukai sesuatu yang baik, bagaimana Ia akan mengabulkan kalau hamba yang berdoa it menggunakan yang haram dan tidak disukai Allah?15. Memakan harta riba berarti memasukkan sesuatu yang ar-raan ke dalam hatiRasulullah SAW bersabda yang artinya;“Ketahuilah di dalam jasad terdapat sepotong daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh badan. Namun jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Ketahuilah sepotong daging itu adalah hati.” (H. R. Bukhari dan Muslim).16. Riba merupakan bentuk kezhalimanAllah SWT berfirman yang artinya;“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.” (Q. S. Ibrahim : 42-43).17. Timbulnya kebencian terhadap sesamaMenimbulkan kebencian yang akan menjadi pemicu terjadinya pertikaian dan permusuhan antar individu, penyebab munculnya fitnah, serta penyebab terputusnya tali persaudaraan.18. Menimbulkan kesengsaraan terutama pada mereka yang menjadi korban ribaUtamanya, korban riba adalah mereka yang memang kekurangan dan terpaksa meminjam uang kepada para penghisap darah Oleh karena pelaku riba adalah orang yang dalam artian mampu memberikan bantuan, mereka akan bertindak sekehendak hati tanpa peduli pada orang yang meminjam padanya.Maraknya praktek riba sekaligus menunjukkan rendahnya rasa simpatik antara sesama muslim, sehingga seorang muslim yang sedang kesulitan dan membutuhkan lebih “rela” pergi ke lembaga keuangan ribawi karena sulit menemukan saudara seiman yang dapat membantunya.Menjamurnya praktik riba merupakan salah satu indikator yang menunjukkan merosotnya moral seorang muslim hingga turut melunturkan rasa tenggang rasa dan simpati antar sesama.Di saat seseorang mengalami kesulitan, mereka yang lain tidak mau membantu karena merasa tidak ada keuntungan. Hal ini kemudian menyebabkan mereka yang memerlukan pertolongan justru lari kepada lembaga keuangan yang bersifat riba demi mendapat bantuan karena saudara seiman sudah tidak membantunya lagi. akhirnya, kaum muslim pun mudah terpengaruh oleh musuh dan musuh pun akhirnya dapat menguasai kaum muslim.Hal ini disebabkan karena tempat utama atau bank-bank yang banyak menerapkan sistem riba ini berada dipihak orang-orang non muslim yang kegiatan riba sudah menjadi kebiasaan dalam lingkungan mereka. Mereka memiliki dana yang banyak, sehingga muslim yang terjebak kemudian meminjam kepada mereka sehingga harta kita ada digenggaman orang kafir. Penyebab kaum muslim mudah terpengaruh musuh dan akhirnya musuh pun dapat menguasai.Hal ini disebabkan karena tempat utama atau bank-bank yang banyak menerapkan sistem riba ini berada dipihak orang-orang non muslim yang kegiatan riba sudah menjadi kebiasaan dalam lingkungan mereka. Mereka memiliki dana yang banyak, sehingga muslim yang terjebak kemudian meminjam kepada mereka sehingga harta kita ada digenggaman orang kafir. Dapat dikatakan bahwa riba adalah jembatan yang sangat mulus bagi para kafir untuk menyerang dan menjajah Islam.Pepatah Arab mengatakan; “Penjajahan itu senantiasa berjalan mengikuti para pedagang dan tukang fitnah.”19. Terhalang kebaikanSuatu kaum atau masyarakat yang memakan riba, akan terhalangi pada mereka untuk mendapat kebaikan.Allah SWT berfirman yang artinya; “Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang lain dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (Q. S. An Nisaa’: 160-161).20. Memperbudak hawa nafsu belakaPraktik riba yang merajalela juga menunjukkan bahwa gaya hidup konsumtif dan kapitalis kaum muslim semakin tinggi, yang artinya mereka hanya memikirkan hawa nafsu dibandingkan dengan mentaati perintah dan menjauhi larang Allah SWT dan Rasul-Nya.21. Janji bagi mereka para pelaku riba adalah nerakaApabila tidak bertaubat. Allah SWT berfirman yang artinya;“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah: 275).Juga, Nabi Muhammad SAW bersabda;“Siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari (makanan) haram maka neraka lebih pantas baginya.” ( H. R. At-Thabrani ). | Menurut bahasa, riba memiliki pengertian kelebihan, bertambah, berkembang, atau menggelembung. Riba QordhiKetika seseorang meminjam sesuatu, misal uang, pada orang lain tapi harus memberikan lebih ketika mengembalikannya. Lalu si B akan mengambil padi itu saat sudah musim panen nanti. kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya. Q. S. ArRuum 39.Tahap keduaPada tahap ini, Allah ingin menyampaikan bahwa apa yang telah diperbuat daripada riba itu merupakan sesuatau yang buruk. Allah SWT berfirman yang artinyaHai orangorang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keuntungan. Dan, jika kamu bertobat dari pengambilan riba maka bagimu pokok hartamu kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya. Kami berjalan bersama hingga kami sampai di sebuah sungai darah. Di sungai itu berdiri seorang lakilaki dan di tengah sungai ada seorang lakilaki. Setiap kali ia hendak keluar dari sungai, maka lakilaki itu melemparkan baut ke dalam mulutnya sehingga ia kembali ke tempatnya semula. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda Tidaklah sifat kasih sayang itu diangkat kecuali dari seorang yang celaka. Padahlal, Rasulullah SAW bersabda yang artinya Barangsiapa meringankan satu kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitannya di duni , maka Allah akan meringankan kesulitan dari berbagai kesulitan yang akan dihadapinya pada hari kiamat kelak. Pertolongan yang diberikan oleh para pelaku riba sama sekali tidak meringankan orang lain, melainkan justru menambah beban berat dan menyengsarakan. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orangorang yang kafir. Riba merupakan perbuatan maksiatTidak ada bedanya dengan perbuatan maksiat lainnya yaitu , riba juga menjadi salah satu perbuatan maksiat yang Allah laknat. Q. S. An Nuur 63.Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasulNya dan melanggar ketentuanketentuanNya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya dan baginya siksa yang menghinakan. Rasulullah SAW bersabda Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik. Bagaimana caranya doa itu akan dikabulkan H. R. Muslim. Jika ia baik, maka baiklah seluruh badan. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata mereka terbelalak. Hal ini disebabkan karena tempat utama atau bankbank yang banyak menerapkan sistem riba ini berada dipihak orangorang non muslim yang kegiatan riba sudah menjadi kebiasaan dalam lingkungan mereka. Penyebab kaum muslim mudah terpengaruh musuh dan akhirnya musuh pun dapat menguasai. Allah SWT berfirman yang artinya Maka disebabkan kezaliman orangorang Yahudi, kami haramkan atas mereka memakan makanan yang baikbaik yang dahulunya dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi manusia dari jalan Allah. Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang lain dengan jalan yang batil. orang yang kembali mengambil riba, Maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka mereka kekal di dalamnya. |
Setiap Syariat Mengandung Kebaikan | https://suaraislam.id/setiap-syariat-mengandung-kebaikan/ | Mengapa kita berpuasa di bulan Ramadhan? Tentu sepakat bahwa Ramadan adalah perintah Allah SWT melalui firman-Nya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu“. (QS. Al-Baqarah: 183) Ketika Allah SWT menetapkan suatu kewajiban, tentu itu bukan hal yang menjadi beban bagi manusia. Puasa Ramadan terbukti baik bagi tubuh hal ini dikutip dari alodokter.com menjelaskan ada banyak manfaat puasa bagi kesehatan, mulai dari menurunkan berat badan, menjaga kesehatan jantung, hingga memelihara kesehatan mental. Hal ini karena salah satunya puasa dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Ya, puasa Ramadan yang dijalani saat ini tidak akan membahayakan, menyengsarakan kita, justru Ramdan memberikan manfaat kepada kita. Saat Allah Swt menciptakan manusia, Allah paling mengerti tentang makhluk ciptaan-Nya. Maka itulah, syariah apapun yang di turunkan Allah insyaallah akan mendatangkan kebaikan, keberkahan dan kesehatan. Sebagaimana Allah Swt berfirman “dan berpuasalah, itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (QS: Al-Baqarah :5). Maka bila syariat berpuasa saja begitu banyak kebaikan, apalagi syariat yang lain. Hal ini pun disampaikan oleh Syekh Muhammad Ismail dalam kitabnya “Fikrul Islam” menuturkan kaidah “Dimana saja ada syariah maka di sana ada kemaslahatan”. Syariat Islam haruslah dijalankan, tanpa memilah atau dipikir-pikir terlebih dahulu. Sebagaimana Allah Swt berfirman, “Dan tidaklah pantas bagi laki-laki mukmin dan perempuan mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (lain) bagi mereka tentang urusan mereka.” (QS: Al Ahzab: 36). Al-Qur’an sebagai panduan hidup manusia memiliki aturan lengkap yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Syariat Islam di dalam Al-Qur’an ada yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT (Hablum minallah) seperti, akidah dan ibadah. Seperti Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 110) Begitu pun syariat dalam mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri meliputi akhlak, makan, minum dan pakaian. Dalam urusan makan Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188) Sementara hubungan manusia sesamanya syariat mengatur dalam urusan mu’amalat dan uqubat. Seperti dalam mua’amalat jual beli Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 275). Semua syariat tersebut bersumber dari Allah SWT, Yang Maha Mengetahui makhluk ciptaan-Nya seyogianya kita sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami taat) tanpa tapi, tanpa nanti. Seyogianya keimanan kepada Allah, Rasul dan nabi, Al-Qur’an, malaikat, hari akhir dan kepada qodho dan qodar, menjadikan kita tidak membedakan-bedakan satu ayat dengan ayat yang lain, tetapi menjalankannya secara kaffah. Allah Swt Berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat ke 208, yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah …” Maka, setiap perintah dan larangan-Nya akan membawa kebaikan dan keberkahan bagi umat manusia, tidak pantas kita tebang pilih syariat yang telah Allah tetapkan, sebagai bentuk konsekuensi keimanan. Wallahu a’lam. Hani Handayani, Muslimah tinggal di Banyuasin, Sumsel. | Mengapa kita berpuasa di bulan Ramadhan Tentu sepakat bahwa Ramadan adalah perintah Allah SWT melalui firmanNya, Wahai orangorang yang beriman Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu. Puasa Ramadan terbukti baik bagi tubuh hal ini dikutip dari alodokter.com menjelaskan ada banyak manfaat puasa bagi kesehatan, mulai dari menurunkan berat badan, menjaga kesehatan jantung, hingga memelihara kesehatan mental. Ya, puasa Ramadan yang dijalani saat ini tidak akan membahayakan, menyengsarakan kita, justru Ramdan memberikan manfaat kepada kita. Saat Allah Swt menciptakan manusia, Allah paling mengerti tentang makhluk ciptaanNya. Sebagaimana Allah Swt berfirman dan berpuasalah, itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui QS AlBaqarah 5. Hal ini pun disampaikan oleh Syekh Muhammad Ismail dalam kitabnya Fikrul Islam menuturkan kaidah Dimana saja ada syariah maka di sana ada kemaslahatan. Syariat Islam haruslah dijalankan, tanpa memilah atau dipikirpikir terlebih dahulu. Sebagaimana Allah Swt berfirman, Dan tidaklah pantas bagi lakilaki mukmin dan perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan lain bagi mereka tentang urusan mereka. AlQuran sebagai panduan hidup manusia memiliki aturan lengkap yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Seperti Allah Subhanahu Wa Taala berfirman Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya pahala di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. AlBaqarah 110 Begitu pun syariat dalam mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri meliputi akhlak, makan, minum dan pakaian. Dalam urusan makan Allah Subhanahu Wa Taala berfirman Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan janganlah kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui. AlBaqarah 188 Sementara hubungan manusia sesamanya syariat mengatur dalam urusan muamalat dan uqubat. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya terserah kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Semua syariat tersebut bersumber dari Allah SWT, Yang Maha Mengetahui makhluk ciptaanNya seyogianya kita samina wa athona kami mendengar dan kami taat tanpa tapi, tanpa nanti. Seyogianya keimanan kepada Allah, Rasul dan nabi, AlQuran, malaikat, hari akhir dan kepada qodho dan qodar, menjadikan kita tidak membedakanbedakan satu ayat dengan ayat yang lain, tetapi menjalankannya secara kaffah. Hani Handayani, Muslimah tinggal di Banyuasin, Sumsel. |
Lebih Utama Mana Sedekah atau Haji-Umrah Berulang Kali? | https://islami.co/lebih-utama-mana-sedekah-atau-haji-umrah-berulang-kali/ | Saat ngaji bersama para eksekutif muda Supervisor Telkomsel ada yang bertanya lebih utama mana orang yang umrah berkali kali ataukah dananya dibuat untuk sedekah membantu orang miskin? Pilihan keduanya adalah antara baik dan lebih baik. Ketika mana yang lebih baik, maka para ulama memberi perincian. Misalnya dalam madzhab Maliki disebutkan: ﻭﻟﺤﺞ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﻟﺼﺪﻗﺔ ﺇﻻ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺳﻨﺔ ﻣﺠﺎﻋﺔ Haji lebih utama dari pada sedekah, kecuali di tahun kelaparan (Al-Qarafi, Adz-Dzakhirah 6/290) Pendapat ini didasarkan pada peristiwa Abdullah bin Al Mubarak yang hendak akan berangkat haji namun di perjalanan ia menjumpai seorang wanita yang mengais makanan berupa bangkai burung di tempat sampah. Beliau katakan bahwa memberikan uang untuk orang tersebut lebih utama dari pada perjalanan haji ini. Kemudian beliau kembali dan haji pada tahun berikutnya (Al-Bidayah wa Al-Nihayah 10/178) Dalam pandangan sebagian ulama Syafiiyah ada pendapat yang mengisyaratkan bahwa orang shaleh yang kaya raya namun kurang memperhatikan kebutuhan orang-orang miskin dinilai sebagai kekurangpekaan terhadap sosial: ﻭﻟﻤﺮﺩ ﺑﻤﻦ ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻧﻔﻘﺘﻪ ﻟﺰﻭﺟﺔ ﻭﻟﻘﺮﻳﺐ ﻭﻟﻤﻤﻠﻮﻙ ﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﻟﺨﺪﻣﺘﻪ ﻭﺃﻫﻞ ﻟﻀﺮﻭﺭﺕ ﻣﻦ ﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﻟﻮ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺃﻗﺎﺭﺑﻪ ﻟﻤﺎ ﺫﻛﺮﻭﻩ ﻓﻲ ﻟﺴﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﻥ ﺩﻓﻊ ﺿﺮﻭﺭﺕ ﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺑﺈﻃﻌﺎﻡ ﺟﺎﺋﻊ ﻭﻛﺴﻮﺓ ﻋﺎﺭ ﻭﻧﺤﻮﻫﻤﺎ ﻓﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻣﻠﻚ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻛﻔﺎﻳﺔ ﺳﻨﺔ. ﻭﻗﺪ ﺃﻫﻤﻞ ﻫﺬ ﻏﺎﻟﺐ ﻟﻨﺎﺱ ﺣﺘﻰ ﻣﻦ ﻳﻨﺘﻤﻲ ﺇﻟﻰ ﻟﺼﻼﺡ [Orang haji wajib memberikan bekal untuk keluarga yang ditinggalkannya saat ke tanah suci], yaitu meliputi keluarga yang wajib dinafkahi, istri, kerabat, budak yang menjadi pelayannya dan orang-orang Islam yang sangat membutuhkan meskipun bukan kerabatnya. Seperti yang telah disampaikan oleh para ulama dalam Bab Jihad bahwa menghilangkan beban hidup umat Islam seperti memberi makan, pakaian dan lainnya adalah wajib bagi orang kaya yang memiliki ,(dana) makanan lebih banyak dari 1 tahun. Hal ini kurang diperhatikan oleh kebanyakan orang termasuk orang yang dianggap shaleh (Syekh Dimyathi Syatha, Ianat Ath-Thalibin 2/319) | Saat ngaji bersama para eksekutif muda Supervisor Telkomsel ada yang bertanya lebih utama mana orang yang umrah berkali kali ataukah dananya dibuat untuk sedekah membantu orang miskin Pilihan keduanya adalah antara baik dan lebih baik. Ketika mana yang lebih baik, maka para ulama memberi perincian. Misalnya dalam madzhab Maliki disebutkan ﻭﻟﺤﺞ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﻟﺼﺪﻗﺔ ﺇﻻ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺳﻨﺔ ﻣﺠﺎﻋﺔ Haji lebih utama dari pada sedekah, kecuali di tahun kelaparan AlQarafi, AdzDzakhirah 6290 Pendapat ini didasarkan pada peristiwa Abdullah bin Al Mubarak yang hendak akan berangkat haji namun di perjalanan ia menjumpai seorang wanita yang mengais makanan berupa bangkai burung di tempat sampah. Beliau katakan bahwa memberikan uang untuk orang tersebut lebih utama dari pada perjalanan haji ini. Kemudian beliau kembali dan haji pada tahun berikutnya AlBidayah wa AlNihayah 10178 Dalam pandangan sebagian ulama Syafiiyah ada pendapat yang mengisyaratkan bahwa orang shaleh yang kaya raya namun kurang memperhatikan kebutuhan orangorang miskin dinilai sebagai kekurangpekaan terhadap sosial ﻭﻟﻤﺮﺩ ﺑﻤﻦ ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻧﻔﻘﺘﻪ ﻟﺰﻭﺟﺔ ﻭﻟﻘﺮﻳﺐ ﻭﻟﻤﻤﻠﻮﻙ ﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﻟﺨﺪﻣﺘﻪ ﻭﺃﻫﻞ ﻟﻀﺮﻭﺭﺕ ﻣﻦ ﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﻟﻮ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺃﻗﺎﺭﺑﻪ ﻟﻤﺎ ﺫﻛﺮﻭﻩ ﻓﻲ ﻟﺴﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﻥ ﺩﻓﻊ ﺿﺮﻭﺭﺕ ﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺑﺈﻃﻌﺎﻡ ﺟﺎﺋﻊ ﻭﻛﺴﻮﺓ ﻋﺎﺭ ﻭﻧﺤﻮﻫﻤﺎ ﻓﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻣﻠﻚ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻛﻔﺎﻳﺔ ﺳﻨﺔ. ﻭﻗﺪ ﺃﻫﻤﻞ ﻫﺬ ﻏﺎﻟﺐ ﻟﻨﺎﺱ ﺣﺘﻰ ﻣﻦ ﻳﻨﺘﻤﻲ ﺇﻟﻰ ﻟﺼﻼﺡ Orang haji wajib memberikan bekal untuk keluarga yang ditinggalkannya saat ke tanah suci, yaitu meliputi keluarga yang wajib dinafkahi, istri, kerabat, budak yang menjadi pelayannya dan orangorang Islam yang sangat membutuhkan meskipun bukan kerabatnya. Seperti yang telah disampaikan oleh para ulama dalam Bab Jihad bahwa menghilangkan beban hidup umat Islam seperti memberi makan, pakaian dan lainnya adalah wajib bagi orang kaya yang memiliki ,dana makanan lebih banyak dari 1 tahun. Hal ini kurang diperhatikan oleh kebanyakan orang termasuk orang yang dianggap shaleh Syekh Dimyathi Syatha, Ianat AthThalibin 2319 |
Begini Hukum Veneer Gigi Dalam Islam | https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-veneer-gigi-dalam-islam | Hampir setiap orang baik itu laki-laki maupun perempuan pasti ingin tampil menawan. Penampilan yang baik tentu akan menambah rasa percaya diri. Hal inipun mendorong banyak orang untuk melakukan berbagai perawatan yang mampu menunjang kecantikan, mulai dari ujung rambut hingga kaki.Salah satu bentuk perawatan kecantikan yang sedang popular ialah veneer gigi. Gigi memang organ tubuh yang amat penting. Bukan hanya untuk berbicara dan mengunyah makan, gigi yang indah akan membuat senyum jadi lebih menawan. Dengan veneer gigi ini, gigi menjadi putih dan terlihat rapi sehingga membuat penggunanya menjadi lebih percaya diri.Veneer itu sendiri merupakan lapisan tipis yang dilekatkan pada permukaan gigi secara permanen. Cara pemasangannya mirip seperti pemasangan kuku palsu. Veneer ini berfungsi untuk menutupi warna gigi yang kuning, sehingga terlihat lebih putih, memperkecil celah diantara gigi dan memperbaiki gigi yang rusak akibat patah atau keropos. Dalam Islam, segala hal di dunia ini ada aturannya tersendiri. Pemakaian saja juga ada hukumnya, begitu juga dengan hukum veener gigi dalam Islam ini. Bagaimanakah Islam memandang hukum veneer gigi ini?Apabila veneer gigi ini dilakukan untuk tujuan pengobatan pada gigi yang rusak agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, hal ini diperbolehkan. Namun, bila dilakukan dengan tujuan untuk mempercantik diri agar mampu menarik perhatian orang lain, hukum veener gigi dalam Islam tentulah dilarang karena dinilai sebagai perbuatan tabarruj, yang mana itu juga dilarang.Al-Qurthubi menjelaskan makna at-tabarruj secara bahasa, beliau mengatakan,: : . artinya menyingkap dan menampakkan diri sehingga terlihat pandangan mata. Contohnya kata: ’buruj musyayyadah’ (benteng tinggi yang kokoh), atau kata: ’buruj sama’ (bintang langit), artinya tidak penghalang apapun di bawahnya yang menutupinya. (Tafsir al-Qurthubi, 12/309).Dalam firman Allah, kata tabarruj dijelaskan dalam QS. Al-Ahzab: 33 berikut ini. ”Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dan seperti tabarruj orang-orang Jahiliyah yang dahulu…” (QS. Al-Ahzab: 33)Memang telah menjadi fitrah bagi wanita untuk menyukai keindahan. Namun, bukan berarti segala yang indah mesti ditonjolkan. Islam begitu memuliakan kaum wanita dengan memberikan batasan-batasan tertentu apa yang boleh diperlihatkan dan apa yang harus disembunyikan. Semua batasan tersebut tidak lain hanyalah untuk kebaikan kaum wanita itu sendiri.Rasulullah bersabda : ”Aku melaknat wanita-wanita yang mengikir (gigi) agar lebih cantik dan wanita-wanita yang merubah ciptaan Allah.” ( HR. Muttafaq Alaih) Sebagai kaum wanita maupun laki-laki yang hendak melakukan veneer gigi, sebaiknya pertimbangkanlah terlebih dahulu!Apakah veneer gigi itu memang benar-benar Anda butuhkan atau sekedar ingin meraih pujian manusia?Cantik atau tampan secara fisik hanyalah perhiasan dunia yang mampu membuat pemujanya terlena dan jatuh bila disikapi dengan nafsu duniawi. Kecantikan sesungguhnya ada di dalam hati. Semakin baik takwa dan akhlak seseorang, maka semakin cantik hatinya.Allah telah berfirman: “…dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan sebagai pelindung selain Allah, Maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS. An Nisaa :119)Begitulah hukum veener gigi dalam Islam. Perkuatlah kecantikan dengan keimanan, agar terhindar dari godaan syetan yang menjerumuskan ke jalan yang sesat! Utamakanlah untuk mempercantik hati dari pada mempercantik fisik, ya! Berpedomanlah pada yang diperbolehkan.Bila Anda ingin tampil cantik secara alami, silakan telusuri beragam di website ini! Semoga bermanfaat! | Hampir setiap orang baik itu lakilaki maupun perempuan pasti ingin tampil menawan. Bukan hanya untuk berbicara dan mengunyah makan, gigi yang indah akan membuat senyum jadi lebih menawan. Dengan veneer gigi ini, gigi menjadi putih dan terlihat rapi sehingga membuat penggunanya menjadi lebih percaya diri. Cara pemasangannya mirip seperti pemasangan kuku palsu. Dalam Islam, segala hal di dunia ini ada aturannya tersendiri. AlQurthubi menjelaskan makna attabarruj secara bahasa, beliau mengatakan, . artinya menyingkap dan menampakkan diri sehingga terlihat pandangan mata. Contohnya kata buruj musyayyadah benteng tinggi yang kokoh, atau kata buruj sama bintang langit, artinya tidak penghalang apapun di bawahnya yang menutupinya. Hendaklah kalian para wanita tetap di rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dan seperti tabarruj orangorang Jahiliyah yang dahulu QS. Namun, bukan berarti segala yang indah mesti ditonjolkan. Islam begitu memuliakan kaum wanita dengan memberikan batasanbatasan tertentu apa yang boleh diperlihatkan dan apa yang harus disembunyikan. Rasulullah bersabda Aku melaknat wanitawanita yang mengikir gigi agar lebih cantik dan wanitawanita yang merubah ciptaan Allah. Kecantikan sesungguhnya ada di dalam hati. Allah telah berfirman dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, lalu benarbenar mereka mengubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan sebagai pelindung selain Allah, Maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. An Nisaa 119Begitulah hukum veener gigi dalam Islam. Bila Anda ingin tampil cantik secara alami, silakan telusuri beragam di website ini Semoga bermanfaat |
Ini Manfaat Perbanyak Baca Istighfar | https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/ini-manfaat-perbanyak-baca-istighfar/ | Ajaran Islam selalu menganjurkan kepada umatnya agar selalu menjaga kesucian diri secara lahiriah dengan cara berwudhu ataupun mandi, serta menyucikan batin dengan cara bertaubat dan selalu meminta ampunan kepada Allah. Bila hal itu dilakukan, ia akan menjadi orang yang disayangi oleh Allah dan urusannya akan dimudahkan. Nabi Muhammad SAW selalu dijaga oleh Allah ataumaksumdari segala dosa, terutama yang masuk kategori dosa besar seperti zina, membunuh orang tanpa hak. Keistimewaan ini tak lantas menjadikan beliau menjadi orang yang sombong, merasa lebih baik daripada yang lain. Sebaliknya Nabi selalu menjadi teladan yang baik bagi umatnya, setiap harinya masih selalu beristigfar lebih dari 70 kali. Hal ini sesuai hadis Nabi: : : Artinya: Diriwayatkan Abi Hurairah RA berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda, Demi Allah, sungguh aku selalu meminta ampun kepada Allah (istighfar) serta bertaubat dalam sehari lebih banyak dari 70 kali. (HR. Bukhari). Menurut Muhammad bin Alan dalam kitabDalil al-Falihin, hadis ini memberi pelajaran kepada umat Nabi Muhammad SAW agar selalu memperbanyak beristighfar dan bertaubat kepada Allah. Ini sesuai yang dicontohkan oleh Nabi, walau dirinya dijaga dari dosa namun beliau selalu beristigfar lebih dari 70 kali. Istighfar yang beliau panjatkan bukan karena melakukan dosa tetapi sebagai bentuk pengakuan diri sebagai seorang hamba yang memiliki keterbatasan. Nabi memberikan suri tauladan agar umatnya selalu beristighfar karena di dalamnya tersimpan banyak manfaat, rahasia yang terkandung serta hikmah yang akan ia dapatkan. Hal ini sesuai hadis Nabi: : : Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulullah bersabda, Barangsiapa membiasakan beristighfar maka Allah akan memberikan solusi setiap kesulitan yang ia hadapi, serta memberikan kemudahan dari kesusahan ia rasa dan memberikan rizki yang ia tak sangka-sangka. (HR. Abu Dawud). Menurut Imam al-Munawi dalam kitabFaidhul Qadirmenjelaskan maksud hadis ini, manusia dianjurkan untuk memperbanyak istighfar karena perilaku dan perbuatannya tak bisa terhindar dari dosa maupun sifat yang tercela. Dengan beristighfar dirinya akan menyadari kesalahan, kekurangan serta menambah keyakinan bahwa hanya Allah Dzat Yang Maha Sempurna. Dari sini orang yang selalu memperbanyak beristighfar akan diberikan beberapa keistimewaan seperti keterangan hadist di atas. Dengan adanya istighfar ini, diharapkan agar manusia selalu memperbaiki diri dari segala sikap yang tercela dan menghiasi diri dengan akhlak yang mulia baik berkaitan dengan Allah dan makhluknya. Tulisan ini sudah dipublikasikan di Islami.co | Ajaran Islam selalu menganjurkan kepada umatnya agar selalu menjaga kesucian diri secara lahiriah dengan cara berwudhu ataupun mandi, serta menyucikan batin dengan cara bertaubat dan selalu meminta ampunan kepada Allah. Bila hal itu dilakukan, ia akan menjadi orang yang disayangi oleh Allah dan urusannya akan dimudahkan. Nabi Muhammad SAW selalu dijaga oleh Allah ataumaksumdari segala dosa, terutama yang masuk kategori dosa besar seperti zina, membunuh orang tanpa hak. Keistimewaan ini tak lantas menjadikan beliau menjadi orang yang sombong, merasa lebih baik daripada yang lain. Sebaliknya Nabi selalu menjadi teladan yang baik bagi umatnya, setiap harinya masih selalu beristigfar lebih dari 70 kali. Hal ini sesuai hadis Nabi Artinya Diriwayatkan Abi Hurairah RA berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda, Demi Allah, sungguh aku selalu meminta ampun kepada Allah istighfar serta bertaubat dalam sehari lebih banyak dari 70 kali. HR. Bukhari. Menurut Muhammad bin Alan dalam kitabDalil alFalihin, hadis ini memberi pelajaran kepada umat Nabi Muhammad SAW agar selalu memperbanyak beristighfar dan bertaubat kepada Allah. Ini sesuai yang dicontohkan oleh Nabi, walau dirinya dijaga dari dosa namun beliau selalu beristigfar lebih dari 70 kali. Istighfar yang beliau panjatkan bukan karena melakukan dosa tetapi sebagai bentuk pengakuan diri sebagai seorang hamba yang memiliki keterbatasan. Nabi memberikan suri tauladan agar umatnya selalu beristighfar karena di dalamnya tersimpan banyak manfaat, rahasia yang terkandung serta hikmah yang akan ia dapatkan. Hal ini sesuai hadis Nabi Artinya Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulullah bersabda, Barangsiapa membiasakan beristighfar maka Allah akan memberikan solusi setiap kesulitan yang ia hadapi, serta memberikan kemudahan dari kesusahan ia rasa dan memberikan rizki yang ia tak sangkasangka. HR. Abu Dawud. Menurut Imam alMunawi dalam kitabFaidhul Qadirmenjelaskan maksud hadis ini, manusia dianjurkan untuk memperbanyak istighfar karena perilaku dan perbuatannya tak bisa terhindar dari dosa maupun sifat yang tercela. Dengan beristighfar dirinya akan menyadari kesalahan, kekurangan serta menambah keyakinan bahwa hanya Allah Dzat Yang Maha Sempurna. Dari sini orang yang selalu memperbanyak beristighfar akan diberikan beberapa keistimewaan seperti keterangan hadist di atas. Dengan adanya istighfar ini, diharapkan agar manusia selalu memperbaiki diri dari segala sikap yang tercela dan menghiasi diri dengan akhlak yang mulia baik berkaitan dengan Allah dan makhluknya. Tulisan ini sudah dipublikasikan di Islami.co |
Rukhshah dalam Bulan Suci Ramadhan, Apa Saja Itu? | https://www.harakatuna.com/rukhshah-dalam-bulan-suci-ramadhan-apa-saja-itu.html | Harakatuna.com. Dalam fiqh ada qaidah: bahwa unsur kesulitan akan mendatangkan kemudahan. Dari sini nampak jelas bahwa islam itu adalah agama yang mudah yang sejalan dengan fitroh manusia. Allah SWT dalam banyak ayat Al-Qur’an menjelaskan tentang adanya kemudahan dan tidak ada pemaksaan untuk mengerjakan suatu kewajiban. Puasa wajib, tapi jika bepergian atau sakit maka boleh tidak berpuasa. Bangkai haram dimakan, tapi dalam keadaan terpaksa bangkai boleh dimakan. Kehidupan manusia tidak akan lepas dari keadaan yang mengharuskannya melakukan pilihan-pilihan yang serba sulit dan dilematis. Hal ini pasti akan terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari. Hukum Islam bukanlah hukum yang ekstrim, hukum Islam memiliki elastisitas hukum yang disesuaikan dengan konteks permasalahan yang terjadi. Contohnya ketika turun hujan, biasanya percikan air akan bercampur dengan najis dan hal ini sangat sulit untuk dihindarkan. Namun karena percikan ini timbul dari keadaan yang sulit untuk dihindari maka hukumnya dimaafkan. Demikian juga dengan hal lain seperti darah bisul, lalat, jerawat adalah hal yang sangat sulit untuk dihindari karena kadarnya sedikit sehingga kondisi ini masuk kategori yang dimaafkan. Kemudahan (At-Takhfif) dalam Islam yang diberikan oleh Allah secara garis besar dimaksudkan dalam dua hal, yaitu : (Al-Ashl): Agama Islam pada asalnya adalah agama yang mudah. Maksudnya bahwa Islam itu mimang agama yang mudah. contoh, shalat wajib yang dibebankan kepada umat Islam hanyalah 5 waktu dalam sehari yang awalnya 50 waktu. Bersamaan dengan itu, 5 waktu tersebut tetap bisa senilai pahala 50 waktu. Dalam sebuah hadit, riwayat Bukhari no. 342 dan Muslim no.163. Nabi SAW bersabda: : : : : : : : : : (at-Thari’): Keringanan yang datang karena suatu sebab. Selain keringanan yang secara asal telah melekat pada Islam, Allah juga memberikan keringanan-keringanan tambahan pada syariat-syariat tertentu karena adanya sebab-sebab tertentu. Diantara bentuk keringanan tersebut adalah: Yaitu keringanan dalam bentuk menggugurkan suatu kewajiban seperti, Orang sakit, Orang yang bepergian (musafir), dan budak, digugurkan dari mereka kewajiban shalat jumat. Orang miskin atau tidak mampu, tidak diwajibkan bagi mereka menunaikan ibadah haji. Dalam perspektif fiqh sering ditegaskan bahwa setiap ada masaqqah akan mendapat rukhshah, tetapi tidak semua orang bisa mendapatkan rukhshah. Ada banyak kategori yang bisa mendapat rukhshah, salah satunya adalah Ikrah ( pemaksaan). Artinya Terpaksa yang dimaksud disini adalah menghendaki orang lain melakukan tindakan yang bertentangan dengan keinginannya, atau dalam defenisi lain menyuruh orang lain untuk melakukan perbuatan tertentu, sekaligus memberikan ancaman yang sangat mungkin untuk dijatuhkan sehingga orang dipaksa mengalami ketakutan. Karna itu, ulama ushul memberikan beberapa syarat tentang suatu pekerjaan yang dapat dikategorikan terpaksa. Diantaranya adalah: Pemaksa mampu merealisasikan ancamannya, baik melalui sarana kekuasaan atau intimidasi. Orang yang dipaksa tidak mampu menolak dengan cara apapun. Orang yang dipaksa menduga kuat jika dia menolak maka ia akan melaksanakan ancamannya. Objek paksaan adalah sesuatu yang diharamkan dan mengakibatkan kerusakan. Sementara, kalangan ulama hanafiyah secara kualitatif membagi jenis paksaan dalam dua bentuk yaitu ikrah mulja· Adalah suatu paksaan yang tidak mungkin melepaskan diri dari ancaman. Jenis ancamannya berupa pembunuhan dan pemotongan tubuh. Kedua: ikrah ghairu mulja’. Adalah suatu paksaan yang seseorang dapat menghindarkan diri dari paksaan tersebut, dalam artian bukan paksaan dengan ancaman pembunuhan atau pemotongan anggota tubuh. Barangkali hanya dalam bentuk pemukulan, pemenjaraan, perampasan harta benda. Kalangan ulama syafi’iyah lebih sederhana membagi ikrah kepada dua jenis yang mempunyai konseuensi hukum yang berbeda. Pertama: ikrah bi al-haq (paksaan yang dibenarkan) contohnya pemaksaan terhadap orang yang berhutang untuk menjual barang-barangnya agar dapat melunasi hutangnya. Kedua: ikrah bi ghair al-haq (paksaan tanpa alasan yang benar) dalam hal ini terbagi kepada dua yaitu: ikrah yang haram seperti membunuh dan berzina, kemudian ikrah yang mubah memaksa seorang merusak harta orang lain. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa obyek paksaan dalam bentuk membunuh dan berzina tetap diharamkan apapun kondisinya. Karena ini sangat terkait dengan memelihara jiwa dan keturunan. Berbeda dengan paksaan seperti merusak harta orang lain, meminum khamar dan memakan bangkai dalam hal ini keterpaksaan masih mendapat Rukhshah. Tentunya, Pelaksanaan rukhshah dalam kondisi tertentu memiliki batasan-batasan yang tidak boleh dilampaui. Ibaratkan kebolehan memakan bangkai dalam kondisi darurat maka kebolehan itu hanya sekedarnya bukan sepuasnya, kadarnya hanya sampai bisa menanggulangi sedikit rasa lapar untuk bisa bertahan mencari makanan yang halal. Demikian juga dengan kasus-kasus yang lainnya. Ini senada dengan kaidah fiqh: “(Keadaan darurat harus dimbil seperlunya saja)”. Dalam QS. Al Baqaroh 185 Allah berfirman: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghen daki kesukaran bagimu.” (QS Al-Baqarah : 185). Contoh lain misalnya, adalah bepergian atau melakukan perjalanan sudah merupakan suatu kebutuhan bagi manusia. Dalam keadaan tertentu terkadang perjalanan tersebut mengakibatkan kesulitan untuk melaksanakan kewajiban agama. Pada dasarnya kesulitan dalam perjalanan tidak menghilangkan kecakapan untuk berbuat hukum. Tetapi syariat yang mulia ini memberikan kemudahan (rukhshah) dalam perjalanan. Di antara kemudahan (rukhshah) dalam perjalanan adalah: bolehnya menqasar shalat yang empat rakaat, boleh berbuka puasa Ramadhan, bolehnya meninggalkan shalat jumat dan mengganti dengan salat zuhur, bolehnya memakan bangkai dan sesuatu yang diharamkan, dan lain sebagainya. Pada dasarnya rukhshah adalah pembebasan seorang mukallaf dari melakukan tuntutan hukum dalam keadaan darurat. Dengan sendiri hukumnya boleh. Baik menger[1]jakan yang dilarang maupun meninggalkan yang disuruh. Namun dalam hal menggunakan Rukhshah ulama berbeda pendapat. Menurut jumhur ulama hukum rukhshah tergantung kepada bentuk uzur yang menyebabkan adanya rukhshah. Dengan demikian adakalanya rukhshah itu wajib, sunat, mak[1]ruh dan mubah sesuai dengan kondisi seseorang pada saat mengalami kesulitan. Imam al-Syatibi menyatakan bahwa hukum rukhshah adalah ibahah secara mutlak. Untuk hal ini Imam Syatibi mengemukakan argumentasi, pertama, pada dasarnya Rukhshah tersebut adalah keringanan dan kelapangan yang diberikan dalam kesulitan, sehingga ada pilihan antara menggunakan atau rukhshah, sehingga ini adalah mubah. Kedua kalau menggunakan rukhshah tersebut diperintahkan baik dalam bentuk wajib atau sunat maka hukumnya akan berubah menjadi Azimah; kehendak untuk mengokohkan, bukan lagi Rukhshah. Karena hukum wajib itu merupakan keharusan pasti yang tidak mengan[1]dung pilihan lain. Dengan demikian berarti menghimpun perintah dan rukhshah dalam satu tempat ini tidak mungkin karena keduanya adalah dua hal yang berlawanan. Jika dicermati adanya azimahdan rukhshah dalam hukum Islam sesungguhya adalah untuk memberikan kemaslahatan dan menghindarkan manusia dari kemudharatan yang merupakan tujuan pembentukan hukum Islam. Pada kondisi normal bagi setiap mukallaf berlaku hukum azimah tetapi pada kondisi[1]kondisi tertentu hukum azimah tidak menyampaikan manusia kepada tujuan hukum sehingga mukallaf harus menggunakan rukhshah sesuai dengan tingkat kesulitan yang dhadapinya. Dalam artian rukhshah terhadap satu orang tidak bisa diberlakukan sama terhadap orang yang lain. Pada prinsipnya adanya rukhshah dalam setiap uzur yang ditemui bertujuan untuk mewujudkan maqasid al-syariah, dimana bertujuan untuk memelihara lima aspek pokok dalam kehidupan manusia yaitu agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Jadi azimah dan rukhshah memberikan kesimpulan bahwa Islam adalah agama yang rahmahtan lil alamin. Karena Allah sebagai syari’ selalu memberikan kemudahan kemudahan bagi hambanya dalam melaksanakan perintahnya dalam setiap kesulitan yang ditemui. Semua ini bermuara untuk mewujudkan maqasid al-Syariah. Adanya rukhshah bagi yang kesulitan melaksanakan hukum dalam bentuk azimah merupakan wujud dari fleksibelnya hukum Islam, sehingga hukum Islam bukanlah hukum yang statis tetapi dinamis, sesuai dengan kondisi dan keadaan seseorang. Sehingga sesuai kaidah bahwa hukum dapat berobah dengan berubahnya waktu, tempat, keadaan dan niat. Salman Akif Faylasuf, Mahasantri Fakultas Hukum Islam, Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo | Dalam fiqh ada qaidah bahwa unsur kesulitan akan mendatangkan kemudahan. Dari sini nampak jelas bahwa islam itu adalah agama yang mudah yang sejalan dengan fitroh manusia. Allah SWT dalam banyak ayat AlQuran menjelaskan tentang adanya kemudahan dan tidak ada pemaksaan untuk mengerjakan suatu kewajiban. Puasa wajib, tapi jika bepergian atau sakit maka boleh tidak berpuasa. Bangkai haram dimakan, tapi dalam keadaan terpaksa bangkai boleh dimakan. Hal ini pasti akan terjadi dalam dinamika kehidupan seharihari. Contohnya ketika turun hujan, biasanya percikan air akan bercampur dengan najis dan hal ini sangat sulit untuk dihindarkan. contoh, shalat wajib yang dibebankan kepada umat Islam hanyalah 5 waktu dalam sehari yang awalnya 50 waktu. Bersamaan dengan itu, 5 waktu tersebut tetap bisa senilai pahala 50 waktu. Selain keringanan yang secara asal telah melekat pada Islam, Allah juga memberikan keringanankeringanan tambahan pada syariatsyariat tertentu karena adanya sebabsebab tertentu. Orang miskin atau tidak mampu, tidak diwajibkan bagi mereka menunaikan ibadah haji. Artinya Terpaksa yang dimaksud disini adalah menghendaki orang lain melakukan tindakan yang bertentangan dengan keinginannya, atau dalam defenisi lain menyuruh orang lain untuk melakukan perbuatan tertentu, sekaligus memberikan ancaman yang sangat mungkin untuk dijatuhkan sehingga orang dipaksa mengalami ketakutan. Karna itu, ulama ushul memberikan beberapa syarat tentang suatu pekerjaan yang dapat dikategorikan terpaksa. Kalangan ulama syafiiyah lebih sederhana membagi ikrah kepada dua jenis yang mempunyai konseuensi hukum yang berbeda. Pertama ikrah bi alhaq paksaan yang dibenarkan contohnya pemaksaan terhadap orang yang berhutang untuk menjual barangbarangnya agar dapat melunasi hutangnya. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa obyek paksaan dalam bentuk membunuh dan berzina tetap diharamkan apapun kondisinya. Tentunya, Pelaksanaan rukhshah dalam kondisi tertentu memiliki batasanbatasan yang tidak boleh dilampaui. Demikian juga dengan kasuskasus yang lainnya. Al Baqaroh 185 Allah berfirman Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghen daki kesukaran bagimu. Contoh lain misalnya, adalah bepergian atau melakukan perjalanan sudah merupakan suatu kebutuhan bagi manusia. Dalam keadaan tertentu terkadang perjalanan tersebut mengakibatkan kesulitan untuk melaksanakan kewajiban agama. Untuk hal ini Imam Syatibi mengemukakan argumentasi, pertama, pada dasarnya Rukhshah tersebut adalah keringanan dan kelapangan yang diberikan dalam kesulitan, sehingga ada pilihan antara menggunakan atau rukhshah, sehingga ini adalah mubah. Pada kondisi normal bagi setiap mukallaf berlaku hukum azimah tetapi pada kondisi1kondisi tertentu hukum azimah tidak menyampaikan manusia kepada tujuan hukum sehingga mukallaf harus menggunakan rukhshah sesuai dengan tingkat kesulitan yang dhadapinya. Jadi azimah dan rukhshah memberikan kesimpulan bahwa Islam adalah agama yang rahmahtan lil alamin. Semua ini bermuara untuk mewujudkan maqasid alSyariah. Sehingga sesuai kaidah bahwa hukum dapat berobah dengan berubahnya waktu, tempat, keadaan dan niat. |
Pentingnya Mengenal Para Salaf | https://radiomutiaraquran.com/2020/08/12/pentingnya-mengenal-para-salaf/ | Dewasa ini keruntuhan iman pada kebanyakan remaja sudah sangat mendalam dan merata. Ibadah baik sholat jama’ah di Masjid, membaca Al-Qur`an dan belajar Islam sudah sangat minim sekali. Padahal dahulu para pemuda dan remaja di zaman Nabi dan setelahnya demikian semangat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan shalih. Para salaf disini maksudnya adalah generasi sahabat Nabi, tabiin dan tabiit tabiin. Sahabat adalah orang yang pernah bertemu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam keadaan beriman dan meninggal dalam keadaan muslim. Sedang tabi’in adalah para murid sahabat yang tegak dan berjalan diatas ajaran Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan petunjuk para sahabat. Adapun tabi’it tabi’in adalah para murid tabi’in yang istiqamah dalam ajaran dan petunjuk para sahabat yang diajarkan para tabi’in pada mereka. Ketiga generasi ini berbeda dengan generasi setelahnya, karena mereka adalah generasi terbaik umat ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam sabda beliau : “Sebaik-baiknya umatku adalah generasi yang aku diutus pada mereka (Sahabat Nabi-ed) kemudian yang setelahnya (Tabi’in-ed) kemudian yang setelahnya (Tabiit Tabi’in-ed).” (Hadits Shahih riwayat Abu Daud) Bahkan para sahabat khususnya telah direkomendasikan Allah Ta’ala sebagai umat terbaik dalam firman-Nya yang artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Imran/3 : 110) Setiap orang yang membaca sejarah kehidupan para salaf dan merenungi keadaan mereka, pasti akan mengerti dan mendapatkan kehebatan dan keagungan mereka. Mereka memiliki akhlak yang sangat mulia dan sangat kuat dan teguh dalam meneladani sikap dan prilaku Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam segala keadaannya. Disamping juga mereka sangat menjaga keimanan dan sangat takut berbuat dosa dan kemaksiatan serta senantiasa berlomba-lomba dalam mengamalkan amal shalih dan kebaikan. Keagungan dan kehebatan mereka sebagai generasi terbaik dilukiskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam penuturannya : “Siapa yang lebih dekat kemiripannya dengan mereka maka akan lebih sempurna”. Hal ini tidaklah mengherankan, karena Allah telah memilih mereka sebagai pendamping perjuangan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam menegakkan dan membela agama Islam ketika beliau Shallallahu’alaihi Wasallam hidup dan setelah kematian beliau. Mereka telah mengorbankan harta dan jiwa mereka untuk menyebarkan ajaran yang mulia ini dengan melakukan penaklukan-penaklukan terhadap negeri-negeri disekitar jazirah Arabia. Dalam perjuangan mereka tersebut nampak sangat jelas kekuatan iman, kedalaman ilmu, kesucian hati dan kebersihan jiwa mereka. Pantaslah bila Allah berfirman yang artinya: “Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, Sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui“. (QS. Al Baqarah: 137). Dalam ayat diatas Allah menjelaskan seorang dapat dikatakan benar dalam iman dan mendapat petunjuk apabila beriman kepada semua yang telah diimani Rasulullah dan para sahabatnya. Dengan demikian seorang yang ingin mendapat petunjuk dan berjalan di atas jalan yang lurus sangat perlu melihat dan mengerti kehidupan para salaf yang indah dan fenomenal. Yakinlah setelah mengenal kehidupan mereka, kita akan semakin kuat iman dan semakin sejuk hati dan jiwa kita. Mau bukti? Silahkan membaca sejarah kehidupan mereka yang telah tertulis di buku-buku sejarah dan biografi para salaf yang sudah banyak diterjemahkan kedalam bahasa kita. Penulis: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc. Sumber: https://muslimah.or.id/ | Dewasa ini keruntuhan iman pada kebanyakan remaja sudah sangat mendalam dan merata. Ibadah baik sholat jamaah di Masjid, membaca AlQuran dan belajar Islam sudah sangat minim sekali. Padahal dahulu para pemuda dan remaja di zaman Nabi dan setelahnya demikian semangat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan shalih. Sahabat adalah orang yang pernah bertemu Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam dalam keadaan beriman dan meninggal dalam keadaan muslim. Sedang tabiin adalah para murid sahabat yang tegak dan berjalan diatas ajaran Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam dan petunjuk para sahabat. Ketiga generasi ini berbeda dengan generasi setelahnya, karena mereka adalah generasi terbaik umat ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam dalam sabda beliau Sebaikbaiknya umatku adalah generasi yang aku diutus pada mereka Sahabat Nabied kemudian yang setelahnya Tabiined kemudian yang setelahnya Tabiit Tabiined. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orangorang yang fasik. Al Imran3 110 Setiap orang yang membaca sejarah kehidupan para salaf dan merenungi keadaan mereka, pasti akan mengerti dan mendapatkan kehebatan dan keagungan mereka. Mereka memiliki akhlak yang sangat mulia dan sangat kuat dan teguh dalam meneladani sikap dan prilaku Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam dalam segala keadaannya. Keagungan dan kehebatan mereka sebagai generasi terbaik dilukiskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam penuturannya Siapa yang lebih dekat kemiripannya dengan mereka maka akan lebih sempurna. Mereka telah mengorbankan harta dan jiwa mereka untuk menyebarkan ajaran yang mulia ini dengan melakukan penaklukanpenaklukan terhadap negerinegeri disekitar jazirah Arabia. Dalam perjuangan mereka tersebut nampak sangat jelas kekuatan iman, kedalaman ilmu, kesucian hati dan kebersihan jiwa mereka. Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui. Dalam ayat diatas Allah menjelaskan seorang dapat dikatakan benar dalam iman dan mendapat petunjuk apabila beriman kepada semua yang telah diimani Rasulullah dan para sahabatnya. Dengan demikian seorang yang ingin mendapat petunjuk dan berjalan di atas jalan yang lurus sangat perlu melihat dan mengerti kehidupan para salaf yang indah dan fenomenal. Yakinlah setelah mengenal kehidupan mereka, kita akan semakin kuat iman dan semakin sejuk hati dan jiwa kita. |
Dasar-Dasar Yang Perlu Diketahui Terkait Pembagian Harta Warisan | https://pecihitam.org/dasar-dasar-yang-perlu-diketahui-terkait-pembagian-harta-warisan/ | Pecihitam.Org – Pembagian harta warisan dalam hukum Islam menurut ilmu fikih disebut dengan faraidh, wiratsah, atau al-tirkah. Fikih Kewarisan Islam adalah ketentuan hukum Islam yang mengatur tentang siapa saja ahli waris yang berhak mendapatkan warisan dan berapa besar bagian kewarisannya. Tidak setiap keluarga mendapatkan warisan. Dan tidak setiap orang mendapatkan bagian yang sama dengan ahli waris lainnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan Allah Swt dalam surat al-Nisa ayat 11, 12, 17, dan 176. Adapun ringkasannya dapat dilihat pada keterangan berikut ini: Anak Perempuan Pertama. Anak perempuan mendapatkan 1/2. Apabila anak sendiri (QS. 4: 11). Kedua, mendapatkan 2/3 apabila terdapat dua atau lebih. Mereka berbagi rata dari 2/3 tersebut (4:11). Ketiga, mendapatkan sisa / ashabah spabila bersama dengan anak laki-laki (ashabah bil ghair). Anak laki-laki Laki-laki mendapat sisa dengan sendirinya atau disebut ashabah bi al-Nafs. Suami Pertama, suami mendapat bagian 1/2 apabila ahli waris tidak meninggalkan anak (4:12). kedua, suami mendapatkan 1/4 apabila pewaris meninggalkan anak (4:12). Istri Pertama. Istri mendapatkan 1/4 apabila ahli waris tidak meninggalkan anak (4:12). Kedua mendapatkan 1/8 apabila ahli waris meninggalkan anak (4:12). Ibu Pertama, ibu mendapatkan bagian 1/3 apabila pewaris tidak meninggalkan anak. Kedua mendapatkan 1/6 apabila pewaris meninggalkan anak atau dua saudara atau lebih (4:11) Apabila tidak meninggalkan anak namun meninggalkan saudara (4:11). Ketiga, mendapatkan 1/3 sisa (tsulutsul baqi) apabila ahli waris hanya terdiri dari ayah, ibu dan suami/istri. Pembagian Hargta Warisannya adalah dibagi dulu bagian istri, kemudian sisanya dibagi 1/3, kemudian sisanya diberikan kepada ayah. Bapak Pertama. Bapak mendapatkan 1/3 apabila ahli waris tidak meninggalkan anak. (4:11). Kedua, bapak mendapatkan 1/6 apabila ahli waris meningglkan anak. (4:11). Ketiga, bapak mendapatkan semua sisa apabila tidak ada ahli waris yang mendapatkan sisa, dan masih ada sisa warisan maka diberikan kepada bapak, namun sebelumnya bapak tetap mendapat bagian zawil furud (ahli waris yang telah mendapatkan bagian yang ditentukan). Saudari kandung Pertama. Saudari kandung mendapatkan bagian waris 1/2 apabila kalalah dan sendiri. Kedua, mendapatkan 2/3 apabila kalalah dan bersama dua orang atau lebih, maka mereka berbagi rata dari 2/3 tersebut. Kedua, mendapatkan sisa warisan. Apabila kalalah dan bersama dengan seorang anak perempuan (ashabah maal ghair) atau dia bersama dengan saudara kandung (ashabah bil ghair). Saudara kandung Saudara kandung mendapatkan sisa warisan apabila kalalah. Saudari sebapak Pertama. Saudara sebapak mendapatkan 1/2 warisan apabila kalalah dan tidak ada saudari kandung. Kedua mendapatkan 2/3 apabila kalalah, tidak ada saudari kandung dan saudari sebapak terdiri dari dua orang atau lebih. Mereka berbagi rata dari bagian tersebut. Ketiga, mendapatkan sisa warisan apabila kalalah, dia bersama saudara sebapak, dan tidak ada suadara kandung. Keempat. Tidak mendapatkan warisan apabila ada saudara kandung atau apabila ada dua saudari kandung. Saudara/ i seibu Pertama, Saudara/I seibu mendapatkan 1/6 warisan apabila kalalah dan mereka satu orang. Kedua mendapatkan 1/3 apabila kalalah dan mereka terdiri dari dua orang atau lebih Adapun untuk cucu, anak angkat, ibu angkat, saudara sesusuaan dan lain-lain akan kami jelaskan dalam artikel pembagian warisan dalam hukum islam lainnya. Dari penjelasan di atas tadi ada istilah Kalalah, jadi Kalalah adalah kondisi ketika ahli waris tidak meninggalkan anak laki-laki atau cucu laki-laki dan ayah telah meninggal terlebih dahulu. Pembahasan kalalah adalah untuk menentukan apakah saudara dapat menjadi ahli waris atau tidak. Demikianlah penjelasan singkat terkait pembagian harta warisan, adapun yang lebih terperinci bisa dilihat dikitab-kitab faroid atau buku-buku waris lainnya. | Org Pembagian harta warisan dalam hukum Islam menurut ilmu fikih disebut dengan faraidh, wiratsah, atau altirkah. Fikih Kewarisan Islam adalah ketentuan hukum Islam yang mengatur tentang siapa saja ahli waris yang berhak mendapatkan warisan dan berapa besar bagian kewarisannya. Tidak setiap keluarga mendapatkan warisan. Dan tidak setiap orang mendapatkan bagian yang sama dengan ahli waris lainnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan Allah Swt dalam surat alNisa ayat 11, 12, 17, dan 176. Adapun ringkasannya dapat dilihat pada keterangan berikut ini Anak Perempuan Pertama. Ketiga, mendapatkan sisa ashabah spabila bersama dengan anak lakilaki ashabah bil ghair. Anak lakilaki Lakilaki mendapat sisa dengan sendirinya atau disebut ashabah bi alNafs. Suami Pertama, suami mendapat bagian 12 apabila ahli waris tidak meninggalkan anak 412. Kedua mendapatkan 18 apabila ahli waris meninggalkan anak 412. Ketiga, mendapatkan 13 sisa tsulutsul baqi apabila ahli waris hanya terdiri dari ayah, ibu dan suamiistri. Pembagian Hargta Warisannya adalah dibagi dulu bagian istri, kemudian sisanya dibagi 13, kemudian sisanya diberikan kepada ayah. Bapak mendapatkan 13 apabila ahli waris tidak meninggalkan anak. Ketiga, bapak mendapatkan semua sisa apabila tidak ada ahli waris yang mendapatkan sisa, dan masih ada sisa warisan maka diberikan kepada bapak, namun sebelumnya bapak tetap mendapat bagian zawil furud ahli waris yang telah mendapatkan bagian yang ditentukan. Kedua, mendapatkan 23 apabila kalalah dan bersama dua orang atau lebih, maka mereka berbagi rata dari 23 tersebut. Apabila kalalah dan bersama dengan seorang anak perempuan ashabah maal ghair atau dia bersama dengan saudara kandung ashabah bil ghair. Saudara kandung Saudara kandung mendapatkan sisa warisan apabila kalalah. Saudara sebapak mendapatkan 12 warisan apabila kalalah dan tidak ada saudari kandung. Mereka berbagi rata dari bagian tersebut. Dari penjelasan di atas tadi ada istilah Kalalah, jadi Kalalah adalah kondisi ketika ahli waris tidak meninggalkan anak lakilaki atau cucu lakilaki dan ayah telah meninggal terlebih dahulu. Pembahasan kalalah adalah untuk menentukan apakah saudara dapat menjadi ahli waris atau tidak. Demikianlah penjelasan singkat terkait pembagian harta warisan, adapun yang lebih terperinci bisa dilihat dikitabkitab faroid atau bukubuku waris lainnya. |
10 Waktu Mustajab untuk Berdoa | https://bersamadakwah.net/waktu-mustajab/ | Berdoa boleh kapan saja dan semuanya bisa dikabulkan Allah. Namun ada waktu mustajab untuk berdoa yang berdoa di saat itu lebih dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berikut ini 10 waktu mustajab untuk berdoa: Daftar Isi 1. Sepertiga malam terakhir2. Setelah selesai sholat 5 waktu3. Antara adzan dan iqomat4. Saat sujud dalam shalat5. Hari Jumat6. Ketika adzan berkumandang7. Ketika turun hujan8. Hari Arafah9. Ketika buka puasa10. Ketika minum air zam-zam Sepertiga malam terakhir merupakan waktu mustajab untuk berdoa. Bahkan merupakan waktu yang paling mustajab. Sebab Rasulullah mensabdakan terkabulnya doa di waktu itu. “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir di setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Siapa saja yang berdoa kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa saja yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberi, siapa saja yang memohon ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari dan Muslim) Sepertiga malam terakhir inilah waktu paling utama untuk menunaikan sholat tahajud. Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Ya Rasulullah, doa manakah yang didengar Allah?” Beliau menjawab, “(Doa pada) akhir malam dan setelah sholat maktubah (sholat wajib)” (HR. Tirmidzi; hasan) Banyak ulama menjelaskan bahwa maksud hadits ini adalah doa sebelum salam. Namun Imam Nawawi mencantumkan hadits ini dalam kitab Al Adzkar pada bab Dzikir-Dzikir Setelah Sholat. Baca juga: Doa Setelah Sholat Doa antara adzan dan iqomat juga tidak akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Waktu antara adzan dan iqomat merupakan waktu mustajab untuk berdoa. “Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad; shahih) Karenanya, sungguh beruntung orang-orang yang datang ke masjid di awal waktu, sehingga ia bisa shalat sunnah dan berdoa antara adzan dan iqomat. Ada pun yang terlambat atau masbuq, ia telah kehilangan waktu yang sangat berharga untuk terkabulnya doa. Sujud merupakan waktu mustajab untuk berdoa. Karenanya banyak ulama memperpanjang sujud dalam sholat sunnah untuk memperbanyak doa di waktu itu. Adapun dalam sholat lima waktu, waktu sujud harus disesuaikan dengan kondisi jamaah agar tidak memberatkan. “Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim) Hari Jumat adalah waktu mustajab untuk berdoa. Khususnya di waktu yang sedikit di hari itu, sangat mustajab sehingga Rasulullah menyebutkan tidaklah hamba berdoa melainkan pasti dikabulkan Allah Ta’ala. – – . Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: “Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa di waktu itu, pasti diberikan apa yang ia minta.” Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim) Sebagian ulama menjelaskan bahwa waktu itu adalah sejak dimulainya khutbah hingga selesai shalat Jumat, sebagian ulama lainnya menjelaskan bahwa waktu itu adalah setelah sholat Ashar hingga matahari terbenam, dan sebagian ulama lainnya lagi menjelaskan bahwa waktu itu di akhir hari Jumat menjelang matahari terbenam. Ketika adzan berkumandang adalah waktu mustajab untuk berdoa. Karenanya kita dianjurkan untuk menjawab adzan dan setelahnya berdoa. “Dua doa yang tidak tertolak, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR. Hakim; shahih) Waktu turunnya hujan adalah waktu mustajab untuk berdoa. Doa di waktu itu dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Dua doa yang tidak tertolak, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR. Hakim; shahih) Hari arafah merupakan hari di mana jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijjah. Berdoa di hari ini akan lebih dikabulkan Allah Azza wa Jalla. “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari arafah. Dan sebaik-baik ucapanku dan Nabi sebelumku adalah (yang artinya): Tiada ilah kecuali Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, milikNyalah segala kerajaan, bagiNya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR. Tirmidzi; shahih) Saat-saat menjelang berbuka puasa adalah saat-saat mustajabah untuk berdoa. Doa pada saat itu tidak akan ditolak oleh Allah Subhanahau wa Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya do’a orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak.” (HR. Ibnu Majah; hasan) Bahkan berdasarkan hadits lainnya, sepanjang waktu puasa adalah waktu mustajab untuk berdoa. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: : “Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani; hasan) Jadi sepanjang waktu puasa mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari adalah waktu mustajab untuk berdoa. Namun yang lebih mustajab lagi adalah menjelang berbuka puasa. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Tirmidzi: “Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi. Doa mereka di angkat ke atas awan dan dibukakan pintu langit untuknya. Rabb Azza wa Jalla berfirman: “Demi kemuliaanku, engkau akan kutolong meski beberapa saat lamanya.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani; hasan) Berdoa ketika minum zam-zam, maksudnya, menjelang meminumnya merupakan doa yang dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Khasiat air zam-zam sesuai niat orang yang meminumnya” (HR. Ibnu Majah; hasan) Karenanya ketika minum air zam-zam, Ibnu Abbas membaca doa yang secara sekilas seperti tidak terkait erat dengan zam-zam karena yang diminta adalah rezeki, ilmu dan kesehatan. “Ya Allah aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizqi yang luas, dan kesembuhan dari segala macam penyakit” Demikian 10 waktu mustajab untuk berdoa, semoga kita bisa memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk memperbanyak doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. [Muchlisin BK/BersamaDakwah] *Untuk kultum Ramadhan lainnya bisa dibaca di Kultum Ramadhan | Berdoa boleh kapan saja dan semuanya bisa dikabulkan Allah. Namun ada waktu mustajab untuk berdoa yang berdoa di saat itu lebih dikabulkan Allah Subhanahu wa Taala. Rabb kita Tabaraka wa Taala turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir di setiap malamnya. Bukhari dan Muslim Sepertiga malam terakhir inilah waktu paling utama untuk menunaikan sholat tahajud. Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu anhu meriwayatkan, seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam Ya Rasulullah, doa manakah yang didengar Allah Beliau menjawab, Doa pada akhir malam dan setelah sholat maktubah sholat wajib HR. Tirmidzi hasan Banyak ulama menjelaskan bahwa maksud hadits ini adalah doa sebelum salam. Namun Imam Nawawi mencantumkan hadits ini dalam kitab Al Adzkar pada bab DzikirDzikir Setelah Sholat. Sujud merupakan waktu mustajab untuk berdoa. Adapun dalam sholat lima waktu, waktu sujud harus disesuaikan dengan kondisi jamaah agar tidak memberatkan. Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabbnya ialah ketika ia sedang bersujud. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda Di dalamnya terdapat waktu. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut. Ketika adzan berkumandang adalah waktu mustajab untuk berdoa. Dua doa yang tidak tertolak, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun HR. Hakim shahih Waktu turunnya hujan adalah waktu mustajab untuk berdoa. Doa di waktu itu dikabulkan Allah Subhanahu wa Taala. Hakim shahih Hari arafah merupakan hari di mana jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijjah. Sebaikbaik doa adalah doa pada hari arafah. Dan sebaikbaik ucapanku dan Nabi sebelumku adalah yang artinya Tiada ilah kecuali Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, milikNyalah segala kerajaan, bagiNya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tirmidzi shahih Saatsaat menjelang berbuka puasa adalah saatsaat mustajabah untuk berdoa. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat. Doa mereka di angkat ke atas awan dan dibukakan pintu langit untuknya. Rabb Azza wa Jalla berfirman Demi kemuliaanku, engkau akan kutolong meski beberapa saat lamanya. Tirmidzi dan Thabrani hasan Berdoa ketika minum zamzam, maksudnya, menjelang meminumnya merupakan doa yang dikabulkan Allah Subhanahu wa Taala. Khasiat air zamzam sesuai niat orang yang meminumnya HR. Muchlisin BKBersamaDakwah Untuk kultum Ramadhan lainnya bisa dibaca di Kultum Ramadhan |
Mencukur Bulu Kemaluan Pria Dalam Islam | https://dalamislam.com/landasan-agama/fiqih/mencukur-bulu-kemaluan-pria-dalam-islam | Mencukur atau merapihkan bulu pada kemaluaan pria sebenarnya dianjurkan oleh islam tujuannya agar terjaga kesehatan diseputar alat kelaminnya. Hukum mencukur bulu kemaluan di syahkan sebagai sunnah fitrah oleh kaidah islam, sebagaimana yang tersirat dengan jelas oleh Bukhoori (5890) dan Muslim (261) oleh ibnu umar radhiallahu’anhima bahwa nabi Muhammad berkata :“Diantara fitrahmu yang baik adalah mencukur bulu kemaluan, menggunting kukumu dan merapihkan kumis.” Tetapi para kaum pria harus tetap berhati hati jika ingin mencukur bulu kemaluannya , karena jika dilakukan dengan sembarangan atau asal bersih dan rapih saja, namun dengan menggunakan alat yang tidak steril dapat mempercepat datangnya keluhan kesehatan, diantaranya : Mencukur bulu kemaluan sampai habis sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan munculnya Virus Moluskum Kontagiosum dengan cepat dan menyebar keseputar kulit kelamin dan meningkatkan resiko penyakit kelamin.Mencukur bulu dengan sembarangan dapat mengakibatkan tumbuhnya kutil di seputar alat kelamin, yang awalnya ditandai dengan adanya benjolan kecil lunak disekitar tempat tumbuhnya bulu kemaluan yang pernah dicukur. Benjolan itu akan menyebar kearah selangkangan dan paha yang menimbulkan nyeri dan terasa tegang pada otot ototnya.Mencukur bulu secara total dapat menyebabkan resiko terjadinya peradangan dan infeksi pada kulit dan mengakibatkan luka mikroskopis yang terasa panas tetapi disertai rasa gatal yang sangat mengganggu.Mencukur dengan alat yang tidak steril dan mencukur bulu kemaluan sampai tidak ada yang tersisa tidak bau karena akan mempermudah masuiknya bakteri lewat air yang terkontiminasi kuman atau lewat udara yang dapat menimbulkan peradangan ringan, pembengkakan dan terserang infeksi Herpes.Mencukur bulu kemaluan dengaan asal asalan dan hanya mementingkan kecepatan saja akan menciptakan micdrotear yaitu pori pori kulit yang mudah terinfeksi dan mempercepat tertularnya penyakit kelamin seperti HIV aids dan spilis.Dalam mencukur bulu kemaluan diharuskan membaca basmallah, sebab seseorang akan membuka auratnya, dan mencegah jin maupun syaitan untuk melihatnya. ( )Dinyatakan dalam hadis dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: : Artinya: “Penutup antara pandangan jin dan aurat bani adam adalah ketika mereka masuk kamar mandi, mengucapkan bismillah.” (HR. Turmudzi 606 dan dishahihkan al-Albani).Adapun tujuan mencukur bulu kemaluaan pada pria adalah :1. Untuk kebersihan dan kesehatanMencukur bulu kemaluan pada pria diutamakan untuk kesehatan dan kebersihan seputar alat kelamin agar terhindar dari bakteri, jamur dan kototran yang dapat menyebabkan infeksi dan penyakit kulit atau pebyakit kelamin. 2. Agar penis lebih terlihat proposionalBulu disekitar kemaluan jika dibersihkan dan dirapihkan akan memberi efek ukuran penis terlihat lebih besar, bersih dan proposional. Bulu kemaluan yang lebat dan panjang serta berantakan atau tidak terawat hanya akan membuat tampilan penis tidak terlihat bersih dan sehat.3. Lebih terlihat menarik bagi pasangan Mencukur bulu kemaluan hingga terlihat rapih dan bersih dapat menyebabkan lawan jenis atau pasangan lebih tertarik. untuk pasangan suami istri dapat memberi suasana yang lebih aktif dan bergairah ketika berhubungan intim. Bahkan Kondisi ini dapat menciptakan hubungan yang lebih harmonis bagi keutuhan rumah tangga yang sudah mencapai 20 tahun masa perkawinan.4. Mencegah timbulnya bau tak sedapMencukur bulu kemaluan yang disesuaiaakan dengan standar kesehatan dapat terhindar dari berbagaia macam bau tak sedap yang disebabkan oleh partikel partikel kotoran yang terbawa lewat udara dan penggunaan sabun yang tidak disadari.Bauy tak sedap sekitar kemaluan selain dapat membuat tidak percaya diri dapat pula menyebabkan tumbuhnya tungau atau kutu kelamin yang tersembunyi dibalik bulu kemaluan.5. Kelenjar minyak seputar kemaluan menjadi stabilProduksi minyak sekitar kemaluan akan terjaga agar tidak muncul berlebihan dan mampu tersaring dengan maksimal lewat bulu kemaluan yang tertata rapih, sehingga ketika kelenjar minyak keluar dengan berlebih tidak dihinggapi bakteri atau jamur karena akan segera distabilkan oleh bulu bulu kemaluan yang telah terawat dengan baik.Cara meningkatkan kesehatan setelah mencukur bulu kemaluan pada priaPakaian dalam untuk pria lebih baik dipilih yang berbahan dasar katun yang dapat menyerap keringat dengan baik atau bahan yang mempunyai rongga rongga yang dapat menjadi ventilasi udara agar kelembaban diseputar kelamin tetap terjaga dengan seimbang, sehingga mampu mencegah dan menghambat timbulnya bakteri dan jamur.Pendukung utama untuk meningkatkan kesehatan ketika mencukur buku kemalauan pada pria adalah menjaga kebersihan pakaian dalam . Penggantian celana dalam disarnkan diganti setiap hari setelah selesai mandi atau ketika hendak berangkat tidur malam.Mencuci penis dengan air hangat dan mengurangi pembersihana yang berlebihan dengan gel yang khusus untuk pembersih penis, atau dengan sabun karena dapat mengakibatkan iritasi dan pedih. Gel terbuat dari bahan dasar yang telah dicampur dengan bahan kimia seperti bahan pengawet atau wewangian.Tidak memakai bedak atau deodorant di sekitar alat kelamin dengan alasan apapun karena bahan kimianya berpotensi menyebabkan iritasi dan gatal gatal jika bercampur dengan keringat.Tidak memakai celana dalam yang masih basah atau lembab, karena bahan celana yang terbuaty katunpun yang masih basah tetap berpotensi mempercepat tumbuhnya jamur dan menyebabkan gatal dan ruam ruam kemerahan pada kulit.Mengeringkan area kelamin setelah selesai mandi dengan menggunakan celana dalam yang baru dan ketika sedang tidak ada aktifitas berat dirumah sesering mungkin dianjurkan untuk memakai celana ukuran selutut dengan bentuk agak lebar atau celana pendek katun untuk memperlancar sirkulasi udara agar mencegah terjadinya area yang lembab disekitar kemaluan.Memakai gunting atau alat lain untuk mencukur bulu kemaluan pada pria dengan kondisi yanag masih baru dan benar benar tajam. Atau jika ingin menggunakan alat yang sama dengan penggunaan yang lebih dari satu kali, dapat dibersihkan terlebih dahulu dengan cairan alkohol.Tidak memakai celana dalam orang lain atau saling bertukar pakai dengan teman, rekan kerja atau dengan orang lain, karena dapat menyebabkan penularan atau pemindahan bakteri atau penyakit lain yang tidak diketahui.Menjaga kesehatan sekitar kemaluan sebenarnya tidak sulit, asalkan dilakukan setiap hari dengan aturan yang benar. Perawatan kebersihan kemaluan pada pria bukan hanya cukup pada penguntingan atau pencukuran dengan cara yang benar saja, tetapi harus juga didukung dengan makanan yang sehat.Mengimbangi kesehatan dengan mengkonsumsi makanan bernutrisi yang sesuai standar empat sehat lima sempurna sangat dianjurkan agar dapat mewujudkan kesehatan yang maksimal. Kondisi kelembaban alami tyang selalu sehat terjaga dan pertumbuhan bulu bulu sekitar kemaluan yang tumbuh secara normal tak lepas dari tercukupinya nutrisi yang ada dalam tubuh. | Mencukur atau merapihkan bulu pada kemaluaan pria sebenarnya dianjurkan oleh islam tujuannya agar terjaga kesehatan diseputar alat kelaminnya. Mencukur dengan alat yang tidak steril dan mencukur bulu kemaluan sampai tidak ada yang tersisa tidak bau karena akan mempermudah masuiknya bakteri lewat air yang terkontiminasi kuman atau lewat udara yang dapat menimbulkan peradangan ringan, pembengkakan dan terserang infeksi Herpes. Dinyatakan dalam hadis dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda Artinya Penutup antara pandangan jin dan aurat bani adam adalah ketika mereka masuk kamar mandi, mengucapkan bismillah. Untuk kebersihan dan kesehatanMencukur bulu kemaluan pada pria diutamakan untuk kesehatan dan kebersihan seputar alat kelamin agar terhindar dari bakteri, jamur dan kototran yang dapat menyebabkan infeksi dan penyakit kulit atau pebyakit kelamin. untuk pasangan suami istri dapat memberi suasana yang lebih aktif dan bergairah ketika berhubungan intim. Bahkan Kondisi ini dapat menciptakan hubungan yang lebih harmonis bagi keutuhan rumah tangga yang sudah mencapai 20 tahun masa perkawinan.4. Penggantian celana dalam disarnkan diganti setiap hari setelah selesai mandi atau ketika hendak berangkat tidur malam. Gel terbuat dari bahan dasar yang telah dicampur dengan bahan kimia seperti bahan pengawet atau wewangian. Tidak memakai celana dalam yang masih basah atau lembab, karena bahan celana yang terbuaty katunpun yang masih basah tetap berpotensi mempercepat tumbuhnya jamur dan menyebabkan gatal dan ruam ruam kemerahan pada kulit. Atau jika ingin menggunakan alat yang sama dengan penggunaan yang lebih dari satu kali, dapat dibersihkan terlebih dahulu dengan cairan alkohol. Perawatan kebersihan kemaluan pada pria bukan hanya cukup pada penguntingan atau pencukuran dengan cara yang benar saja, tetapi harus juga didukung dengan makanan yang sehat. Mengimbangi kesehatan dengan mengkonsumsi makanan bernutrisi yang sesuai standar empat sehat lima sempurna sangat dianjurkan agar dapat mewujudkan kesehatan yang maksimal. |
Kisah Umar bin Khattab: Masa Kecil dan Remaja hingga Wafat | https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-7426473/kisah-umar-bin-khattab-masa-kecil-dan-remaja-hingga-wafat | Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Rasulullah yang namanya sangat masyhur. Sejak kecil, Umar mempunyai tubuh tinggi besar dan watak yang keras. Umar lahir dari suku Quraisy, sehingga pada awalnya ia sangat membenci dan menentang agama baru yang diajarkan Rasulullah SAW. Pada suatu ketika, Umar juga sempat berniat untuk membunuh Rasulullah SAW karena geram. Namun, masuknya Umar di agama Islam memberikan dampak yang begitu besar bagi perkembangan umat Islam selanjutnya. Komitmen Umar yang begitu teguh dan tulus untuk mengkokohkan tiang-tiang agama Islam ini pernah ia sampaikan ke Rasulullah SAW. Merangkum buku Umar bin Khattab oleh K. Usman, Umar bin Khattab lahir di kota Makkah pada tahun 13 Hijriah. Ayahnya bernama Khatab bin Nufail bin Abdul Uzza Al-Quraisy dan ibunya bernama Hanthamah binti Hasyim. Ayah Umar berasal dari suku Quraisy, kaum dari bani Adiy, kaum yang sangat disegani karena selalu bertindak sebagai juru damai jika terjadi sengketa. Pengaruh mereka terhadap suku-suku lain sangat besar, maka tidak mengherankan jika dalam perundingan mereka tampil sebagai pembuat keputusan yang adil. Umar memiliki tubuh yang besar, kelar dan kuat, tubuhnya bongsor meskipun masih kecil. Umar terkenal paling berani di antara anak-anak kecil lainnya. Meskipun bermain di antara anak bangsawan kaya raya suku Quraisy, Umar tidak iri hati. Sebab, ia memiliki hal yang dapat dibanggakan yaitu, otak yang cerdas, berani, tegas, pandai bercerita dan memiliki tubuh yang bongsor. Saat remaja, Umar sering disebut 'si garang' oleh teman-teman sebayanya. Bila bepergian, ia membawa pedang yang digantungkan di bahu kirinya yang bidang. Sewaktu Umar remaja, sudah memasuki tahun ke-6 kenabian Rasulullah SAW. Ia adalah salah seorang yang menentang agama baru yang dibawa dan diajarkan Rasulullah SAW. Umar sangat geram pada Rasulullah SAW, sebab agama baru yang diajarkan Rasulullah SAW telah memecah belah kesatuan suku Quraisy. Umar sempat membentak dan memaki Lubainah, budak yang ada di rumahnya saat mengetahui Lubainah telah memeluk Islam. Meski sosok Umar memiliki watak yang keras, tubuh yang tinggi dan besar sehingga nampak kasar, namun pada nurani terdalamnya sosok Umar adalah manusia yang penuh dengan kasih sayang. Hal ini dapat terlihat dalam kisah proses Umar merasakan cahaya keislaman. Merangkum buku Jejak Langkah Umar bin Khattab oleh Abdul Rohim, suatu hari, Umar hendak pergi untuk membunuh Rasulullah SAW. Tapi di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Nu'aim bin Abdullah yang menasehati Umar untuk mengurungkan niatnya. Nu'aim dan Umar saling berpendapat dengan keras dan nada yang semakin meninggi. Ketika Nu'aim melihat bahwa emosi Umar belum berakhir, ia memberitahukan kalau Fatimah, adiknya Umar dan suaminya Fatimah telah memeluk Islam. Saat Umar mendengar bahwa adik perempuannya dan suaminya telah memeluk Islam, dia menjadi sangat marah dan langsung mendatangi mereka. Singkat cerita, saat tiba di rumah Fatimah dan suaminya, Umar mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an dan melihat mereka memegang kitab Al-Qur'an. Bacaan tersebut membuat hatinya luluh dan memutuskan bertemu dengan Rasulullah SAW untuk menyatakan ingin memeluk Islam. Salah satu dari banyak jasa yang dilakukan Umar bin Khattab sebagai khalifah yakni penetapan kalender Hijriah. Sebelum meninggal, Abu Bakar Ash-Shiddiq menulis wasiat bahwa ia menyerahkan wewenang kekhalifahan kepada Umar bin Khattab. Mengutip buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X karya Abu Achmadi dan Sungarso, Umar bin Khattab RA dipilih karena memiliki akhlak dan akidah yang sangat baik. Selain itu, ia selalu menjadi penasihat bagi Khalifah Abu Bakar RA selama memimpin umat Islam. Akhirnya, setelah Abu Bakar wafat, Umar langsung dibaiat untuk dikukuhkan menjadi khalifah umat Islam. Selama menjabat sebagai khalifah, Umar dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana. Dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas VII karya Fida' Abdilah dan Yusak Burhanudin, dijelaskan bahwa Umar menyumbang banyak sekali jasa kepada umat Islam dan pemerintahannya. Berikut jasa-jasa Umar bin Khattab: Menukil dari buku Kisah Hidup Umar bin Khattab oleh Mustafa Murrad, wafatnya Umar bin Khattab disebabkan karena dendam pribadi seorang budak yang fanatik yaitu Abu Lukluk Fairuz. Umar bin Khattab meninggal dunia setelah diserang oleh Abu Lukluk saat sedang memimpin salat Subuh pada Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Abu Lukluk adalah seorang Persia yang memeluk Islam setelah wilayah Persia ditaklukkan oleh Umar bin Khattab dalam upaya perluasan wilayah Islam. Pembunuhan tersebut dipicu oleh rasa sakit hati Abu Lukluk atas kekalahan Persia, negara adidaya pada saat itu. Sementara, Afdhal dkk dalam bukunya yang berjudul Sejarah Peradaban Islam mengatakan, sebelum Abu Lukluk melancarkan aksinya, terdapat penyebaran konspirasi yang dirancang oleh musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Persia. Menurut berbagai sumber, Umar bin Khattab ditusuk dengan belati beracun. | Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Rasulullah yang namanya sangat masyhur. Sejak kecil, Umar mempunyai tubuh tinggi besar dan watak yang keras. Umar lahir dari suku Quraisy, sehingga pada awalnya ia sangat membenci dan menentang agama baru yang diajarkan Rasulullah SAW. Namun, masuknya Umar di agama Islam memberikan dampak yang begitu besar bagi perkembangan umat Islam selanjutnya. Komitmen Umar yang begitu teguh dan tulus untuk mengkokohkan tiangtiang agama Islam ini pernah ia sampaikan ke Rasulullah SAW. Merangkum buku Umar bin Khattab oleh K. Usman, Umar bin Khattab lahir di kota Makkah pada tahun 13 Hijriah. Ayahnya bernama Khatab bin Nufail bin Abdul Uzza AlQuraisy dan ibunya bernama Hanthamah binti Hasyim. Ayah Umar berasal dari suku Quraisy, kaum dari bani Adiy, kaum yang sangat disegani karena selalu bertindak sebagai juru damai jika terjadi sengketa. Pengaruh mereka terhadap sukusuku lain sangat besar, maka tidak mengherankan jika dalam perundingan mereka tampil sebagai pembuat keputusan yang adil. Sebab, ia memiliki hal yang dapat dibanggakan yaitu, otak yang cerdas, berani, tegas, pandai bercerita dan memiliki tubuh yang bongsor. Bila bepergian, ia membawa pedang yang digantungkan di bahu kirinya yang bidang. Sewaktu Umar remaja, sudah memasuki tahun ke6 kenabian Rasulullah SAW. Ia adalah salah seorang yang menentang agama baru yang dibawa dan diajarkan Rasulullah SAW. Umar sempat membentak dan memaki Lubainah, budak yang ada di rumahnya saat mengetahui Lubainah telah memeluk Islam. Merangkum buku Jejak Langkah Umar bin Khattab oleh Abdul Rohim, suatu hari, Umar hendak pergi untuk membunuh Rasulullah SAW. Tapi di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Nuaim bin Abdullah yang menasehati Umar untuk mengurungkan niatnya. Nuaim dan Umar saling berpendapat dengan keras dan nada yang semakin meninggi. Ketika Nuaim melihat bahwa emosi Umar belum berakhir, ia memberitahukan kalau Fatimah, adiknya Umar dan suaminya Fatimah telah memeluk Islam. Singkat cerita, saat tiba di rumah Fatimah dan suaminya, Umar mendengar lantunan ayat suci AlQuran dan melihat mereka memegang kitab AlQuran. Bacaan tersebut membuat hatinya luluh dan memutuskan bertemu dengan Rasulullah SAW untuk menyatakan ingin memeluk Islam. Akhirnya, setelah Abu Bakar wafat, Umar langsung dibaiat untuk dikukuhkan menjadi khalifah umat Islam. Selama menjabat sebagai khalifah, Umar dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana. Pembunuhan tersebut dipicu oleh rasa sakit hati Abu Lukluk atas kekalahan Persia, negara adidaya pada saat itu. Sementara, Afdhal dkk dalam bukunya yang berjudul Sejarah Peradaban Islam mengatakan, sebelum Abu Lukluk melancarkan aksinya, terdapat penyebaran konspirasi yang dirancang oleh musuhmusuh Islam dari kalangan Yahudi dan Persia. |
Naik Haji dalam Keadaan Berutang | https://muslim.or.id/17975-naik-haji-dalam-keadaan-berutang.html | Tanya: Apakah boleh seseorang berhaji dalam keadaan berutang? Aku pernah mendengar, ada yang katakan bahwa tidak boleh seseorang berhaji dalam keadaan seperti itu sampai ia melunasi utang-utangnya. Apakah benar seperti itu? Apakah haji itu hanya diperintahkan pada orang yang telah nikah saja atau selainnya (yaitu bujang) juga termasuk di dalamnya? Jawaban dari Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia: Pertama, jika berutang tadi mampu untuk dilunasi ditambah ia masih memiliki nafkah untuk berangkat haji dan ia tidak terasa berat untuk melunasinya, atau ia berhaji dan diizinkan dan diridhoi oleh orang yang memberi utangan, maka dibolehkan seperti itu. Jika tidak demikian, maka tidak dibolehkan ia berhaji. Namun seandainya ia berhaji pun dalam keadaan seperti itu, hajinya sah. Kedua, hukum berhaji bagi seorang mukallaf (yang dibebani syariat) adalah wajib jika ia mampu (untuk berhaji), terserah dia sudah menikah ataukah masih bujang. Hal ini berdasarkan keumuman firman Allah Taala, Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. (QS. Ali Imron: 97) Wabillahit taufiq, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Yang menandatangani fatwa ini: Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz selaku ketua, Syaikh Abdur Rozaq Afifi selaku wakil ketua, Syaikh Abdullah bin Ghudayan selaku anggota. Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al Ilmiyyah wal Ifta 11/48-49, pertanyaan kelima no. 9405. *** Dari sini kita dapat memahami bahwa hukum haji dalam keadaan berutang itu boleh asalkan ia mampu atau yakin melunasi utangnya atau diridhoi oleh orang yang memberi utangan. Namun tentu saja utang ini dicari dengan jalan yang halal, tanpa riba, tanpa bunga, bukan meminjam di bank. Akan tetapi, demikianlah keadaan sebagian orang yang berangkat berhaji, tidak kenal halal dan haram. Padahal haji adalah ibadah yang amat urgent. Namun kenapa begitu nekad mendatangi bank dan meminjam uang dari mereka, dan ini tentu saja riba. Karena di balik utang bank itu ada keuntungan yang mereka ambil. Keuntungan inilah riba. Sebagaimana para ulama katakan, Setiap utangan yang ditarik keuntungan, maka itu adalah riba. Jika orang berhaji, carilah cara yang halal untuk mendapatkan utang karena ancaman adalah laknat Allah bagi orang yang meminjam uang dan membayar ribanya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, - - Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris) dan dua orang saksinya. Beliau mengatakan, Mereka semua itu sama.(HR. Muslim no. 1598) Renungkanlah, bagaimana bisa meraih haji mabrur jika sejak awal sudah mendapatkan laknat seperti ini? Padahal yang disebut haji mabrur adalah sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Siapa yang berhaji ke Kabah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya. (HR. Bukhari no. 1521). Ibnu Kholawaih berkata, Haji mabrur adalah haji yang maqbul (haji yang diterima). Ulama yang lainnya mengatakan, Haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri dengan dosa. (Lihat Fathul Bari, 3/382) Sabarlah untuk menabung sebagai bekal haji. Jika kita ingin selalu cari yang halal dan diridhoi Allah, pasti Allah akan mudahkan. Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik bagimu. (HR. Ahmad. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih) Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat. — 3 days before wuquf in Arofah, 6 Dzulhijjah 1431 H, KSU, Riyadh, KSA Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Muslim.Or.Id | Tanya Apakah boleh seseorang berhaji dalam keadaan berutang Aku pernah mendengar, ada yang katakan bahwa tidak boleh seseorang berhaji dalam keadaan seperti itu sampai ia melunasi utangutangnya. Jika tidak demikian, maka tidak dibolehkan ia berhaji. Kedua, hukum berhaji bagi seorang mukallaf yang dibebani syariat adalah wajib jika ia mampu untuk berhaji, terserah dia sudah menikah ataukah masih bujang. Hal ini berdasarkan keumuman firman Allah Taala, Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Ali Imron 97 Wabillahit taufiq, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Yang menandatangani fatwa ini Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz selaku ketua, Syaikh Abdur Rozaq Afifi selaku wakil ketua, Syaikh Abdullah bin Ghudayan selaku anggota. Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al Ilmiyyah wal Ifta 114849, pertanyaan kelima no. Dari sini kita dapat memahami bahwa hukum haji dalam keadaan berutang itu boleh asalkan ia mampu atau yakin melunasi utangnya atau diridhoi oleh orang yang memberi utangan. Namun tentu saja utang ini dicari dengan jalan yang halal, tanpa riba, tanpa bunga, bukan meminjam di bank. Akan tetapi, demikianlah keadaan sebagian orang yang berangkat berhaji, tidak kenal halal dan haram. Padahal haji adalah ibadah yang amat urgent. Namun kenapa begitu nekad mendatangi bank dan meminjam uang dari mereka, dan ini tentu saja riba. Karena di balik utang bank itu ada keuntungan yang mereka ambil. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat pemakan riba rentenir, orang yang menyerahkan riba nasabah, pencatat riba sekretaris dan dua orang saksinya. Beliau mengatakan, Mereka semua itu sama. Ulama yang lainnya mengatakan, Haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri dengan dosa. Lihat Fathul Bari, 3382 Sabarlah untuk menabung sebagai bekal haji. Jika kita ingin selalu cari yang halal dan diridhoi Allah, pasti Allah akan mudahkan. Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik bagimu. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat. 3 days before wuquf in Arofah, 6 Dzulhijjah 1431 H, KSU, Riyadh, KSA Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Muslim. |
Fikih Pengurusan Jenazah (4): Persiapan Menguburkan Mayit | https://muslim.or.id/82355-fikih-pengurusan-jenazah-4-persiapan-menguburkan-mayit.html | Daftar Isi Apa saja yang diperlukan dalam persiapan menguburkan mayit? Simak pembahasannya di artikel berikut ini. [lwptoc] Menguburkan mayit hukumya fardhu kifayah. Andaikan ada seorang muslim di suatu daerah meninggal dunia dan tidak ada seorang muslim pun yang menguburkannya, maka seluruh penduduk daerah tersebut berdosa. Namun, ketika sudah ada sebagian muslim yang mencukupi untuk menguburkannya, maka kewajibannya gugur dari kaum muslimin yang lain. Allah Taala berfirman, Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil). Bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya (QS. Al-Maidah: 31) Allah Taala juga berfirman, Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul. Bagi orang-orang hidup dan orang-orang mati. (QS. Al-Mursalat: 25–26) Allah Taala juga berfirman, Kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya. (QS. Abasa: 21) Ayat-ayat di atas menunjukkan disyariatkannya menguburkan orang yang telah meninggal. Dalam hadis dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, Segeralah beranjak dan kuburkan teman kalian itu…! (HR. Muslim no. 2236) Dari Jabir radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang para syuhada, Kuburkanlah orang yang terbunuh di tempat mereka berperang. (HR. Abu Daud no. 3165, At-Tirmidzi no. 1717, disahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud) Hadis-hadis di atas menunjukkan bahwa menguburkan orang yang mati hukumnya wajib. Karena Nabi shallallahu alaihi wasallam menyebutkannya dengan kalimat perintah. Ibnul Mundzir rahimahullah mengatakan, Para ulama ijma (sepakat), menguburkan mayit itu wajib. Sehingga wajib bagi orang-orang untuk melakukannya dan tidak boleh meninggalkannya, selama masih memungkinkan. Dan jika sudah ada yang melakukannya, gugur kewajibannya dari kaum muslimin yang lain. (Al-Ijma, hal. 44) Waktu untuk memakamkan mayit adalah masalah yang longgar. Pada asalnya pemakaman boleh dilakukan kapan pun, dengan berusaha menyegerakan pemakaman mayit dan tidak menundanya tanpa uzur. Namun, para ulama melarang untuk memakamkan mayit pada tiga waktu terlarang sebagaimana waktu terlarang salat. Dalam hadis dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu, ia berkata, : Ada tiga waktu yang dahulu dilarang oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk salat dan menguburkan orang meninggal di antara kami. Yaitu, (1) ketika baru saja matahari terbit sampai agak meninggi, (2) ketika matahari tegak lurus sampai sedikit bergeser, dan (3) ketika matahari hampir tenggelam. (HR. Muslim no. 831) Adapun melakukan pemakaman di malam hari, para ulama empat mazhab membolehkannya. Berdasarkan hadis dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma, : : : : : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melewati kuburan yang jenazahnya dikuburkan di malam hari. Beliau bersabda, Kapan ia dikuburkan? Para sahabat menjawab, Tadi malam, wahai Rasulullah. Beliau bersabda, Mengapa kalian tidak memberitahu aku? Para sahabat menjawab, Tadi malam kami menguburkannya di kegelapan malam. Kami tidak ingin membangunkan Anda, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah berdiri dan menyusunkan dalam saf di belakang beliau. Ibnu Abbas mengatakan, Aku salah satu di antara mereka. Kemudian Rasulullah dan para sahabat pun melakukan salat (jenazah) untuknya. (HR. Bukhari no. 1321, Muslim no. 954) Terdapat larangan bagi para pengiring jenazah untuk duduk di area pemakaman sebelum mayit dimakamkan. Karena terdapat larangannya dalam hadis Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, Jika kalian mengiringi jenazah, maka jangan duduk sampai ia dimasukkan ke liang kubur. (HR. Bukhari no. 1310, Muslim no. 959) Dari hadis ini, sebagian ulama mengatakan bahwa duduknya para pengiring jenazah sebelum mayit dimakamkan, hukumnya makruh. Ini pendapat mazhab Hanafi, Hambali, Ibnul Qayyim dan Asy-Syaukani. Ini juga pendapat yang dikuatkan oleh Syekh Ibnu Baz dan Syekh Ibnu Al-Utsaimin. Namun, Malikiyah dan Syafiiyyah membolehkan hal tersebut berdasarkan dalil hadis dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu yang bicara tentang tata cara pengurusan jenazah. Beliau radhiyallahu anhu berkata, Dahulu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berdiri ketika menunggu jenazah, kemudian setelah itu beliau duduk. (HR. Muslim no. 962) Mereka memaknai perkataan kemudian setelah itu beliau duduk sebagai nasakh. Yakni, larangan untuk duduk sebelum mayit dikuburkan telah mansukh (dihapus). Namun, yang lebih berhati-hati adalah memilih pendapat yang pertama, karena perkataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lebih didahulukan daripada perbuatan beliau. Demikian juga, tidak duduk sebelum mayit dikuburkan ini lebih memberikan penghormatan kepada mayit. Wallahu alam. Tempat yang paling utama untuk memakamkan mayit seorang muslim adalah di pemakaman kaum muslimin. Ini adalah pendapat ulama 4 mazhab. Dahulu, Nabi shallallahu alaihi wasallam biasa memakamkan jenazah kaum muslimin di pemakaman Baqi. An-Nawawi rahimahullah mengatakan, Hadis tentang memakamkan jenazah di Baqi statusnya shahih mutawatir. (Al-Majmu, 5: 282) Manfaat yang didapatkan jika jenazah dimakamkan di pemakaman kaum muslimin di antaranya: Pertama: Akan banyak didoakan oleh orang-orang yang berziarah kubur atau melewati pemakaman. (Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni, 2: 379) Kedua: Menyerupai perkampungan akhirat di mana kaum mukminin semua berkumpul kelak di akhirat. (Syarah Muntahal Iradat karya Al-Buhuti, 1: 376) Ketiga: Lebih sedikit mudaratnya bagi keluarga mayit. (Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni, 2: 379) Dan pemakaman kaum muslimin hendaknya dipisah dengan pemakaman nonmuslim. Sebagaimana hadis dari Basyir radhiyallahu anhu, ia berkata, : ( ) :( ) Ketika aku menjadi teman jalannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, kami melewati pemakaman kaum musyrikin. Beliau bersabda, Sungguh dahulu (ketika hidup) mereka merasakan banyak kebaikan. Beliau katakan ini 3x. Kemudian kami melewati pemakaman kaum muslimin, beliau bersabda, Sungguh mereka sekarang mendapatkan kebaikan yang banyak. (HR. Abu Daud no. 3230, dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud) Hadis ini menunjukkan bahwa yang diamalkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat adalah mereka memisahkan pemakaman kaum muslimin dengan pemakaman nonmuslim. Dan ulama sepakat akan hal ini. Dalam Al-Mausuah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah disebutkan, Para fuqaha sepakat bahwa diharamkan memakamkan muslim di pemakaman orang kafir atau sebaliknya, kecuali jika darurat. (Al-Mausuah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, 19: 21) Jenazah muslim boleh dimakamkan di pemakaman nonmuslim atau pemakaman umum yang tercampur antara muslim dan nonmuslim jika kondisinya darurat. Semisal tidak ada lahan lain, atau lahan pemakaman harus membeli dengan harga mahal, atau pemerintah memaksa untuk dimakamkan di sana. Jumhur ulama dari Syafiiyyah, Hanabilah, dan Malikiyah membolehkan untuk memakamkan mayit di rumah. Karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dimakamkan di rumah Aisyah. Demikian juga Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khathab radhiyallahu anhuma, dimakamkan di samping makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di rumah Aisyah. Namun, yang rajih dan lebih hati-hati adalah pendapat yang melarang memakamkan mayit di rumah. Sebagaimana hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Jangan jadikan rumah kalian sebagai kuburan! (HR. Muslim no. 780) Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan, Wajib memakamkan mayit di pemakaman kaum muslimin, tidak boleh di rumahnya. Adapun Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khathab radhiyallahu anhuma dimakamkan di rumah Aisyah karena mereka berdua adalah sahabat yang istimewa bagi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sehingga pemakaman beliau bertiga di dalam rumah adalah pemakaman yang khusus. Berdasarkan ijtihad dari sebagian sahabat. (At-Taliq ala Riyadhis Shalihin ala Qiraah, Syekh Muhammad Ilyas, no. 168) Yang paling utama bagi mayit adalah dimakamkan di tempat ia meninggal. Ibnul Munzir rahimahullah mengatakan, Dianjurkan untuk memakamkan mayit di daerah tempat ia wafat. Itulah yang biasa dilakukan di masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan juga keumuman praktek para ulama. Dan ini pula yang dipraktekkan oleh keumuman kaum muslimin di berbagai negeri. (Al-Ausath, 5: 516) Namun, dibolehkan untuk memindahkan mayit ke daerah lain jika ada kebutuhan. Ini adalah pendapat mazhab Hanafi, Maliki, dan Hambali. Imam Malik rahimahullah mengatakan, Saad bin Abi Waqqash dan Said bin Zaid radhiyallahu anhuma keduanya wafat di Al-Aqiq. Namun, kemudian jenazahnya dibawa ke Madinah dan dimakamkan di sana. (Al-Muwatha, no. 977) Ada dua bentuk lubang kuburan yang biasa digunakan, yaitu syaq dan lahd (lahad). Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, : . Lahad adalah lubang yang berada di sisi dinding kuburan. Digali lubang pada dasar kuburan yang menghadap kiblat, untuk tempat diletakkannya mayit. Adapun syaq adalah lubang yang digali pada dasar kuburan, sehingga bisa ditutup dari bagian atasnya. (Al-Mughni, 2: 371-372) Kesimpulannya, lahad itu dibagian pinggir, sedangkan syaq itu di bagian tengah dari lubang kubur. Ulama 4 mazhab sepakat bahwa lahad lebih utama dari pada syaq. Berdasarkan hadis dari Saad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu, ia berkata, (Jika aku meninggal), buatlah liang lahad untukku, dan tegakkanlah di atasku batu bata. Sebagaimana yang dilakukan terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. (HR. Muslim no. 966). Wallahu alam. — Penulis: Yulian Purnama Artikel: Muslim.or.id KEMBALI KE BAB 3 DAFTAR ISI LANJUT KE BAB 5 | Daftar Isi Apa saja yang diperlukan dalam persiapan menguburkan mayit Simak pembahasannya di artikel berikut ini. lwptoc Menguburkan mayit hukumya fardhu kifayah. Namun, ketika sudah ada sebagian muslim yang mencukupi untuk menguburkannya, maka kewajibannya gugur dari kaum muslimin yang lain. Allah Taala berfirman, Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya Qabil. AlMaidah 31 Allah Taala juga berfirman, Bukankah Kami menjadikan bumi tempat berkumpul. Bagi orangorang hidup dan orangorang mati. 1717, disahihkan oleh AlAlbani dalam Shahih Abu Daud Hadishadis di atas menunjukkan bahwa menguburkan orang yang mati hukumnya wajib. Dan jika sudah ada yang melakukannya, gugur kewajibannya dari kaum muslimin yang lain. Yaitu, 1 ketika baru saja matahari terbit sampai agak meninggi, 2 ketika matahari tegak lurus sampai sedikit bergeser, dan 3 ketika matahari hampir tenggelam. Beliau bersabda, Mengapa kalian tidak memberitahu aku Para sahabat menjawab, Tadi malam kami menguburkannya di kegelapan malam. Ibnu Abbas mengatakan, Aku salah satu di antara mereka. Ini pendapat mazhab Hanafi, Hambali, Ibnul Qayyim dan AsySyaukani. 962 Mereka memaknai perkataan kemudian setelah itu beliau duduk sebagai nasakh. Demikian juga, tidak duduk sebelum mayit dikuburkan ini lebih memberikan penghormatan kepada mayit. Tempat yang paling utama untuk memakamkan mayit seorang muslim adalah di pemakaman kaum muslimin. Ibnu Qudamah dalam AlMughni, 2 379 Kedua Menyerupai perkampungan akhirat di mana kaum mukminin semua berkumpul kelak di akhirat. Beliau bersabda, Sungguh dahulu ketika hidup mereka merasakan banyak kebaikan. AlMausuah AlFiqhiyyah AlKuwaitiyyah, 19 21 Jenazah muslim boleh dimakamkan di pemakaman nonmuslim atau pemakaman umum yang tercampur antara muslim dan nonmuslim jika kondisinya darurat. Semisal tidak ada lahan lain, atau lahan pemakaman harus membeli dengan harga mahal, atau pemerintah memaksa untuk dimakamkan di sana. Demikian juga Abu Bakar AshShiddiq dan Umar bin Khathab radhiyallahu anhuma, dimakamkan di samping makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di rumah Aisyah. 780 Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan, Wajib memakamkan mayit di pemakaman kaum muslimin, tidak boleh di rumahnya. AtTaliq ala Riyadhis Shalihin ala Qiraah, Syekh Muhammad Ilyas, no. 977 Ada dua bentuk lubang kuburan yang biasa digunakan, yaitu syaq dan lahd lahad. Ulama 4 mazhab sepakat bahwa lahad lebih utama dari pada syaq. Sebagaimana yang dilakukan terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Penulis Yulian Purnama Artikel Muslim.or.id KEMBALI KE BAB 3 DAFTAR ISI LANJUT KE BAB 5 |
Karamah Maryam dengan Mendapatkan Buah yang Bukan pada Musimnya | https://rumaysho.com/23970-karamah-maryam-dengan-mendapatkan-buah-yang-bukan-pada-musimnya.html | Kali ini kita akan melihat di antara mukjizat Maryam. Maryam pernah mendapati buah yang bukan pada musimnya di mihrabnya (tempat ibadahnya). Kali ini juga dibahas bagaimanakah Maryam menjadi wanita terpilih.Allah Taala berfirman, Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini? Maryam menjawab: Makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS. Ali Imran: 37).Para pakar tafsir mengatakan, Zakariya menempatkan Maryam di tempat yang mulia yang terletak di dalam masjid. Tidak ada yang dapat menemuinya selain Zakariya. Maryam beribadah kepada Allah di tempat itu dan ia pun melakukan kewajibannya. Ia senantiasa melaksanakan ibadah siang ataupun malam hari. Maryam pun dijadikan permisalan oleh Bani Israil karena ibadahnya. Ia dikenal memiliki kondisi yang mulia dan sifat yang baik. Ketika Nabi Zakariya masuk di tempat ibadahnya (disebut: mihrab), ia mendapati di sisi Maryam ada rezeki yang di luar dari kebiasaan. Ia dapati buah yang seharusnya ada pada musim panas, ternyata ada pada musim dingin. Sebaliknya ia dapati buah yang seharusnya ada pada musim dingin, ternyata ada pada musim panas. (Al-Bidayah wa An-Nihayah, 2:422-423)Zakariya pun bertanya, Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini? Maryam menjawab, Maryam menjawab: Makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.Mulai saat itulah, Zakariya sangat berharap ia memiliki anak dari keturunannya meskipun ia telah tua. Dalam ayat disebutkan, Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. (QS. Ali Imran: 38)Sebagian ulama mengatakan, : Zakariya berkata, Ya Allah yang telah memberi buah pada Maryam yang bukan pada waktunya, berikanlah rezeki anak padaku walaupun bukan lagi pada waktunya (karena sudah berusia tua). (Al-Bidayah wa An-Nihayah, 2:423) Allah Taala berfirman, Disebutkan dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah (2:424), Allah Taala telah menyebutkan bahwa para malaikat telah memberikan kabar gembira kepada Maryam bahwasanya ia telah dipilih oleh Allah dari sekian banyak wanita di zamannya. Ia dipilih untuk melahirkan seorang anak tanpa adanya ayah. Maryam diberi kabar bahwa anak tersebut kelak akan menjadi seorang nabi. Dalam ayat disebutkan, Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian. Maksud kalimat ini adalah Isa di masa kecilnya akan mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan selain-Nya. Tatkala dewasa, Isa tetap mengajak untuk menyembah Allah. Maryam diperintahkan untuk memperbanyak ibadah, ketaatan yang terus menerus, sujud, dan rukuk. Hal tersebut dilakukan agar Maryam pantas mendapatkan karamah seperti itu, juga sebagai wujud syukur atas nikmat tersebut. Ada yang berkata, Maryam melaksanakan shalat hingga bengkak kedua kakinya. Semoga Allah meridai dan merahmatinya. Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada bapak dan ibunya.Ini baru sebagian karamah Maryam. Karamah Maryam selanjutnya adalah saat ia mengandung dan melahirkan. Nantikan bahasan selanjutnya di web Rumaysho ini.Semoga bermanfaat. | Kali ini kita akan melihat di antara mukjizat Maryam. Maryam pernah mendapati buah yang bukan pada musimnya di mihrabnya tempat ibadahnya. Kali ini juga dibahas bagaimanakah Maryam menjadi wanita terpilih. Zakariya berkata Hai Maryam dari mana kamu memperoleh makanan ini Maryam menjawab Makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa hisab. Ali Imran 37.Para pakar tafsir mengatakan, Zakariya menempatkan Maryam di tempat yang mulia yang terletak di dalam masjid. Tidak ada yang dapat menemuinya selain Zakariya. Maryam beribadah kepada Allah di tempat itu dan ia pun melakukan kewajibannya. Ia senantiasa melaksanakan ibadah siang ataupun malam hari. Ia dikenal memiliki kondisi yang mulia dan sifat yang baik. Ia dapati buah yang seharusnya ada pada musim panas, ternyata ada pada musim dingin. Mulai saat itulah, Zakariya sangat berharap ia memiliki anak dari keturunannya meskipun ia telah tua. Dalam ayat disebutkan, Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Ia dipilih untuk melahirkan seorang anak tanpa adanya ayah. Maryam diberi kabar bahwa anak tersebut kelak akan menjadi seorang nabi. Dalam ayat disebutkan, Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian. Maksud kalimat ini adalah Isa di masa kecilnya akan mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukanNya dengan selainNya. Ada yang berkata, Maryam melaksanakan shalat hingga bengkak kedua kakinya. Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada bapak dan ibunya. Nantikan bahasan selanjutnya di web Rumaysho ini. |
Menyesal Karena Ikut KB | https://konsultasisyariah.com/3717-menyesal-ikut-kb.html | Pertanyaan: Kami ada masalah. Kami belum mengetahui hukum KB, tetapi kami sudah terlanjur memakai KB mantap vasektomi. Sekarang kami sudah mengetahui bahwa hal itu hukumnya haram sehingga kami merasa berdosa. Kami ingin bertobat dari perbuatan tersebut, tetapi bagaimana caranya, Ustadz? Kami tidak mampu kalau harus melakukan operasi karena biayanya mahal, sedangkan kami dari keluarga pas-pasan. Apa yang harus kami lakukan? Jawaban: Kami ikut berbahagia karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi pemahaman kepada Saudari tentang dinul Islam. Apabila keadaan Saudari memang demikian maka tobatnya cukup istighfar kepada Allah, menyesali perbuatan yang telah lalu, kemudian disusul dengan amalan-amalan yang baik, yang wajib maupun yang sunnah. Adapun tidak mampu melakukan operasi karena rezeki hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, maka tidak mengapa tidak menjalani operasi karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya, dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya….” (QS. Al-Baqarah: 286) Dari Abu Hurairah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan apabila aku memerintahkan kepadamu dengan suatu perkara maka kerjakan menurut kemampuanmu.” (HR. Bukhari: 6744) Akan tetapi, apabila pada suatu saat Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi rezeki yang cukup dan usia Saudari masih muda, serta jika dioperasi masih memungkinkan punya keturunan, maka sebaiknya dioperasi, tentunya bila hal ini tidak membawa madharat di kemudian hari. Sebelum melakukannya, sebaiknya Saudari berkonsultasi dahulu dengan para ahli dari kalangan dokter spesialis. Wallahu a’lam. Sumber: Majalah Mawaddah, Edisi 12, Tahun 1, Jumadil Tsaniyah-Rajab 1429 H (Juli 2008). (Dengan beberapa pengubahan tata bahasa oleh redaksi | Pertanyaan Kami ada masalah. Kami belum mengetahui hukum KB, tetapi kami sudah terlanjur memakai KB mantap vasektomi. Sekarang kami sudah mengetahui bahwa hal itu hukumnya haram sehingga kami merasa berdosa. Kami ingin bertobat dari perbuatan tersebut, tetapi bagaimana caranya, Ustadz Kami tidak mampu kalau harus melakukan operasi karena biayanya mahal, sedangkan kami dari keluarga paspasan. Apa yang harus kami lakukan Jawaban Kami ikut berbahagia karena Allah Subhanahu wa Taala memberi pemahaman kepada Saudari tentang dinul Islam. Apabila keadaan Saudari memang demikian maka tobatnya cukup istighfar kepada Allah, menyesali perbuatan yang telah lalu, kemudian disusul dengan amalanamalan yang baik, yang wajib maupun yang sunnah. Adapun tidak mampu melakukan operasi karena rezeki hanya cukup untuk kebutuhan seharihari, maka tidak mengapa tidak menjalani operasi karena Allah Subhanahu wa Taala berfirman, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya, dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya. QS. AlBaqarah 286 Dari Abu Hurairah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Dan apabila aku memerintahkan kepadamu dengan suatu perkara maka kerjakan menurut kemampuanmu. HR. Bukhari 6744 Akan tetapi, apabila pada suatu saat Allah Subhanahu wa Taala memberi rezeki yang cukup dan usia Saudari masih muda, serta jika dioperasi masih memungkinkan punya keturunan, maka sebaiknya dioperasi, tentunya bila hal ini tidak membawa madharat di kemudian hari. Sebelum melakukannya, sebaiknya Saudari berkonsultasi dahulu dengan para ahli dari kalangan dokter spesialis. Wallahu alam. Sumber Majalah Mawaddah, Edisi 12, Tahun 1, Jumadil TsaniyahRajab 1429 H Juli 2008. Dengan beberapa pengubahan tata bahasa oleh redaksi |
Niat Sholat Tahajud Lengkap dengan Arab, Latin dan Artinya | https://www.doaharianislami.com/2017/07/bacaan-niat-sholat-tahajud-lengkap.html | Bacaan Niat Sholat Tahajud - Sholat tahajud adalah sholat sunnah yang di kerjakan pada waktu malam hari, yaitu setelah sholat isya sampai terbitnya fajar. Sholat tahajud dilakukan setelah kita tidur pada malam hari, walaupun hanya tidur sebentar. Jumlah rakaat pada sholat tahajud paling sedikit adalah dua rakaat dan paling banyak tidak terbatas. Pada rakaat kedua dibarengi dengan salam. Jadi apabila melaksanakan sholat tahajud tanpa tidur terlebih dahulu maka sholat tersebut bukan sholat tahajud, melainkan sholat sunnah saja, seperti sholat witir dan sholat sunnah lainnya. Niat Sholat Tahajud dan Waktu MenjalankannyaMengingat hikmah, keutamaan dan keistimewaan pada sholat tahajud, Anas bin Malik biasa membagi malam untuk menjalankan sholat tahajud menjadi tiga bagian. Anas bin malik mengerjakan sholat tahajud pada bagian pertama, selanjutnya ia membangunkan istrinya untuk mengerjakan sholat, lalu istrinya membangunkan putrinya untuk mengerjakan di bagian ketiga malam.Ketika itu istri Anas wafat, maka ia membagi malam menjadi dua bagian. bagian pertama beliau dan bagian kedua putrinya. Kemudian dengan wafatnya Anas, maka putrinya berusaha mengerjakan sholat sepanjang malam. Untuk waktu mengerjakan sholat tahajud adalah sebagai berikut. 1/3 pertama malam, kira-kira berkisar jam 19.00 hingga jam 22.00, ini saat utama 2/3 pertama malam, kira-kira, berkisar jam 22.00 sampai jam 01.00, ini saat yang lebih utama 1/3 pertama malam terakhir, berkisar dari jam 01.00 sampai masuknya waktu subuh, ini saat yang paling utamaKemudian untuk cara mengerjakan sholat tahajud sama seperti dengan sholat sunah lainnya yang dua rakaat yang membedakaannya hanya niatnya. Untuk bacaan niat sholat tahajud lengkap dengan latin dan artinya adalah sebagai berikut: Bacaan Niat Sholat Tahajud Ushallii sunnatan tahajjudi rak'ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aalaa. Artinya: "Aku niat sholat sunat Tahajud dua rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala" Kemudian setelah selesai mengerjakan sholat Tahajud, kita dianjurkan untuk membaca doa setelah sholat Tahajud diiringi dengan berdzikir seperti membaca Istigfhar dan shalawat Nabi Muhammad, kemudian tahmid dan tasbih untuk mendekatkan diri kita kepada Allah Swt dan makin dicintai oleh Allah. Keutamaan Sholat TahajudBegitu banyak keutamaan atau hikmah pada sholat tahajud, berikut ini adalah beberapa keutamaan sholat Tahajud. Dikabulkanya doa Diangkat derajatnya ke tempat yang terpuji Mendekatkan diri kepada Allah SWT Memperoleh berbagai kemuliaan Mengusir penyakit dan meningkatkan kekebalan tubuh Menjauhkan diri dari kelalaian hati Menang dalam jihad menghadapi musuh Meringankan lamanya berdiri di hari kiamat kelak Mencegah perbuatan dosa dan kejahatan Wajah tampak berkilau dan bercahaya Dapat melancarkan aliran darah Jaminan masuk surga Dicintai Allah SWT Sebagai penyelamat dari siksa api neraka Khusnul Khotimah Baca juga : Niat Sholat Dhuha lengkap dengan latin dan artinya Demikianlah mengenai bacaan niat sholat tahajud lengkap dengan latin dan artinya, dan sedikit penjelasan mengenai sholat tahajud. Semoga dengan mengamalkan sholat tahajud pada setiap malam Allah SWT mengabulkan doa-doa yang kita panjatkan. Semoga apa yang sudah disampaikan bisa bermanfaat! | Bacaan Niat Sholat Tahajud Sholat tahajud adalah sholat sunnah yang di kerjakan pada waktu malam hari, yaitu setelah sholat isya sampai terbitnya fajar. Jumlah rakaat pada sholat tahajud paling sedikit adalah dua rakaat dan paling banyak tidak terbatas. Pada rakaat kedua dibarengi dengan salam. Jadi apabila melaksanakan sholat tahajud tanpa tidur terlebih dahulu maka sholat tersebut bukan sholat tahajud, melainkan sholat sunnah saja, seperti sholat witir dan sholat sunnah lainnya. Anas bin malik mengerjakan sholat tahajud pada bagian pertama, selanjutnya ia membangunkan istrinya untuk mengerjakan sholat, lalu istrinya membangunkan putrinya untuk mengerjakan di bagian ketiga malam. Ketika itu istri Anas wafat, maka ia membagi malam menjadi dua bagian. bagian pertama beliau dan bagian kedua putrinya. Artinya Aku niat sholat sunat Tahajud dua rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Taala Kemudian setelah selesai mengerjakan sholat Tahajud, kita dianjurkan untuk membaca doa setelah sholat Tahajud diiringi dengan berdzikir seperti membaca Istigfhar dan shalawat Nabi Muhammad, kemudian tahmid dan tasbih untuk mendekatkan diri kita kepada Allah Swt dan makin dicintai oleh Allah. Semoga dengan mengamalkan sholat tahajud pada setiap malam Allah SWT mengabulkan doadoa yang kita panjatkan. Semoga apa yang sudah disampaikan bisa bermanfaat |
Bagaimanakah hukum orang berpuasa menggunakan balsem/cream untuk menghilangkan kering pada dua bibir ? | https://islamqa.info/id/answers/39210/orang-puasa-menggunakan-cream-pelembab-bibir | Alhamdulillah.Tidak masalah seseorang menggunakan apa yang bisa melembabkan kedua bibir dan hidung dari balsem/cream, atau dengan membasahinya dengan air, atau dengan kain lap atau yang serupa dengannya, namun perlu dijaga agar tidak ada yang sampai ke perut dari bahan untuk melembabkan kekeringan tersebut, dan jika ada sesuatu yang sampai ke perut tanpa sengaja maka tidak apa-apa, sebagaimana kalau berkumur lalu air sampai ke perutnya tanpa sengaja, maka puasanya tidak batal”. Selesai. | Alhamdulillah.Tidak masalah seseorang menggunakan apa yang bisa melembabkan kedua bibir dan hidung dari balsemcream, atau dengan membasahinya dengan air, atau dengan kain lap atau yang serupa dengannya, namun perlu dijaga agar tidak ada yang sampai ke perut dari bahan untuk melembabkan kekeringan tersebut, dan jika ada sesuatu yang sampai ke perut tanpa sengaja maka tidak apaapa, sebagaimana kalau berkumur lalu air sampai ke perutnya tanpa sengaja, maka puasanya tidak batal. Selesai. |
1022. MAKALAH : SEKILAS TENTANG WAHHABI | https://www.piss-ktb.com/2012/02/1022-makalah-sekilas-tentang-wahhabi.html | OLEH : Chabib Musthofa El Qudsy 01. SEJARAH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB PENDIRI AJARAN "WAHHABI" ================================================== Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama ayah pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed / Riyadh, tahun 1111 H /1699 M). Asal mulanyadia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahioleh pendiri ajaran wahabiyah ini (meninggaltahun 1206 H /1792 M, seorang ulama mencatat tahunnya dengan hitungan Abjad: Ba daa halaakul khobiits "Telah nyata kebinasaan Orang yang Keji") adalah Baghdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H /1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalisInggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. Inggris memang telah berhasil mendirikansekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha'i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi. Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungansunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan.Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatankhusus padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama besar dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-Sawaiqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah.Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafii,menulis surat berisi nasehat: "Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat,kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-SawadulAdham (kelompok mayoritas)diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran,sebab dia tidak mengikuti Jalan muslimin." Sebagaimana diketahui bahwa madzhab Ahlus Sunah sampai hari ini adalah kelompok terbesar. Allah berfirman : Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan)dan kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (QS: An-Nisa 115) Salah satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain.Berbagai dalil akurat yang disampaikan ahlussunnah wal jamaah berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri. Pada satu kesempatanseseorang bertanya pada Muhammad bin Abdul Wahab, "Berapa banyak Allah membebaskan orang dari neraka pada bulan Ramadhan?"Dengan segera dia menjawab, "Setiap malam Allah membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir malam Ramadhan Allah membebaskan sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskandari awal sampai akhir Ramadhan."Lelaki itu bertanya lagi, "Kalau begitu pengikutmutidak mencapai satu persen pun dari jumlah tersebut, lalu siapakah kaum muslimin yang dibebaskanAllah tersebut? Dari manakah jumlah sebanyak itu? Sedangkan engkau membatasi bahwa hanya pengikutmusaja yang muslim?" Mendengar jawaban itu Ibnu Abdul Wahab pun terdiam seribu bahasa. Sekalipun demikian Muhammad bin Abdul Wahab tidak menggubrisnasehat ayahnya dan guru-gurunya itu. Dengan berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan agamanya minim banyak yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dariyah, Muhammad bin Saud (meninggaltahun 1178 H /1765 M) pendiri dinasti Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertuanya.Dia mendukung secara penuh dan memanfaatkannya untuk memperluaswilayah kekuasaannya. Ibn Saud sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang musyrik dijamin surga. Sejak semula Muhammad bin Abdul Wahab sangat gemar mempelajari sejarah nabi-nabi palsu, seperti MusailamahAl-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy, Tulaihah Al-Asadiy dll. Agaknya dia punya keinginan mengaku nabi, ini tampak sekali ketika ia menyebut para pengikut dari daerahnya dengan julukan Al-Anshar,sedangkan pengikutnya dari luar daerah dijuluki Al-Muhajirin. Kalau seseorang ingin menjadi pengikutnya, dia harus mengucapkan dua syahadat di hadapannyakemudian harus mengakui bahwa sebelum masuk Wahabi dirinya adalah musyrik, begitu pula kedua orang tuanya. Dia juga diharuskanmengakui bahwa para ulama besar sebelumnyatelah mati kafir. Kalau mau mengakui hal tersebut dia diterima menjadi pengikutnya, kalau tidak dia pun langsung dibunuh. Muhammad bin Abdul Wahab juga sering merendahkan Nabi Muhammad SAW dengan dalih pemurnian akidah, dia juga membiarkanpara pengikutnya melecehkanNabi di hadapannya, sampai-sampai seorang pengikutnya berkata : "Tongkatkuini masih lebih baik dari Muhammad, karena tongkat-kumasih bisa digunakan membunuh ular, sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa manfaatnyasama sekali." Muhammad bin Abdul Wahab di hadapan pengikutnya tak ubahnya seperti Nabi di hadapan umatnya. Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaan semakin luas. Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakatArab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatanMaulid dan sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensisyirik kepada Allah. Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hiasan - hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad SAW. Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut.Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Kakbah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkanpuluhan kubah di Ma'la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut. | SEJARAH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB PENDIRI AJARAN WAHHABI Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama ayah pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab lahir di Najed Riyadh, tahun 1111 H 1699 M. Asal mulanyadia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahioleh pendiri ajaran wahabiyah ini meninggaltahun 1206 H 1792 M, seorang ulama mencatat tahunnya dengan hitungan Abjad Ba daa halaakul khobiits Telah nyata kebinasaan Orang yang Keji adalah Baghdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalisInggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai matamata Inggris di Timur Tengah. Inggris memang telah berhasil mendirikansektesekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Bahai. Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungansunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula gurugurunya. Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatankhusus padanya. Berbagai dalil akurat yang disampaikan ahlussunnah wal jamaah berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Pada satu kesempatanseseorang bertanya pada Muhammad bin Abdul Wahab, Berapa banyak Allah membebaskan orang dari neraka pada bulan RamadhanDengan segera dia menjawab, Setiap malam Allah membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir malam Ramadhan Allah membebaskan sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskandari awal sampai akhir Ramadhan. Dengan berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed. Orangorang yang pengetahuan agamanya minim banyak yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dariyah, Muhammad bin Saud meninggaltahun 1178 H 1765 M pendiri dinasti Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertuanya. Dia mendukung secara penuh dan memanfaatkannya untuk memperluaswilayah kekuasaannya. Ibn Saud sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang musyrik dijamin surga. Dia juga diharuskanmengakui bahwa para ulama besar sebelumnyatelah mati kafir. Muhammad bin Abdul Wahab di hadapan pengikutnya tak ubahnya seperti Nabi di hadapan umatnya. Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakatArab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatanMaulid dan sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makammakam yang mulia. Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hiasan hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad SAW. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Kakbah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkanpuluhan kubah di Mala, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkan masjidmasjid dan tempattempat kaum solihin sambil bersoraksorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. |
Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 238 - Anjuran tidak Gaduh di Masjid Saat Sholat | https://www.laduni.id/asbabul-nuzul/26/asbabul-wurud-asbabun-nuzul-surat-al-baqarah-ayat-238 | : ( ) . (1) bin Arqam rad}iyalla>hu 'anhu ma> berkata “Sungguh, dahulu pada masa Nabi s}allalla>hu ‘alaihi wasallam kami masih saja berbicara ketika salat; kami berbicara satu sama lain terkait suatu topik. Hal ini berlangsung hingga turun ayat, h}a>fiz}u> ‘alas}-s}alawa>ti was}s}ala>til-wust}a> waqu>mu> lilla>hi qa>niti>n. Setelah ayat ini turun, kami pun diminta untuk diam dan tidak lagi berbicara ketika salat.” Sumber artikel: Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.) Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017 (1) Diriwayatkan oleh al-Bukha>riy, S{ah}i>h}} al-Bukha>riy, dalam Kita>b al-‘Amal fi> as}-h}ala>h, Ba>b Ma> Yunha> Min al-Kala>m fi> as}-h}ala>h, hlm. 289–290, hadis nomor 1200, dan dalam Kita>b at-Tafsi>r, Ba>b Wa Qu>mu> Lilla>hi Qa>niti>n, hlm. 1110–1111, hadis nomor 4534; Muslim, S{ah}i>h}} Muslim, dalam Kita>b wa Mawa>d}i‘ as}-S}ala>h, Ba>b Tah}ri>m al-Kala>m fi> as}-S}ala>h, juz 1, hlm. 383, hadis nomor 539. | . 1 bin Arqam radiyallahu anhu ma berkata Sungguh, dahulu pada masa Nabi sallallahu alaihi wasallam kami masih saja berbicara ketika salat kami berbicara satu sama lain terkait suatu topik. Hal ini berlangsung hingga turun ayat, hafizu alassalawati wassalatilwusta waqumu lillahi qanitin. Setelah ayat ini turun, kami pun diminta untuk diam dan tidak lagi berbicara ketika salat. Sumber artikel Buku Asbabul Nuzul Kronologi dan Sebab Turun Wahyu AlQuran Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi ed. Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf AlQuran, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017 1 Diriwayatkan oleh alBukhariy, Sahih alBukhariy, dalam Kitab alAmal fi ashalah, Bab Ma Yunha Min alKalam fi ashalah, hlm. 289290, hadis nomor 1200, dan dalam Kitab atTafsir, Bab Wa Qumu Lillahi Qanitin, hlm. 11101111, hadis nomor 4534 Muslim, Sahih Muslim, dalam Kitab wa Mawadi asSalah, Bab Tahrim alKalam fi asSalah, juz 1, hlm. 383, hadis nomor 539. |
Bolehkah Meng-qada Salat Sunah Rawatib Subuh? | https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/bolehkah-meng-qadha-shalat-sunah-rawatib-subuh/ | Salat sunahyang sangat istimewa dan tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam selama hidupnya adalah salat dua rakaat sebelum Subuh.Aisyah radhiyallahu anhamenuturkan seperti diriwayatkan oleh al-Bukhari, Dari Aisyah Radhiyallahu anhu , ia berkata, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak melakukan satu pun salat sunnah yang dilakukan secara terus-menerus melebihi dua rakaat (salat rawatib) Subuh.(H.R. Bukhari) Begitu istimewanya salat dua rakaat sebelum salat Subuh, bahkan dalam kondisi darurat sekalipun Nabi tetap melaksanakannya.Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah kesiangan melaksanakan salat Subuh dalam satu perjalanan. Beliau bangun saat matahari sudah terbit kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengumandangkan azan Subuh dan salat fajar dua rakaat yang diikuti oleh para sahabat.Kemudian beliau salat Subuh bersama mereka. Kisah ini disebutkan dalamSunan Abu Dawud. Demikian luar biasanya salat sunahduarakaat sebelum Subuh.Nabi Saw. menjelaskan dalam sabdanya seperti diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Abu Hurairah Ra., Dua rakaatfajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.(H.R. Muslim) Fakta karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam tak pernah meninggalkan dua rakaat sebelum salat Subuh sekalipun dalam keadaan darurat, maka ulama menegakkan hukum salat sunnah ini termasuk salat sunah muakkad atau sangat ditekankan untuk dilaksanakan. Jika begitu penting dan istimewanya salat sunnahduarakaat sebelum Subuh, lalu bagaimanakah jika seseorang tidak punya kesempatan menjalankannya. Bolehkah qada salat sunah rawatib Subuh itu? Jika seseorang tidak berkesempatan menjalankansalat sunah ini,maka boleh baginya qada atau menggantinya setelah selesai atau pada waktu mataharisudah terbit di waktuDuha.Qada salat sunnah inidibenarkanoleh Nabi shallallahu alaihi wasallam berdasarkan hadits dari Qais bin Amr,ia menuturkan bahwa, Saya salat Subuh bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan belum melakukan salat sunnah dua rakaat qabliyah subuh. Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah salam maka ia pun salam bersama beliau, kemudian ia bangkit dan melakukan salat dua rakaat qabliyah subuh, dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihat perbuatan tersebut dan tidak mengingkarinya.(HR. At-Tirmidzi, disahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Sahih Sunan At Tirmidzi: 1/133) Diamnya Nabi shallallahu alaihi wasallam menunjukkan pengakuannya akan kebolehan qada atau mengganti salat sunah qabliyah subuh dilakukan setelah salat Subuh. Akan tetapi menurut ulama kontemporer mengakhirkannya sampai matahari meninggi lebih utama karena Nabishallallahu alaihi wasallammemerintahkan hal ini.Adapun mengerjakannya sesudah salat Subuh sebenarnya juga sudah dibenarkan oleh Nabi saw. Inilah pendapat Imam Ahmad,beliau berkatajika ia mengerjakannya sesudahfajar salat Subuh maka itu sudah cukup.Adapun memilih mengqada atau menggantinya di waktu Duha. Hal ini berdasarkan riwayat dari Abu Hurairahradhiallahu anhudi atas.Wallahu Alam. | Salat sunahyang sangat istimewa dan tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam selama hidupnya adalah salat dua rakaat sebelum Subuh. Beliau bangun saat matahari sudah terbit kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengumandangkan azan Subuh dan salat fajar dua rakaat yang diikuti oleh para sahabat. Jika begitu penting dan istimewanya salat sunnahduarakaat sebelum Subuh, lalu bagaimanakah jika seseorang tidak punya kesempatan menjalankannya. Bolehkah qada salat sunah rawatib Subuh itu Jika seseorang tidak berkesempatan menjalankansalat sunah ini,maka boleh baginya qada atau menggantinya setelah selesai atau pada waktu mataharisudah terbit di waktuDuha. Qada salat sunnah inidibenarkanoleh Nabi shallallahu alaihi wasallam berdasarkan hadits dari Qais bin Amr,ia menuturkan bahwa, Saya salat Subuh bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan belum melakukan salat sunnah dua rakaat qabliyah subuh. Inilah pendapat Imam Ahmad,beliau berkatajika ia mengerjakannya sesudahfajar salat Subuh maka itu sudah cukup. Adapun memilih mengqada atau menggantinya di waktu Duha. Hal ini berdasarkan riwayat dari Abu Hurairahradhiallahu anhudi atas. |
Doa Menjelang Tidur: Bismika Allohumma Ahyaa wa Amuut | https://rumaysho.com/18927-doa-menjelang-tidur-bismika-allohumma-ahyaa-wa-amuut.html | Doa ini baik diamalkan menjelang tidur, sudah dihafalkan ataukah belum? : – – : « ». .Dari Hudzaifah dan Abu Dzarr bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila akan beranjak tidur, beliau mengucapkan, BISMIKA ALLOHUMMA AHYAA WA AMUUT (dengan nama-Mu Ya Allah, aku hidup dan aku mati) (HR. Bukhari)[HR. Bukhari, no. 6314 dan Muslim, no. 2711] BISMIKA AMUUTU WA AHYAA (HR. Bukhari, no. 6312) BISMIKA ALLOOHUMMA AMUUTU WA AHYAA (HR. Bukhari, no. 6324) BISMIKA NAMUUTU WA NAHYAA (HR. Bukhari, no. 7395) ALLOOHUMMA BISMIKA AMUUTU WA AHYAA (HR. Bukhari, no. 6314, 6325) ALLOOHUMMA BISMIKA AHYAA WA AMUUT (HR. Bukhari, no. 7394) ALLOOHUMMA BISMIKA AHYAA WA BISMIKA AMUUT (HR. Muslim, no. 2711) Dalam ayat disebutkan, Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS. Al-Munafiqun: 9)—Oleh: Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.Com | Doa ini baik diamalkan menjelang tidur, sudah dihafalkan ataukah belum . .Dari Hudzaifah dan Abu Dzarr bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila akan beranjak tidur, beliau mengucapkan, BISMIKA ALLOHUMMA AHYAA WA AMUUT dengan namaMu Ya Allah, aku hidup dan aku mati HR. BukhariHR. Bukhari, no. 6314 dan Muslim, no. 2711 BISMIKA AMUUTU WA AHYAA HR. Bukhari, no. 6312 BISMIKA ALLOOHUMMA AMUUTU WA AHYAA HR. Bukhari, no. 6324 BISMIKA NAMUUTU WA NAHYAA HR. Bukhari, no. 7395 ALLOOHUMMA BISMIKA AMUUTU WA AHYAA HR. Bukhari, no. 6314, 6325 ALLOOHUMMA BISMIKA AHYAA WA AMUUT HR. Bukhari, no. 7394 ALLOOHUMMA BISMIKA AHYAA WA BISMIKA AMUUT HR. Muslim, no. 2711 Dalam ayat disebutkan, Hai orangorang beriman, janganlah hartamu dan anakanakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orangorang yang merugi. QS. AlMunafiqun 9Oleh Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.Com |
6 Adab Berhutang Dalam Islam dan Dalilnya | https://dalamislam.com/akhlaq/adab-berhutang | Salah satu kegiatan ekonomi yang diatur dalam Islam adalah hutang. Islam membolehkan kita untuk melakukan hutang jika terdesak. Namun kita juga harus mengikuti adab dalam berhutang sesuai dengan syariat Islam seperti di bawah ini:1. Ada saksi dan buktiSetiap hutang harus dilihat oleh beberapa saksi yang juga disertai dengan bukti tertulis. Hal ini diperlukan guna mencegah terjadinya masalah di kemudian hari.Allah Subhanahuwa Ta’ala berfirman. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Rabbnya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tidak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil, dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli ; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian) maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah ; Allah mengajarmu ; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” [al-Baqarah/2: 282]A2. Tidak mengandung riba adalah dosa besar dalam Islam. Jika hutang yang kita inginkan mengharuskan kita membayar lebih banyak daripada yang kita pinjam, maka hindari hutang seperti ini karena riba adalah dosa besar dalam Islam.Allah ta’ala berfirman: “Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).” (QS. Ar-Ruum: 39)3. Berniat untuk segera mengembalikanJika Anda berniat untuk berhutang dan tidak ingin mengembalikannya, maka sebaiknya Anda jangan lakukan hal ini. Hal tersebut sama saja dengan menipu dan mengambil harta orang lain secara paksa yang mana telah dilarang oleh Rasul sebelumnya. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi Subhanahu Wata’ala bersabda: “Barang siapa yang mengambil harta orang lain (berutang) dengan tujuan untuk membayarnya (mengembalikannya), maka Allah subhanahuwata’aala akan tunaikan untuknya. Dan barangsiapa mengambilnya untuk menghabiskannya (tidak melunasinya, pent), maka Allah akan membinasakannya.” (Riwayat Bukhari)Beliau juga bersabda, ( ) “Penundaan orang yang telah berkelapangan adalah tindak kezhaliman yang menjadikan pelakunya layak untuk dihukumi (fisiknya) dan dilanggar kehormatannya. ” Riwayat Al Bukhari.A4. Membalas kebaikannyaJika seseorang telah memberikan hutang, maka ketika akan melakukan pembayaran berikanlah doa untuk kebaikannya. ( ) “Barang siapa yang telah berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah kebaikannya, bila engkau tidak memiliki sesuatu yang dapat digunakan untuk membalas kebaikannya, maka doakanlah kebaikan untuknya hingga engkau merasa telah cukup membalas kebaikannya tersebut.” Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani.5. Mengajukan pemutihan jika tidak mampuJika Anda tidak dapat melunasi hutang yang Anda miliki, maka sebaiknya lakukan pemutihan kepada orang yang memberi hutang. Jangan lari dari hutang karena hal ini justru sangat dibenci oleh Rasul dan merupakan sifat setan. Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “(Ayahku) Abdullah meninggal dan dia meninggalkan banyak anak dan utang. Maka aku memohon kepada pemilik utang agar mereka mau mengurangi jumlah utangnya, akan tetapi mereka enggan. Akupun mendatangi Rasulullah meminta syafaat (bantuan) kepada mereka. (Namun) merekapun tidak mau. Beliau berkata, “Pisahkan kormamu sesuai dengan jenisnya. Tandan Ibnu Zaid satu kelompok. Yang lembut satu kelompok, dan Ajwa satu kelompok, lalu datangkan kepadaku.” (Maka) akupun melakukannya. Beliau pun datang lalu duduk dan menimbang setiap mereka sampai lunas, dan kurma masih tersisa seperti tidak disentuh.” (Riwayat Bukhari)6. Mengalihkan pembayaran ke orang lainJika terdapat orang yang mau dan mampu untuk melunasi hutang Anda, maka Islam membolehkan untuk mengalihkan pembayaran hutang tersebut ke orang lain.Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, telah bersabda Rasulullah : “Menunda pembayaran bagi orang yang mampu merupakan suatu kezhaliman. Barangsiapa yang (hutangnya) dilimpahkan kepada seseorang, maka hendaklah dia menurutinyaItulah beberapa adab dalam berhutang yang perlu diketahui. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga kita dapat berlaku sesuai dengan adab yang diatur dalam syariat Islam serta diberikan kemudahan dalam melunasi hutang dan dijauhkan dari hutang. Aamiin. | Salah satu kegiatan ekonomi yang diatur dalam Islam adalah hutang. Ada saksi dan buktiSetiap hutang harus dilihat oleh beberapa saksi yang juga disertai dengan bukti tertulis. Hal ini diperlukan guna mencegah terjadinya masalah di kemudian hari. Hai orangorang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan apa yang ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Rabbnya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orangorang lelaki di antaramu. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak menimbulkan keraguanmu. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli dan janganlah penulis dan saksi saling sulitmenyulitkan. Jika kamu lakukan yang demikian maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah Allah mengajarmu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu alBaqarah2 282A2. Jika hutang yang kita inginkan mengharuskan kita membayar lebih banyak daripada yang kita pinjam, maka hindari hutang seperti ini karena riba adalah dosa besar dalam Islam. Berniat untuk segera mengembalikanJika Anda berniat untuk berhutang dan tidak ingin mengembalikannya, maka sebaiknya Anda jangan lakukan hal ini. Hal tersebut sama saja dengan menipu dan mengambil harta orang lain secara paksa yang mana telah dilarang oleh Rasul sebelumnya. Dan barangsiapa mengambilnya untuk menghabiskannya tidak melunasinya, pent, maka Allah akan membinasakannya. Riwayat BukhariBeliau juga bersabda, Penundaan orang yang telah berkelapangan adalah tindak kezhaliman yang menjadikan pelakunya layak untuk dihukumi fisiknya dan dilanggar kehormatannya. Barang siapa yang telah berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah kebaikannya, bila engkau tidak memiliki sesuatu yang dapat digunakan untuk membalas kebaikannya, maka doakanlah kebaikan untuknya hingga engkau merasa telah cukup membalas kebaikannya tersebut. Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani.5. Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, Ayahku Abdullah meninggal dan dia meninggalkan banyak anak dan utang. Maka aku memohon kepada pemilik utang agar mereka mau mengurangi jumlah utangnya, akan tetapi mereka enggan. Akupun mendatangi Rasulullah meminta syafaat bantuan kepada mereka. Beliau berkata, Pisahkan kormamu sesuai dengan jenisnya. Yang lembut satu kelompok, dan Ajwa satu kelompok, lalu datangkan kepadaku. Beliau pun datang lalu duduk dan menimbang setiap mereka sampai lunas, dan kurma masih tersisa seperti tidak disentuh. Barangsiapa yang hutangnya dilimpahkan kepada seseorang, maka hendaklah dia menurutinyaItulah beberapa adab dalam berhutang yang perlu diketahui. |
Catatan Untuk Pendakwah Salafi: Ini Dalil Mengangkat Kedua Tangan Setelah Shalat Wajib | https://islami.co/catatan-untuk-pendakwah-salafi-ini-dalil-mengangkat-kedua-tangan-setelah-shalat-wajib/ | Dalam tulisan sebelumnya sudah dibahas terkait dalil kesunnahan doa setelah shalat wajib, di antara argumentasinya adalah kutipan yang terdapat dalam shahih al-Bukhari. Tapi, argumen dari Imam Bukhari masih saja ada yang membantah, katanya itu hanya doa dalam wirid. Bukan doa dengan mengangkat kedua tangan setelah shalat wajib. Baiklah kalau begitu. Berikut baca dengan seksama, cek hadis-hadisnya ke kitabnya langsung. Saya cuma menuliskan ringkasan dari Muallif Syarah Hadis Sunan At-Tirmidzi: ﻗﺎﻟﻮ ﺇﻥ ﻟﺪﻋﺎ ﺑﻌﺪ ﻟﺼﻼﺓ ﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺔ ﻣﺴﺘﺤﺐ ﻣﺮﻏﺐ ﻓﻴﻪ ﻭﺇﻧﻪ ﻗﺪ ﺛﺒﺖ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﺪﻋﺎ ﺑﻌﺪ ﻟﺼﻼﺓ ﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺔ ﻭﺃﻥ ﺭﻓﻊ ﻟﻴﺪﻳﻦ ﻣﻦ ﺁﺩﺏ ﻟﺪﻋﺎ Para ulama berkata bahwa doa setelah shalat wajib adalah dianjurkan. Berdasarkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melakukan doa setelah shalat wajib. Dan bahwa mengangkat kedua tangan termasuk etika dalam berdoa ﻭﺃﻧﻪ ﻗﺪ ﺛﺒﺖ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺭﻓﻊ ﻟﻴﺪﻳﻦ ﻓﻲ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﻟﺪﻋﺎ Juga berdasarkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengangkat kedua tangan dalam banyak doa ﻭﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺜﺒﺖ ﻟﻤﻨﻊ ﻋﻦ ﺭﻓﻊ ﻟﻴﺪﻳﻦ ﻓﻲ ﻟﺪﻋﺎ ﺑﻌﺪ ﻟﺼﻼﺓ ﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺔ ﺑﻞ ﺟﺎ ﻓﻲ ﺛﺒﻮﺗﻪ ﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﻟﻀﻌﺎﻑ Dan tidak ada dalil yang melarang mengangkat kedua tangan saat berdoa setelah shalat wajib bahkan ditemukan beberapa hadis dhaif ﻗﺎﻟﻮ ﻓﺒﻌﺪ ﺛﺒﻮﺕ ﻫﺬﻩ ﻷﻣﻮﺭ ﻷﺭﺑﻌﺔ ﻭﻋﺪﻡ ﺛﺒﻮﺕ ﻟﻤﻨﻊ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺭﻓﻊ ﻟﻴﺪﻳﻦ ﻓﻲ ﻟﺪﻋﺎ ﺑﻌﺪ ﻟﺼﻼﺓ ﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺔ ﺑﺪﻋﺔ ﺳﻴﺌﺔ ﺑﻞ ﻫﻮ ﺟﺎﺋﺰ ﻻ ﺑﺄﺱ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻳﻔﻌﻠﻪ Berdasarkan empat hal di atas maka mengangkat kedua tangan saat berdoa setelah shalat wajib bukan bidah dan tercela, bahkan boleh bagi orang untuk melakukan hal itu. ﻗﻠﺖ ﻟﻘﻮﻝ ﻟﺮﺟﺢ ﻋﻨﺪﻱ ﺃﻥ ﺭﻓﻊ ﻟﻴﺪﻳﻦ ﻓﻲ ﻟﺪﻋﺎ ﺑﻌﺪ ﻟﺼﻼﺓ ﺟﺎﺋﺰ ﻟﻮ ﻓﻌﻠﻪ ﺃﺣﺪ ﻻ ﺑﺄﺱ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﻥ ﺷﺎ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻋﻠﻢ Saya katakan pendapat yang kuat menurut saya (Al-Mubarakfuri) bahwa mengangkat kedua tangan saat berdoa setelah shalat wajib adalah boleh, jika ada yang melakukan maka tidak apa-apa Insya Allah. | Dalam tulisan sebelumnya sudah dibahas terkait dalil kesunnahan doa setelah shalat wajib, di antara argumentasinya adalah kutipan yang terdapat dalam shahih alBukhari. Tapi, argumen dari Imam Bukhari masih saja ada yang membantah, katanya itu hanya doa dalam wirid. Bukan doa dengan mengangkat kedua tangan setelah shalat wajib. Baiklah kalau begitu. Berikut baca dengan seksama, cek hadishadisnya ke kitabnya langsung. Saya cuma menuliskan ringkasan dari Muallif Syarah Hadis Sunan AtTirmidzi ﻗﺎﻟﻮ ﺇﻥ ﻟﺪﻋﺎ ﺑﻌﺪ ﻟﺼﻼﺓ ﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺔ ﻣﺴﺘﺤﺐ ﻣﺮﻏﺐ ﻓﻴﻪ ﻭﺇﻧﻪ ﻗﺪ ﺛﺒﺖ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﺪﻋﺎ ﺑﻌﺪ ﻟﺼﻼﺓ ﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺔ ﻭﺃﻥ ﺭﻓﻊ ﻟﻴﺪﻳﻦ ﻣﻦ ﺁﺩﺏ ﻟﺪﻋﺎ Para ulama berkata bahwa doa setelah shalat wajib adalah dianjurkan. Berdasarkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melakukan doa setelah shalat wajib. Dan bahwa mengangkat kedua tangan termasuk etika dalam berdoa ﻭﺃﻧﻪ ﻗﺪ ﺛﺒﺖ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺭﻓﻊ ﻟﻴﺪﻳﻦ ﻓﻲ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﻟﺪﻋﺎ Juga berdasarkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengangkat kedua tangan dalam banyak doa ﻭﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺜﺒﺖ ﻟﻤﻨﻊ ﻋﻦ ﺭﻓﻊ ﻟﻴﺪﻳﻦ ﻓﻲ ﻟﺪﻋﺎ ﺑﻌﺪ ﻟﺼﻼﺓ ﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺔ ﺑﻞ ﺟﺎ ﻓﻲ ﺛﺒﻮﺗﻪ ﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﻟﻀﻌﺎﻑ Dan tidak ada dalil yang melarang mengangkat kedua tangan saat berdoa setelah shalat wajib bahkan ditemukan beberapa hadis dhaif ﻗﺎﻟﻮ ﻓﺒﻌﺪ ﺛﺒﻮﺕ ﻫﺬﻩ ﻷﻣﻮﺭ ﻷﺭﺑﻌﺔ ﻭﻋﺪﻡ ﺛﺒﻮﺕ ﻟﻤﻨﻊ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺭﻓﻊ ﻟﻴﺪﻳﻦ ﻓﻲ ﻟﺪﻋﺎ ﺑﻌﺪ ﻟﺼﻼﺓ ﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺔ ﺑﺪﻋﺔ ﺳﻴﺌﺔ ﺑﻞ ﻫﻮ ﺟﺎﺋﺰ ﻻ ﺑﺄﺱ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻳﻔﻌﻠﻪ Berdasarkan empat hal di atas maka mengangkat kedua tangan saat berdoa setelah shalat wajib bukan bidah dan tercela, bahkan boleh bagi orang untuk melakukan hal itu. ﻗﻠﺖ ﻟﻘﻮﻝ ﻟﺮﺟﺢ ﻋﻨﺪﻱ ﺃﻥ ﺭﻓﻊ ﻟﻴﺪﻳﻦ ﻓﻲ ﻟﺪﻋﺎ ﺑﻌﺪ ﻟﺼﻼﺓ ﺟﺎﺋﺰ ﻟﻮ ﻓﻌﻠﻪ ﺃﺣﺪ ﻻ ﺑﺄﺱ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﻥ ﺷﺎ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻋﻠﻢ Saya katakan pendapat yang kuat menurut saya AlMubarakfuri bahwa mengangkat kedua tangan saat berdoa setelah shalat wajib adalah boleh, jika ada yang melakukan maka tidak apaapa Insya Allah. |
1877. KEUTAMAAN MENGUMANDANGKAN ADZAN TEPAT WAKTU | https://www.piss-ktb.com/2012/09/1877-keutamaan-mengumandangkan-adzan.html | PERTANYAAN : Assalaamu'alaykum. Tanya : Lebih utama mana antara mendahulukan adzan tepat waktu tapi tidak ada jama'ahnya atau adzan molor tapi ada yang jama'ah. Contoh kasus : Disini ashar jam 02.55, ketika saya mengumandangkan adzan tepat waktu di Musholla. Maka saya dapat teguran dari Pengurus Masjid Besar agar adzannya mengikuti Masjid Besar yaitu jam 03.30. Karena pada jam 02.55 masih banyak warga yang bekerja jadi tidak bisa ikut jama'ah. Sedangkan jam 03.30 warga sudah banyak yang rehat dari kerja sehingga bisa ikut jama'ah. Mohon bantuannya, adakah pendapat yang kuat tentang keutamaan sholat / mengumandangkan adzan tepat waktu? Saya tidak terbiasa sholat molor. Seberapa sibuknya, saya pasti mati matian untuk sholat tepat waktu. Dalam kasus di atas saya cukup heran, masak waktu sholatnya kok yang harus ngikuti jam kerja warga, bukannya warga yang harus ngikuti waktu sholat. Sekali lagi, apakah saya harus mengikuti Masjid Besar yaitu adzan molor alias sholat pun juga molor ? Mohon pencerahannya. Semoga Alloh memberikan ilmu kebaikan yang baru bagi anda yang sudi menjawab. Jazakumullah. Wassalam. [Chabib Musthofa El Qudsy]. JAWABAN : Wa'alaikumussalaam, di antara disunnahkan adzan dan iqomah kan jika mau sholat maktubah..anda mau sholat terus adzan berarti anda melakukan kesunahan. Lihat Tuhfatul muhtaj fi syarhil minhaj juz 5 hal 51 : ( ) Bila memungkinkan shalat dua kali maka lakukanlah, yang pertama demi meraih keutamaan shalat diawal waktu meskipun shalat sendirian, yang kedua demi meraih keutamaan berjamaah meskipun harus mengakhirkannya. Bila hanya berkeinginan shalat sekali, maka ambillah jalan tengah dari beberapa pendapat yang berkembang dikalangan pengikut as-Syafi'i : Bila memang mengakhirkannya dirasa berat maka lebih baik didahulukan, bila tidak berat (ringan) maka menunggu jamaah lebih utama. () [ SUB BAHASAN ] Ulama-ulama pengikut Madzhab Syafii berbeda pendapat dalam hal mengakhirkan shalat dari awal waktunya hingga ditengah waktu guna menunggu jamaah, Imam Abu Qasim, Ad-Daraky, Abu Ali at-Thobry, pengarang kitab al-Haawy dan ulama-ulama pembesar irak menyatakan kesunahan dan mengutamakan mengakhirkan shalat ketimbang shalat diawal waktu demi tujuan diatas sedang kebanyakan ulama-ulama Khurasaan justru memilih sebaliknya. Imam al-Haramain dan al-Ghozali menukil dalam kitab al-Basiith bahwa dalam hal tersebut sebenarnya tidak terdapat perbedaan. Sebagian kalangan pengikut madzhab syafii menilai sesungguhnya bila ia mengharapkan keberadaan shalat jamaah diakhir waktu dan ternyata tidak terealita maka dalam mengakhirkan shalatnya terdapat dua pendapat berdasarkan dua pendapat yang berkembang dalam bab TAYAMMUM.... Imam ar-Rauyaani menyadur pernyataan al-Qadhi Abu Ali al-Bandanijy, ia berkata : Imam as-Syafii dalam kitab al-Umm menyatakan mengerjakannya diawal waktu meskipun dengan shalat sendirian lebih utama, sedang dalam kitab al-Imlaa menyatakan mengakhirkan demi jamaah lebih utama. al-Qadhi Abu Thayyib berkata : Hukum berjamaah sama halnya dengan hukum bertayammum, bila ia yakin berjamaah diakhir waktu maka mengakhirkan shalat lebih utama, bila tidak, maka mendahulukan diawal waktu lebih utama, bila ia berharap keduanya maka terdapat dua pendapat. Pernyataan al-Qadhi Abu Thayyib tersebut juga disebutkan oleh al-Bandanijy dalam kitab Jaminya dalam sebuah teks yang autentik. Demikianlah pendapat yang berkembang dikalangan para pengikut as-Syafii, dalam kitab shahih Muslim terdapat sabda Nabi Muhammad SAW : Akan datang segolongan umat yang gemar mengakhirkan shalat dari awal waktunya, maka shalatlah kalian tepat waktunya dan jadikan shalat kalian bersama mereka sebagai shalat sunah. Bila menilik hadits diatas, maka kami memilih melakukan shalat dalam kondisi yang demikian dengan dua kali, sekali diawal waktu dengan sendiri demi mendapatkan keutamaan shalat diawal waktu dan sekali lagi diakhir waktu demi mendapatkan keutamaan berjamaah. Para ulama pengikut as-Syafii telah menjelaskan tentang kesunahan shalat dua kali seperti keterangan yang telah kami tuturkan dalam BAB SHALAT JAMAAH dan Insya Allah juga akan kami panjang lebarkan keterangannya. Bila hanya berkeinginan shalat satu kali maka bila ia yakin mengakhirkannya dapat mengerjakannya secara berjamaah maka mengakhirkannya lebih utama dengan berbagai pertimbangan : Demi menjaga syiar Islam Hukum shalat berjamaah menurut pendapat yang shahih dikalangan kami (syafiiyyah) adalah fardhu kifayah, dan bahkan sebagian kami yakni Ibn Khuzaimah menyatakan Fardhu ainnya seperti pendapat dikalangan madzhab Ibn Hanbal dan sebagian golongan lainnya maka mengerjakannya dengan berjamaah (meskipun diakhir waktu) berarti keluar dari perbedaan pendapat dikalangan ulama Tidak terdapati seorangpun yang menyatakan berdosa mengakhirkan shalat Dan pendapat ini dapat disimpulkan Bila memang mengakhirkannya dirasa berat maka lebih baik didahulukan, bila tidak berat (ringan) maka menunggu jamaah lebih utama. Wallaahu Alamu Bis Showaab. [ Al-Majmuu ala Syarh al-Muhadzdzab II/262-263 ]. Sedang menyegerakannya orang yang wudhu dan selainnya dalam mengerjakan shalat diawal waktu dengan sendirian dan mengakhirkannya tapi dilakukan secara berjamaah maka terdapat tiga jalur pendapat, ada yang berpendapat lebih baik mendahulukan, ada yang berpendapat lebih baik mengakhirkan dan ada yang mengatakan dua wajah. Aku berkata Sebagian besar Ulama Iraq memilih mengakhirkannya demi berjamaah lebih utama sedang para ulama khurrasaan memilih keutamaan mendahulukannya meskipun dengan shalat sendiri, sebagian golongan menyatakan, hukumnya seperti tayammum bila yakin yakin mengerjakannya secara berjamaah diakhir waktu maka lebih baik mengakhirkan bila tidak lebih baik mendahulukan sedang bila ia berharap maka terdapat dua pendapat. Dan sebaiknya dalam hal ini dapat diambil jalan tengah Bila memang mengakhirkannya dirasa berat maka lebih baik didahulukan, bila tidak berat (ringan) maka menunggu jamaah lebih utama. [ Raudhah at-Thoolibiin I/95 ]. Tinggal kita mau menggunakan QAUL QADIM atau QAUL JADID. Menurut QAUL JADID adzan adalah HAQQUN LIL WAQTI, Sementara menurut QAUL QADIM adzan adalah HAQQUN LIL FARIIDHAH. Syeikh Sulaiman al Jamal dalam hasyiyah Manhaj juz I halaman 167 (maktabah syamilah) menerangkan : Imam Nawawi dalam kitab Majmu 3/84 (maktabah syamilah) menerangkan : QAALA ASH_HAABUNAA : AL ADZAAN FIL JADIID HAQQUL WAQTI WA FIL QADIIM HAQQUL FARIIDHAH WA FII AL IMLAA` HAQQUL JAMAA'AH. Imam Ramli dalam kitab Nihayah 1/405 : WA AL ADZAANU HAQQUN LIL FARIIDHAH 'ALAL QADIIM AL ASHAHHI WA 'ALAL JADIID LIL WAQTI Wallaahu A'lamu Bis Showaab. [Sunde Pati, Masaji Antoro, Abdullah Afif]. www.fb.com/groups/piss.ktb/469776333045180/ | Tanya Lebih utama mana antara mendahulukan adzan tepat waktu tapi tidak ada jamaahnya atau adzan molor tapi ada yang jamaah. Contoh kasus Disini ashar jam 02.55, ketika saya mengumandangkan adzan tepat waktu di Musholla. Maka saya dapat teguran dari Pengurus Masjid Besar agar adzannya mengikuti Masjid Besar yaitu jam 03.30. Karena pada jam 02.55 masih banyak warga yang bekerja jadi tidak bisa ikut jamaah. Mohon bantuannya, adakah pendapat yang kuat tentang keutamaan sholat mengumandangkan adzan tepat waktu Saya tidak terbiasa sholat molor. Seberapa sibuknya, saya pasti mati matian untuk sholat tepat waktu. Dalam kasus di atas saya cukup heran, masak waktu sholatnya kok yang harus ngikuti jam kerja warga, bukannya warga yang harus ngikuti waktu sholat. Sekali lagi, apakah saya harus mengikuti Masjid Besar yaitu adzan molor alias sholat pun juga molor Mohon pencerahannya. Semoga Alloh memberikan ilmu kebaikan yang baru bagi anda yang sudi menjawab. Lihat Tuhfatul muhtaj fi syarhil minhaj juz 5 hal 51 Bila memungkinkan shalat dua kali maka lakukanlah, yang pertama demi meraih keutamaan shalat diawal waktu meskipun shalat sendirian, yang kedua demi meraih keutamaan berjamaah meskipun harus mengakhirkannya. Bila hanya berkeinginan shalat sekali, maka ambillah jalan tengah dari beberapa pendapat yang berkembang dikalangan pengikut asSyafii Bila memang mengakhirkannya dirasa berat maka lebih baik didahulukan, bila tidak berat ringan maka menunggu jamaah lebih utama. Imam alHaramain dan alGhozali menukil dalam kitab alBasiith bahwa dalam hal tersebut sebenarnya tidak terdapat perbedaan. Sebagian kalangan pengikut madzhab syafii menilai sesungguhnya bila ia mengharapkan keberadaan shalat jamaah diakhir waktu dan ternyata tidak terealita maka dalam mengakhirkan shalatnya terdapat dua pendapat berdasarkan dua pendapat yang berkembang dalam bab TAYAMMUM Imam arRauyaani menyadur pernyataan alQadhi Abu Ali alBandanijy, ia berkata Imam asSyafii dalam kitab alUmm menyatakan mengerjakannya diawal waktu meskipun dengan shalat sendirian lebih utama, sedang dalam kitab alImlaa menyatakan mengakhirkan demi jamaah lebih utama. Pernyataan alQadhi Abu Thayyib tersebut juga disebutkan oleh alBandanijy dalam kitab Jaminya dalam sebuah teks yang autentik. Demikianlah pendapat yang berkembang dikalangan para pengikut asSyafii, dalam kitab shahih Muslim terdapat sabda Nabi Muhammad SAW Akan datang segolongan umat yang gemar mengakhirkan shalat dari awal waktunya, maka shalatlah kalian tepat waktunya dan jadikan shalat kalian bersama mereka sebagai shalat sunah. AlMajmuu ala Syarh alMuhadzdzab II262263 . Sedang menyegerakannya orang yang wudhu dan selainnya dalam mengerjakan shalat diawal waktu dengan sendirian dan mengakhirkannya tapi dilakukan secara berjamaah maka terdapat tiga jalur pendapat, ada yang berpendapat lebih baik mendahulukan, ada yang berpendapat lebih baik mengakhirkan dan ada yang mengatakan dua wajah. Tinggal kita mau menggunakan QAUL QADIM atau QAUL JADID. Menurut QAUL JADID adzan adalah HAQQUN LIL WAQTI, Sementara menurut QAUL QADIM adzan adalah HAQQUN LIL FARIIDHAH. Syeikh Sulaiman al Jamal dalam hasyiyah Manhaj juz I halaman 167 maktabah syamilah menerangkan Imam Nawawi dalam kitab Majmu 384 maktabah syamilah menerangkan QAALA ASH_HAABUNAA AL ADZAAN FIL JADIID HAQQUL WAQTI WA FIL QADIIM HAQQUL FARIIDHAH WA FII AL IMLAA HAQQUL JAMAAAH. Imam Ramli dalam kitab Nihayah 1405 WA AL ADZAANU HAQQUN LIL FARIIDHAH ALAL QADIIM AL ASHAHHI WA ALAL JADIID LIL WAQTI Wallaahu Alamu Bis Showaab. Sunde Pati, Masaji Antoro, Abdullah Afif. |
Doa Ketika Melihat Musuh yang Diajarkan oleh Ulama | https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/doa-ketika-melihat-musuh-ini-yang-diajarkan-oleh-ulama/ | Dalam hidup, tidak ada di antara kita yang ingin memiliki musuh. Namun terkadang karena berbagai hal dan sebab, dalam perjalanan kehidupan ini terjadinya permusuhan dengan orang lain kadang tidak bisa dihindari. Oleh sebab itu, kita harus banyak memohon kepada Allah agar dihindarkan dari permusuhan dengan orang lain. Namun jika kita terpaksa memiliki musuh, atau orang lain memusuhi kita, agar kita terhindar dari keburukan musuh tersebut, maka saat melihat musuh kita dianjurkan untuk membaca doa berikut; Ya maliki yaumidini iyyaka abudu wa iyyaka astainu. Wahai penguasa hari pembalasan, hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan. Imam Nawawi menyebutkan dalam kitab Al-Adzkar bahwa doa di atas pernah dibaca Rasulullah saat beliau melihat dan berjumpa dengan musuhnya dalam sebuah peperangan. | Dalam hidup, tidak ada di antara kita yang ingin memiliki musuh. Namun terkadang karena berbagai hal dan sebab, dalam perjalanan kehidupan ini terjadinya permusuhan dengan orang lain kadang tidak bisa dihindari. Oleh sebab itu, kita harus banyak memohon kepada Allah agar dihindarkan dari permusuhan dengan orang lain. Namun jika kita terpaksa memiliki musuh, atau orang lain memusuhi kita, agar kita terhindar dari keburukan musuh tersebut, maka saat melihat musuh kita dianjurkan untuk membaca doa berikut Ya maliki yaumidini iyyaka abudu wa iyyaka astainu. Wahai penguasa hari pembalasan, hanya kepadaMu aku menyembah dan hanya kepadaMu aku memohon pertolongan. Imam Nawawi menyebutkan dalam kitab AlAdzkar bahwa doa di atas pernah dibaca Rasulullah saat beliau melihat dan berjumpa dengan musuhnya dalam sebuah peperangan. |
Jualan Karpet Tokoh Berkarakter | https://bimbinganislam.com/jualan-karpet-tokoh-berkarakter/ | Pertanyaan : Afwan, mau bertanya bagaimana hukumnya boneka karakter? Kalau ada yang memesan karpet karakter apakah boleh? (Dari Diyah Anggota Grup WA Bimbingan Islam T04-46) Jawaban : Bila gambar makhluk bernyawa tersebut terdapat pada benda-benda yang dihinakan contohnya karpet, tikar, keset dan lain sebagainya maka tidak mengapa. Terhadap keterangan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahuanhu, : . : Jibril alaihis salam meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda, Masuklah. Jibril menjawab, Bagaimana saya masuk sementara di dalam rumahmu ada tirai yang bergambar. Sebaiknya kamu potong bagian kepalanya atau kamu jadikan sebagai alas yang dipakai untuk berbaring, karena kami para malaikat tidak akan masuk rumah yang terdapat gambar-gambar (HR. Abu Dawud no. 4157 dan An-Nasai no. 216) Makna shuroh dalam hadis di atas adalah gambar makhluk hidup yang memiliki wajah atau kepala. Ibnu Abbas menyatakan, shuroh (gambar) adalah kepala, bila kepala tersebut telah dipotong/dihilangkan maka hilanglah hakekat shuroh (gambar) (Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi 7/270). Imam Khottobi rahimahumullah berkata, pernyataan ini menunjukkan bahwa bila gambar telah diubah, yaitu dengan memangkas bagian kepalanya, atau memisahkan antara kepala dan badannya, hingga bentuknya tidak lagi seperti semula, maka hukumnya tidak mengapa memakainya (Maalim As-sunan 6/82). Jumhur ulama menegaskan, hukumnya boleh mengenakan sarung kasur, bantal atau kursi atau sandaran yang bergambar makhluk bernyawa. Begitu pula pada benda-benda yang terhinakan, seperti keset, tikar dan lain sebagainya. Mereka berdalil dengan hadis Aisyah radhiyallahuanha, : : Pernah Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam suatu ketika tiba dari perjalanan jauh. Ketika itu aku menutupkan rak kepunyaanku dengan sebuah tirai. Pada tirai itu terdapat gambar-gambar (makhluk bernyawa, pent). Saat Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam melihat tirai bergambar tersebut, beliau langsung mengambilnya seraya bersabda : Manusia yang paling keras siksanya pada hari kiamat adalah orang-orang yang menyamai (menandingi) ciptaan Allah. Aisyah radliyallaahu anha berkata : Maka tirai itu kami jadikan satu sampai dua bantal. (HR. Bukhori no. 5954, Muslim no. 2107) Dalam riwayat lain disebutkan, Tirai itu aku jadikan menjadi dua bagian. Kemudian saya melihat Nabi shallallahualaihiwasallam, bersandar pada salah satu dari dua bagian tirai bergambar itu (Al-Musnad, 43/209) Dan berangkat dari hadits ini, bila memakai tirai yang ada lukisan atau bordiran makhluk bernyawanya saja terlarang, maka memakai baju atau kaos yang terdapat gambar makhluk bernyawa, tentu lebih terlarang lagi. Karena dalam pakaian yang bergambar, terdapat unsur pengagungan yang lebih terhadap gambar, daripada pada tirai yang bergambar. Yang dikecualikan oleh mayoritas ulama adalah, bila gambar bernyawa tersebut dikenakan pada benda-benda yang dihinakan. Oleh karenanya, hukum memakai kaos atau baju yang bergambar makhluk bernyawa adalah terlarang berdasarkan hadis yang telah disebutkan di atas. (lihat: Syarah Manzhumatul Adab hal. 440). Wallahu alam Wabillahi taufiq Konsultasi Bimbingan Islam Ustadz Rosyid Abu Rosyidah | Pertanyaan Afwan, mau bertanya bagaimana hukumnya boneka karakter Kalau ada yang memesan karpet karakter apakah boleh Dari Diyah Anggota Grup WA Bimbingan Islam T0446 Jawaban Bila gambar makhluk bernyawa tersebut terdapat pada bendabenda yang dihinakan contohnya karpet, tikar, keset dan lain sebagainya maka tidak mengapa. Terhadap keterangan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahuanhu, . Jibril alaihis salam meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda, Masuklah. Jibril menjawab, Bagaimana saya masuk sementara di dalam rumahmu ada tirai yang bergambar. Sebaiknya kamu potong bagian kepalanya atau kamu jadikan sebagai alas yang dipakai untuk berbaring, karena kami para malaikat tidak akan masuk rumah yang terdapat gambargambar HR. 216 Makna shuroh dalam hadis di atas adalah gambar makhluk hidup yang memiliki wajah atau kepala. Imam Khottobi rahimahumullah berkata, pernyataan ini menunjukkan bahwa bila gambar telah diubah, yaitu dengan memangkas bagian kepalanya, atau memisahkan antara kepala dan badannya, hingga bentuknya tidak lagi seperti semula, maka hukumnya tidak mengapa memakainya Maalim Assunan 682. Jumhur ulama menegaskan, hukumnya boleh mengenakan sarung kasur, bantal atau kursi atau sandaran yang bergambar makhluk bernyawa. Begitu pula pada bendabenda yang terhinakan, seperti keset, tikar dan lain sebagainya. Mereka berdalil dengan hadis Aisyah radhiyallahuanha, Pernah Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam suatu ketika tiba dari perjalanan jauh. Saat Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam melihat tirai bergambar tersebut, beliau langsung mengambilnya seraya bersabda Manusia yang paling keras siksanya pada hari kiamat adalah orangorang yang menyamai menandingi ciptaan Allah. 2107 Dalam riwayat lain disebutkan, Tirai itu aku jadikan menjadi dua bagian. Kemudian saya melihat Nabi shallallahualaihiwasallam, bersandar pada salah satu dari dua bagian tirai bergambar itu AlMusnad, 43209 Dan berangkat dari hadits ini, bila memakai tirai yang ada lukisan atau bordiran makhluk bernyawanya saja terlarang, maka memakai baju atau kaos yang terdapat gambar makhluk bernyawa, tentu lebih terlarang lagi. Yang dikecualikan oleh mayoritas ulama adalah, bila gambar bernyawa tersebut dikenakan pada bendabenda yang dihinakan. Oleh karenanya, hukum memakai kaos atau baju yang bergambar makhluk bernyawa adalah terlarang berdasarkan hadis yang telah disebutkan di atas. Wallahu alam Wabillahi taufiq Konsultasi Bimbingan Islam Ustadz Rosyid Abu Rosyidah |
Menghindari Pujian Dan Popularitas | https://muslim.or.id/24396-menghindari-pujian-dan-popularitas.html | Daftar Isi Di antara kebiasaan orang-orang shalih adalah: mereka berusaha untuk lari dari pujian manusia dan pengagungan mereka, serta membenci popularitas di kalangan manusia. Ini menunjukan keikhlasan mereka kepada Allah, dimana mereka mencukupkan diri dengan pengetahuan Allah sajalah tentang keadaan mereka, dan hanya berharap pahala dari Allah terhadap amalan mereka. Anda lihat bahwa orang-orang seperti mereka tidak butuh pujian serta tidak butuh popularitas di antara manusia. Mereka tidak mendambakan pujian dan popularitas itu, bahkan mereka membencinya. Mereka berharap menjadi orang yang tidak diperhitungkan di antara manusia, serta tiada yang memperhatikan amalan mereka selain Allah. Namun Allah tidak berkehendak demikian, bahkan Allah berkehendak agar mereka terkenal. Allah meninggikan kedudukan mereka, mereka banyak disebut di kalangan manusia, dan Allah meletakkan di hati para hamba-Nya kecintaan terhadap mereka. Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa yang kaya lagi tidak menampakan dirinya (HR:Muslim no.2965). Kisah Uwais Al-Qarni, bisa dilihat kisahnya dalam Shahih Muslim (no. 2542): Apabila kafilah dari Yaman datang, Umar bin Khaththab bertanya kepada mereka: Adakah di antara kalian Uwais bin Amir? Sehingga suatu saat Umar mendatangi Uwais dan minta agar Uwais memintakan ampun untuknya, karena Uwais adalah seorang tabiin yang sangat berbakti kepada ibunya, dan rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan bahwa jika Uwais berdoa, doanya pasti dikabulkan, maka Uwaispun melakukan apa yang diminta Umar. Kemudian Umar bertanya kepada Uwais: Anda mau pergi kemana? Uwais menjawab: Kuufah, Umar bertanya: Perlukah saya tulis untukmu sebuah memo kepada pegawai saya di Kufah (agar dia memenuhi kebutuhanmu -pen)? Ia menjawab: Aku lebih senang menjadi manusia yang tidak diperhitungkan. Imam Syafii rahimahullah berkata: Aku ingin jika manusia mempelajari ilmu ini, mereka tidak menisbatkan sedikitpun ilmu ini kepadaku (Hilyatul Aulia, 9/118). Sufyan Ats-Tsauri berpesan kepada saudaranya: Waspadalah, janganlah engkau mencintai kedudukan, karena zuhud pada kedudukan itu lebih sulit dari pada zuhud pada dunia (Hilyatul Aulia, 6/387). Ibrahim bin Adham berkata: Tidaklah tulus kepada Allah, orang yang mencintai ketenaran (Hilyatul Aulia, 8/19). Demikian, semoga bermanfaat ————– Makkah 06/4/ 1436 H. Penulis: Nuruddin Abu Faynan Artikel Muslim.Or.Id | Daftar Isi Di antara kebiasaan orangorang shalih adalah mereka berusaha untuk lari dari pujian manusia dan pengagungan mereka, serta membenci popularitas di kalangan manusia. Ini menunjukan keikhlasan mereka kepada Allah, dimana mereka mencukupkan diri dengan pengetahuan Allah sajalah tentang keadaan mereka, dan hanya berharap pahala dari Allah terhadap amalan mereka. Anda lihat bahwa orangorang seperti mereka tidak butuh pujian serta tidak butuh popularitas di antara manusia. Mereka tidak mendambakan pujian dan popularitas itu, bahkan mereka membencinya. Mereka berharap menjadi orang yang tidak diperhitungkan di antara manusia, serta tiada yang memperhatikan amalan mereka selain Allah. Namun Allah tidak berkehendak demikian, bahkan Allah berkehendak agar mereka terkenal. Allah meninggikan kedudukan mereka, mereka banyak disebut di kalangan manusia, dan Allah meletakkan di hati para hambaNya kecintaan terhadap mereka. Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa yang kaya lagi tidak menampakan dirinya HRMuslim no.2965. Kisah Uwais AlQarni, bisa dilihat kisahnya dalam Shahih Muslim no. 2542 Apabila kafilah dari Yaman datang, Umar bin Khaththab bertanya kepada mereka Adakah di antara kalian Uwais bin Amir Sehingga suatu saat Umar mendatangi Uwais dan minta agar Uwais memintakan ampun untuknya, karena Uwais adalah seorang tabiin yang sangat berbakti kepada ibunya, dan rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan bahwa jika Uwais berdoa, doanya pasti dikabulkan, maka Uwaispun melakukan apa yang diminta Umar. Kemudian Umar bertanya kepada Uwais Anda mau pergi kemana Uwais menjawab Kuufah, Umar bertanya Perlukah saya tulis untukmu sebuah memo kepada pegawai saya di Kufah agar dia memenuhi kebutuhanmu pen Ia menjawab Aku lebih senang menjadi manusia yang tidak diperhitungkan. Imam Syafii rahimahullah berkata Aku ingin jika manusia mempelajari ilmu ini, mereka tidak menisbatkan sedikitpun ilmu ini kepadaku Hilyatul Aulia, 9118. Sufyan AtsTsauri berpesan kepada saudaranya Waspadalah, janganlah engkau mencintai kedudukan, karena zuhud pada kedudukan itu lebih sulit dari pada zuhud pada dunia Hilyatul Aulia, 6387. Ibrahim bin Adham berkata Tidaklah tulus kepada Allah, orang yang mencintai ketenaran Hilyatul Aulia, 819. Demikian, semoga bermanfaat Makkah 064 1436 H. Penulis Nuruddin Abu Faynan Artikel Muslim.Or.Id |
Seputar Dzikir ‘Istighfar’ Dan Hakikatnya | https://bimbinganislam.com/seputar-dzikir-istighfar-dan-hakikatnya/ | Seputar Dzikir Istighfar Dan Hakikatnya Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan Seputar Dzikir Istighfar Dan Hakikatnya, selamat membaca. [lwptoc] Pertanyaan: izin bertanya kepada ustadz, kita dianjurkan utk banyak beristighfar, apa saja lafadz istighfar yg shahih? Dan apakah istighfar itu harus dilafadzkan atau bisa dalam hati saja? Jazakallah khairan atas kesempatan bertanya ini. (Dari Fulan Anggota Grup Whatsapp Sahabat BiAS) Jawaban: Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu alaa rasulillaah, Amma badu. Waalaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh 1. Makna Istighfar Apa makna istighfar? Lafaz (Al-Istighfar) diambil dari kata (Istaghfara) yang berarti memohon kepada Allah Taala maghfirah (ampunan). Maknanya ada keadaan; 1. Kita meminta agar Allah Taala menutup aib-aib kita di dunia dan di akhirat. Sungguh sangat celaka orang yang dibongkar aibnya oleh Allah Taala di dunia. Orang-orang akan meninggalkannya, menghinakannya, dan menjatuhkannya ketika aibnya terbongkar di dunia. Dan terlebih mengerikan lagi jika aib itu terbongkar di akhirat kelak, di hadapan khalayak banyak, maka sungguh itu adalah tanda kebinasaan. Maka seseorang tatkala beristighfar, maka bermakna bahwa dia meminta untuk ditutupkan aib dan dosa-dosanya dari hadapan manusia. 2. Kita meminta kepada Allah Yang Maha Pemurah agar dosa-dosa kita tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi diri kita. Sejatinya tidak satu dosa pun kecuali pasti menimbulkan dampak. Dan dampak yang paling minimal dari dosa ada membuat hati kita menjadi hitam. Sebagaimana sabda Nabi yang mulia Shallallahu alaihi wa sallam, Apabila eorang hamba melakukan suatu dosa, maka di titikkan dalam hatinya sebuah titik hitam dan apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan dan apabila ia kembali maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutup hatinya. (HR. At Tirmidzi, no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, dan lainnya. Imam At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). 2. Istighfar Adalah Zikir Yang Agung Di antara dzikir yang sangat agung adalah dzikir istighfar. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang orang yang banya memohon ampun, Beruntunglah bagi orang yang mendapatkan didalam catatan amalnya istighfar yang banyak. (HR. Ibnu Majah, no. 3818). Orang yang banyak beristighfar kata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang beruntung, di dunia maupun di akhirat. Karena orang yang beristighfar, akan dikurangi dosa-dosanya (diampuni) oleh Allah Subhanahu wa taala, dan dengan istighfar dia akan mendapati banyak kemudahan di dunia dan di akhirat. 3. Perintah Dan Anjuran Agar Banyak Beristighfar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah mencontohkan pada umatnya untuk memperbanyak zikir istighfar (permohonan ampun). Karena manusia tidaklah luput dari kesalahan dan dosa, sehingga istighfar dan taubat mesti dijaga setiap saat. Sahabat mulia Abu Hurairah radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda, Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali. (HR. Bukhari, no. 6307). Dari sahabat lain Al Aghorr Al Muzanni mengisahkan bahwa Rasul Shallallahu alaihi wasallam juga pernah bersabda, Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali. (HR. Muslim, no. 2702). Patokannya adalah bila manusia itu memang banyak dosa dan khilaf, maka ia harus selalu memohon ampun. 4. Lafal-Lafal Istighfar Semua lafal dalam ayat al Quran dan Hadits-hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang bermakna permohonan ampun maka termasuk lafal istighfar. Dan lafal ini sangatlah banyak. Di antaranya adalah, Lafal Istighfar, jika disebut sendirian, maka maknanya adalah menutup dosa-dosa, menghilangkan dampak dari dosa, dan memohon ampunan dari Allah Subhanahu wa Taala. Oleh karenanya jika istighfar disebut secar sendirian, maka maknanya sama dengan taubat. Demikian pula jika taubat disebut sendirian maka maknanya sama dengan istighfar. Akan tetapi jika istighfar digabung dengan taubat, sebagaimana dalam beberapa lafal di antaranya, Maka taubat kedudukannya menjadi lebih tinggi daripada istighfar. Oleh karenanya di dalam Alquran disebutkan, Dan (Hud berkata), Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya. (QS. Hud : 52) Ayat ini menggambarkan bahwa kedudukan taubat seakan-akan lebih tinggi daripada istighfar. Lalu apa bedanya istighfar dan taubat jika digabungkan? Taubat melazimkan seseorang meninggalkan dan berhenti dari maksiat. Adapun istighfar, bisa jadi seseorang mengucapkannya sementara dia masih melakukan suatu dosa. Ini menunjukkan bahwa apakah seseorang mampu meninggalkan dosa-dosanya atau tidak, tetap dia harus beristighfar dan terus memohon ampun kepada Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan ucapan zikir istighfar ini dibenarkan dalam hati dan diucapkan dengan lisan, tidak cukup dengan hati saja, dan lebih sempurna lagi jika dibarengi dengan bukti amalan, dan ini adalah fase menuju taubat nasuha. Wallahu Taala Alam. Dijawab dengan ringkas oleh: Ustadz Fadly Gugul S.Ag. Selasa, 26 Rabiul Awal 1443 H/ 2November 2021 M Ustadz Fadly Gugul S.Ag. Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafii Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul klik disini | Seputar Dzikir Istighfar Dan Hakikatnya Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan Seputar Dzikir Istighfar Dan Hakikatnya, selamat membaca. lwptoc Pertanyaan izin bertanya kepada ustadz, kita dianjurkan utk banyak beristighfar, apa saja lafadz istighfar yg shahih Dan apakah istighfar itu harus dilafadzkan atau bisa dalam hati saja Jazakallah khairan atas kesempatan bertanya ini. Dari Fulan Anggota Grup Whatsapp Sahabat BiAS Jawaban Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu alaa rasulillaah, Amma badu. Waalaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh 1. Makna Istighfar Apa makna istighfar Lafaz AlIstighfar diambil dari kata Istaghfara yang berarti memohon kepada Allah Taala maghfirah ampunan. Kita meminta agar Allah Taala menutup aibaib kita di dunia dan di akhirat. Sungguh sangat celaka orang yang dibongkar aibnya oleh Allah Taala di dunia. Orangorang akan meninggalkannya, menghinakannya, dan menjatuhkannya ketika aibnya terbongkar di dunia. Dan terlebih mengerikan lagi jika aib itu terbongkar di akhirat kelak, di hadapan khalayak banyak, maka sungguh itu adalah tanda kebinasaan. Maka seseorang tatkala beristighfar, maka bermakna bahwa dia meminta untuk ditutupkan aib dan dosadosanya dari hadapan manusia. Kita meminta kepada Allah Yang Maha Pemurah agar dosadosa kita tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi diri kita. Sejatinya tidak satu dosa pun kecuali pasti menimbulkan dampak. Dan dampak yang paling minimal dari dosa ada membuat hati kita menjadi hitam. Sebagaimana sabda Nabi yang mulia Shallallahu alaihi wa sallam, Apabila eorang hamba melakukan suatu dosa, maka di titikkan dalam hatinya sebuah titik hitam dan apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan dan apabila ia kembali maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutup hatinya. Imam At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Istighfar Adalah Zikir Yang Agung Di antara dzikir yang sangat agung adalah dzikir istighfar. Karena orang yang beristighfar, akan dikurangi dosadosanya diampuni oleh Allah Subhanahu wa taala, dan dengan istighfar dia akan mendapati banyak kemudahan di dunia dan di akhirat. Karena manusia tidaklah luput dari kesalahan dan dosa, sehingga istighfar dan taubat mesti dijaga setiap saat. Sahabat mulia Abu Hurairah radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda, Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat padaNya dalam sehari lebih dari 70 kali. Patokannya adalah bila manusia itu memang banyak dosa dan khilaf, maka ia harus selalu memohon ampun. Oleh karenanya jika istighfar disebut secar sendirian, maka maknanya sama dengan taubat. Hud 52 Ayat ini menggambarkan bahwa kedudukan taubat seakanakan lebih tinggi daripada istighfar. Adapun istighfar, bisa jadi seseorang mengucapkannya sementara dia masih melakukan suatu dosa. Dan ucapan zikir istighfar ini dibenarkan dalam hati dan diucapkan dengan lisan, tidak cukup dengan hati saja, dan lebih sempurna lagi jika dibarengi dengan bukti amalan, dan ini adalah fase menuju taubat nasuha. Dijawab dengan ringkas oleh Ustadz Fadly Gugul S.Ag. Selasa, 26 Rabiul Awal 1443 H 2November 2021 M Ustadz Fadly Gugul S.Ag. |
Puasa Tahan Tidak Makan, Tapi Tidak Untuk Makan Daging Saudara Sendiri | https://muslim.or.id/39137-puasa-tahan-tidak-makan-tapi-tidak-untuk-makan-daging-saudara-sendiri.html | Bisa jadi banyak yang mampu menahan tidak makan dan tidak minum selama berpuasa, akan tetapi terkadang ia tidak bisa menahan diri untuk tidak makan daging saudaranya sendiri. Maksudnya adalah melakukan ghibah, sibuk bergosip dan membicarakan aib orang lain. Ghibah diperumpamakan dalam Al-Quran dengan memakan daging mayat saudara sendiri. Allah Taala berfirman, ﻭﻻ ﻳﻐﺘﺐ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﺑﻌﻀﺎ ﺃﻳﺤﺐ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﺃﻥ ﻳﺄﻛﻞ ﻟﺤﻢ ﺃﺧﻴﻪ ﻣﻴﺘﺎ ﻓﻜﺮﻫﺘﻤﻮﻩ ﻭﺍﺗﻘﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻮﺍﺏ ﺭﺣﻴﻢ Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, pasti kalian membencinya. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih. [Al Hujurat :12] Harusnya seseorang sangat benci makan mayat (bahkan jijik), seharusnya ini juga yang ia rasakan ketika melakukan ghibah. Syaikh Abdurrahman As-Sadiy rahimahullah menjelaskan, [ ] Diserupakan dengan memakan daging mayat saudara karena hal ini dibenci oleh jiwa, (sangat benci) dengan melakukan ghibah. (Tafsir As-Sadiy) Ghibah adalah menyebut-nyebut kejelekan saudaranya, padahal saudaranya tidak suka jika dibicarakan dan orang tersebut sedang tidak ada di majelis tersebut ketika dibicarakan. Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda, : .: : : Tahukah kalian apa itu ghibah? Mereka (para sahabat) menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Kemudian beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda, Engkau menyebut-nyebut saudaramu tentang sesuatu yang ia benci. Kemudian ada yang bertanya, Bagaimana menurutmu jika sesuatu yang aku sebutkan tersebut nyata-nyata apa pada saudaraku? Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab, Jika memang apa yang engkau ceritakan tersebut ada pada dirinya itulah yang namanya ghibah, namun jika tidak berarti engkau telah berdusta atas namanya. (HR Muslim 2589) Apabila yang dibicarakan itu nerupa aib dan kekurangan itu tdak benar, maka perkaranya lebih berat lagi karena merupakan fitnah, sehingga tidak ada gunanya membahas dan membicarakan orang lain tanpa kemashalahatan yang lebih semisal mencari solusi dan berniat akan menasehati. Bisa jadi seseorang berpuasa tetapi masih melakukan ghibah bahkan menjadi hobi. Hal ini akan mengurangi pahala puasanya bahkan membuat pahala puasanya menjadi sia-sia. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengingatkan bahwa puasa itu bukan sekedar menahan makan dan minum saja. Beliau bersabda, : Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rafats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, Aku sedang puasa, aku sedang puasa. (HR. Ibnu Majah, Shhih At Targib wa At Tarhib no. 1082) Puasa itu juga mempuasakan semua anggota tubuh kita dari kemaksiatan dan semoga Allah memudahkan kita. Sahabat Jabir radhiallahu anhu berkata, Jika engkau berpuasa maka puasakanlah pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta. Janganlah menyakiti tetangga, hendaknya engkau penuh ketenangan dan wibawa pada hari puasamu. (Lathaif Al Maarif,Ibnu rajab Al Hambali) Apabila seorang yang berpuasa tidak bisa menjaga diri dari hal-hal ini bisa jadi pahala puasa sia-sia dan yang hanya ia dapatkan adalah lapar dan haus saja. Karenanya Rasulullah shallallahu alaih wa sallam bersabda, Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga. (HR. Thabrani, sahih lighairihi) Bahkan Allah tidak butuh terhadap puasanya dan ini bentuk ungkapan bahwa ibadah puasanya tidak benar. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan. (HR. Bukhari no. 1903) Semoga kita bisa menjaga anggota badan terutama lisan dari hal-hal yang bisa merusak puasa. @ Perum PTSC, Cileungsi Penyusun: Raehanul Bahraen | Bisa jadi banyak yang mampu menahan tidak makan dan tidak minum selama berpuasa, akan tetapi terkadang ia tidak bisa menahan diri untuk tidak makan daging saudaranya sendiri. Maksudnya adalah melakukan ghibah, sibuk bergosip dan membicarakan aib orang lain. Allah Taala berfirman, ﻭﻻ ﻳﻐﺘﺐ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﺑﻌﻀﺎ ﺃﻳﺤﺐ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﺃﻥ ﻳﺄﻛﻞ ﻟﺤﻢ ﺃﺧﻴﻪ ﻣﻴﺘﺎ ﻓﻜﺮﻫﺘﻤﻮﻩ ﻭﺍﺗﻘﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻮﺍﺏ ﺭﺣﻴﻢ Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih. Syaikh Abdurrahman AsSadiy rahimahullah menjelaskan, Diserupakan dengan memakan daging mayat saudara karena hal ini dibenci oleh jiwa, sangat benci dengan melakukan ghibah. Tafsir AsSadiy Ghibah adalah menyebutnyebut kejelekan saudaranya, padahal saudaranya tidak suka jika dibicarakan dan orang tersebut sedang tidak ada di majelis tersebut ketika dibicarakan. Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda, . Tahukah kalian apa itu ghibah Mereka para sahabat menjawab, Allah dan RasulNya lebih tahu. Kemudian beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda, Engkau menyebutnyebut saudaramu tentang sesuatu yang ia benci. Bisa jadi seseorang berpuasa tetapi masih melakukan ghibah bahkan menjadi hobi. Hal ini akan mengurangi pahala puasanya bahkan membuat pahala puasanya menjadi siasia. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengingatkan bahwa puasa itu bukan sekedar menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rafats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, Aku sedang puasa, aku sedang puasa. Ibnu Majah, Shhih At Targib wa At Tarhib no. 1082 Puasa itu juga mempuasakan semua anggota tubuh kita dari kemaksiatan dan semoga Allah memudahkan kita. Sahabat Jabir radhiallahu anhu berkata, Jika engkau berpuasa maka puasakanlah pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta. Janganlah menyakiti tetangga, hendaknya engkau penuh ketenangan dan wibawa pada hari puasamu. Lathaif Al Maarif,Ibnu rajab Al Hambali Apabila seorang yang berpuasa tidak bisa menjaga diri dari halhal ini bisa jadi pahala puasa siasia dan yang hanya ia dapatkan adalah lapar dan haus saja. Perum PTSC, Cileungsi Penyusun Raehanul Bahraen |
Keutamaan Mengucapkan Amin Dalam Shalat Jamaah | https://pecihitam.org/keutamaan-mengucapkan-amin-dalam-shalat-jamaah/ | PeciHitam.org – Hampir dapat dipastikan bahwa saat shalat berjamaah akan mendengar ucapan “Amin” dari para jamaah, dan untuk mengetahui hukum mengucapkan amin dalam shalat tentu dikembalikan pada sumber syariat Islam. Dalam sebuah riwayat Hadits Nabi bersabda, ( ) : Atinya: “Bila imam membaca (Ghairil maghdhubi ‘alaihim waladhdhooliim), maka ucapkanlah (Amin).” (HR. Bukhari, Nasa’i dan Darimi) Hadits tersebut menjadi dasar bagi para ulama untuk menatapkan hukum sunnah atas bacaan “Amin” setelah surat Al-Faatihah, sebab dalam hadits tersebut terdapat perintah “ucapkanlah” dan perintah tersebut dihukumi sebagai sunnah. Hukum dari mengucapkan “Amin” ketika selesai membaca Al-Fatihah merupakan sunnah dan dianjurkan bagi imam maupun makmum, bacaan tersebut diucapkan secara tegas saat shalat Maghrib Isya dan Subuh. Ibnu Katsir menjelaskan yang artinya: “Disunnahkan bagi yang membaca surat Al-Fatihah untuk mengucapakan “aamiin” setelah membacanya, Ulama Syafi’iyah dan ulama lainnya menyatakan bahwa dianjurkan mengucapkan “aamiin” bagi orang yang membaca Al-Fatihah di luar shalat, terlebih lagi jika di dalam shalat, baik ia shalat sendiri, sebagai imam, maupun sebagai makmum, begitu pula di keadaan lainnya.” (Lihat: Tafsir Ibnu Katsir, 1:144-145) Adapun membaca “Amiin” di belakang imam pahalanya besar dan memiliki keutamaan yang tidak didapatkan seseorang yang shalat sendirian, sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, ( ), (: 7) : : : Artinya: “Apabila imam usai membaca, (Ghairil maghdhubi ‘alaihim waladh dhallin) maka ucapkan: ‘Amiin’, karena barang siapa yang ucapan (amin)nya berbarengan dengan ucapan (amin) malaikat, dosanya yang telah lalu diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim) Hadits tersebut secara jelas diterangkan keutamaan yang luar biasa dari mengucapkan amin dalam shalat terutama shalat berjamaah yaitu diketahui bahwa para malaikat mengucapkan amin bersamaan dan berbarengan dengan orang-orang yang sedang shalat berjamaah dan Allah SWT akan mengampuni dosa yang telah lalu. Ampunan dari Allah SWT tidak hanya diberikan kepada orang yang mengucapkan amin dalam shalat secara bersamaan dengan ucapan Malaikat namun juga diberikan kepada orang yang berada di masjid saat itu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Maka sesungguhnya orang yang perkataannya sesuai dengan perkataan para Malaikat, maka orang yang berada di dalam masjid akan diampuni.” (HR. Nasa’i) Bacaan “Amin” merupakan sebuah amalan yang sangat sederhana dan sangat ringan namun menyimpan keutamaan yang sangat besar, Allah SWT menyediakan banyak sarana yang sangat mudah untuk diamalkan demi mendapatkan bekal di akhirat, disamping ampunan dosa akan didapat, doa yang telah dipanjatkan juga akan terkabulkan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Tidaklah berkumpul sekelompok orang, kemudian sebagian dari mereka berdoa dan sebagian yang lain mengucapkan ‘amin’, kecuali Allah akan mengabulkan doa mereka.” (HR. Hakim) Imam Nawawi menjelaskan bahwa terdapat sebuah riwayat yaitu “jika seorang imam mengatakan ‘amin’ maka ucapkanlah oleh kalian amin, maka siapa yang ucapan aminnya bersamaan dengan ucapan amin para malaikat maka dosanya yang telah lalu akan diampuni”, dan dalam riwayat lain yaitu “apabila seorang dari kalian mengatakan amin dan para malaikat di langit juga mengatakan amin dan ucapan keduanya bersamaan maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” Imam Nawawi mengatakan bahwa hadits tersebut menunjukkan anjuran pengucapan amin dalam shalat mengiringi Al-Fatihah bagi imam, makmum dan orang yang shalat sendirian serta alangkah baiknya ucapan amin seorang makmum bersamaan dengan ucapan amin imam, tidak sebelum maupun setelahnya. Al-Qodhi ‘Ayadh menjelaskan bahwa makna dari ucapan amin bersamaan dengan ucapan amin yang lain mewujudkan sifat kekhusyu’an dan keikhlasan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sesungguhnya Allah telah memberikan kepadaku tiga hal yaitu: telah memberiku shalat di dalam shaf-shaf, telah memberiku salam penghormatan (tahiyat), yang sesungguhnya salam itu adalah salam penghormatan penduduk surga, dan telah memberiku ucapan ‘amin’, Dia belum pernah memberikannya kepada seorang pun dari Nabi-Nabi sebelumku, kecuali Allah telah memberikannya kepada Harun, yaitu ketika Musa berdoa kemudian Harun mengucapkan ‘amiin’.” (HR, Ibnu Khuzaimah) Demikianlah mengucapkan amin dalam shalat dan sangat disayangkan jika amalan yang sangat ringan tersebut dengan keutamaan yang begitu besar, tidak dilakukan dengan kushu’ dan sungguh-sungguh, oleh karenanya alangkah baiknya bacaan “Amin” diucapkan secara bersama-sama agar didapatkan keutamaannya yang begitu besar. | PeciHitam.org Hampir dapat dipastikan bahwa saat shalat berjamaah akan mendengar ucapan Amin dari para jamaah, dan untuk mengetahui hukum mengucapkan amin dalam shalat tentu dikembalikan pada sumber syariat Islam. Dalam sebuah riwayat Hadits Nabi bersabda, Atinya Bila imam membaca Ghairil maghdhubi alaihim waladhdhooliim, maka ucapkanlah Amin. Bukhari, Nasai dan Darimi Hadits tersebut menjadi dasar bagi para ulama untuk menatapkan hukum sunnah atas bacaan Amin setelah surat AlFaatihah, sebab dalam hadits tersebut terdapat perintah ucapkanlah dan perintah tersebut dihukumi sebagai sunnah. Hukum dari mengucapkan Amin ketika selesai membaca AlFatihah merupakan sunnah dan dianjurkan bagi imam maupun makmum, bacaan tersebut diucapkan secara tegas saat shalat Maghrib Isya dan Subuh. Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 1144145 Adapun membaca Amiin di belakang imam pahalanya besar dan memiliki keutamaan yang tidak didapatkan seseorang yang shalat sendirian, sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, , 7 Artinya Apabila imam usai membaca, Ghairil maghdhubi alaihim waladh dhallin maka ucapkan Amiin, karena barang siapa yang ucapan aminnya berbarengan dengan ucapan amin malaikat, dosanya yang telah lalu diampuni. Ampunan dari Allah SWT tidak hanya diberikan kepada orang yang mengucapkan amin dalam shalat secara bersamaan dengan ucapan Malaikat namun juga diberikan kepada orang yang berada di masjid saat itu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya Maka sesungguhnya orang yang perkataannya sesuai dengan perkataan para Malaikat, maka orang yang berada di dalam masjid akan diampuni. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, Tidaklah berkumpul sekelompok orang, kemudian sebagian dari mereka berdoa dan sebagian yang lain mengucapkan amin, kecuali Allah akan mengabulkan doa mereka. Hakim Imam Nawawi menjelaskan bahwa terdapat sebuah riwayat yaitu jika seorang imam mengatakan amin maka ucapkanlah oleh kalian amin, maka siapa yang ucapan aminnya bersamaan dengan ucapan amin para malaikat maka dosanya yang telah lalu akan diampuni, dan dalam riwayat lain yaitu apabila seorang dari kalian mengatakan amin dan para malaikat di langit juga mengatakan amin dan ucapan keduanya bersamaan maka dosanya yang telah lalu akan diampuni. AlQodhi Ayadh menjelaskan bahwa makna dari ucapan amin bersamaan dengan ucapan amin yang lain mewujudkan sifat kekhusyuan dan keikhlasan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya Sesungguhnya Allah telah memberikan kepadaku tiga hal yaitu telah memberiku shalat di dalam shafshaf, telah memberiku salam penghormatan tahiyat, yang sesungguhnya salam itu adalah salam penghormatan penduduk surga, dan telah memberiku ucapan amin, Dia belum pernah memberikannya kepada seorang pun dari NabiNabi sebelumku, kecuali Allah telah memberikannya kepada Harun, yaitu ketika Musa berdoa kemudian Harun mengucapkan amiin. HR, Ibnu Khuzaimah Demikianlah mengucapkan amin dalam shalat dan sangat disayangkan jika amalan yang sangat ringan tersebut dengan keutamaan yang begitu besar, tidak dilakukan dengan kushu dan sungguhsungguh, oleh karenanya alangkah baiknya bacaan Amin diucapkan secara bersamasama agar didapatkan keutamaannya yang begitu besar. |
Tidak Puasa karena Haid dan Nifas | https://fatwatarjih.or.id/tidak-puasa-karena-haid-nifas/ | Pertanyaan: Bagaimana hukumnya puasa Ramadhan yang tertinggal karena datang haid, sedang antara dua Ramadhan berikutnya tidak dapat diqadha akibat hamil, melahirkan dan menyusukan. Dan bagaimana hukumnya puasa Ramadhan yang tertinggal akibat melahirkan (nifas dan menyusukan). Dapatkah nifas disamakan hukumnya dengan menyusukan, karena sedang bernifas juga menyusukan? (Widada, Tegalrejo, Yogyakarta).Jawaban: Orang yang tertinggal (tidak) melakukan puasa di bulan Ramadhan karena sakit atau bepergian, diwajibkan untuk menggantinya. Artinya melakukan puasa ganti di waktu yang lain, di luar bulan Ramadhan, sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 184. Orang yang sedang haid tidak boleh shalat dan juga tidak boleh berpuasa, dan puasanya harus diganti pula di hari yang lain, sebagaimana disebutkan dalam Hadis mauquf bihukmil marfu. Kata ‘Aisyah: ( ) ( )Artinya” “Kami kadang-kadang mengalami itu (haid), maka kita diperintahkan untuk mengganti puasa”. Dalam mengganti puasa yang tertinggal itu dikatakan di hari yang lain, maksudnya di hari luar Ramadhan, tentu saja di tahun itu. Kalau tidak dapat di tahun itu karena ada halangan seperti hamil atau menyusui, tidak ada halangan dikerjakan puasa itu di waktu yang lain, dalam hal ini tahun berikutnya. Kedudukan nifas dapat diqiyaskan dengan haid, jadi harus digantikan (di Qadha) dengan mengerjakan puasa. Sedang orang yang hamil dan menyusui adalah nash khusus, mereka dibebaskan mengerjakan puasa, dengan cukup membayar fidyah tidak perlu mengganti puasa. Hal ini didasarkan pada Hadis di bawah:Artinya: “Menurut Hadis Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Tuhan Allah Yang Maha Besar dan Mulia telah membebaskan puasa dan separo shalat bagi orang yang bepergian serta membebaskan puasa dari orang yang hamil dan menyusui. (Diriwayatkan oleh lima Ahli Hadis).Dari Ibnu Abbas yang berkata kepada jariyahnya yang hamil: “Engkau termasuk orang yang keberatan berpuasa, maka engkau hanya wajib berfidyah dan tidak usah mengganti puasa. (Diriwayatkan oleh Bazzar dan disahihkan oleh Daruquthny).Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ibnu ‘Abbas, bahwa ia berkata: “Ditetapkan bagi orang yang mengandung dan menyusui untuk berbuka (tidak berpuasa) dan sebagai gantinya memberi makan kepada orang miskin setiap harinya”. | Pertanyaan Bagaimana hukumnya puasa Ramadhan yang tertinggal karena datang haid, sedang antara dua Ramadhan berikutnya tidak dapat diqadha akibat hamil, melahirkan dan menyusukan. Dan bagaimana hukumnya puasa Ramadhan yang tertinggal akibat melahirkan nifas dan menyusukan. Dapatkah nifas disamakan hukumnya dengan menyusukan, karena sedang bernifas juga menyusukan Widada, Tegalrejo, Yogyakarta.Jawaban Orang yang tertinggal tidak melakukan puasa di bulan Ramadhan karena sakit atau bepergian, diwajibkan untuk menggantinya. Artinya melakukan puasa ganti di waktu yang lain, di luar bulan Ramadhan, sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 184. Orang yang sedang haid tidak boleh shalat dan juga tidak boleh berpuasa, dan puasanya harus diganti pula di hari yang lain, sebagaimana disebutkan dalam Hadis mauquf bihukmil marfu. Kata Aisyah Artinya Kami kadangkadang mengalami itu haid, maka kita diperintahkan untuk mengganti puasa. Dalam mengganti puasa yang tertinggal itu dikatakan di hari yang lain, maksudnya di hari luar Ramadhan, tentu saja di tahun itu. Kalau tidak dapat di tahun itu karena ada halangan seperti hamil atau menyusui, tidak ada halangan dikerjakan puasa itu di waktu yang lain, dalam hal ini tahun berikutnya. Kedudukan nifas dapat diqiyaskan dengan haid, jadi harus digantikan di Qadha dengan mengerjakan puasa. Sedang orang yang hamil dan menyusui adalah nash khusus, mereka dibebaskan mengerjakan puasa, dengan cukup membayar fidyah tidak perlu mengganti puasa. Hal ini didasarkan pada Hadis di bawahArtinya Menurut Hadis Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda Sesungguhnya Tuhan Allah Yang Maha Besar dan Mulia telah membebaskan puasa dan separo shalat bagi orang yang bepergian serta membebaskan puasa dari orang yang hamil dan menyusui. Diriwayatkan oleh lima Ahli Hadis.Dari Ibnu Abbas yang berkata kepada jariyahnya yang hamil Engkau termasuk orang yang keberatan berpuasa, maka engkau hanya wajib berfidyah dan tidak usah mengganti puasa. Diriwayatkan oleh Bazzar dan disahihkan oleh Daruquthny.Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ibnu Abbas, bahwa ia berkata Ditetapkan bagi orang yang mengandung dan menyusui untuk berbuka tidak berpuasa dan sebagai gantinya memberi makan kepada orang miskin setiap harinya. |
0746. AMALIYYAH : BOLEHKAH MEMAKAI SUSUK ? ? | https://www.piss-ktb.com/2012/02/746-amaliyyah-bolehkah-memakai-susuk.html | PERTANYAAN : Susuk, bolehkah dalam islam ? [Bintang Sembilan]. JAWABAN : Boleh dengan catatan : 1. Tujuannya dilegalkan oleh syara 2. Tidak membahayakan tubuh atau akal : : . . [ CABANG ] Ada pertanyaan tentang melebur emas atau perak dan memakannya secara langsung atau disertai benda lainnya seperti obat-obatan, bolehkah perbuatan semacam ini sebagaimana diperbolehkan bentuk-bentuk pengobatan lainnya, ataukah tidak boleh karena didalamnya mengandung unsure menyia-nyiakan harta ?. Jawabanku Dalam hal ini secara zhahirnya semestinya dikatakan boleh karena didalamnya terdapat kemanfaatan, bahkan sekalipun tidak terjadi manfaatpun karena penjelasan ulama dalam bab makanan bahwa memakan batu dan sejenisnya tudak haram kecuali bila berdampak negatife pada tubuh atau akal. Sedangkan alasan menyia-nyiakan harta yang dilarang bila tanpa ada tujuan, sedang dalam masalah ini terdapat tujuan untuk pengobatan, para ulama menjelaskan bolehnya berobat memakai mutiara yang dipakai buat celak, yang sementara keberadaan mutiara harganya melebihi emas. [ Hasyiyah al-Bujairomi ala al-Khathiib I/362 ]. (Masaji Antoro). | PERTANYAAN Susuk, bolehkah dalam islam Bintang Sembilan. JAWABAN Boleh dengan catatan 1. Tujuannya dilegalkan oleh syara 2. Tidak membahayakan tubuh atau akal . . CABANG Ada pertanyaan tentang melebur emas atau perak dan memakannya secara langsung atau disertai benda lainnya seperti obatobatan, bolehkah perbuatan semacam ini sebagaimana diperbolehkan bentukbentuk pengobatan lainnya, ataukah tidak boleh karena didalamnya mengandung unsure menyianyiakan harta . Jawabanku Dalam hal ini secara zhahirnya semestinya dikatakan boleh karena didalamnya terdapat kemanfaatan, bahkan sekalipun tidak terjadi manfaatpun karena penjelasan ulama dalam bab makanan bahwa memakan batu dan sejenisnya tudak haram kecuali bila berdampak negatife pada tubuh atau akal. Sedangkan alasan menyianyiakan harta yang dilarang bila tanpa ada tujuan, sedang dalam masalah ini terdapat tujuan untuk pengobatan, para ulama menjelaskan bolehnya berobat memakai mutiara yang dipakai buat celak, yang sementara keberadaan mutiara harganya melebihi emas. Hasyiyah alBujairomi ala alKhathiib I362 . Masaji Antoro. |
Janji Allah terhadap Orang yang Melaksanakan Salat Duha | https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/janji-allah-terhadap-orang-yang-melaksanakan-shalat-dhuha/ | Salat Duha merupakan salah satu shalat sunnah yang Rasul wasiatkan kepada para sahabatnya, di antaranya Abu Dzar dan Abu Hurairah. Ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan salat Duha di sisi Allah Swt. Sebagaimana dikatakan dalam hadis berikut ini, : Dari Abu Darda dan Abu Dzar dari Rasulullah saw dari Allah Swt, bahwa Dia berfirman, Wahai anak Adam salatlah empat rakaat di awal hari, Aku akan lindungi engkau hingga akhirnya. (HR. Tirmizi) Al-Bani dalam Shahih al-Jami mengatakan bahwa kualitas hadis ini sahih. Ulama berbeda pendapat tentang salat yang dimaksudkan pada hadis qudsi di atas. Dalam Tuhfatul Ahwazi Al-Mubarakfuri berkata, yang dimaksud salat di awal siang adalah salat Duha. Mereka di antaranya; Abu Daud, Tirmidzi, Al-Iraqi dan Ibnu Rajab al-Hanbali, sehingga mereka menggolongkan hadis di atas ke dalam bab Duha dalam kitab mereka. Ada pula yang mengatakan salat isyraq, ada pula yang mengatakan salat sunnah Subuh dan fardunya, karena dia merupakan salat fardu pertama di siang hari. Seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan Asy-Syaukani. Menurut al-Iraqi dalam Nailul Authar, awal hari diimulai dari terbitnya fajar, jika yang dimaksudkan adalah salat subuh dan salat sunah fajar maka redaksi dalam hadis lebih tepat memakai frasa awwalul yaum. Sedangkan hadis di atas menggunakan frasa awwalun nahar, yakni siang yang dimulai sejak terbitnya matahari. Maka tidak diragukan bahwa awal hari yang dimaksud dalam anjuran salat empat rakaat dalam hadis tersebut dilaksanakan setelah matahari terbit dan itu adalah salat Duha. Sedangkan yang dimaksud menjaga adalah menjaga urusannya hingga akhir hari. Ath-Thaiby berkata, maksudnya adalah Aku lindungi kesibukan dan kebutuhanmu serta melindungi engkau dari segala keburukan setelah salatmu hingga akhir hari. Maksudnya, berkonsentrasilah beribadah kepada-Ku di awal hari, maka Aku akan tenangkan pikiranmu hingga akhir hari dengan memenuhi semua kebutuhanmu. Perlindungan Allah hingga akhir hari yang dijanjikan dalam hadis di atas merupakan kebaikan yang kembali kepada hambanya yang salat Duha. Menurut al-Iraqi, makna perlindungan tersebut bisa lebih luas, termasuk dijaga dari keinginan melakukan dosa dan terhindar dari bencana yang tidak diinginkan. Wallahualam. | Salat Duha merupakan salah satu shalat sunnah yang Rasul wasiatkan kepada para sahabatnya, di antaranya Abu Dzar dan Abu Hurairah. Ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan salat Duha di sisi Allah Swt. Sebagaimana dikatakan dalam hadis berikut ini, Dari Abu Darda dan Abu Dzar dari Rasulullah saw dari Allah Swt, bahwa Dia berfirman, Wahai anak Adam salatlah empat rakaat di awal hari, Aku akan lindungi engkau hingga akhirnya. HR. Tirmizi AlBani dalam Shahih alJami mengatakan bahwa kualitas hadis ini sahih. Ulama berbeda pendapat tentang salat yang dimaksudkan pada hadis qudsi di atas. Dalam Tuhfatul Ahwazi AlMubarakfuri berkata, yang dimaksud salat di awal siang adalah salat Duha. Mereka di antaranya Abu Daud, Tirmidzi, AlIraqi dan Ibnu Rajab alHanbali, sehingga mereka menggolongkan hadis di atas ke dalam bab Duha dalam kitab mereka. Ada pula yang mengatakan salat isyraq, ada pula yang mengatakan salat sunnah Subuh dan fardunya, karena dia merupakan salat fardu pertama di siang hari. Seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan AsySyaukani. Menurut alIraqi dalam Nailul Authar, awal hari diimulai dari terbitnya fajar, jika yang dimaksudkan adalah salat subuh dan salat sunah fajar maka redaksi dalam hadis lebih tepat memakai frasa awwalul yaum. Sedangkan hadis di atas menggunakan frasa awwalun nahar, yakni siang yang dimulai sejak terbitnya matahari. Maka tidak diragukan bahwa awal hari yang dimaksud dalam anjuran salat empat rakaat dalam hadis tersebut dilaksanakan setelah matahari terbit dan itu adalah salat Duha. Sedangkan yang dimaksud menjaga adalah menjaga urusannya hingga akhir hari. AthThaiby berkata, maksudnya adalah Aku lindungi kesibukan dan kebutuhanmu serta melindungi engkau dari segala keburukan setelah salatmu hingga akhir hari. Maksudnya, berkonsentrasilah beribadah kepadaKu di awal hari, maka Aku akan tenangkan pikiranmu hingga akhir hari dengan memenuhi semua kebutuhanmu. Perlindungan Allah hingga akhir hari yang dijanjikan dalam hadis di atas merupakan kebaikan yang kembali kepada hambanya yang salat Duha. Menurut alIraqi, makna perlindungan tersebut bisa lebih luas, termasuk dijaga dari keinginan melakukan dosa dan terhindar dari bencana yang tidak diinginkan. Wallahualam. |
Jadilah Kunci Kebaikan! | https://muslim.or.id/14344-jadilah-kunci-kebaikan.html | oleh Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Badr hafizhahullah Sesungguhnya diantara manusia ada yang menjadi kunci kebaikan dan penutup pintu kejelekan, Namun ada juga yang menjadi kunci kejelekan dan penutup pintu kebaikan. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang Allah jadikan sebagai kunci kebaikan melalui kedua tangannya. Dan celakalah bagi orang-orang yang Allah jadikan sebagai kunci kejelekan melalui kedua tangannya. (HR Ibnu Majah, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah) Dan barangsiapa yang ingin dirinya menjadi seseorang yang kunci pembuka pintu kebaikan serta menjadi penutup pintu keburukan, maka hendaknya ia melakukan hal-hal berikut: Barangsiapa yang mengerjakan amal perbuatan kebaikan sebesar dzarrah pun, niscaya ia akan mendapatkan balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan amal kejelekann sekecil dzarrah, pasti ia akan mendapatkan balasannya. (QS. Al-Zalzalah 7-8) Dan Allah Maha Kuasa atas hamba-hambanya untuk diberikan taufik dan dibukakan padanya pintu kebaikan bagi yang dikehendaki-Nya. Dan Allah-lah sebaik-baik dzat yang membuka pintu kebaikan. Sumber: — Penerjemah: Rian Permana | oleh Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Badr hafizhahullah Sesungguhnya diantara manusia ada yang menjadi kunci kebaikan dan penutup pintu kejelekan, Namun ada juga yang menjadi kunci kejelekan dan penutup pintu kebaikan. Maka beruntunglah bagi orangorang yang Allah jadikan sebagai kunci kebaikan melalui kedua tangannya. Dan celakalah bagi orangorang yang Allah jadikan sebagai kunci kejelekan melalui kedua tangannya. HR Ibnu Majah, dan dihasankan oleh Syaikh AlAlbani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah Dan barangsiapa yang ingin dirinya menjadi seseorang yang kunci pembuka pintu kebaikan serta menjadi penutup pintu keburukan, maka hendaknya ia melakukan halhal berikut Barangsiapa yang mengerjakan amal perbuatan kebaikan sebesar dzarrah pun, niscaya ia akan mendapatkan balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan amal kejelekann sekecil dzarrah, pasti ia akan mendapatkan balasannya. QS. AlZalzalah 78 Dan Allah Maha Kuasa atas hambahambanya untuk diberikan taufik dan dibukakan padanya pintu kebaikan bagi yang dikehendakiNya. Dan Allahlah sebaikbaik dzat yang membuka pintu kebaikan. Sumber Penerjemah Rian Permana |
Makna Rahmat dalam Al-Qur’an Al-Karim | https://www.harakatuna.com/makna-rahmat-dalam-al-quran-al-karim.html | Rahmat terdiri dari tiga huruf râ’, hâ’, dan mîm. Menurut Ibnu Faris dalam Maqâyîs al-Lughah setiap kata Arab yang berakar dari tiga huruf râ’, hâ’, dan mîm memiliki arti dasar ‘kelembutan, kehalusan dan kasih sayang’. Sedangkan menurut al-Ashfihani dalam Mufradât Alfâdzh al-Qur’an, kata rahmat berarti ‘kelembutan yang menuntut berbuat baik kepada yang disayangi’. Terkadang rahmat hanya khusus berate ‘kelembutan’. Kadang juga hanya berarti ‘berbuat baik’. Pada dasarnya rahmat (kasih sayang) itu berasal dari Tuhan Maha Pengasih Penyayang (al-Rahmân al-Rahim). Allah swt adalah sumber rahmat (kasih sayang) yang tersebar di alam semesta ini. Allah swt mewajibkan bagi diri-Nya sendiri sifat rahmat (kasih sayang) QS al-Anʻam [6]: 12. Dalam Shahîh al-Bukhârî melalui jalur Abu Hurairah ra, Nabi Besar Muhammad saw pernah menyatakan, Pada hari penciptaannya, Allah swt menciptakan 100 (seratus) rahmat (kasih sayang). 99 rahmat (kasih sayang) masih dipegang oleh Allah swt untuk disimpan. Hanya satu rahmat saja yang disebarkan oleh Allah swt bagi seluruh makhluknya. Sementara menurut Shahîh Muslim dari Salman al-Farisi, satu rahmat itu disebar di muka bumi sehingga cukup bagi seorang ibu menyayangi anaknya dan semua makhluk baik manusia, burung, semua jenis hewan dan jin dapat mengasihi satu sama lain. Lalu 99 rahmat sengaja ditahan oleh Allah swt untuk memberi rahmat bagi seluruh hamba-Nya pada hari kiamat. Sebagaimana umumnya sejumlah kata-kata yang termuat al-Quran mempunyai makna lebih dari satu atau sering disebut dalam ilmu tafsir dan al-Quran sebagi musytarak lafdzhî. Dalam al-Quran, kata rahmat disebutkan sebanyak 145 kali. Kesemuanya mempunyai beragam makna sesuai dengan konteks pembicaraannya. Setidaknya tidak kurang dari 14 makna bagi rahmat. Diantaranya sebagai berikut: Pertama, rahmat bermakna agama Islam. Makna ini bisa kita dapati dalam QS al-Insan [76]: 31, QS al-Syura [42]: 8, QS al-Fath [48]: 25, QS al-Baqarah [2]: 105, dan QS Ali Imran [3]: 74. Arti pertama ini secara langsung menyiratkan sebuah pesan bahwa agama Islam itu ada untuk rahmat ‘kasih sayang’ terhadap alam semesta. Sehingga tidaklah heran jika kita sering mendengarkan jargon Islâm Rahmatan lil ʻÂlamîn. Menariknya kata rahmat yang berarti Islam ini pasti bersandar pada kata ganti orang ketiga yang kembali kepada Allah swt, sehingga pasti berarti rahmat-Nya. Jadi agama Islam adalah salah satu bentuk kasih sayang-Nya swt. Kedua, rahmat bermakna surga. Salah satu kasih sayang (rahmat) Allah swt adalah surga. Bahkan secara jelas dalam riwayat Ahmad dari Jabir dan Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw menegaskan bahwa penduduk surga dapat masuk surga semata-mata hanya karena rahmat-Nya. Kata rahmat dalam al-Quran yang berarti surga bisa kita jumpai dalam QS Ali Imran [3]: 107, QS al-Nisa’ [4]: 175, QS al-Jatsiyah [45]: 30, QS al-Baqarah [2]: 218 dan QS al-ʻAnkabut [29]: 23. Ketiga,rahmat berarti hujan. Barangkali sering mendengar ungkapan hujan merupakan rahmat Tuhan. Bisa jadi itu benar adanya, sebab dalam berbagai riwayat sangat dianjurkan untuk banyak berdoa saat hujan turun. Saat turun hujan merupakan salah satu waktu mudah untuk dikabulkannya doa. Tentu keterkaitan antara rahmat dengan terkabulnya sangatlah erat. Selain itu hujan adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah swt bagi sebagian besar makhluknya mulai tanah, manusia, tumbuhan hingga hewan. Keberlangsungan kehidupan mereka semua bergantung pada air yang diturunkan oleh-Nya. Kata rahmat yang berarti hujan dalam al-Quran antara lain: QS al-A’raf [7]: 57, QS al-Furqan [25]: 48, QS al-Syura [42]: 28, QS al-Rum [30]: 50, dan QS al-Rum [30]: 46. Keempat, rahmat berarti kenabian. Keberadaan seorang nabi menjadi kebutuhan umat manusia dalam lintas masa. Kedatangan nabi menjadi sebuah rahmat bagi alam semesta khususnya manusia untuk keluar dari kegelapan hati dan akal. Ada dua kata rahmat yang berarti nabi yakni QS Shad [38]: 9, QS al-Zukhruf [43]: 32. Kelima, rahmat bermakna nikmat. Senada dengan keterangan al-Ashfihani, jika rahmat disandarkan pada Allah swt maka berarti nikmat dan karunia-Nya. Sedangkan jika disandarkan pada manusia dan makhluk berarti kelembutan dan kasih sayang. QS Maryam [19]: 2, QS al-Kahf [18]: 65. Keenam, rahmat berarti al-Quran. Sebagaimana keberadaan nabi membawa rahmat, al-Quran turun membawa rahmat bagi semua terkhusus bagi umat Mukmin yang takwa. Seperti dalam QS al-Isra’ [17]: 82, Kami turunkan dari al-Quran sesuatu yang dapat menyembuhkan dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Sama halnya dalam QS Yunus [10]: 58, dan QS Yusuf [12]: 111. Ketujuh, rahmat bermakna rezeki. Seperti dalam QS al-Isra’ [17]: 100, Katakanlah jikalau kalian memiliki simpanan rezeki Tuhanku. Begitu halnya dalam QS Fathir [35]: 2, QS al-Isra’ [17]: 28, QS al-Kahf [18]: 16 dan QS al-Kahf [18]: 10. Kedelapan, rahmat berarti pertolongan dan kemenangan. Seperti dalam QS al-Ahzab [33]: 17, Katakanlah apakah ada yang mampu menjaga kalian dari ketentuan Allah, jika Dia menghendaki keburukan (kekalahan) bagi kalian atau menghendaki rahmat (pertolongan dan kemenangan). Kesembilan, rahmat bermakna sehat & afiyat. Seperti dalam QS al-Zumar [39]: 38, Jika Allah menghendaki bagiku kesehatan (rahmat) apakah ada yang dapat menghalangi kesehatan (rahmat) dari-Nya. Kesepuluh, rahmat berarti cinta. Seperti dalam QS al-Hadid [57]: 27, Kami telah menjadikan belas kasih dan cinta (rahmat) dalam hati-hati orang-orang yang mengikutinya. Begitu juga dalam QS al-Fath [48]: 29. Kesebelas, rahmat bermakna keimanan. Contohnya dalam QS Hud [11]: 28, Dia mendatangkan bagiku keimanan (rahmat) dari sisi-Nya. Sama halnya dalam QS Hud [11]: 63. Kedua belas, rahmat berarti taufik (pertolongan untuk amal kebaikan). Seperti dalam QS al-Baqarah [2]: 64, Kalau bukan karena karunia dan rahmat (taufik) Allah swt, kalian akan menjadi orang-orang merugi. Begitu juga dalam QS al-Nisa’ [4]: 83, QS al-Nur [24]: 10, QS al-Nur [24]: 14, QS al-Nur [24]: 20 dan QS al-Nur [24]: 21. Ketiga belas, rahmat berarti Nabi Isa as. Ini dalam firman Allah swt QS Maryam [19]: 21, Agar kami menjadi penciptaannya sebagai tanda-tanda bagi manusia dan rahmat dari kami. Baca Juga: Mengukur Kebenaran Sejarah dalam Al Quran Keempat belas, rahmat bermakna Nabi Besar Muhammad saw. Seperti firman Allah swt QS al-Anbiya’ [21]: 107, Tidaklah kami mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam. | Rahmat terdiri dari tiga huruf râ, hâ, dan mîm. Allah swt adalah sumber rahmat kasih sayang yang tersebar di alam semesta ini. Allah swt mewajibkan bagi diriNya sendiri sifat rahmat kasih sayang QS alAnʻam 6 12. Hanya satu rahmat saja yang disebarkan oleh Allah swt bagi seluruh makhluknya. Sebagaimana umumnya sejumlah katakata yang termuat alQuran mempunyai makna lebih dari satu atau sering disebut dalam ilmu tafsir dan alQuran sebagi musytarak lafdzhî. Kesemuanya mempunyai beragam makna sesuai dengan konteks pembicaraannya. Diantaranya sebagai berikut Pertama, rahmat bermakna agama Islam. Arti pertama ini secara langsung menyiratkan sebuah pesan bahwa agama Islam itu ada untuk rahmat kasih sayang terhadap alam semesta. Sehingga tidaklah heran jika kita sering mendengarkan jargon Islâm Rahmatan lil ʻÂlamîn. Kata rahmat dalam alQuran yang berarti surga bisa kita jumpai dalam QS Ali Imran 3 107, QS alNisa 4 175, QS alJatsiyah 45 30, QS alBaqarah 2 218 dan QS alʻAnkabut 29 23. Bisa jadi itu benar adanya, sebab dalam berbagai riwayat sangat dianjurkan untuk banyak berdoa saat hujan turun. Tentu keterkaitan antara rahmat dengan terkabulnya sangatlah erat. Keberlangsungan kehidupan mereka semua bergantung pada air yang diturunkan olehNya. Kedatangan nabi menjadi sebuah rahmat bagi alam semesta khususnya manusia untuk keluar dari kegelapan hati dan akal. Ada dua kata rahmat yang berarti nabi yakni QS Shad 38 9, QS alZukhruf 43 32. Senada dengan keterangan alAshfihani, jika rahmat disandarkan pada Allah swt maka berarti nikmat dan karuniaNya. Seperti dalam QS alIsra 17 82, Kami turunkan dari alQuran sesuatu yang dapat menyembuhkan dan rahmat bagi orangorang yang beriman. Seperti dalam QS alIsra 17 100, Katakanlah jikalau kalian memiliki simpanan rezeki Tuhanku. Begitu halnya dalam QS Fathir 35 2, QS alIsra 17 28, QS alKahf 18 16 dan QS alKahf 18 10. Kedelapan, rahmat berarti pertolongan dan kemenangan. Seperti dalam QS alAhzab 33 17, Katakanlah apakah ada yang mampu menjaga kalian dari ketentuan Allah, jika Dia menghendaki keburukan kekalahan bagi kalian atau menghendaki rahmat pertolongan dan kemenangan. Kesembilan, rahmat bermakna sehat afiyat. Seperti dalam QS alHadid 57 27, Kami telah menjadikan belas kasih dan cinta rahmat dalam hatihati orangorang yang mengikutinya. Ketiga belas, rahmat berarti Nabi Isa as. Ini dalam firman Allah swt QS Maryam 19 21, Agar kami menjadi penciptaannya sebagai tandatanda bagi manusia dan rahmat dari kami. Baca Juga Mengukur Kebenaran Sejarah dalam Al Quran Keempat belas, rahmat bermakna Nabi Besar Muhammad saw. |
Hukum Menangis Saat Shalat dan Dalilnya | https://dalamislam.com/shalat/hukum-menangis-saat-shalat | Menangis karena ketakutan seseorang terhadap Allah saat membaca Al-Qur’an atau selama sholat adalah tindakan yang sangat dianjurkan, dan Allah memuji orang-orang percaya-Nya seperti . Tidak diragukan lagi, perasaan menyesal Anda karena kehilangan berkat ini adalah pertanda yang sangat baik. Anda harus memperhatikan bahwa Muslim dapat membiasakan diri untuk menangis karena takut kepada Allah, dengan melakukan hal-hal berikut:1. Membuat diri Anda merasa takut kepada AllahTangisan ini adalah buah dari pengetahuan yang bermanfaat, seperti yang dikatakan al-Qurtubi dalam komentarnya tentang ayat: “Dan mereka jatuh di wajah mereka menangis” [17: 109]Ini adalah deskripsi yang fasih tentang mereka dan pujian bagi mereka. Adalah kewajiban setiap orang yang memperoleh pengetahuan untuk mencapai tingkat ini, sehingga ketika dia mendengar Quran, dia dipenuhi dengan rasa takut dan kerendahan hati.Dalam Musnad al-Daarimi itu diriwayatkan dari Abu Muhammad bahwa al-Taymi berkata: Siapa pun yang diberi pengetahuan dan tidak menangis, ia layak untuk tidak memiliki pengetahuan, karena Allah telah menggambarkan mereka yang memiliki pengetahuan, lalu dia membacakan ayat ini.2. Membaca Al-Quran dan merenungkan maknanyaAllaah berkata:“Katakanlah (Oh Muhammad kepada mereka): Percaya padanya (Qur’an) atau tidak percaya (di dalamnya). Sesungguhnya, orang-orang yang diberi pengetahuan sebelum itu, ketika dibacakan kepada mereka, jatuh ke wajah mereka dengan sujud yang rendah hati. Dan mereka jatuh di wajah mereka menangis dan itu meningkatkan kerendahan hati mereka ”[17: 107-109]Diriwayatkan bahwa Ibn Mas’ood berkata: Nabi berkata kepada saya: “Bacalah Quran untuk saya.” Saya berkata: “Wahai Rasulullah , haruskah saya melafalkannya kepada Anda ketika itu diwahyukan kepada Anda? ”Dia berkata:“ Saya suka mendengarnya dari orang lain. ”Jadi saya melafalkan Soorat al-Nisa ‘kepadanya, dan ketika saya mencapai ayat ini –“ Bagaimana ( Akankah demikian) kemudian, ketika Kami membawa dari masing-masing bangsa seorang saksi dan Kami membawakanmu (Oh Muhammad) sebagai saksi melawan orang-orang ini? ”[4:41] dia berkata:“ Itu sudah cukup untuk sekarang. ”Saya berpaling kepada dia dan melihat matanya mengalir dengan air mata. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muhlim. 3. Mengetahui besarnya pahala karena menangis, terutama ketika seseorang sendirianDiriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata: Rasulullah berkata: “Seseorang yang menangis karena takut kepada Allah tidak akan masuk neraka sampai susu kembali ke dalam ambing, dan debu yang dihasilkan (ketika pertempuran ) demi Allah dan asap Neraka tidak akan pernah hidup berdampingan. ”Diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dan al-Nasaa’i.“Sampai susu kembali ke ambing” adalah metafora karena itu tidak mungkin, seperti dalam ayat di mana Allah berfirman (interpretasi makna): “dan mereka tidak akan masuk surga sampai unta menembus mata jarum” [7:40]. Tuhfat al-Ahwadhi. Menangis ketika sendirian dikecualikan karena sendirian adalah saat ketika hati cenderung menjadi lebih keras dan ada motif yang lebih kuat untuk melakukan dosa, dan itu terjauh dihapus dari kemungkinan pamer.Jadi jika seseorang berusaha untuk melakukan ini, dan membuat dirinya merasakan kebesaran dan kekuatan Allah, dan matanya mengalir dengan air mata, maka dia layak untuk berada di bawah naungan Tahta Maha Penyayang pada Hari ketika tidak akan ada naungan tetapi naungan-Nya seperti .4. Berpikir tentang situasi Anda dan keberanian Anda dalam melakukan dosa, dan takut untuk bertemu Allah dalam keadaan seperti ituSalah satu orang yang saleh biasa menangis siang dan malam, dan sesuatu dikatakan kepadanya tentang itu. Dia berkata: “Saya takut bahwa Allah akan melihat saya melakukan dosa dan akan berkata: ‘Pergilah dari Aku karena aku marah kepadamu.’” Oleh karena itu Sufyan biasa menangis dan berkata: “Saya takut bahwa iman saya akan diambil pergi pada saat kematian. “Isma’il ibn Zakariya menggambarkan Habeeb ibn Muhammad, yang adalah tetangganya. Dia berkata: “Setiap malam saya mendengar dia menangis dan setiap pagi saya mendengar dia menangis, jadi saya pergi ke istrinya dan berkata: ‘Ada apa dengannya? Dia menangis di malam hari dan dia menangis di pagi hari! ‘ Dia berkata kepada saya: ‘Demi Allah, ketika petang tiba, dia takut bahwa dia tidak akan hidup sampai pagi dan ketika pagi tiba dia takut bahwa dia tidak akan hidup sampai malam.’ ”Para salaf (pendahulu yang saleh) biasa menangis dan bersedih hati seperti . Ketika Yazid al-Raqaashi dikritik karena menangis banyak dan dikatakan kepadanya, “Jika Api diciptakan khusus untuk Anda, Anda tidak akan menangis lebih dari ini,” katanya: “Apakah Api telah diciptakan untuk siapa pun selain saya dan teman dan saudara saya di antara jin dan manusia? ”5. Membuat diri Anda merasa menyesal dan merasa bahwa Anda telah gagal dalam tugas Anda terhadap AllahAir mata orang yang bertobat di malam hari memuaskan dahaga dan menyembuhkan penyakit, seperti Syaikh Mufassiren (penafsir), Abu Ja’far al-Tabari, mengatakan dalam komentarnya tentang ayat tersebut (penafsiran artinya):“Apakah Anda kemudian bertanya-tanya pada pembacaan ini (Al-Quran)? Dan Anda menertawakannya dan tidak menangis ”[53: 59-60]Jangan menangis atas peringatan yang terkandung di dalamnya kepada orang-orang yang tidak taat kepada Allah, ketika Anda adalah orang-orang yang melakukan dosa seperti , “Menghamburkan hidup Anda (yang berharga) di waktu luang dan hiburan (bernyanyi)” [53:61] Anda lengah dari pelajaran dan pengingat yang terkandung di dalamnya, berpaling dari ayat-ayatnya. | Menangis karena ketakutan seseorang terhadap Allah saat membaca AlQuran atau selama sholat adalah tindakan yang sangat dianjurkan, dan Allah memuji orangorang percayaNya seperti . Tidak diragukan lagi, perasaan menyesal Anda karena kehilangan berkat ini adalah pertanda yang sangat baik. Dalam Musnad alDaarimi itu diriwayatkan dari Abu Muhammad bahwa alTaymi berkata Siapa pun yang diberi pengetahuan dan tidak menangis, ia layak untuk tidak memiliki pengetahuan, karena Allah telah menggambarkan mereka yang memiliki pengetahuan, lalu dia membacakan ayat ini.2. Dan mereka jatuh di wajah mereka menangis dan itu meningkatkan kerendahan hati mereka 17 107109Diriwayatkan bahwa Ibn Masood berkata Nabi berkata kepada saya Bacalah Quran untuk saya. Saya berkata Wahai Rasulullah , haruskah saya melafalkannya kepada Anda ketika itu diwahyukan kepada Anda Dia berkata Saya suka mendengarnya dari orang lain. Jadi saya melafalkan Soorat alNisa kepadanya, dan ketika saya mencapai ayat ini Bagaimana Akankah demikian kemudian, ketika Kami membawa dari masingmasing bangsa seorang saksi dan Kami membawakanmu Oh Muhammad sebagai saksi melawan orangorang ini 441 dia berkata Itu sudah cukup untuk sekarang. Saya berpaling kepada dia dan melihat matanya mengalir dengan air mata. Mengetahui besarnya pahala karena menangis, terutama ketika seseorang sendirianDiriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata Rasulullah berkata Seseorang yang menangis karena takut kepada Allah tidak akan masuk neraka sampai susu kembali ke dalam ambing, dan debu yang dihasilkan ketika pertempuran demi Allah dan asap Neraka tidak akan pernah hidup berdampingan. Diriwayatkan oleh alTirmidzi dan alNasaai. Sampai susu kembali ke ambing adalah metafora karena itu tidak mungkin, seperti dalam ayat di mana Allah berfirman interpretasi makna dan mereka tidak akan masuk surga sampai unta menembus mata jarum 740. Jadi jika seseorang berusaha untuk melakukan ini, dan membuat dirinya merasakan kebesaran dan kekuatan Allah, dan matanya mengalir dengan air mata, maka dia layak untuk berada di bawah naungan Tahta Maha Penyayang pada Hari ketika tidak akan ada naungan tetapi naunganNya seperti .4. Berpikir tentang situasi Anda dan keberanian Anda dalam melakukan dosa, dan takut untuk bertemu Allah dalam keadaan seperti ituSalah satu orang yang saleh biasa menangis siang dan malam, dan sesuatu dikatakan kepadanya tentang itu. Oleh karena itu Sufyan biasa menangis dan berkata Saya takut bahwa iman saya akan diambil pergi pada saat kematian. Ismail ibn Zakariya menggambarkan Habeeb ibn Muhammad, yang adalah tetangganya. Para salaf pendahulu yang saleh biasa menangis dan bersedih hati seperti . |